Vous êtes sur la page 1sur 43

ASFIKSIA TRAUMATIK

ASFIKSIA TRAUMATIK
CRUSH ASFIKSIA (ASFIKSIA TRAUMATIK) :
ADALAH PERISTIWA DARI SUATU KEMATIAN.
DALAM KESIMPULAN VER
PENYEBAB KEMATIAN :
ASFIKSIA (MATI LEMAS).
DIAKIBATKAN OLEH:
PENEKANAN DAERAH DADA DAN PERUT.

ASFIKSIA:
SUATU KEADAAN TUBUH YANG MENGALAMI
KEKURANGAN OKSIGEN (PENURUNAN
SATURASI O2 DAN PENINGKATAN KADAR
CO2) DALAM DARAH DAN JARINGAN SAMPAI
TINGKAT TERTENTU, SEHINGGA BERAKIBAT
KEMATIAN.

SSP
shg : pe frek nadi, jantung,
nafas,
sekersi kel (surfactan), dll.
2. F. konvulsi (1-2 mnt) :
stimulasi
SSP semakin +, shg : terjadi
peristiwa kejang.
3. F. apnue/ exhaustion (3-5
mnt).
semakin O2 dan
CO2
menyebabkan keletihan
(lemas).

asfiksia akibat keadaan


anoksia

Anoksia :
suatu
tubuh

keadaan

(JARINGAN

DAN

dimana
DARAH)

sangat

ETIOLOGI ANOKSIA 4 jenis:


a. A. anoksik (O2 tdk ada).
b. A. anemik (Hb sedikit).
c. A. stagnan (gangguan
CVS).
d.
A.
histotoksik
(efek
racun).
.

ANOKSIA HISTOTOKSIK
DISEBABKAN OLEH :
EKTRA CELULLAIR
Kerusakan dan hambatan kerja enzim Sitokrom
Oksidase misalnya : pada kasus keracunan Sianida
(HCN) atau keracunan Barbiturat serta keracunan
zt-zat hipnotik.
INTRA CELLULAIR
Kondisi ini diakibatkan karena permeabilitas sel
berkurang misalnya: pada kasus keracunan zat
anestesi (eter atau kloroform).

GANGGUAN METABOLIT
Terjadi karena hasil metabolisme tubuh tidak dapat
dibuang, sehingga menimbulkan reaksi gangguan suplai
oksigen ke sel atau jaringan. Misalnya : pada kasus
penderita uremia (GGK) atau keracunan CO (juml
darah/ Hb cukup, tapi daya ikat dengan Hb dengan 02
terganggu).
SUBSTART
Keadaan asfiksia ini terjadi oleh karena intake oksigen
yang tidak cukup untuk metabolisme yang efisien,
misalnya : pada kasus hipoglikemia.

SECARA UMUM ASFIKSIA DAPAT


DISEBABKAN OLEH 3 HAL
UTAMA :
1. Mekanik (traumatik/ non traumatik).
2. Keracunan bahan kimia (non
mekanik).
3. Penyebab alamiah/ penyakit
(non mekanik).

PENGERTIAN Asfiksia mekanik


:
Mati lemas yg terjadi bila
udara pernafasan terhalang
memasuki sal. pernapasan
oleh berbagai kekerasan (yg
bersifat mekanik).

I. ASFIKSIA MEKANIK
Berdasarkan Peristiwa dibedakan Atas :
1. Penekanan/ Strangulasi saluran nafas
(Penggantung, Penjeratan dan
Pencekikan).
2. Penutupan saluran nafas atas:
1. Bekapan (Smothering).
2. Sumbatan (Gagging, Choking).
3. Penekanan dada dan perut merupakan
Asfiksia Traumatik (CRUSH ASFIKSIA).
4. Penutupan lokal (wajah/ di ruang
sempit) sehingga oksigen terbts/
berkrg (sufokasi) merupakan anoksik
anoksia murni.

