CHAPTER 9

THE DEVELOPMENT OF
PERIODIC TABLE OF THE
ELEMENTS

The elements known

Around 300 BC:
Iron (Fe) , gold (Au) , silver
(Ag) ,
tin (Sn), copper (Cu), and lead
(Pb)
During the thirteenth century:
Antimony (Sb), arsenic (As),
bismuth (Bi), and
platinum (Pt)

Unsur yang diketahui

300 tahun SM :
Iron (Fe) , gold (Au) , silver (Ag) ,
tin (Sn), copper (Cu), and lead (Pb)
Selama abad ke 13 :
Antimony (Sb), arsenic (As), bismuth (Bi), and
platinum (Pt)

In 1661:
Antimony (Sb), arsenic (As), bismuth
(Bi), carbon (C), copper (Cu), gold
(Au), iron (Fe), lead (Pb), mercury
(Hg), silver (Ag), sulfur (S), tin (Sn),
and zinc (Zn)

By the end of the eighteenth

century:
Chlorine (Cl) , cobalt (Co) , hydrogen
(H) , manganese (Mn) , molybdenum
(Mo) , nickel (Ni) , nitrogen (N),
oxygen (O), phosphorus (P), platinum
(Pt), and tungsten (W)

Increasing the number of

elements found make
scientists looked for ways
to classify the elements so
that they could see
patterns in their many
observations of chemical
properties.

Terus meningkatnya unsur-unsur yang

ditemukan,
membuat ilmuwan mencari jalan untuk
menggolongkan unsur-unsur itu hingga
mereka bisa
melihat pola dalam beberapa
pengamatan mereka atas sifat kimia.

Dbereiner triads
In 1829 he discovered the
existence of families of
elements with similar
chemical properties. Because
there always seemed to be
three elements in theses
families, he called them
triads.

Hukum Triade Dbereiner

Di tahun 1929, dia menemukan
adanya sekelompok unsur dengan
sifat kimia sama. Karena selalu ada
tiga unsur dalam kelompok ini, maka
dia menyebutkan triade. Setiap
kolom vertikal dari tabel
menunjukkan satu triade.

Some elements made Dbereiner triad

Element

Atomic
mass

Element

Li
Na
K

6.941
Ca
22.989768 Sr
39.0983
Ba

Atomic
mass

Element

Atomic
mass

Element

Atomic
mass

40.078
87.62
137.727

S
Se
Te

32.066
78.96
127.60

Cl
Br
I

35.4527
79.904
126.90447

Dbereiner triads grouped three

elements with similar chemical
properties.
Consider lithium, sodium, and
potassium, for example. These elements
:
1. React with chlorine to form compounds
with similar formula: LiCl, NaCl, and KCl.
2. Combine with hydrogen to form
compounds with similar formula: LiH,
NaH, and KH.
3. They form hydroxide with similar
formula: LiOH, NaOH, and KOH.

Triade Dobereiner menggolongkan tiga unsur dengan

sifat kimia sama.
Perhatikan contohnya lithium, sodium dan potassium.
Unsur ini:
1.bereaksi dengan air pada suhu ruangan.
2.bereaksi dengan klorin untuk membentuk senyawa
dengan formula sama: LiCl, NaCl, dan KCl.
3.menggabungkan dengan hidrogen untuk membentuk
senyawa dengan formula sama: LiH, NaH, dan KH.
4.membentuk hidroksida dengan formula sama: LiOH,
NaOH, dan KOH

Dbereiner noted that the atomic

weight of the middle element in
each triad is about equal to the
average of the atomic weight of the
first and third elements.
Example:
Atomic weight of Na (22.989768)
(6.941 + 39.0983) = 23.020.

 Dbereiner mengatakan bahwa berat atom

dari unsur tengah di setiap triade adalah
sama seperti rata-rata berat atom dari unsur
pertama dan ketiga.
(Pada waktu itu, istilah berat atom sering
digunakan, bukan massa atom).
Berat atom sodium (22,989768), contohnya,
mendekati rata-rata berat atom lithium
(6,941) dan potassium (39,0983).
Berat atom Na (22,989768) (6,941 + 39,0983) =
23,020

One weakness of Dbereiner

triad is
Only focused on the
relationship among the
elements in a triad but gave
no hint of any relationships
between the triads.

