Vous êtes sur la page 1sur 43

SIROSIS HEPATIS

AINUN RACHMI AR
110 210 0130

Pembimbing :
dr. Ferica Kuhuwael
Pembimbing Baca :
dr. Saharuddin

IDENTITAS PASIEN

Nama Penderita
: Tn. M
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tgl lahir
: 22-03-1956
Alamat
: Pangkep
No. Rekam Medis : 696737
Tanggal Pemeriksaan : 07-02-2015

ANAMNESIS

ANAMNESIS

: Heteroanamnesis

KELUHAN UTAMA

ANAMNESIS TERPIMPIN

: Perut membesar

Perut membesar dialami sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya perut tidak terlalu besar, namun lama kelamaan makin membesar selama
1 bulan ini. Nyeri perut (-). Mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (-), pasien juga
mengeluh cepat kenyang. Perut terasa kembung. Pasien juga mengeluh terjadi
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir yang
tidak diketahui berapa banyak. Demam (-), riwayat demam (-), sakit kepala (-),
batuk (-), sesak (-). Buang air besar biasa lancar, riwayat buang air besar warna
hitam (-), riwayat BAB dempul (-). Buang air kecil lancar, warna seperti teh
pekat, dan kesan cukup.

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat di rawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo 1 bulan yang lalu dengan keluhan perut
membesar (+) selama 7 hari. Dan riwayat dikeluarkan cairan dari perut (+) sebanyak 7,5 liter.

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat Diabetes melitus di sangkal

Riwayat penyakit kuning disangkal

Riwayat penyakit paru (-)

Riwayat pribadi :

Riwayat transfusi darah (-)

Riwayat merokok 1 bungkus/hari

Riwayat minum alkohol disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-)

PEMERIKSAAN FISIS

Status Pasien : SS/GK/CM


BB : 50 kg
BB koreksi : 40 kg
TB
: 160 cm
IMT : 15,6 kg/m2

Tanda

Vital

Tekanan

darah : 110/70 mmHg, reguler, kuat angkat.


Nadi
: 64 x /menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu
: 37,0oc (axilla)

Kepala

Ekspresi

Simetris muka

Deformitas

Rambut

: Biasa
: Simetris kiri dan kanan
: Tidak ada
: Hitam, lurus, sukar dicabut

Mata

Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)

Gerakan

Tekanan bola mata

: Dalam batas normal

Kelopak mata

: Edema palpebral (-)

Konjungtiva

: Anemis (-/-)

Sklera

: Ikterus (+/+)

Kornea

Pupil

: Dalam batas normal

: Jernih
: Bulat, isokor 2,5mm/2,5mm

Telinga

Tophi

: (-)

Pendengaran

Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)

: Dalam batas normal

Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret
: (-)
Mulut
Bibir : Pucat (-), Kering (-)
Gigi geligi : Caries (-)
Gusi : Perdarahan gusi (-)
Tonsil
: T1 T1, hiperemis (-)
Faring
: Hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)
Leher
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok
: Tidak ada pembesaran
DVS
: R+1 cm H2O
Pembuluh darah
: Dalam batas normal
Kaku kuduk
: (-)
Tumor
: (-)

Thoraks
Inspeksi

Bentuk : Normochest, simetris kiri dan kanan,

Pembuluh darah : Tidak ada kelainan

Buah dada

Sela iga : Simetris kiri dan kanan

Lain-lain : Spider nevi ada

: Ginekomasti kiri dan kanan

Paru
Palpasi

Fremitus raba

: simetris kiri dan kanan

Nyeri tekan : Tidak ada


Perkusi

Paru kiri : Sonor

Paru kanan

Batas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior

Batas paru belakang kanan : setinggi columna vertebra thorakal X dekstra

Batas paru belakang kiri

: Sonor

: setinggi columna vertebra thorakal XI sinistra

Auskultasi

Bunyi pernapasan : Vesikuler

Bunyi tambahan : Rh : -/-, wh -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan di linea parasternalis
dextra, batas jantung kiri di linea midclavicularis sinistra ICS V, batas jantung atas ICS II)

Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)

: Thrill tidak teraba

Abdomen

Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas, dinding abdomen nampak distended.

