Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
Oleh:
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas
OUTLINE PAPARAN
I. PENGANTAR
Slide - 2
I. PENGANTAR
Slide - 3
2.
Slide - 4
MUSRENBANGNAS
RPJMN
Ditetapkan
dengan
Peraturan
Presiden *)
Rancangan
Teknokratik
Telah disusun
oleh
Bappenas
Sebagai Acuan
Penyusunan
Rancangan
RENSTRA K/L
Slide - 5
Feb-Apr 2014
Konsep Rancangan
Teknokratik
Penetapan RPJMN
melalui Perpres
(16 Jan 2015)
Penyusunan Rancangan
RENSTRA K/L
Penyampaian Rancangan
Teknokratik kepada K/L
Agustus 2014
Desember 2014
Slide - 6
Masyarakat maju,
berkeimbangan
dan demokratis
berlandaskan
negara hukum.
Politik LN bebas
aktif dan
memperkuat jati
diri sebagai
negara maritim
Kualitas hidup
manusian Indonesia
yg tinggi, maju dan
sejahtera
Bangsa berdaya
saing
Masyarakat yg
berkepribadian
dalam
kebudayaan.
Akan membuat
Pemerintah tidak
absen dg
memba-ngun
tata kelola Pem.
yg bersih,
efektif, demokratis dan
terpercaya
Akan membangun
Indonesia dari
pinggiran dg
memperkuat
daerah-daerah dan
desa dlm kerangka
Negara Kesatuan
5. Membangun
keterbukaan
informasi dan
komunikasi
publik (7)
6.Mereformasi
sistem dan
kelembagaan
demokrasi (6)
7.Memperkuat
politik
desentralisasi
dan otda (11)
8.Mendedikasikan
diri untuk
memberdayakan
desa (8)
9. Melindungi dan
memajukan hakhak masyarakat
adat (6)
10. Pemberdayaan Perempuan
dalam politik dan
pembangunan
(7)
11. Mewujudkan
sistem dan
penegakan
hukum yang
berkeadilan (42)
12. Menjalankan
reformasi
birokrasi dan
pelayanan publik
(5)
Akan menolak
Negara lemah
dengan
melalukan
reformasi sistem
penegakan
hukum yang
bebas korupsi,
bermartabat dan
terpercaya.
Akan mening-katkan
kuali-tas hidup
manusia Indonesia
melalui: Indonesia
Pintar, Indonesia
Sehat, Indonesia
Kerja dan Indonesia
Sejahtera
Akan meningkatkan
produktivitas
rakyat dan daya
saing di pasar
internasional
5. Membangun
pemberdayaa
n buruh
6.Membangun
sektor
keuangan
berbasis
nasional
7.Penguatan
investasi
domestik
8.Membangun
penguatan
kapasitas
fiskal negara
9.Membangun
infrastruktur
10. Membangun
ekonomi maritim
11. Penguatan
sektor
kehutanan
12. Membangun
tata ruang dan
lingkungan
berkelanjutan
13.Membangun
perimbangan
pembangunan
kawasan
14.Membangun
karakter dan
potensi wisata
15.Mengembangk
an kapasitas
perdagangan
nasional
16.Pengembanga
n industri
manufaktur
Akan
mewujudkan
kemandirian
ekonomi dg
menggerak-kan
sektor-sektor
strategis
ekonomi
domestik
Akan
melakuka
n revolusi
karakter
bangsa
2. Akan
memperteguh
kebhinekaan
Indonesia dan
memperkuat
restorasi
sosial
3. Akan
memban
gun jiwa
bangsa
melalui
pemberd
ayaan
pemuda
dan olah
raga
Slide - 8
MENUJU INDONESIA
YANG JAUH LEBIH BAIK
1. Mengejar peningkatan daya saing
2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melalui
pembangunan mental
3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang hilang di
sektor maritim dan kelautan
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan basis yang
kuat dan berkualitas
5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah
6. Memulihkan kerusakan lingkungan
7. Memajukan kehidupan bermasyarakat
Slide - 9
Slide - 10
STRATEGI PEMBANGUNAN
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN
& KEWILAYAHAN
Pendidikan
Kedaulatan Pangan
Antarkelompok
Pendapatan
Kesehatan
Perumahan
Antarwilayah
KONDISI PERLU
Kepastian dan
Penegakan Hukum
Keamanan dan
Ketertiban
Slide - 11
Slide - 12
SASARAN MAKRO;
SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT;
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN;
SASARAN DIMENSI PEMERATAAN; DAN
SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN ANTARWILAYAH;
SASARAN POLHUKHANKAM.