Satu kelemahan triade Dobereiner :

hanya difokuskan ke hubungan antara
unsur di sebuah triade, tapi tidak
menjelaskan apapun tentang
hubungan antar triade.

Newlands law of octaves

In 1865 John Newlands, an English
chemist explored the problem of the
periodic recurrence of similar behavior
of 62 known elements.
He found that when he listed the
elements in order on increasing atomic
weight, they seemed to fall into seven
families that contained elements with
similar chemical properties. His table
listed these families in columns, as
shown in the following table.

Hukum Oktav Newland

Di tahun 1865, John Newlands, seorang
pakar kimia Inggris mempelajari masalah
perilaku perulangan berkala 62 unsur
yang diketahui.
Dia menemukan bahwa ketika dia
membuat unsur dalam urutan kenaikan
berat atom, unsur tersebut masuk
menjadi tujuh kelompok yang berisi
unsur bersifat kimia sama.
Tabelnya berisi kelompok ini di dalam
kolom, seperti yang ditunjukkan di Tabel
berikut :

Newlands arrangement of the 62 known elements into octaves

Li
2

Be
3

B
4

C
5

N
6

O
7

F
8

Na
9

Mg
10

Al
11

Si
12

P
13

S
14

Cl
15

K
16

Ca
17

Cr
18

Ti
19

Mn
20

Fe
21

Co, Ni
22

Cu
23

Zn
24

Y
25

In
26

As
27

Se
28

Br
29

Rb
30

Sr
31

Ce, La
32

Zr
33

Di, Mo
34

Ro, Ru
35

Pd
36

Ag
37

Cd
38

Sn
39

U
40

Sb
41

Te
42

I
43

Cs
44

Ba, V
45

Ta
46

W
47

Nb
48

Au
49

Pt, Ir
50

Os
51

Hg
52

Tl
53

Pb
54

Bi
55

Th
56

H
1

Newlands recognized that certain

properties seemed to repeat for every
eighth element in a way similar to the
musical scale, which repeats for every
eight tone.
Examples:
The properties of chlorine (number 15)
are similar to those of fluorine (number 8)
The properties of fluorine are similar to
those of hydrogen (number 1).
Based on
this the trend is called
Newlands law of octaves.

Newlands tahu bahwa, sifat unsur berulang di

setiap unsur kedelapan dalam cara sama
seperti skala musik, yang berulang setiap
delapan nada.
Contoh,
1.Sifat klorin (nomor 15) sama seperti sifat
florin (nomor 8).
2.Sifat florin (nomor 8) sama seperti sifat
hidrogen (nomor 1).
Berdasarkan pengamatan ini, kecenderungan
ini disebut Hukum Oktaf Newlands.

Two serious criticisms about Newlands

law of octaves:
1. Certain elements did not seem to belong where
they were placed in the table. The first row, for
example, contains elements (F, Cl, Br, and I)
with similar chemical properties, but it also
includes elements that have totally different
chemical properties (Co and Ni). F, Cl, Br, and I
are nonmetals, while Co and Ni are metals. The
physical and chemical properties of metal are
totally different to those of nonmetal. Therefore
placement of Co and Ni in the first row was not
correct. Newlands failed to leave room in his
table for new elements, such as noble gases.
2. There were places where two elements were
forced into the same position in the table to
maintain a sensible arrangement elsewhere in
the table. For example, cobalt and nickel share
position 22.

Dua kritikan serius terhadap Hukum Oktaf Newlands

1. a. Unsur tertentu tidak masuk ke posisi sebenarnya di dalam
tabel.
Kolom pertama, contohnya, berisi unsur (F, Cl, Br, dan I) dengan
sifat kimia sama, tapi juga berisi unsur yang memiliki sifat
kimia yang sepenuhnya berbeda (Co, Ni, Pd, Pt dan Ir).
b. F, Cl, Br, dan I adalah non-logam, sedangkan Co, Ni, Pd, Pt dan
Ir adalah logam.
Sifat fisik dan kimia dari logam sepenuhnya berbeda dari sifat
tersebut di non-logam.
Karena itu, penempatan Co dan Ni di baris pertama adalah tidak
benar.
c. Newlands tidak bisa memberikan ruang bagi unsur baru di
tabelnya, seperti gas mulia.
Bila Newlands mempertimbangkan gas mulia tersebut, maka tabel
periodiknya akan menjadi sembilan, bukan delapan.
2. Ada beberapa tempat dimana dua unsur dipaksakan ke posisi
sama di tabel untuk menjaga tatanan yang sensitif seperti di
Tabel. Contoh, cobalt dan nikel memiliki posisi sama yaitu 22.