1.aPenekanan/ Strangulasi tipe:


GANTUNG

1.bPenekanan/ Strangulasi
tipe:
JERAT

1.c Penekanan/ Strangulasi,


tipe:
CEKIKAN

2.a Penutupan saluran


nafas atas, tipe:

BEKAPAN

.b Penutupan saluran nafas atas, tipe :

SUMBATAN

3. Penekanan Dada dan


perut :
TERTIMPA atau TERTINDIH

4. Sufokasi

PENUTUPAN WAJAH
TUP ATAU
TERKURUNG)

5. Saluran

nafas
terisi air:
TENGGELAM
DRY DROWNING
Kutis anserina

Washer women
hand

WET DRONING

Jenis-jenis asfiksia mekanik

O2

CO2

GAMBARAN UMUM ASFIKSIA


SIANOSIS (ujung jari, bibir atau wajah).
DILATASI JANTUNG KANAN.
LEBAM MAYAT MERAH KEBIRUAN.
BUIH SUKAR PECAH (SURFACTAN) DI
SAL. NAFAS.
PELEBARAN PEMBULUH DARAH VENA.
BINTIK PERDARAHAN (TARDIEUS SPOT/
PETEKHIE).
DARAH BERWARAN HITAM DAN ENCER
(KANDUNGAN CO2 TINGGI).
EDEMA ORGAN (PARU-PARU, JANTUNG,
DAN HATI).

SURFAKTAN, ADALAH :
Agen surface-active (spt sabun dan ditergen sintetik)
campuran fosfolipid (terutama lesitin dan sfengomielin) yg
di eksresi oleh sel-sel alveolus tipe II dlm alveoli dan sluran
pernafasan, yg menurunkan ketegangan permukaan
cairan paru-paru dan dgn demikian menambah sifat
elastik jaringan paru-paru.

Bintik perdarahan
di bola dan
kelopak mata
bawah

Ujung jari
kebiruan
(sianosis)

GAMBARAN/
TANDA
UMUM
ASFIKSIA

Buih halus sukar


pecah (surfactan)

Bintik perdarahan
di kulit/ petekhie

ebam mayat merah kebiruan atau keunguan

Sembab dan sianosis di wajah

Buih halus di sal. nafas dan paru-paru

Tardieus spot (Bintk


perdarahan)

EDEMA ORGAN VISERAL

Darah lebih gelap


dan encer

ASFIKSIA

TRAUMATIK

Asfiksia traumatik pertama sekali


di deskripsikan pada tahun 1837
oleh Ollivier, (yang melihat
kematian pada seseorang karena
penekanan pada tubuh).
ASFIKSIA TRAUMATIK ;
Disebabkan karena adanya
tekanan pada dada oleh sebuah
objek yang lebih berat dari
korban.

BURKING
Penekanan thoraks bersama-sama dengan pembekapan
disaluran pernafasan di daerah mulut dan hidung.
Burking ini sendiri adalah suatu cara pembunuhan yang
dilakukan Burke-Hare pembunuhan cara Burke dan Hare
ini dilakukan dengan cara membiarkan korbannya mabuk
kemudian mereka akan duduk diatas dada korban lalu
menutup mulut serta hidung.
Burke-Hare melakukan pembunuhan ini untuk
mendapatkan mayat pada pelajaran Anatomi dan Fisiologi
di Universitas Edinburgh.

Asfiksia traumatik terjadi pada 2 kondisi :


1. Dimana dada dan atau perut, ditekan
oleh benda atau objek, sehingga mencegah
pengembangan dada dan diafrgama bagian
bawah (terkubur/ tertekan).
2. Berada di tempat keramaian atau
berdesak-desakan sehingga jatuh
terpijak, terdorong atau terhimpit.

PRINSIPNYA :
Terjadi Penekanan yang berat pada dada,
perut bagian atas, dan punggung diikuti
dengan pembatasan pada gerakan
pernafasan.
HAL INI BERGANTUNG PADA :
1. BERAT BEBAN (MIN 3-5 KALI BERAT
KORBAN).
2. LAMANYA TERTEKAN (2-5 MENIT).
3. KERAS / KUATNYA DAYA TEKAN.

PATOFISIOLOGI TERJADINYA
ASFIKSIA TRAUMATIK
Tekanan besar yang tiba-tiba pada dada menyebabkan
peningkatan tekanan intra thorax, dan penyumbatan
aliran darah dari vena cava superior ke jantung kanan.
Terjadi aliran balik darah vena ke daerah kepala dan
leher melalui vena jugularis interna (IJV) dan vena
jugularis eksterna (EJV). EJV mengaliri darah ke
jaringan lunak supervisial kulit kepala (pethekie dan
perdarahan, dll).
Walaupun EJV memiliki katup, tetapi tidak dapat
menahan aliran balik melebihi tek.45 mmHg (tekanan
maksimal selama melakukan resusitasi 40 mmHg).

Pada respon ketakutan, muncul reaksi penutupan


glotis dan mendesak intra thoraks dan dada bagian
bawah sebagai manuver valsava yang menekan
vena cava inferior.
Mengakibatkan efek muntah dan batuk yang
berat, dan kontraksi yang kuat dari otot
thoracoabdominal akan melawan glotis yang
tertutup, dan dapat menyebabkan peningkatan
tekanan vena kepala kembali.
Jika tekanan di dada cukup kuat dpt mengganggu
fungsi jantung.

Permeriksaan luar ditemukan :


Wajah, leher dan bahu sianosis,sembab dan
penuh bintik-bintik perdarahan (petekhie/
ekimosis) dengan warna biru-merah sampai
biru-kehitaman.
Konjungtiva dan sklera hemoragik sehingga
jaringan tersebut bisa keluar dari kelopak dan
hampir secara menyeluruh menutupi bagian
putih mata.

Perdarahan dari telinga dan lubang hidung.


Kematian akibat asfiksia traumatik mirip dengan
kematian akibat strangulasi hanya saja tidak
dijumpai jejas lokal di leher.
Perubahan warna ini diakibatkan mekanisme
over-distensi dan pecahnya vena-vena dan kapilerkapiler kecil dengan tertumpuknya darah yang
sudah ter-deoksigenasi.

Pemeriksaan dalam :
Mata : perdarahan retinal.
Mulut, hidung dan telinga atau Sal. nafas mengalami
bintik perdarahan (petheki atau ekimosis) atau
perdarahan spontan.
Tulang : fraktur regio dada, perut dan sekitarnya.
Dapat terjadi emboli (akibat rupur arteri/vena).
Tanda-tanda congesti dan Tardieus spots.
Hemotoraks atau Pneumotoraks.
Kerusakan (hancur) organ vital (jantung, paru- paru,
hati limpa, dll).
Edema organ dalam.
Iskemia pada batang otak

TERHIMPIT SAAT TIDUR

TERTIMPA DENGAN
KONDISI PATAH
TULANG

BINTIK-BINTIK
PERDARAHAN
(PETEKIE) DAN
SEMBAB.

TRAUMATIK DADA DAN


PERUT

MEKANISME KEMATIAN ASFIKSIA


TRAUMATIK ADALAH :
1. GAGAL NAFAS.
2. GAGAL SIRKULASI DARAH (PERDARAHAN)

ASPEK MEDIKOLEGAL ASFIKSIA


TRAUMATIK :
SANGAT SERING DISEBABKAN KARENA
ACCIDENTAL/ KECELAKAAN.

KESIMPULAN

Asfiksia :
Suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernapasan,
mengakibatkan oksigen darah berkurang disertai
dengan peningkatan karbon dioksida. Dengan
demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen
dan terjadi kematian.

Asfiksia traumatik :
Suatu keadaan asfiksia yang disebabkan oleh keadaan
dada terfiksir akibat trauma misalnya tertimbun pasir,
tertimpa reruntuhan gedung, tergencet tembok, dan
sebagainya.

Aspek medikolegal :
Sangat sering terjadi karena Accidental (kecelakaan),
disusul homicide (pembunuhan) dan jarang sekali
suicide (bunuh diri).

TERIMA
TERIMA KASIH
KASIH

Vous aimerez peut-être aussi