Vous êtes sur la page 1sur 15

REFERAT

Meigs Syndrome
Rizki Amaliah
102011101067

Dokter Pembimbing:
dr. Duriyanto Oesman, Sp. B
SMF/LAB ILMU BEDAH
RSD DR. SOEBANDI JEMBER
2014

Pendahuluan
Sindrom Meigs memiliki hubungan antara efusi pleura

dengan tumor jinak pelvis (Salmon, et al 1934).


Dalam 7 kasus Sindrom Meigs adanya hubungan

fibroma ovarium dengan asites dan efusi pleura


(Meigs et al 1937).

Definisi
Sindrom Meigs merupakan kumpulan gejala dari tumor

ovarium jinak dengan adanya ascites dan efusi pleura


yang akan sembuh setelah dilakukan reseksi tumor.

Anatomi

Epidemiologi
Fibroma ovarium didapatkan pada 2-5 % tumor

ovarium dan Meigs Sindrom ditemukan jumlah 1


%.
Ascites ditemukan pada 10-15 % dan fibroma
ovarium dan hidrotoraks pada 1 % pasien
terutama dengan lesi yang besar.
40 % dari kasus-kasus fibroma ovarium
ditemukan ascites dan hidrotoraks.
Insiden dari tumor ovarium meningkat pada
decade ketiga dan meningkat secara progresif
hingga puncaknya pada dekade ketujuh.

Etiologi dan Patofisiologi


1. Fibroma Ovari

5 % dari semua
neoplasma
ovarium
(Pada menopause)
Diameter
2-30 cm,
berat mencapai 20 kg
dengan
90
%
unilateral.
Permukaan tidak rata,
konsistensi
keras,
warna merah jambu
keabu-abuan.

2.

Ascites
Peningkatan
permeabilitas
kapiler.
Iritasi
peritonium
dari tumor ovarium
yang keras dan solid
menstimulasi
produksi
cairan
peritoneum.

3.

Efusi Pleura
Besarnya efusi pleura
sebanding
dengan
jumlahnya ascites.
Perpindahan
cairan
ascites
melalui
transdiaphragmatic
lympathic channels.
Cairan ascites dan
efusi pleura pada
Meigs Sindrom dapat
berupa transudat atau
eksudat.

Manifestasi Klinis
Kelelahan
Napas yang pendek
Peningkatan lingkar perut
Penurunan berat badan
Batuk yang tidak produktif
Bengkak (Edema)
Amenorea pada wanita premenopause
Menstruasi yang tidak teratur

Pemeriksaan Penunjang
CT Scan

USG Abdomen

Pemeriksaan Penunjang
Thoraks foto

Histopatologi

Penatalaksanaan
Eksplorasi Laparotomi

Pembedahan konservatif (salpingo-ooforektomi

atau ooforektomi)
Pada wanita usia reproduktif, dilakukan unilateral
salpingo-ooforektomi.
Pada wanita menopause, prosedur pilihannya
adalah salpingo ooforektomi bilateral denganhisterektomi total dan unilateral atau kadangkadang dilakukan salpingo-ooforektomi bilateral.
Pada perempuan prapubertas, prosedur
pilihannya adalah reseksi ovarium dan salpingoooforektomi unilateral.

Prognosis
Mortalitas 12-15%

Komplikasi
Kemungkinan

komplikasi

pasca

berikut:
Infeksi luka operasi (8-12%)
Kebocoran anastomosis (3-7%)
Fistula Colocutaneous (2-3%)
Perut atau panggul abses (1-7%)
Sepsis (2%)

operasi

adalah

sebagai

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi