Vous êtes sur la page 1sur 33

PTERYGIUM

Fitriah Ubaedha (10542 0087 09)


Supervisor :
dr.Rahasiah Taufik, Sp.M (K)

Laporan Kasus
Bag. Ilmu Kesehatan Mata
Fak. Kedokteran Univ.
Muhammadiyah Makassar

Identitas
Pasien

Nama
: Tn. Jufri
Umur
: 40 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: BTN Ana Gowa
Pekerjaan
: Koki rumah makan
Tanggal pemeriksaan : 24 Januari
2014

Anamnesis
Keluhan Utama
: Penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan penglihatan kabur pd kedua mata namun
terasa lebih kabur di mata sebelah kiri.
Keluhan dialami sejak 1 bln yll, kabur dialami
secara perlahan-lahan bersamaan dgn
membesarnya daging semacam selaput
Daging yg tumbuh di mata kanan & kiri pasien
sejak tahun 8 tahun yll.
Mata terasa terganjal, berair, & merah terutama
saat terkena asap.

Riwayat Penyakit Dahulu:


8 thn yll pasien pernah mengalami keluhan yang sama
selama 3 bln kemudian dioperasi namun tumbuh lagi
3 tahun setelah operasi.
Riwayat penyakit HT, DM, dan sistemik lainnya di
sangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien sering mengobati mata merahnya dengan obat
tetes mata yang dijual bebas.
Riwayat Alergi
Alergi makanan, obat-obatan, ataupun asma disangkal
Riwayat Keluarga dan Sosial
RK : Ada (Ayah)

(Foto mata pasien sebelum operasi)

Pemeriksaan
Fisik
Status generalis
Keadaan Umum
: Sedang
Kesadaran/GCS : Composmentis/E4V5M6
Pemeriksaan Tanda-tanda vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 82x/i
Frekuensi Napas : 20x/i
Suhu
: 36,6oC

OD
Palpebra
Silia
Apparatus
Lakrimalis
Konjungtiva
Palpebra
Konjungtiva bulbi
Bola mata
Kornea

Bilik Mata Depan


Iris
Pupil
Lensa
Mekanisme
muscular

Edema (-)
Normal, sekret (-)
Lakrimasi (-)

Pemeriksaan
Oftalmologi
OS

Edema (-)
Normal, sekret (-)
Lakrimasi (-)

Hiperemis (-), folikel (-)

Hiperemis(-), Folikel (-)

Injeksi Konjungtiva (-), Injeksi Silier (-),


lipatan konjungtiva(+) dari arah nasal &
temporal, Hiperemis (+) minimal
Normal
Tampak jaringan fibrovaskular melewati

Injeksi konjungtiva (-), injeksi silier (-),


lipatan konjungtiva (+) dari nasal &
temporal. Hiperemis (+) minimal
Normal
Tampak jaringan fibrovaskular melewati

tepi kornea <2mm bagian nasal dan

tepi kornea <4mm bagian nasal dan

temporal
Normal
Coklat, Kripte (+)
Bulat, Sentral
Jernih
Gerakan normal ke segala arah

<2mm bagian temporal


Normal
Coklat, kripte (+)
Bulat, Sentral
Jernih
Gerakan normal ke segala arah

Pemeriksaan Palpasi
Palpasi
Tensi Okuler
Nyeri tekan
Massa tumor
Glandula

OD
Tn
(-)
(-)
Tidak ada

OS
Tn
(-)
(-)
Tidak ada

preaurikuler

pembesaran

pembesaran

onometri

Visus

: Tidak dilakukan pemeriksaan

: VOD : 20/20
VOS : 20/20

Pemeriksaan Slit Lamp


SLOD : konjungtiva bulbi tampak lipatan konjungtiva
tumbuh dari arah nasal dan temporal, tampak kornea
ditumbuhi selaput atau jaringan fibrovaskular melewati
tepi kornea <2mm dari arah nasal dan temporal, BMD
kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral,
RC (+), lensa jernih.
SLOS : konjungtiva bulbi tampak lipatan konjungtiva
tumbuh dari arah nasal dan temporal, tampak kornea
ditumbuhi selaput atau jaringan fibrovaskular melewati
tepi kornea <4mm dari arah nasal dan 2 mm dari arah
temporal, Iris coklat, kripte (+), pupil bulat sentral RC
(+), lensa jernih.