Palpasi : asites (+), udulasi (+) Nyeri tekan (-) MT (-) Hepar / Lien sulit dinilai,
caput medusae (+)

Perkusi

Auskultasi

: Timpani
: Peristaltik (+), kesan normal.

Alat Kelamin

Tidak ada kelainan

Anus dan Rektum

Tidak ada kelainan

Punggung
Palpasi
: NT (-), MT (-)
Nyeri ketok : (-)
Auskultasi
: BP: Vesikuler, Rh -/- , Wh -/ Gerakan
: Dalam batas normal

Ekstremitas
Superior
: Akral hangat
Edema
: +/+
Eritem Palmaris (+)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH RUTIN

Hasil

Nilai Rujukan

SATUAN

WBC

4x103

4 - 11 x 103

/uL

RBC

3,7x106

4,5-5,5 x 106

/uL

HGB

11,2

13 - 16

g/dL

HCT

33,3

40 50

PLT

91x103

150 - 400 x 103

/uL

NEUT

47.5

50.0 - 70,0

LYMPH

30.3

20,0 40,0

MONO

9,1

2,00 8,00

EOS

12

1,00 3,00

BASO

1.1

0,00 0,10

PT

16.6

10-14

detik

APTT

35.7

22.0-30.0

detik

ELEKTROLIT

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

Natrium

139

136-145

mmol/L

Kalium

3.6

3.5-5.1

mmol/L

Klorida

112

97-111

mmol/L

IMUNOSEROLOGI

Hasil

Nilai Rujukan

HbsAg (Rapid)

Positif

Negatif

Anti HCV (Rapid)

Negatif

Negatif

KIMIA DARAH

HASIL

NILAI RUJUKAN

SATUAN

SGOT

59

<35

U/L

SGPT

25

<45

U/L

Glukosa sewaktu

170

80-180

mg/dl

Ureum

40

0-53

mg/dl

Kreatinin

1.00

0.6-1.3

mg/dl

Albumin

2.3

3.3-5.0

mg/dl

Globulin

3,2

Bilirubin total

2.16

Bilirubin II

1.34

mg/dl
<1.00

mg/dl
mg/dl

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Abdomen :
Kesan : * Sesuai gambaran sirosis hepatis
* Ascites
Foto thorax : Elevasi diafragma bilateral

DIAGNOSA SEMENTARA

Sirosis Hepatis Dekompensata e.c. HBV


Kronik CTP B
Koagulopati hepatikum
Hipoalbuminemia
Trombositopenia

PENATALAKSANAAN AWAL
Terapi
Diet Hepar
Spironolactone 100 mg 1-0-0
Furosemid 40 mg 1-0-0
Vitamin K 1 ampul/24 jam /IM
Koreksi albumin = = = 2,72
Albumin 2 botol ( 1 botol/hari)
Timbang BB/hari dan LP/hari, target 0,8-1
gram/hari

Rencana pemeriksaan untuk diagnostik :


Fibroscan
Analisa dan sitologi cairan ascites
Alkali phosphate, Gamma GT, AFP
Periksa PT/APTT kontrol

Periksa Albumin kontrol

Monitoring

Monitoring tanda-tanda ensefalopati hepatikum

PROGNOSIS

Ad Functionam : Dubia ad bonam


Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Ad Vitam
: Dubia ad malam

FOLLOW UP
Hari
Perawat
an

07/02/2015

08/02/2015

09/2/2015

10/02/2015

11/02/2015

Tandatanda
vital

TD :110/70
N : 64
P :18
S : 37
BB :50 kg
LP : 92,5 cm

TD :120/80
N :80
P : 24
S : 36,5
BB : 51 kg

50 kg
LP : 95 cm

92,5 cm

TD: 120/80
N :80
P : 20
S :36,5
BB:51,5 kg

51 kg
LP : 97 cm

95 cm

TD :120/70
N : 80
P : 28
S : 36,8
BB : 52 kg

51,5 kg
LP : 97,5 cm

97 cm

TD :120/70
N : 88
P : 24
S : 36,7
BB : 52 kg
LP : 97,5 cm

KU

SS/GK/CM

SS/GK/CM

SS/GK/CM

SS/GK/CM

SS/GK/CM

Keluhan
utama

Perut membesar (+),


nyeri perut (-),
perut terasa
kembung (+), mual
(+), muntah (-),
nafsu makan
menurun (+). Batuk
(-). Demam (-),
mata kuning (+),
Kedua kaki bengkak
BAB : Biasa, kuning
BAK : kesan lancar,
warna seperti teh