Slide - 13
1. SASARAN MAKRO
2014*
(Baseline)
2019
73,83
meningkat
5,1%
8%
43.325
40.785
7,3%
71.975
11,25% **
5-6%
11,4%
16%
5,94%
4-5%
Indikator
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
EKONOMI
Ekonomi Makro
Pertumbuhan ekonomi
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2010
*Perkiraan
3,5%
**Maret 2014
Slide - 14
WILAYAH
Listrik,
Perdagangan,
Pertambangan Industri
Gas, &
Pengangkutan
Pertanian
Kontruksi
Hotel &
& Penggalian Pengolahan
Air
& Komunikasi
Restoran
Bersih
Keuangan,
Real Estate,
& Jasa
Perusahaan
Jasa
Lainnya
Sumatera
21.22
15.03
19.34
0.55
7.15
15.94
6.98
4.78
8.99
Jawa
10.03
1.22
27.01
1.63
6.70
24.41
8.03
10.88
10.10
23.44
5.87
5.72
1.28
6.43
23.64
10.51
5.98
17.13
Kalimantan
12.35
31.82
19.77
0.38
4.99
13.42
5.79
4.20
7.28
Sulawesi
26.27
5.87
9.39
0.84
8.10
16.74
8.39
7.14
17.26
Maluku
14.21
29.56
18.65
0.25
9.41
9.44
6.12
2.83
9.51
Jawa
10.03
1.22
27.01
1.63
6.70
24.41
8.03
10.88
10.10
Luar Jawa
Kawasan Barat
Indonesia
Kawasan Timur
Indonesia
19.74
17.65
17.43
0.58
6.89
15.64
7.07
4.90
10.11
13.34
5.17
24.53
1.32
6.81
22.06
7.83
9.07
9.86
16.65
21.07
14.94
0.61
6.54
15.24
7.17
5.06
11.56
2014
(Baseline)
2019
1,49%/tahun
(2000-2010)
2,6 (2012)
1,19%/tahun
(2010-2020)
2,3
8,1 (tahun)*
8,8 (tahun)
94,1%*
96,1 (%)
50,4%*
68,4 (%)
68,7%*
84,2%
62,5%*
81,0%
73,5%*
84,6%
48,2%*
65,0%
Arah Kebijakan
Kependudukan
1.Penguatan dan pemaduan kebijakan
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
2.Peningkatan jumlah dan penguatan
kapasitas tenaga lapangan KB, tenaga
kesehatan pelayanan KB, dan penguatan
lembaga di tingkat masyarakat
3.Peningkatan pelayanan KB dengan
penggunaan metode kontrasepsi jangka
panjang
Pendidikan
1.Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak
seluruh penduduk mendapatkan layanan
pendidikan dasar berkualitas
2.Meningkatkan akses Pendidikan Menengah
yang berkualitas
3.Memperkuat peran swasta dalam
menyediakan layanan pendidikan menengah
yang berkualitas
4.Meningkatkan relevansi pendidikan
kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja
5.Meningkatkan akses terhadap layanan
pendidikan dan pelatihan keterampilan
6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
*2013 **2009
*** 2012
Slide - 16
Indikator
Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
2014
(Baseline)
359
(SDKI 2012)
32 (2012/2013)
2019
306
24
17
28
245
Arah Kebijakan
1.Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan
Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas
2.Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
3.Meningkatkan Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan
4.Memantapkan Pelaksanaan Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang
Kesehatan
5.Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Dasar yang Berkualitas
6.Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Rujukan yang Berkualitas
7.Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran,
dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
8.Meningkatkan Ketersediaan,
Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas
Farmasi dan Alat Kesehatan
9.Meningkatkan Pengawasan Obat dan
Makanan
Slide - 17
2014
(baseline)
69,9
82,0
18,6
23,4
0,89
1,02
2,8
3,4
395,1
459,9
24,9
40-50
8,9
9,89
2,71
3,01
189,75
304,75
21
49
ARAH KEBIJAKAN:
2019
CACATAN:
Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk kedele
fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging
sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga.