Mendeleevs periodic table

The development of the modern
periodic table used today is based
on the efforts of a Russian chemist,
Dmitri Ivanovitch Mendeleev (1834
1907) (The right spelling is
Mendeleff as he used when he
visited England in 1887), and a
German physicist, Julius Lothar
Meyer (18301895).

Tabel Periodik
Mendeleevs
Perkembangan tabel periodik modern
di jaman sekarang berawal dari
usaha pakar kimia Rusia, Dmitri
Ivanovitch Mendeleev (1834-1907),
dan seorang pakar fisikka Jerman,
Julius Lothar Meyer (1830-1895).

Mendeleev stated that the

chemical and physical
properties of the elements
vary in a periodic way with
their atomic weights. Using
this law he constructed his
periodic table as shown in
page 137 of your book.

 Mendeleev mengatakan bahwa sifat

kimia dan fisik dari unsur ini bisa
berbeda dalam secara periodik
dengan berat atomnya.
Dengan menggunakan hukum
Mendeleev ini, bisa dibuat tabel
periodik seperti yang ditunjukkan
pada halaman 137

Several factors might explain why his

contribution to the development of the periodic
table is recognized as being so much greater
than that of any other scientists who made
similar observations.
1. Mendeleev grouped the elements based on
similarities in their chemical properties, not
an arbitrary mathematical rule such as the
law of
octaves. As a result, he didnt have to
force the elements to fit a preconceived
structure.

2. Mendeleev realized that additional elements

would be discovered. So he left blank spaces at
the appropriate places in his table where he
predicted elements would be discovered.

Ada beberapa faktor yang membuat

perkembangan tabel periodik Mendeleev
memberikan kontribusi lebih besar daripada
yang diduga ilmuwan lainnya.
1.Mendeleev mengelompokkan unsur yang
berdasarkan persamaan dalam sifat kimia, bukan
aturan matematika semata-mata seperti hukum
oktaf. Sebagai hasilnya, dia tidak perlu memaksakan
unsur tertentu untuk dicocokkan dengan struktur
yang ada.
2.Mendeleev menyadari bahwa unsur tambahan akan
ditemukan.
Sehingga dia menyisakan ruang kosong di
tempat yang tepat di tabelnya karena dia
memprediksikan adanya unsur yang akan ditemukan.

3. Mendeleev questioned accepted values of

atomic weights when they disagreed with
the
pattern of elements in his table. He
concluded, for example, that the accepted
values for the atomic weights of
europium (Er), and lanthanum (La) had to
be wrong because they would result in
these elements being placed in the wrong
group in the table.
4. Mendeleev accepted minor inversions in
the order of increasing atomic weight
when this placed elements in the correct
groups. Thus, he placed tellurium (Te)
before iodine (I), even though it had a
slightly larger atomic weight.
5. Mendeleev predicted the properties of
elements that had not been discovered,
which allowed his prediction to be tested.

3. Mendeleev mempertanyakan nilai berat atom

yang sudah ada ketika para ilmuwan menolak
pola unsur di tabelnya.
Dia menyimpulkan bahwa nilai berat atom dari
europium (Er) dan lanthanum (La) yang diterima saat
itu adalah salah karena beratnya membuat unsur
tersebut masuk ke kelompok salah di tabel Mendeleev.
4. Mendeleev kurang begitu ditentang dalam
penataan urutan kenaikan berat atom ketika
menempatkan unsur ke kelompok yang benar.
Karena itu, dia menempatkan tellurium (Te) sebelum
iodin (I), meski ini memiliki berat atom sedikit lebih
besar.
5. Mendeleev memperkirakan sifat unsur yang
belum pernah ditemukan, yang karena itu
perkiraannya bisa diuji.