Perut membesar
(+), nyeri perut (-),
perut terasa
kembung (+), mual
(+), muntah (-),
nafsu makan
menurun (+). Batuk
(-). Demam (-),
mata kuning (+),
Kedua kaki
bengkak
BAB : Biasa, kuning
BAK : kesan lancar,
warna seperti teh

Perut membesar (+),


nyeri perut (-),
perut terasa
kembung (+), mual
(+), muntah (-),
nafsu makan
menurun (+). Batuk
(-). Demam (-),
mata kuning (+),
Kedua kaki bengkak
BAB : Biasa, kuning
BAK : kesan lancar,
warna seperti teh

Perut membesar
(+), sesak (+), mata
kuning (+). Kedua
kaki bengkak sudah
berkurang.
Urin warna teh
pekat, sulit tidur (+)
BAB : Biasa, kuning
BAK : kesan lancar,
warna seperti teh

Perut membesar (+),


sesak (+), mata
kuning (+). Kedua
kaki bengkak sudah
berkurang.
Urin warna teh
pekat, sulit tidur (+)
BAB : Biasa, kuning
BAK : kesan lancar,
warna seperti teh

Hari
Perawat
an

07/02/2015

08/02/2015

09/02/2015

10/02/2015

11/02/2015

KEPALA

Anemis (-)
Ikterus (+)
DVS R+1 cm H20

Anemis (-)
Ikterus (+)
DVS R+1 cm H20

Anemis (-)
Ikterus (+)
DVS R+1 cm H20

Anemis (+)
Ikterus (+)
DVS R+1 cm H20

Anemis (+)
Ikterus (+)
DVS R+1 cm H20

THORAX

Insp: spider nevi


(+), ginekomasti
ki/ka (+)

Insp: spider nevi


(+), ginekomasti
ki/ka (+)

Insp: spider nevi


(+), ginekomasti
ki/ka (+)

Insp: spider nevi


(+), ginekomasti
ki/ka (+)

Insp: spider nevi


(+), ginekomasti
ki/ka (+)

BP : Vesikuler,
Rh-/- wh-/-

BP : Vesikuler,
Rh-/- wh-/-

BP : Vesikuler,
Rh-/- wh-/-

BP : Vesikuler,
Rh-/- wh-/-

BP : Vesikuler,
Rh-/- wh-/-

Insp: cembung,
dinding abdomen
distended, caput
medusa (+)
Palpasi :
Nyeri tekan (-)
MT (-)

Insp: cembung,
dinding abdomen
distended, caput
medusa (+)
Palpasi :
Nyeri tekan (-)
MT (-)

Insp: cembung,
dinding abdomen
distended, caput
medusa (+)
Palpasi :
Nyeri tekan (-)
MT (-)

Insp: cembung,
dinding abdomen
distended, caput
medusa (+)
Palpasi :
Nyeri tekan (-)
MT (-)

Insp: cembung,
dinding abdomen
distended, caput
medusa (+)
Palpasi :
Nyeri tekan (-)
MT (-)

ABDOM
EN

Hari
Perawata
n

07/02/2015

08/02/2015

09/02/2015

10/02/2015

11/02/2015

ABDOMEN

Hepar/lien sulit
dinilai
Perkusi : timpani
dengan batas
redup, ascites (+),
undulasi (+)

Hepar/lien sulit
dinilai
Perkusi : timpani
dengan batas
redup, ascites
(+), undulasi (+)

Hepar/lien sulit
dinilai
Perkusi : timpani
dengan batas
redup, ascites
(+), undulasi (+)

Hepar/lien sulit
dinilai
Perkusi :
timpani dengan
batas redup,
ascites (+),
undulasi (+)

Hepar/lien sulit
dinilai
Perkusi :
timpani dengan
batas redup,
ascites (+),
undulasi (+)