* Kumulatif 5 tahun
Slide - 18
KEDAULATAN PANGAN
Kemen Pertanian; Kemen Kehutanan & LH;
Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Pemda
Kemendag;
Kemen Pertanian
Kemen Pertanian;
Kemen Perindustrian;
Pemda
Pengendalian
impor pangan
Peningkatan
kemampuan
petani
Pemb.
Agribisnis
kerakyatan
Bank Indonesia;
Kemen Koperasi
Pembukaan
1 juta lahan
sawah baru
Reforma agraria
9 juta Ha
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Perbaikan dan
pemb. Jaringan
irigasi,
bendungan,
pasar, dan
sarpras
transportasi
Stop konversi
lahan produktif
KEDAULATAN
PANGAN
Pendirian bank
pertanian &
UMKM
Gudang dgn
fasilitas
pengolahan
pasca panen
di sentra
produksi;
Kemen PU;
Kementan
Kemendag;
Pemda
Pemulihan
kualitas
kesuburan
lahan; 1000
Desa Mandiri
Benih
Pemda;
Kemen Agraria & TTR
Kemen Pertanian;
KLH/BPLH
Pemda (BUMDes- Dana Desa)
Kemen Pertanian;
Kemen BUMN; Pemda
Slide - 19
2019*
818
700
1.224
1.295
397
442
- Gas bumi DN
53%
64%
- Batubara DN
24%
60%
11.960
17.960
40
118
200 ribu
1 jt
INDIKATOR
Peningkatan Produksi SD Energi:
- Minyak Bumi (ribu BM/hari)
- Gas Bumi (ribu SBM/hari)
- Batubara (Juta Ton)
Penggunaan DN (DMO):
ARAH KEBIJAKAN:
1.Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas
dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,
pengembangan gas non konvensional (shale gas dan
CBM).
2.Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional
Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan
kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.
3.Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam
bauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii)
pemanfaatan bahan bakar nabati.
4.Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong
penggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)
pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.
5.Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)
pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utk
teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii)
peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO).
6.Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih
transparan dan tepat sasaran
7.Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA
(kelistrikan)
Slide - 20
KEDAULATAN ENERGI
Kemen ESDM;
Kemen BUMN
Kemen ESDM;
Kemen BUMN;
Kemendag;
Pertamina
Kemen Keuangan;
Kemen ESDM;
Kemen BUMN
Peningkatan
produksi minyak
bumi
memperpanjangu
sia sumur2 tua
dan Pengendalian
impor minyak
Pembangunan
kilang migas
Sistem fiskal yg
flexibel
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Kemen ESDM;
Kemen Perhubungan
Kemen Perindustrian
Iklim investasi
migas yg
kondusif
Pengembangan
energi baru &
terbarukan
Kemen ESDM;
Kemen BUMN; Kemen Ristek
Kemen ESDM;
Kemen BUMN;
SKK Migas
Pertamina, PLN, PGN
Percepatan
Pembangunan
Pembangkit listrik
dan peningkatan
Penggunaan Batu
bara dan Gas utk
produksi Listrik
KEDAULATAN
ENERGI
Pengalihan
Transportasi
berbasis BBM
ke gas
(percepatan
Pembangunan
SPBG)
Kemen ESDM;
Kemen Keuangan;
Pemda
Tata kelola yg
efektif & efisien
industri migas
dan energi (a.l
kontrak
pembelian
minyak jangka
menengah)
Realokasi
subsidi BBM ke
biofuel
Peningkatan
kapasitas
tangki/minyak
mentah, BBM,
dan LPG
Kemen ESDM;
Kemen BUMN;
PLN; PGN
Kemen ESDM;
Kemen Keuangan
Kemen BUMN
Kementan
Kemen ESDM;
Pertamina
Slide - 21
2014
(BASELINE)
2019
13.466
1 negara
9 negara
52%
87%
--
24
210
270
15 unit
76 unit
17.466
(Selesai th 2017)
ARAH KEBIJAKAN:
22,4
40-50
21 unit
23 unit
15,7 juta ha
20 juta ha
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN
Kemen KP
Kemen KP;
Kemen Agraria & TTR;
Pemda
Peningkatan
produksi
perikanan dua
kali lipat (40-50
juta ton per
tahun pada thn
2019
Mendesain tata
ruang wilayah
pesisir dan lautan
yg mendukung
kinerja
pembangunan
maritim dan
perikanan
Peningkatan
kapasitas dan
pemberian akses
terhadap sumber
modal, sarana
produksi,
infrastruktur,
teknologi dan
pasar
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Pemberantasan
illegal,
unregulated
dan unreported
fishing (IIU)
Kemen KP;
POLRI;
Kemen Hukum HAM;
Pemda
PEMBANGUNAN
KEMARITIMAN
Kemen KP;
Kemen Ristek DIKTI
Mengurangi
intensitas
penangkapan di
kawasan
overfishing
sesuai batas
kelestarian
Penerapan best
aqua-culture
practices untuk
komoditaskomoditas
unggulan
Kemen KP;
Kemen LH & Hut;
Pemda
Peningkatan luas
kawasan konservasi
perairan berkelanjutan
(17 juta ha) dan
penambahan kawasan
konservasi 700 ha dan
rehab. Kerusakan
lingkungan pesisir &
laut
Penguatan
keamanan laut,
daerah
perbatasan dan
pengamanan
SDA dan ZEE
Kemen KP;
Pemda
Kemen Han
Kemen KP;
Kemen Dagri;
KemenLu.
