Vous êtes sur la page 1sur 16

Ruang Lingkup Kimia Analisis Forensik :

 Analisis forensik merupakan analisis senyawa kimia dalam sampel


yang digunakan sebagai data penunjang dalam kasus hukum dan
kriminal. Termasuk dalam analisis forensik adalah : pemeriksaan
sidik jari, cairan tubuh, toksikologi/keracunan, narkotika,
kebakaran, ledakan, senjata api hingga DNA
 Aspek-aspek penting dalam Kimia Forensik dan kriminalistik
 Peranan analisis kimia dalam ilmu forensik
 Analisis Kimia Forensik sebagai bukti dalam pemeriksaan hukum
dan kriminal
 Identifikasi barang bukti
 Pemeriksaan sidik jari
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan cairan tubuh yang lain
 Pemeriksaan DNA
 Kriminalistik adalah pengetahuan dan teknik untuk
memperjelas suatu perkara kejahatan dengan menggunakan
ilmu-ilmu fisika, kimia, kedokteran, dan ilmu-ilmu eksakta lain
sebagai sarana
 Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia
yang tersangkut paut dalam perbuatan kriminal atau tindakan
kejahatan. Termasuk dalam kriminologi adalah bidang hukum,
psikologi, kriminalistik dan lain-lain.
 Ilmu forensik adalah ilmu yang mempelajari cara pembuktian
apakah suatu benda benar-benar berhubungan dengan
tindakan pidana yang telah terjadi dan dapat digunakan
sebagai pembuktian ke dalam proses peradilan
 Barang bukti merupakan aspek penting dalam ilmu forensik.
Hasil identifikasi barang bukti mendapat urutan pertama
dalam proses peradilan. Identifikasi barang bukti harus
dilakukan oleh seorang ahli
 Barang bukti dalam kasus pembongkaran tempat tertutup
yaitu : Bekas ban, sepatu/sandal, tanah, ceceran puntung
rokok, korek api, bekas alat bongkar, sidik jari, darah, sisa
makanan/minuman, sobekan/serat pakaian, senjata, bekas
perlawanan, rambut, luka-luka pada korban dsb
 Barang bukti dalam kasus kebakaran atau pembakaran :
ceceran bahan bakar dan tempatnya, ceceran alat
pembakar, jejak kaki, puntung rokok, gas/sisa hasil bakar,
korek api, detonator, kawat dsb
 Barang bukti kasus narkotika dan keracunan : obat yang diduga
narkoba, alat suntik dan alat bantu narkoba lain, bekas
suntikan, bungkus, bekas muntahan , urine, sisa
makanan/minuman, sisa racun dan sebagainya
 Barang bukti kasus kejahatan susila : darah, sperma, rambut,
serat pakaian, pakaian, bekas perlawanan, sidik jari, buangan
yang tertinggal lainnya seperti makanan/minuman dan rokok,
dan sebaginya
 Barang bukti kasus kejahatan lain misalnya pemalsuan : klise
cetakan, tinta, dokumen, cap atau alat cetak. Kasus
kecelakaan : luka pada korban, bekas ban, kerusakan pada
kendaraan, pecahan kaca, darah, rambut, potongan daging
dan sebagainya
 Sidik Jari adalah hasil reproduksi tapak-tapak jari baik
yang disengaja diambil atau dicapkan pada tinta atau pada
benda yang pernah terpegang olehnya.
 Daktilosgrafi : ilmu yang mempelajari sidik jari untuk
keperluan identifikasi terhadap seseorang.
 Sidik jari seseorang mempunyai ciri-ciri garis tersendiri
ditinjau dari segi detailnya dan tidak sama dengan yang
lain. Ciri-ciri tersebut sudah membentuk sejak janin
berumur 120 hari di dalam rahim. Seperangkat sidik jari
dapat dirumuskan sehingga dapat
disimpan/diadministrasikan
 Visible Impression/ Sidik jari langsung yaitu sidik jari yang
langsung dapat terlihat tanpa menggunakan alat-alat
tambahan seperti sidik jari bekas darah, cat basah dsb yang
tertinggal di TKP
 Latent Impression/ Sidik jari latent yaitu sidik jari yang
biasanya tidak langsung dapat terlihat dan memerlukan
beberapa cara pengembangan terlebih dahulu untuk
membuatnya nampak jelas. Sidik jari meskipun tidak terlihat
selalu ada kemungkinan tertinggal di TKP.
 Plastic Impression/ sidik jari yang berbekas pada benda-benda
yang lunak seperti sabun, gemuk, lilin, permen coklat dan
sebagainya
Analisis sidik jari dapat dilakukan secara kimiawi :
 Dengan uap iodine/iodium : Dalam sidik jari terdapat
beberapa senyawa kimia seperti NaCl, Urea, Asam lemak dan
sisa protein. Iodium dapat mengalami reduksi dengan asam
lemak yang ditinggalkan oleh sidik jari menghasilkan warna
coklat. Secara teknis, daerah yang diduga mengandung bekas
sidik jari ditempel dengan selembar selulosa kemudian
diletakkan diatas uap iodium. Cara ini kurang efektif karena
kadang-kadang asam lemak ikut menguap.
 Dengan asam osmiat 10 % : Asam osmiat dapat tereduksi oleh
asam lemak menjadi logam osmium yang berwarna hitam.
Secara teknis, daerah yang terkena sidik jari ditempel dengan
kertas selulosa dan dicelup ke dalam larutan osmium kemudian
dijemur. Akan timbul sidik jari berwarna hitam
 Dengan larutan perak nitrat : Perak nitrat dapat bereaksi
dengan NaCl yang terdapat dalam sidik jari manusia seperti
reaksi NaCl + AgNO3 AgCl + UV Ag(hitam)
Apabila garam-garam perak dijemur dibawah sinar matahari
yang mengandung uv maka akan tereduksi menjadi perak
hitam. Secara teknis barang bukti yang diduga mengandung