Auskultasi :
Peristaltik(+)kesan
normal

Auskultasi :
Peristaltik (+)
kesan normal

Auskultasi :
Peristaltik (+)
kesan normal

Auskultasi :
Peristaltik (+)
kesan normal

Auskultasi :
Peristaltik (+)
kesan normal

EXTREMIT
AS

Edema +/+
eritem palmaris
(+)

Edema +/+
eritem palmaris
(+)

Edema +/+
eritem palmaris
(+)

Edema +/+
eritem palmaris
(+)

Edema +/+
eritem palmaris
(+),

DIAGNOS
A

Sirosis Hepatis
Dekompensata e.c.
HBV Kronik CTP B
Koagulopati
hepatikum
Hipoalbuminemia

Sirosis Hepatis
Dekompensata e.c.
HBV Kronik CTP B
Koagulopati
hepatikum
Hipoalbuminemia

Sirosis Hepatis
Dekompensata e.c.
HBV Kronik CTP B
Koagulopati
hepatikum
Hipoalbuminemia

Sirosis Hepatis
Dekompensata
e.c. HBV Kronik
CTP B
Ensefalopati
hepatikum grade 1
Koagulopati
hepatikum
Hipoalbuminemi
a
Anemia et causa
suspek penyakit
kronik

Sirosis Hepatis
Dekompensata e.c.
HBV Kronik CTP B
Ensefalopati
hepatikum grade 1
Koagulopati
hepatikum
Hipoalbuminemia
Anemia et causa
suspek penyakit
kronik

Hari
Perawat
an
Lab

07/02/2015

HGB : 11,2 g/dl


PLT : 91 x 103/ul
WBC : 4 x 103/ul
HCT : 33,3
HbsAg (+)
Anti HCV (-)
Ur/cr : 40/1,0
Na/K/Cl :
139/3,6/112
GOT/GPT/GDS :
56/25/170
Albumin 2,4
Globulin 3,2
PT :16,6 INR : 1,59
APTT : 35,6
Bilirubin direk
1,34 mg/dl
Bilirubin total :
2,16 mg/dl

- Foto thorax : elevasi


kedua diafragma
- USG Abdomen :
Kesan : * Sesuai
gambaran sirosis hepatis
* Ascites

08/02/2015

Hasil lab sama

09/2/2015

10/02/2015

11/02/2015

Hasil lab sama

HGB : 10,4 g/dl 11,2


g/dl
PLT : 118 x 103/ul 91
x 103/ul
WBC : 4,6 x 103/ul
HCT : 30
HbsAg (+)
Anti HCV (-)
Ur/cr : 33/0,7
Na/K/Cl : 139/3,5/107
GOT/GPT/GDS :
62/23/170
Albumin 2,7 2,4
PT :15,5 16,6
INR : 1,36 1,59
APTT : 35,4
Bilirubin direk 1,34
mg/dl
Bilirubin total : 2,16
mg/dl
Gamma GT : 34,6 u/L
Alkali fosfate 135 u/L
AFP : 2,2 mg/dl
LDH : 229 u/L

Hasil lab sama

Rectal Touche :
Sphingter mencekik,
Feses konsistensi
biasa, warna kuning.

Hari
Perawata
n
TERAPI

07/02/2015

08/02/2015

09/2/2015

10/02/2015

11/02/2015

Diet Hepar
Conecta

Spironolactone
100 mg 1-0-0
Furosemid 40
mg 1-0-0
Balance
cairan
Injeksi
Vitamin K 1
ampul/ 24
jam/ IM (1)
Rencana
Koreksi
Albumin 1
botol/hari

Diet hepar
Conecta
Spironolacton
100 mg 0-1-1
Furosemid 40 mg
1-1-0
Laktulosa syr 1
C / 8 jam/ Oral
Timbang BB/hari
: 51,5 kg
Balance cairan
Injeksi Vitamin K
1 ampul/ 24 jam/
IM(2)
Koreksi Albumin
2 botol ( 1
botol/hari )

Diet hepar
Conecta
Spironolacton
100 mg 1-1-1
Furosemid 40 mg
1-1-0
Laktulosa syr 1
C / 8 jam/ Oral
Timbang BB/hari
: 51,5 kg
Balance cairan
Injeksi Vitamin K
1 ampul/ 24
jam/ IM(3)
Rencana LVP :
Plasbumin 25 % 3
botol untuk
persiapan LVP