Slide - 23
ARAH KEBIJAKAN:
2014
(Baseline)
2019
4,2%
8%
9 juta
20 juta
250 juta
275 juta
120
260
Sasaran Pertumbuhan:
Industri
Industri (%)
4,7
8.8
20,7%
21,6%
9.000 unit*
Kemen Pariwisata;
Pemda
Kemen Pariwisata;
Kemen Keuangan;
Pemda
Kemen Pariwisata;
Pemda
Peningkatan
Jumlah Investor
Nasional
Kebijakan
Anggaran
Pembangunan
Pariwisata
Keterlibatan
Masyarakat
Lokal dalam
Pengelolaan
Lokasi
Pariwisata
Percepatan
Pembangunan
Akses
Transportasi
Percepatan
Pembangunan
Akses Informasi
dan Komunikasi
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
KARAKTER
DAN POTENSI
PARIWISATA
Pengembangan
Ekonomi Kreatif
Berbasis pada
Eco-tourism
Peningkatan
Kualitas SDM
Masyarakat
Lokal /Sekitar
Objek Wisata
Kemen Pariwisata;
Kemen Kominfo;
Pemda
Peningkatan
Infrastruktur
Pengembangan
Budaya Lokal
Percepatan
Pengembangan
dan
Pengelolaan
Kawasan
Pariwisata
(intersullar
tourism)
Kemen Pariwisata;
Kemen Budaya Dikdasmen;
Pemda
Kemen Pariwisata;
Kemen BUMN;
Pemda
Kemen Pariwisata;
Kemen Budaya Dikdasmen;
Pemda
Slide - 25
2014
(Baseline)
2019
51,44 m3/det
118,6 m3/det
21 waduk
11%
49 waduk
20%
81,5%
843KWh
70 %
60,5 %
94 %
38.570 km
1.028 km
260 km
5.434 km
278
6-7 hari
237
75%
82%
210
100%
1.200KWh
100%
100%
99 %
46.770 km
2.650 km
1.000 km
8.692 km
450
3-4 hari
252
95 %
100%
270
23%
32%
dari waduk
Infrastruktur Dasar dan Konektivitas
Rasio elektrifikasi
Konsumsi Listrik Perkapita
Akses Air Minum Layak
Akses Sanitasi Layak
Kondisi mantap jalan nasional
Pengembangan jalan nasional
Pembangunan jalan baru *
Pengembangan jalan tol *
panjang jalur kereta api
Pengembangan pelabuhan
Dwelling Time Pelabuhan
Jumlah bandara
On-time Performance penerbangan
Kab/Kota yang dijangkau Broadband
Jumlah Dermaga Penyeberangan
Pangsa Pasar Angkutan Umum
ARAH KEBIJAKAN:
1. Menjamin ketahanan sumber daya air domestik
melalui optimalisasi bauran sumber daya air
domestik
2. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang
dilakukan di tingkat nasional, provinsi,
kabupaten/kota, dan masyarakat
3. Mempercepat pembangunan transportasi dengan
penguatan industri nasional untuk mendukung
Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas
nasional dalam kerangka mendukung kerjasama
regional dan global.
4. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan Jalan
Kota.
5. Mengoptimalisasi pemanfaatan spektrum frekuensi
radio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas.
6. Mendorong pembangunan fixed/wireline broadband
termasuk di daerah perbatasan negara.