Diagnosis : ODS Pterigium Duplex


(OD Pterigium derajat 2/OS
Pterigium derajat 3)
Terapi

: Advis untuk dilakukan tindakan


bedah pada pasien tersebut
karena sangat mengganggu
aktivitas sehari-hari sebagai koki

DISKUSI

Identifikasi
masalah
Poin masalah yang terjadi pada
pasien ini adalah :
Penglihatan kabur
Mata terasa terganjal, berair, dan
sering merah
Ditemukan jaringan pada mata
bagian nasal dan temporal ODS

Penglihatan kabur
Mata kabur o/ kelainan mulai dari segmen
anterior, posterior dan jaras visual neurologic
Letak kerusakannya dapat terjadi kekeruhan atau
gangguan pada media, perdarahan dalam vitreus,
gangguan fungsi retina, nervus optikus atau jaras
visual intracranial atau pembentukan fibrovasular.
Pada pasien tidak didapatkan kekeruhan lensa, TIO
yang tinggi, ataupun perdarahan.
Pada pasien ditemukan adanya pembentukan
fibrovaskular yang menutupi hampir mengenai pupil
yang mana merupakan media refraksi.

Mata seperti ada yang mengganjal, merah,


dan berair
Mata terasa seperti ada yang mengganjal o/
peradangan di palpebra, adneksa, ataupun
segmen anterior.
Pada pasien tidak ditemukan adanya edema
palpebra dan adneksa, ataupun peradangan
konjungtiva. Tidak ditemukan adanya secret
yang berlebih.
Pada pasien ditemukan adanya penebalan
konjungtiva bulbi hingga kornea mata terasa
terganjal saat berkedip,

Ditemukan lipatan konjungtiva pada bagian


nasal dan temporal di kedua mata
Pertumbuhan jaringan pada konjungtiva bulbi
biasanya diakibatkan oleh suatu penyakit misalnya
pinguekula, pseudopterygium, dan pterygium.
Pinguekula dapat disingkirkan karena pinguekula
tidak bisa tumbuh hingga kornea. Sedangkan
pseudopterygium terjadi akibat adanya tukak
kornea.
Pterygium merupakan diagnosis yang tepat pada
pasien ini karena tampak penebalan pada
konjungtiva bulbi dari arah nasal atau dan arah

PEMBAHA
SAN

Anatomi
Konjungtiva

Pterygium
Definisi
:
Pterigium berasal dari Yunani yaitu Pteron
berarti sayanp
Pterigium
merupakan
pertumbuhan
fibrovaskuler pada subkonjungtiva dan tumbuh
menginfiltrasi permukaan kornea, umumnya
bilateral di sisi nasal, biasanya berbentuk
segitiga dengan kepala/apex menghadap ke
sentral kornea dan basis menghadap lipatan
semilunar
pada
cantus

Pterigium ini bersifat degeneratif, invasive,

Epidemiologi
Pterigium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih
banyak di daerah iklim panas dan kering
Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara peningkatan prevalensi dan
daerah yang terkena paparan ultraviolet lebih tinggi
di bawah garis lintang
Prevalensi pterigium meningkat pada usia dekade 2
dan 3 kehidupan. Insiden tertinggi pada usia 2049thn
Pterigium rekuren sering terjadi pada usia muda
dibanding usia tua.
PR = LK berhubungan dengan merokok, lebih sering
terpapar
lingkuangan
luar
rumah,
ataupun