Diet hepar
Conecta
Oksigen nasal
kanul 2 L
Spironolacton 100
mg 1-1-1
Furosemid 40 mg
1-1-0
Laktulosa syr 1
C / 8 jam/ Oral
Timbang BB/hari :
52 kg
Balance cairan
Infus Comafusin
hepar 1 botol/hari
Injeksi Vitamin K 1
ampul/ 24 jam/ IM
( selama 3 hari/ 1
minggu )
Rencana LVP :
Plasbumin 25 % 3
botol untuk
persiapan LVP
Usul :
Pemeriksaan darah
tepi

Diet Hepar
Conecta
Oksigen nasal
kanul 2 L
Spironolacton 100
mg 1-1-1
Furosemid 40 mg
1-1-0
Laktulosa syr 1
C / 8 jam/ Oral
Timbang BB/hari :
52 kg
Balance cairan
Infus Comafusin
hepar 1 botol/hari
Injeksi Vitamin K 1
ampul/ 24 jam/IM
(3 hari/1 minggu )
Rencana LVP :
Plasbumin 25 % 3
botol untuk
persiapan LVP
Usul :
Pemeriksaan darah
tepi

Usul terapi :
- LVP

Hari
Peraw
atan

07/02/2015

Rencana :
Pemeriksaan untuk
diagnostik :
Analisa dan sitologi
cairan ascites.
Alkali phosphate,
Gamma GT, AFP,LDH
Monitoring :
Monitoring darah
rutin, elektrolit,
ureum/kreatinin,
albumin.
Monitoring tandatanda ensefalopati
hepatikum
Timbang BB/hari dan
LP/ hari, target 0,8-1
gram/hari
Konsul GEH

08/02/2015

09/2/2015

10/02/2015

Rencana :
Pemeriksaan untuk
diagnostik :
Analisa dan
sitologi cairan
ascites.
Alkali phosphate,
Gamma GT,
AFP,LDH

Monitoring :
Monitoring darah
rutin, elektrolit,
ureum/kreatinin,
albumin.
Monitoring tandatanda ensefalopati
hepatikum
Timbang BB/hari,
target 0,8-1
gram/hari.

Rencana :
Pemeriksaan
untuk
diagnostik :
Analisa dan
sitologi cairan
ascites.
Alkali
phosphate,
Gamma GT,
AFP,LDH

Monitoring :
Monitoring
darah rutin,
elektrolit,
ureum/kreatini
n, albumin.
Monitoring
tanda-tanda
ensefalopati
hepatikum
Timbang
BB/hari, target
0,8-1
gram/hari.

Rencana :
Pemeriksaan
untuk
diagnostik :
Analisa dan
sitologi cairan
ascites.
Pemeriksaan
darah tepi

Monitoring :
Monitoring
darah rutin,
elektrolit,
ureum/kreatini
n, albumin.
Monitoring
tanda-tanda
ensefalopati
hepatikum
Timbang
BB/hari, target
0,8-1
gram/hari.

11/02/2015

Rencana :
Pemeriksaan
untuk
diagnostik :
Analisa dan
sitologi cairan
ascites.
Pemeriksaan
darah tepi
Monitoring :
Monitoring
darah rutin,
elektrolit,ureu
m/kreatinin,
albumin
Monitoring
tanda-tanda
ensefalopati
hepatikum
Timbang
BB/hari dan LP/
hari, target 0,81 gram/hari

RESUME
Seorang laki-laki, berumur 52 tahun, datang ke rumah sakit
dengan keluhan perut membesar dialami sejak 1 bulan yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya perut tidak
terlalu besar, namun lama kelamaan makin membesar
selama 1 bulan ini. Nyeri perut (-), mual (+), pasien juga
mengeluh cepat kenyang. Pasien juga mengeluh terjadi
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan dalam
1 bulan terakhir yang tidak diketahui berapa kg. Buang air
kecil lancar, warna seperti teh pekat, dan kesan cukup.
Riwayat di rawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo 1
bulan yang lalu dengan keluhan perut membesar (+) selama
7 hari. Dan riwayat dikeluarkan cairan dari perut (+)
sebanyak 7,5 liter. Riwayat penyakit kuning disangkal.
Riwayat transfusi darah (-). Riwayat merokok 1
bungkus/hari. Riwayat minum alkohol disangkal