7. Mendorong tingkat literasi dan inovasi TIK.
8. Meningkatkan peranan Energi Baru Terbarukan
dalam Bauran Energi
9. Meningkatkan Aksesibilitas Energi
Perkotaan
*) Kumulatif 5 Tahun
Slide - 26
WILAYAH
SUMATERA
Penduduk
(1.000)
Rumah
Tangga
(1.000)
Pelanggan
RT
(1.000)
KWh Jual
Persen
terhadap
Indonesia
KWh
(1.000)
Persen
terhadap
Indonesia
Rasio
kWh
Elektrifkasi
jual/kapita
(%)
53.539,0
13.056,4
9.917
19,78
25.739
13,95
75,95
480,75
141.985,6
38.193,2
31.655
63,13
137.029
74,28
82,88
965,09
13.721,1
3.480,9
2.203
4,39
5.687
3,08
63,30
414,49
KALIMANTAN
14.751,4
3.674,4
2.617
5,22
6.988
3,79
71,23
473,74
SULAWESI
18.216,9
4.262,2
3.019
6,02
7.266
3,94
70,83
398,85
6.604,1
1.537,2
733
1,46
1.773
0,96
47,72
268,46
LUAR JAWA
106.832,5
26.011,3
18.461
36,82
49.463
26,81
70,97
463,00
JAWA
141.985,6
38.193,3
31.655
63,13
138.081
74,85
82,88
972,50
INDONESIA
248.818,1
64.204,3
50.145
100,00
184.482
100,00
78,10
741,44
JAWA
Slide - 27
4. SASARAN PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMERATAAN
INDIKATOR
2014
(Baseline)
2019
ARAH KEBIJAKAN:
11,25%
5% - 6%
5,72%
4,0 % - 5,0 %
61,3%
80%
55,7%
100%
20,24%
100%
o Akses penerangan
52,3%
100%
--
30%
--
25%
--
30%
Slide - 28
4. SASARAN PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMERATAAN
INDIKATOR
2014
(Baseline)
2019
ARAH KEBIJAKAN:
10 juta
(rata-rata 2 juta
per tahun)
40,5%
51,0%
Pekerja formal
29,5 juta
62,4 juta
Pekerja Informal
1,3 juta
3,5 juta
1.921.283*
576.887*
2.170.377**
863.819**
30,0%
42,0%
5,0%
25,0%
6,0%
6,5% - 7,5%
3,7%
5,0% - 7,0%
--
1 juta unit
52,0%
55,0%
* 2011-2014
** 2015-2019
Slide - 29
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1)
Baseline
2014
Sasaran
2019
2013
Proyeksi 2019
Sumatera
23,8
24,6
Jawa
58,0
55,1
2,5
2,6
Kalimantan
8,7
9,6
Sulawesi
4,8
5,2
Maluku - Papua
2,2
2,9
Sasaran Pokok
Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
Keterangan :
Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019
Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.
Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
Slide - 30
1978
1983
1988
1993
1998
2003
2008
2013
Sumatera
27,6
28,7
24,9
22,8
22,0
22,4
22,9
23,8
Jawa
50,6
53,8
57,4
58,6
58,0
60,0
57,9
58,0
Kalimantan
10,2
8,7
8,9
9,2
9,9
8,9
10,4
8,7
Sulawesi
5,5
4,2
4,1
4,1
4,6
4,0
4,3
4,8
3,1
2,8
3,0
3,3
2,9
2,8
2,5
2,5
2,9
1,8
1,7
2,0
2,5
1,8
2,0
2,2
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Total
Sumber: BPS
Pergeseran peran wilayah/pulau dalam pembentukan PDB Nasional masih relatif kecil
atau bahkan tidak ada perubahan (stagnant)
Slide - 31
2008
2009
2010
2011
2012
Provinsi
2013
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Nusa Tenggara
Sumatera
Aceh
0,27
0,29
0,30
0,33
0,32
0,34
0,33
0,35
0,40
0,36
0,35
0,36
Sumatera Utara
0,31
0,32
0,35
0,35
0,33
0,35
0,34
0,36
0,38
0,36
0,36
0,35
Sumatera Barat
0,29
0,30
0,33
0,35
0,36
0,36
Riau
0,31
0,33
0,33
0,36
0,40
0,37
Kalimantan Barat
0,31
0,32
0,37
0,40
0,38
0,40
Kalimantan Tengah
0,29
0,29
0,30
0,34
0,33
0,35
Kepulauan Riau
0,30
0,29
0,29
0,32
0,35
0,36
Kalimantan Selatan
0,33
0,35
0,37
0,37
0,38
0,36
Jambi
0,28
0,27
0,30
0,34
0,34
0,35
Kalimantan Timur
0,34
0,38
0,37
0,38
0,36
0,37
Sumatera Selatan
0,30
0,31
0,34
0,34
0,40
0,38
0,26
0,29
0,30
0,30
0,29
0,31
Sulawesi Utara
0,28
0,31
0,37
0,39
0,43
0,42
Bengkulu
0,33
0,30
0,37
0,36