Etiologi
Usia
Lingku
ngan
Sinar
UV

Geneti
k

Etio
logi

Infeksi,
dll

Patofisiologi
- Paparan
UV
- Iritasi
kronik
mata
Pelepasan
sitokin
berlebihan

TGF-
VEGF

regulasi
kolagen
migrasi sel
angiogenesis

Degenerasi kolagen
elastoid
+
Jaringan fibrovaskular
subepithelial

Merusak
membran bowman
+
Peradangan

Pterygium
Klasifikasi:
Pterigium dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :
Berdasarkan perjalanan penyakit.
1). Progresif Pterigium : tebal dan vascular dengan beberapa
infiltrate di kornea di depan kepala pterigium (disebut cap
dari pterigium)
2). Regresif Pterigium : tipis, atrofi, sedikit vascular. Akhirnya
menjadi bentuk membrane tetapi tidak pernah hilang.
Berdasarkan Tipe Pterigium
1). Tipe I : Pterygium kecil, dimana lesi hanya terbatas pada
limbus atau menginvasi kornea pada tepinya saja.
2). Tipe II: pterygium tipe primer advanced atau ptrerigium
rekuren tanpa keterlibatan zona optik.
3). Tipe III : pterygium tipe primer advanced atau ptrerigium

Klasifikasi
Berdasarkan Stadium
Derajat I
Jika pterigium terbatas pada limbus kornea
Derajat II
jika pterygium sudah melewati limbus dan belum mencapai
pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
Derajat III
jika pterygium sudah melebihi stadium II tetapi tidak
melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya
normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).
Derajat IV
jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan.

Diagnosis
Anamnesis:

Keluhan seperti : mata sering

berair, merah, gatal, dan gangguan


penglihatan, ataupun terasa ada yang
mengganjal depan mata. Riw. Sering
terpapar sinar UV
Pemeriksaan Fisik: Inspeksi nampak
jaringan fibrovaskuler pd permukaan
konjungtiva,gambaran
vaskuler
dan
tebal, atau avaskular & flat.
Pemeriksaan
Penunjang
:
Dapat

Pterygium
Penatalaksanaan :

Konservatif :
- Penyuluhan pada pasien u/
mengurangi
iritasi
maupun
paparan sinar UV dgn kacamata
pemberian
air
mata
buatan/topical lubricating drops
Tindakan Operatif

Indikasi
Operasi
Menurut Ziegler
Mengganggu Visus
Mengganggu
pergerakan bola
mata
Perkembangan
progresif
Mendahului op.
intraoculer
kosmetik

Menurut Guilemo
Pico
Progresif, resiko
rekuren > luas
Mengganggu visus
Mengganggu
pergerakan bola
mata
Masalah kosmetik
Di depan apeks PT
terdpt Gray Zone
Pd PT dan kornea
trdpt nodul Punctat
Terjadi kongesti
secara periodik

Teknik Operasi Pterigium :


Teknik Bare Sklera
Teknik Simple Closure
Sliding Flap
Rotational Flap
Conjunctival Graft
Pterygium Surgery Surgical Pearls, Dr. John Hovanesian Harvard Eye Assoc, California.flv

Komplikasi Pre Operasi:


Astigmat
Kemerahan
Iritasi
Bekas luka yang kronis pada konjungtiva
dan Keterlibatan yang luas otot
ekstraokular dapat membatasi
penglihatan dan menyebabkan diplopia.

Komplikasi Intra-operatif:
Nyeri,
iritasi, kemerahan, graft oedema,
corneoscleral dellen (thinning), dan
perdarahan subkonjungtival dapat terjadi
akibat tindakan eksisi dengan
conjunctival autografting

Pasca-operatif:
Komplikasi pasca eksisi adalah sebagai berikut:

Infeksi, reaksi bahan jahitan, diplopia,


jaringan parut, parut kornea, graft
konjungtiva longgar, perforasi mata,
perdarahan vitreus dan ablasi retina.
Penggunaan mitomycin C post operasi dapat
menyebabkan ektasia atau nekrosis sklera
dan kornea
Pterygium rekuren.

Prognosis
Penglihatan dan kosmetik pasien setelah
dieksisi adalah baik.
Rasa tidak nyaman pada hari pertama
post operasi dapat ditoleransi,
kebanyakan pasien setelah 24 jam
postop dapat beraktivitas kembali.
Pasien dengan rekuren pterigium dapat
dilakukan eksisi ulang dan graft dengan
autograft atau transplantasi membrane

Terima
Kasih

Vous aimerez peut-être aussi