Dari pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah


110/70, nadi 64 x/menit, pernapasan 18 x/menit,
suhu 37,0oC. Konjungtiva anemis (-), sklera ikterus
(+), DVS R+1 cmH2O. Pada inspeksi thorak didapatkan
spider nevi. Abdomen pada inspeksi ditemukan
bentuknya yang cembung ikut gerak nafas dan dinding
abdomen nampak distended, palpasi hepar dan lien
sulit dinilai, perkusi timpani, ditemukan ascites (+)
undulasi (+), caput medusae (+), auskultasi ditemukan
peristaltik (+) kesan normal. Pada extremitas, edema
pada kedua kaki (+), eritem palmaris (+).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan RBC :
3,7x106/u/l, HGB : 11,2 g/dl, PLT : 91x10 3u/L.
albumin 2,4 gr/dl, globulin 3,2 gr/dl, PT 16,0 INR 1,59
, APTT 35,6 HbsAg (+), SGOT 56 U/l, Biliribun direk
1,34 mg/dl, bilirubin total 2,16 mg/dl.

Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan


sesuai gambaran sirosis hepatis, dan ascites.
Sedangkan pada hasil foto thoraks didapatkan
elevasi kedua diafragma.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, maka pasien ini
didiagnosis sebagai Sirosis Hepatis Dekompensata
e.c. HBV Kronik CTP B, Koagulopati hepatikum,
dan Hipoalbuminemia.

DISKUSI

Dari anamnesis didapatkan keluhan utama pasien adalaha perut


membesar yang telah sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Awalnya perut tidak terlalu besar, namun lama kelamaan
makin membesar selama 1 bulan ini. Nyeri perut (-), Mual (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (-), pasien juga mengeluh cepat kenyang.
Pasien juga mengeluh terjadi penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir yang tidak diketahui
berapa kg. Buang air besar biasa lancar, riwayat buang air besar
warna hitam (-), riwayat BAB dempul (-). Buang air kecil lancar,
warna seperti teh pekat, dan kesan cukup.
Riwayat di rawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo 1 bulan
yang lalu dengan keluhan perut membesar (+) selama 7 hari. Dan
riwayat dikeluarkan cairan dari perut (+) sebanyak 7,5 liter.
Riwayat penyakit kuning disangkal. Riwayat transfusi darah (-).
Riwayat merokok 1 bungkus/hari. Riwayat minum alkohol disangkal

Dari pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah


110/70, nadi 64 x/menit, pernapasan 18 x/menit,
suhu 37,0oC. Konjungtiva anemis (+), sklera
ikterus (+), DVS R+1 cmH2O. Pada inspeksi thorak
didapatkan spider nevi dan ginekomasti kiri dan
kanan. Auskultasi pada paru didapatkan bunyi
vesikuler. Abdomen pada inspeksi ditemukan
bentuknya yang cembung ikut gerak nafas dan
dinding abdomen nampak distended, caput
modusae (+), palpasi hepar dan lien sulit dinilai,
perkusi timpani, ditemukan ascites (+) undulasi
(+), auskultasi ditemukan peristaltik (+) kesan
normal. Pada extremitas, edema pada kedua kaki
(+), eritem palmaris (+).

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan RBC :


3,7x106/u/l, HGB : 11,2 g/dl, PLT : 91x103u/L.
albumin 2,4 gr/dl, PT 16,0 INR 1,59 , APTT 35,6
HbsAg (+), SGOT 56 U/l, Biliribun direk 1,34
mg/dl, bilirubin total 2,16 mg/dl.

Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan


sesuai gambaran sirosis hepatis, dan Ascites.
Sedangkan pada hasil foto thoraks didapatkan
elevasi kedua diafragma.