0,35
0,39
Gorontalo
0,34
0,35
0,43
0,46
0,44
0,44
Lampung
0,35
0,35
0,36
0,37
0,36
0,36
Sulawesi Tengah
0,33
0,34
0,37
0,38
0,40
0,41
Sulawesi Selatan
0,36
0,39
0,40
0,41
0,41
0,43
Sulawesi Barat
0,31
0,30
0,36
0,34
0,31
0,35
Sulawesi Tenggara
0,33
0,36
0,42
0,41
0,40
0,43
Maluku
0,31
0,31
0,33
0,41
0,38
0,37
Maluku Utara
0,33
0,33
0,34
0,33
0,34
0,32
Papua
0,40
0,38
0,41
0,42
0,44
0,44
Papua Barat
0,31
0,35
0,38
0,40
0,43
0,43
0,35
0,37
0,38
0,41
0,41
0,41
Jawa-Bali
DKI Jakarta
0,33
0,36
0,36
0,44
0,42
0,43
Jawa Barat
0,35
0,36
0,36
0,41
0,41
0,41
Banten
0,34
0,37
0,42
0,40
0,39
0,40
Jawa Tengah
0,31
0,32
0,34
0,38
0,38
0,39
DI Yogyakarta
0,36
0,38
0,41
0,40
0,43
0,44
Jawa Timur
0,33
0,33
0,34
0,37
0,36
0,36
Bali
0,30
0,31
0,37
0,41
0,43
0,40
Kalimantan
Sulawesi
Maluku Papua
INDONESIA
0,35 - 0,40
> 0,40
PROVINSI
Kep. Bangka Belitung
Maluku Utara
Aceh
Sumatera Utara
Jambi
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Tengah
Sulawesi Barat
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Lampung
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Selatan
Riau
Kalimantan Timur
Maluku
Sumatera Selatan
Bengkulu
Jawa Tengah
Banten
Bali
Kalimantan Barat
Jawa Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
DKI Jakarta
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Papua Barat
DI Yogyakarta
Gorontalo
Papua
2008
0,26
0,33
0,27
0,31
0,28
0,34
0,29
0,31
0,29
0,30
0,35
0,33
0,33
0,33
0,31
0,34
0,31
0,30
0,33
0,31
0,34
0,30
0,31
0,35
0,33
0,28
0,33
0,36
0,33
0,31
0,36
0,34
0,40
2009
0,29
0,33
0,29
0,32
0,27
0,36
0,29
0,30
0,30
0,29
0,35
0,33
0,35
0,35
0,33
0,38
0,31
0,31
0,30
0,32
0,37
0,31
0,32
0,36
0,34
0,31
0,36
0,39
0,36
0,35
0,38
0,35
0,38
2010
0,30
0,34
0,30
0,35
0,30
0,38
0,30
0,36
0,33
0,29
0,36
0,34
0,40
0,37
0,33
0,37
0,33
0,34
0,37
0,34
0,42
0,37
0,37
0,36
0,37
0,37
0,36
0,40
0,42
0,38
0,41
0,43
0,41
2011
0,30
0,33
0,33
0,35
0,34
0,36
0,34
0,34
0,35
0,32
0,37
0,37
0,36
0,37
0,36
0,38
0,41
0,34
0,36
0,38
0,40
0,41
0,40
0,41
0,38
0,39
0,44
0,41
0,41
0,40
0,40
0,46
0,42
2012
0,29
0,34
0,32
0,33
0,34
0,36
0,33
0,31
0,36
0,35
0,36
0,36
0,35
0,38
0,40
0,36
0,38
0,40
0,35
0,38
0,39
0,43
0,38
0,41
0,40
0,43
0,42
0,41
0,40
0,43
0,43
0,44
0,44
2013
0,31
0,32
0,34
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,37
0,37
0,37
0,38
0,39
0,39
0,40
0,40
0,40
0,41
0,41
0,42
0,43
0,43
0,43
0,43
0,44
0,44
0,44
Slide - 33
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2)
Indikator
2014
(Baseline)
2019
Pembangunan Perdesaan
Pembangunan Perdesaan
36,531 desa
tertinggal (2011)
31,531 desa
tertinggal
2,294 desa
mandiri (2011)
4,294 desa
mandiri
ARAH KEBIJAKAN:
3 (111 lokasi
prioritas)
10 (187 lokasi
priorias)
12 pulau-pulau
kecil terluar
berpenduduk
92 pulau kecil
terluar/terdepan
Slide - 34
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3)
2014
(Baseline)
2019
113
22 (termasuk 9 DOB)
o Kabupaten terentaskan
70
100
7,1% *
7,35%
Indikator
o Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerah
tertinggal
o Persentase penduduk
miskin di daerah tertinggal
o Indeks Pembangunan
Manuasia (IPM) di daerah
tertinggal
o Kawasan Industri
o Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan
Bebas (KPBPB)
* rata-rata 2010-2014
16,64%
12,5%
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di
Luar Jawa
68,46
71,5
ARAH KEBIJAKAN:
14
n.a.