The predicted properties of eka-aluminum (Ea)

compared with the observed properties of gallium (Ga)
Atomic weight about: 68
Density: 5.9
Melting point: low
Formula of oxide: Ea2O3
Formula of chloride: EaCl3

Atomic weight: 69.72

Density: 5.94
Melting point: 30.15C
Formula of oxide: Ga2O3
Formula of chloride: GaCl3

Chemistry:
The hydroxide should dissolve
in acids and bases.
The metal should form basic
salts.
The sulfide should precipitate
with H2S or (NH4)2S.
The chloride should be more
volatile than ZnCl2.

Chemistry:
The hydroxide dissolves in
acids and bases.
The metal should form basic
salts.
The Ga2S3 is precipitated by
either H2S or (NH4)2S.
GaCl3 is more volatile than
ZnCl2.

The element would probably

be discovered by spectroscopy.

The element was discovered with

the aid of spectroscope.

Although Mendeleevs periodic table

was a celebrated success, the early
version had some glaring in.
Example:consistencies
The atomic weight of argon (39.95
amu) is greater than that of potassium
(39.10 amu). If elements were
arranged solely according to increasing
atomic weight, argon would appear in
the position occupied by potassium in
our modern periodic table. But no
chemist would place argon, an inert
gas, in the same group as lithium and
sodium, two very reactive metals.

Meski tabel periodik Mendeleev adalah sebuah

kesuksesan, versi awalnya masih dibayangi
ketidakkonsistenan.
Contoh,
Berat atom argon (39.95 amu) bisa lebih besar
dari potassium (39,10 amu).
Jika unsur ditata berdasarkan peningkatan berat
atom, argon bisa terlihat di posisi yang
ditempati potassium dalam tabel periodik
modern.
Tapi tidak ada pakar kimia yang menempatkan
argon, yang menjadi sebuah gas inersia, dalam
kelompok sama dari lithium dan sodium, yang
merupakan dua logam reaktif.

This and other discrepancies suggested

that some fundamental property other
than atomic weight o atomic weight
must be the basis the basis of periodic
property of the elements.
This property turned out to be
associated with atomic number, a
concept unknown to Mendeleev and his
contemporaries.
These discrepancies were finally solved
by Henry Moseley, a British scientist.

 Ini dan kejanggalan lain bisa berarti

bahwa beberapa sifat dasar kimia, selain
berat atom atau massa atom, bisa
menjadi dasar dari sifat periodik unsur.
Sifat ini berhubungan dengan jumlah
atom, dan ini adalah konsep yang tidak
diketahui Mendeleev dan koleganya.
Kejanggalan ini akhirnya dipecahkan oleh
Henry Moseley, seorang ilmuwan Inggris.

Modern periodic table

Using data from alpha scattering
experiments, Rutherford was able to
estimate the number of positive charge in
the nucleus of few elements.
However, the significance of these numbers
was overlooked for several more years.
In 1913 Henry Moseley, a young English
physicist working with Rutherford,
discovered a correlation between what he
called atomic number (the number of
positive charge in the nucleus) and the
frequency of X-rays generated by
bombarding a metal with high energy
electrons.

TABEL PERIODIK MODERN

Dengan menggunakan data dari eksperimen
sebaran alfa, Rutherford mampu
memperkirakan jumlah muatan positif dalam
inti atom pada beberapa unsur.
Meski begitu, keutamaan jumlah ini diabaikan
selama beberapa tahun.
Di tahun 1913, Henry Moseley, seorang pakar
fisika Inggris muda yang bekerja dengan
Rutherford, menemukan sebuah hubungan
antara apa yang disebut nomor atom dan
frekuensi sinar X yang dihasilkan lewat
penembakan sebuah logam dengan elektron
energi tinggi.

Based on his experiment, Moseley realized

that other atomic properties may be
similarly related to atomic number and
not, as Mendeleev had believed, to atomic
weight.
Indeed if elements are arranged in order of
increasing atomic number, the discrepancies
in the Mendeleev table are corrected.
That is, the law of chemical periodicity should
be restated as the properties of the
elements are periodic functions of atomic
number. Periodicity means repeating after
a regular interval.

