Vous êtes sur la page 1sur 29

TRAUMA GINJAL

OLEH:
BONEVASIUS BHUTE, S.Kep. Ns.

TRAUMA GINJAL
ANATOMI GINJAL
Ginjal terletak di rongga
retroperitoneum dan terlidungi oleh
otot-otot punggung di sebelah pasterior
dan organ-organ intraperitoneal di
sebelah anterior.kerana itu cedera
ginjal tidak jarang diikuti oleh cedera
organ-organ sekitarnya.

Pendahuluan

Trauma tumpul merupakan penyebab


utama saluran kemih.
Trauma ginjal umumnya menyertai trauma
berat yang terjadi bersamaaan dengan
cedera organ lain

ETIOLOGI
1.

2.
3.

Trauma Tumpul kira-kira 80-90 %


- Trauma tumpul langsung: kecelakaan
lalu lintas,olahraga,kecelakaan kerja
atau perkelahian
- Trauma tumpul tidak langsung: jatuh
dari ketinggian atau kecelakaan lalu
lintas
penetrasi: luka tikam,luka tembak
Kerusakan ginjal spontan: jarang terjadi

Patofisiologi
Berbagai tipe cedera panggul, punggung
dan abdomen atas dapat menyebabkan
memar, laserasi, atau ruptur aktual pada
ginjal. Adanya cedera traumatik,
menyebabkan ginjal dapat tertusuk oleh
iga paling bawah sehingga terjadi kontusio
dan ruptur. Trauma renal sering
dihubungkan dengan cedera lain, lebih
dari 80 % pasien trauma renal mengalami
cedera pada organ internal yang lain

Ginjal menerima setengah dari aliran darah


aorta abdominal, oleh karena itu meskipun
hanya terdapat laserasi renal yang kecil
dapat menyebabkan perdarahan masif

Klasifikasi

Secara patologis, trauma ginjal dapat di


bagi atas : kontosio,laserasi, dan cedera
pedikel

Menurut American Association for surgery of trauma


membagi trauma ginjal menjadi 5 derajat :
1. Derajat I: kontisio ginjal/hematom perirenal
2. Derajat II: hematoma subkapsular atau perirenal tdk
meluas,tanpa adanya kelainan parenkim
3. Derajat III: laserasi ginjal tdk melebihi 1 cm,
sampai pada medula ginjal,
mungkin terdapat trombosis arteri
segmentalis
4. Derajat IV :Laserasi lebih dari 1 cm sampai mengenai
pelviokaliks
5. Derajat V : Avulsi pedikal ginjal, mungkin terjadi
trombosis arteri renalis, ginjal yang terbelah

Trauma ginjal dapat digolongkan


berdasarkan mekanisme cedera, lokasi
antomis atau keparahan cedera yaitu :
1. Trauma renal minor : kontusi, hematoma,
dan beberapa laserasi dikorteks ginjal
2. Trauma renal mayor : laserasi mayor
disertai ruptur kapsule ginjal
3. Trauma renal kritikal : laserasi multipel
yang parah pada ginjal disertai cedera
pada suplai vaskuler ginjal

Manifestasi klinis
Nyeri
Kolik renal
Hematuria
Massa dirongga panggul
Ekimosis
Laserasi atau luka abdomen lateral dan
rongga panggul
haemorragic

Diagnosis

Patut di curigai cedera pada ginjal jika


terdapat:
Trauma di daerah pinggang,punggung dada
sebelah bawah dan perut bagian atas dengan di
sertai nyeri atau didapatkan adanya jejas di
daerah itu.
~ hematuria
~ fraktur kosta sebelah bawah
~ trauma tembus pada abdomen atau pinggang
~ Cedera deselerasi yang berat akibat jatuh dari
ketinggian atan lakalantas.
~

Diagnosis

PIV : jika di duga luka


tusuk,tembak,cedera tumpul ginjal,(
menilai keruskan ginjal)
USG: mengetahui parenkin ginjal/
hematom subkapsuler, juga mengetahui
robekan kapsul ginjal.
ST Scan/arterografi bila pada pem 1 dan 2
belum memberikan gambaran.