13
Slide - 35
Kemen Keuangan;
Kemendagri;
Kementerian
Sektor & Lembaga
Pemda
Pembangunan
Daerah
Tertinggal dan
Pulau-Pulau
Terpencil
Pengurangan
overhead cost
(biaya rutin)
untuk
dialokasikan
bagi pelayanan
publik
Pembangunan
Desa dan
Kawasan
Perdesaan
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
MEMBANGUN
INDONESIA DARI
PINGGIRAN
DENGAN
MEMPERKUAT
DAERAH-DAERAH
DAN DESA
Penataan
Daerah
Otonomi Baru
Pengembangan
Tata Kelola
Pemerintahan
Daerah dan
Otonomi
Daerah
Kemen Keuangan;
Kemendagri;
Pemda
Kemen Keuangan;
Kemendagri;
DPR & DPRD;
Pemda
Slide - 36
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (4)
Indikator
2014
(Baseline)
2019
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pembangunan metropolitan di Luar Jawa
sebagai PKN dan pusat investasi;
o Pembangunan Metropolitan di
Luar Jawa sebagai PKN dan
Pusat Investasi
43 kota
belum
optimal
perannya
20
dioptimalkan
perannya
o Penguatan 39 pusat
pertumbuhan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW)
--
39
pusat
pertumbuhan
yang
diperkuat
--
10
Kota Baru
2+ 5(usulan
baru)
Slide - 37
* Penyediaan
lahan
kawasan
industri
* SDA
Kemen Ristek-Dikti
Kemen Pertanian
Kemen Perikanan
BPPT
Pemda
Science dan
Techno Park
BAPPENAS :
KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Penyediaan Tenaga
Terampil (BLK,
SMK, Politeknik)
Kemen Dik-Nas
Kemen Tenaga Kerja
konektivitas
Kemen PU/Pera
Kemen
Perhubungan
Kemen ESDM
Industrialiasi di
luar jawa
Kemen Keuangan
Insentif fiskal Kemen
dan non fiskal
Perindustrian
Mensosialisasikan
mental
Kewirausahaan
BKPM
BKPD
Pemda
Kemendagri
ikim investasi
PTSP
* Perda
bermasalah
Slide - 38
Industri Aluminium ,
CPO
Kawasan Industri
Landak
Kawasan Industri
Ketapang
Industri Alumina
Kawasan Industri
Teluk Bintuni
Industri Migas dan
Pupuk
Kawasan Industri
Tanggamus
Industri Maritim dan
Logistik
Kawasan Industri
Teluk Bitung
Kawasan Industri
Bantaeng
Industri Smelter
Ferronikel,
Stainless steel, dan
downstream stainless steel
Kawasan Industri
Morowali
Industri Smelter
Ferronikel,
Stainless steel, dan
downstream stainless steel
Kawasan Industri
Konawe
Industri Smelter Ferronikel,
Stainless steel, dan
downstream stainless steel
Slide - 39
KEK PALU
Kota Palu, Sulawesi Tengah
Industri Manufaktur
Industri Agro berbasis kakao,
karet, rumput laut, rotan
Industri pengolahan Nikel, Biji
Besi, Emas
Logistik
Pariwisata
Industri pengolahan
perikanan
Bisnis & logistik
KEK BITUNG
Kota Bitung, Sulawesi Utara
KEK MOROTAI
Kab. Pulau Morotai,
Maluku Utara
KEK MANDALIKA
Kab. Lombok Tengah, NTB
Pariwisata
6. SASARAN POLHUKHANKAM
Indikator
POLITIK & DEMOKRASI
Tingkat Partisipasi Politik Pemilu
Indeks Demokrasi Indonesia
PENEGAKAN HUKUM
Indeks Penegakan Hukum
Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
Indeks Perilaku Anti Korupsi
TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI
Kualitas Pelayanan Publik
- Integritas Pelayanan Publik (Pusat)
- Integritas Pelayanan Publik (Daerah)
Indeks Reformasi Birokrasi
PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Tingkat Pemenuhan MEF
2014
(Baseline)
2019
75,11%
62,63 *
80%
75
n.a.