 Berdasarkan eksperimen ini, Moseley

menyadari bahwa sifat atom lainnya
berhubungan dengan nomor atom dan
bukan dengan berat atom, seperti yang
diyakini Mendeleev.
Jika unsur ini ditata dalam urutan kenaikan
nomor atom, kejanggalan dari tabel
Mendeleev bisa dikoreksi.
Tepatnya, hukum periodik kimia bisa
dinyatakan lagi seperti berikut, sifat
unsur adalah fungsi periodik dari nomor
atom. Periodik berarti mengulang setelah
interval tertentu.

Summary
1. The existence of similar physical
and chemical properties among
elements lead chemists and
physicists to construct a table.
2. In 1829 Dbereiner discovered
the existence of families of elements
with similar chemical properties.
Because there always seemed to be
three elements in these families, he
called them triads. He noted that
the atomic weight of the middle
element in a triad is about equal to
the average of the atomic weight of
the first and third elements.

Ringkasan
1.Keberadaan sifat fisika dan kimia yang
sama antar unsur membuat pakar kimia
dan pakar fisika membuat sebuah tabel.
2.Di tahun 1892, Dobereiner menemukan
keberadaan kelompok unsur dengan sifat
kimia sama.
Karena selalu ada tiga unsur dalam
kelompok, maka dia menyebutnya triade.
Dia mengatakan bahwa berat atom dari
unsur tengah di sebuah triade adalah
sama dengan rata-rata berat atom dari
unsur pertama dan ketiga.

3. In 1865, John Newlands found that

when he listed elements in order on
increasing atomic weight, they
seemed to fall into seven families
that contained elements with similar
chemical properties. Newlands
recognized that the elements fall into
a pattern in which their properties
repeat for every eighth element in a
way similar to the musical scale,
which repeats for every eight tone.
Based on this the trend is called
Newlands law of octaves.

3. Di tahun 1865, John Newlands menemukan

bahwa ketika dia mendaftar unsur dalam
urutan kenaikan berat atom, unsur tersebut
masuk ke tujuh kelompok yang berisi unsur
dengan sifat kimia sama.
Newlands menyadari bahwa unsur bisa
masuk ke sebuah pola sehingga sifatnya
berulang pada interval tertentu bila ini ditata
dalam urutan kenaikan berat atom.
Dalam hal ini, sifat bisa berulang setiap unsur
kedelapan dalam sebuah cara yang sama
seperti skala musik, yang berulang setiap
nada delapan. Berdasarkan ini, trend ini
disebut hukum oktaf Newlands.

4. In 1869, Mendeleev stated that the

chemical and physical properties of
the elements vary in a periodic way
with their atomic weights. Based on
this he arranged a periodic table.
The elements in Mendeleevs
periodic table are arranged in rows,
called periods, in order of
increasing atomic weight. The
elements arranged in the same
column belong to one group. There
are 12 periods and 8 groups in the
Mendeleevs periodic table.

4. Di tahun 1869, Mendeleev menggunakan

bentuk orisinil dari hukum periodik.
Dikatakan di sini bahwa sifat kimia dan
fisika dari unsur bisa bervariasi secara
periodik dengan berat atom.
Berdasarkan inilah, dia menata tabel
periodiknya.
Unsur dalam tabel periodik Mendeleev
ditata dalam baris, yang disebut periode,
dalam kenaikan urutan berat atom.
Unsur yang ditata dalam kolom sama akan
masuk dalam satu golongan. Ada 12
periode dan 8 golongan dalam tabel
periodik Mendeleev.

5. In 1913, Moseley realized that other

atomic properties may be similarly
related to atomic number and not, as
Mendeleev had believed, to atomic
weight or atomic mass. That is, the
law of chemical periodicity should be
restated as the properties of the
elements are periodic functions of
atomic number, not atomic weight.
Based on this the modern periodic
table was arranged.

5. Di tahun 1913, Moseley sadar

bahwa sifat atom lainnya bisa
berhubungan sama dengan nomor
atom, dan bukan dengan berat atom
atau massa atom seperti keyakinan
Mendeleev.
Dari situ, hukum periodik kimia harus
dinyatakan lagi karena sifat unsur
adalah fungsi nomor atom, bukan
berat atom. Berdasarkan ini, tabel
periode modern bisa dibuat.