Penatalaksanaan
Tujuan :
- mengendalikan hemoragi , nyeri dan infeksi
- mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal
- mempertahankan drainase urine
a. cedera minor.
- konservatif:tirah baring,analgesik,
- IVFD,
- antimikroba untuk mencegah infeksi akibat
hematom perineal atau urinoma
- observasi status ginjal: HB, HT,Endapan Urin

Lanjutan.
b. Cedera Mayor.
- konservatif: tirah baring
- pembedahan tergantung kondisi
pasien dan asal cedera
c. Cedera Ginjal kritikal
- bedah exploratif
- nefrektomy

Segera lakukan Operasi bila pada


observasi:
~
~
~
~
~

TTV
massa di pinggang
Hb
Urine > Pekat
merupakan tanda
perdarahan > berat
~ segera ekplorasi
Untuk menghentikan
perdarahan

Suhu tubuh
Massa di pinggang
Merupakan tanda dari
kebocoran urine
Draunase urine
segera

Operasi ditujukan:

Menghentikan perdarahan
Debridemen
Reparasi ginjal/penyambungan vaskuler
Nefroktomi parsial bahkan total jika
kerusakan berat.

Komplikasi
1.

Komplikasi dini : terjadi 4 mggu pertama


setelah trauma:
Perdarahan
Ekstravasasi urine
Abses perirenal
Urosepsis
Fistel urine

2 .Komplikasi lanjut :
Hipertensi
Fistel arteriovena
Hidronefrosis
Urolitiasis
Pielonefritis kronik

Konsep Asuhan Keperawatan


Pengkajian
Identitas Pribadi
Dapatkan riwayat mekanisme cedera : kekuatan
trauma ( tembakan, tusukan, tumpul/pukulan ),
metode cedera, waktu trauma, kecenderungan
perdarahan.
Pantau tanda-tanda vital, adanya hipotensi,
takikardi, bradipnoe, perubahan suhu tubuh
Pantau kepatenan jalan napas

LANJUTAN

Inspeksi :
-Lokasi trauma, apakah memar, cedera
tusuk, pembengkakan dan apakah ada
drainage pada daerah cedera
-Perubahan warna urine ( hematuria )
-Tanda-tanda syok ( pucat dan sianosis )
Auskultasi :
-Mengetahui adanya penurunan bising
usus

Palpasi :
- Adanya nyeri tekan pada daerah
pinggang atau abdomen, nyeri lepas
- Pembengkakan pada ginjal atau
abdomen

Perkusi :
- Mengidentifkasi adanya massa rongga
abdomen dan penumpukan cairan
Ukur jumlah urine, catat semua perubahan
fisik selama pemeriksaan pasien

Diagnosa Keperawatan yang


mungkin timbul pada trauma ginjal

Defisit volume cairan b/d haemorragi,


gangguan fungsi ginjal
Perubahan perfusi jaringan b/d
penurunan curah jantung
Nyeri b/d tauma pada ginjal
Resiko tinggi Infeksi b/d trauma

Rencana Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d haemorragi, perubahan fungsi
ginjal
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan
Intervensi :
- Ukur jumlah dan warna urine
- Pantau tanda-tanda vital setiap 15 menit atau sesuai
indikasi
- Observasi tanda-tanda syok : pucat, sianosis, akral
dingin, turgor kulit
- Pantau dan ukur drainage dari daerah cedera
- Berikan kompresi pada luka perdarahan eksternal
- Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai indikasi

- Kolaborasi dengan tim laboratorium


untuk pemerisaan Hb, hematokrit dan
endapan urine
- Kolaborasi pemasangan kateter menetap
- Kolaborasi pemberian transfusi darah
jika ada indikasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk
pembedahan

2. Perubahan perfusi jaringan b/d


penurunan curah jantung
Tujuan : Mempertahankan perfusi jaringan
Intervensi:
- Kaji perubahan tingkat kesadaran,
keluhan pusing
- Kaji tanda-tanda vital setiap 15 menit
- Auskultasi bunyi jantung, awasi
kecepatan jantung/irama bila EKG kontinu ada

- Kaji adanya tanda tanda sianosis, akral


dingin, berkeringat, pengisian kapile
lambat dan nadi perifer
- Catat output urine
- Berikan O2 sesuai indikasi
- Awasi AGD dan nadi oksmetri

3. Nyeri b/d adanya trauma pada ginjal


Tujuan : nyeri teratasi
Intervensi:
- Kaji karakteristk nyeri
- Beri posisi yang nyaman
- Anjurkan tehnik manajemen nyeri
seperti distraksi

4. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d


trauma
Tujuan: tidak menunjukkan tanda dan
gejala infeksi
Intervensi:
- Kaji TTV
- Kaji keadaan luka
- Kaji tanda-tanda infeksi
- Perawatan luka dengan prinsip
sterilisasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik

Thanks .

Vous aimerez peut-être aussi