32
3,63
75%
50
4
7,37
6,82
33,48
9
8,0
83,48
30%
10%
60%
20%
*2012
Slide - 41
pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil
(pasca panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk
diterapkan dalam skala ekonomi;
tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke
masyarakat luas;
penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang
pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi;
penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park;
sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
Slide - 42
PRESIDEN
TIM PENGARAH:
Menteri PPN/Bappenas;
Menteri Ristek dan Dikti;
Menteri Pertanian;
Menteri Kelautan dan Perikanan;
Menteri Perindustrian; dsb
BPPT
National Science and Techno Park
PROVINSI/
KELOMPOK
PROVINSI
KABUPATEN/
KOTA
Techno
Park
Techno
Park
Science Park
Science Park
Science Park
Techno
Park
Techno
Park
Techno
Park
Techno
Park
Techno
Park
Techno
Park
Techno
Park
Slide - 43
Slide - 44
TINDAK LANJUT
1.
Sesuai amanat peraturan perundangan dan menindaklanjuti sidang kabinet hari ini,
mohon izin agar kami bersama seluruh Menteri dan Kepala Lembaga untuk
menyerasikan Rancangan Rencana Strategis masing-masing Kementerian/Lembaga
(Renstra K/L) terhadap Rancangan Awal RPJMN 2015-2019.
2.
Palu (Sulawesi)
Ambon (Maluku dan Papua)
Mataram (Jawa, Nusa Tenggara, dan Bali)
Belitung (Sumatera)
Tarakan (Kalimantan)
6 Desember 2014
8 Desember 2014
10 Desember 2014
13 Desember 2014
15 Desember 2014
3.
18 Desember 2014
4.
5.
Slide - 45
TERIMA KASIH
Slide - 46
LAMPIRAN
Kab/Kota
Kab. Musi Rawas Utara
Kab. Konawe Kepulauan
Kab. Penukal Abab Lematang Ilir
Kab. Kolaka Timur
Kab. Tambrauw
Kab. Mamberamo Raya
Kab. Puncak
Kab. Maybrat
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Kutai Timur
Kab. Kutai Kartanegara
Kab. Supiori
Kab. Lanny Jaya
Kab. Teluk Wondama
Kab. Nunukan
Kab. Kutai Barat
Kab. Paser
Kota Bontang
Kab. Natuna
Kab. Nduga
Provinsi
Jawa Tengah
Maluku
Jawa Barat
Sumatera Utara
DI. Yogyakarta
Jawa Timur
Aceh
Jawa Tengah
NTT
DI. Yogyakarta
Jawa Tengah
NTB
Sumatera Utara
Jawa Tengah
Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Timur
Aceh
Jawa Tengah
Sumatera Barat
Kab/Kota
Kab. Purworejo
Kota Ambon
Kab. Kuningan
Kab. Simalungun
Kab. Gunung Kidul
Kab. Magetan
Kab. Bireuen
Kab. Kebumen
Kota Kupang
Kab. Kulon Progo
Kab. Klaten
Kab. Bima
Kota Pematang Siantar
Kab. Karanganyar
Kab. Sumedang
Kab. Ponorogo
Kab. Tulungagung
Kab. Aceh Barat
Kab. Wonogiri
Kab. Padang Pariaman
2013 (%)
70,75
70,43
69,23
68,81
68,76
68,53
68,42
67,85
67,52
67,52
67,26
67,02
66,80
66,72
66,70
66,70
66,60
66,28
66,17
65,97