sidik jari dicelup ke dalam larutan perak nitrat 5 % selama 5
menit dalam keadaan gelap. Kemudian dicuci dengan hati-hati
untuk menghilangkan sisa klorida.
 Selanjutnya direduksi dengan reagen campuran (formaldehid 5
ml: asam pirogalat 5 ml: piridin 3 ml : akuades 100 ml) dengan
sinar matahari sampai terbentuk warna hitam.
Serologi forensik meliputi semua cairan tubuh termasuk darah
dan noda sekret (sperma, cairan dari alat kelamin dan dubur,
cairan organ mulut, hidung, telinga, mata dan pencernaan)
 Darah mengandung zat padat (eritrosit, leukosit dan
trombosit) serta zat cair (serum dan plasma).
 Sampel darah yang diperoleh dapat berupa darah segar yang
masih cair. Hal ini akan lebih mudah diidentifikasi lebih lanjut.
Apabila sampel darah yang diperoleh sudah beberapa hari
maka darah sudah kering dan harus dilarutkan dalam larutan
saline (larutan garam NaCl 0,9 %). Fungsi larutan saline agar
padatan darah didak rusak/pecah
 Jika sampel darah masih basah, ambil hati-hati dengan pinset
dan dimasukkan ke dalam wadah botol kaca dan ditambahkan
larutan saline 1/5 bagian dari sampel. Jika darah segar
terdapat pada benda lunak seperti pakaian, sprai atau selimut,
potong/gunting tempat berisi darah dan dimasukkan dalam
botol berisi larutan saline. Botol ditutup rapat dan disegel.
 Jika darah sudah mengering pada tempat lunak, gunting
tempat tersebut dan dimasukkan dalam botol berisi larutan
saline. Jika darah kering terdapat ditas benda keras seperti
lantai, besi atau batu. Noda dikerik dan dilarutkan dalam
larutan saline dalam botol kaca.
 Tes awal darah dapat dilakukan secara kualitaif. Sampel darah
direaksikan dengan larutan H2O2 1 % akan timbul gas O2. Jika
sampel bukan darah maka tidak ada gelembung oksigen.
 Tes kualitatif untuk membedakan darah manusia atau binatang
dilakukan dengan metode pengendapan. Pada eritrosit
terdapat aglutinogen yang dapat diendapkan dengan antibodi.
Sampel ditambahkan antibodi dan akan mengendap.
 Beberapa tes kualitatif untuk mengenal darah misalnya
ditambahkan reagen identifikasi benzidine ( campuran
benzidine, asam asetat glasial dan peroksida). Sampel darah
dengan benzidine akan berwarna hijau kebiruan
 Analisis lanjut darah adalah golongan darah (A, B, AB atau O)
serta kimia darah untuk kasus keracunan, bunuh diri dsb. Kimia
darah meliputi adanya kation dan anion berlebihan dalam
darah. Arsen dalam darah diidentikan dengan kasus keracunan.
 Analisis kematin, oksi hemoglobin, meta hemoglobin dan
nematophorpirin dilakukan dengan spektrofotometri uv-vis.
Jika digunakan pelarut natrium karbonat 1-3 %, akan nampak
spektrum oksi dan meta. Dalam asam sitrat, akan nampak
spektrum kematin, oksi dan meta. Dalam asam asetat glasial
nampak spektrum kematin. Dalam asam sulfat pekat nampak
spektrum nematophorpirin
 Dilakukan untuk kejahatan kesusilaan. Keberadaan sperma bisa
terdapat di TKP, korban atau pelaku.
 Jika sperma diperoleh dalam keadaan cair, langsung
dipindahkan dengan pinset ke dalam botol kaca dan ditutup.
 Jika sperma dalam keadaan kering diatas suatu benda maka
benda tersebut dapat digunting dan dijadikan barang bukti.
Misalnya diatas noda kain, maka kain tersebut digunting.
 Cara analisis sperma :
 Dengan sinar uv akan berflourosensi warna putih.
 Dengan larutan lugol dan dilihat dengan mikroskop akan
nampak kristal coklat
 Dengan larutan asam pikrat akan menghasilkan kristal jarum
 Analisis lebih lanjut adalah urutan protein sperma
 Cairan tubuh lain seperti urine, ludah dan sebagainya
dipreparasi seperti sperma. Tes yang dilakukan meliputi tes
sifat fisika dan kimia. Misalnya komposisi kimia ludah perokok
dan non perokok akan berbeda
 Analisis paling mutakhir dari semua cairan tubuh adalah tes
DNA misalnya :
Epithelial cells deposited in fingerprints are a viable source of
DNA in forensic profiling.
DNA extracted from fingerprints:
 developed with various chemicals
 on various surfaces
 under various environmental conditions

has the potential to be used in real cases, when no other source


of DNA is available.
AIMS :
To use SEM and light microscopy to visualise cells within
fingerprints
2) To extract DNA and construct GMT profiles from
fingerprints on various surfaces
3) To examine the effects of sunlight, temperature and
humidity on DNA extraction and profiling from fingerprints
4) To examine the effect of time between print deposition
and recovery on DNA extraction and profiling from fingerprints
5) To examine the effect of various fingerprint developing
powders and chemicals on the ability to extract and profile
DNA from fingerprints
 Fingerprinting is routine part of crime scene
processing
 This research will reveal the conditions under which
fingerprints/ palm-prints/ footprints may also be
considered as a source of DNA
 Such evidence may provide yet another tool to aid
in identification during investigations

Vous aimerez peut-être aussi