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


laboratorium serta pemeriksaan
penunjang
pasien
didiagnosa sebagai Sirosis Hepatis Dekompensata e.c. HBV
kronik. Dimana sirosis hati dekompensata pada pasien ini
sudah disertai dengan komplikasi.
Pada kasus ini pengobatan yang diberikan lebih mengarah
pada pengobatan simptomatis. Terapi yang diberikan pada
sirosis hati dekompensata yang disertai dengan asites yaitu
dimulai dengan diet rendah garam, diet rendah garam
dikombinasi dengan obat-obatan diuretik. Awalnya dengan
pemberian spironolakton dengan dosis 100- 200mg sekali
perhari. Respon diuretik dapat dimonitor dengan penurunan
berat badan 0,5kg/hari tanpa edema kaki atau 1kg/hari
dengan edema kaki. Apabila pemberian spironolakton tidak
adekuat dapat diberikan kombinasi berupa furosemid
dengan dosis 20-40mg/hari. Pemberian furosemid bisa di
tambah dosisnya bila tidak ada respon, maksimal dosisnya
160 mg/hari.

Jika pemberian diuretik tidak memberikan


keberhasilan terapi maka dapat diusulkan terapi
Large volume parasintesis, yaitu aspirasi cairan
acites melalui rongga peritonium. Tujuannya
untuk mengatasi acites yang dialami pasien
terseut yang tidak mengalami perbaikan setelah
terapi diuretik diberikan. Namun pada saat ini
pasien masih belum melakukan LVP, terkendala
dari hasil laboratorium yang munjukkan
pemanjangan PT, INR dan APTT, yang artinya
pasien mudah untuk terjadi perdarahan pada
saat proses parasintesis dilakukan. Oleh karena
itu pasien masih mendapat terapi vitamin K. Pada
pasien ini, vitamin K diberi 1 amp/24 jam/im.

Pemberian obat lactulosa pada pasien sirosis


bertujuan untuk membuang amonia yang tertumpuk
didalam melalui feses tubuh agar tidak terjadi
komplikasi ensefalopati hepatikum yang terjadi
akibat penumpukan amonia didalam tubuh, pada
keadaan ini juga dapat diberikan antibiotik spectrum
luas
untuk
mengurangi
konsentrasi
bakteri
amoniagenik. Pemberian antibiotic spectrum luas
juga dapat mencegah terjadinya peritonitis bacterial
spontan akibat asitesnya.
Pada pasien ini juga diberikan comafusin hepar
akibat sudah terjadi ensefalopati hepatikum,
terjadinya ensefalopati hepatikum dapat dilihat dari
adanya gejala yakni susah tidur yang dialami oleh
pasien.

PEMBAHASAN

DEFINISI
Sirosis adalah suatu keadaan patologis
yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif
yang ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
regeneratif.

ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Infeksi
Alkohol
Penyakit metabolik dan keturunan
Biliaris
Terkait toksin dan obat-obatan
Penyebab lain atau tidak terbukti (sarkoidosis
dll)

PATOGENESIS
Fibrosis merangsang pembentukan
kolagen hati mengecil berbenjol-benjol
(nodular) menjadi keras Terbentuk sirosis
Penelitian terakhir
Fibrosis fungsi sel stellata berubah
(perubahan proses keseimbangan) sel
stellata membentuk kolagen Fibrosis

GEJALA KLINIK
Sering tanpa gejala
Gejala awal (kompensata) : perasaan mudah lelah
dan lemas, selera makan berkurang, perasaan perut
kembung, mual, berat badan menurun, pada laki-laki
testis mengecil, buah dada membesar, impotensi.
Bila berlanjut (dekompensata) : gangguan tidur,
demam tidak terlalu tinggi,hilangnya rambut badan
Gangguan
pembekuan darah, perdarahan gusi,
epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air
kemih berwarna seperti teh pekat, hematemesis,
melena, serta perubahan mental, meliputi mudah
lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai
koma.

TEMUAN KLINIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Spider nevi
Eritema palmaris
Perubahan kuku-kuku Murchche
Ginekomasti
Atrofi testis impotensi dan infertil
Splenomegali
Ascites
Ikterus

DIAGNOSIS
1.
2.
3.

.
.

.
.
.

.
.
.

Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
SGOT/SGPT meningkat tak terlalu tinggi
Alkali fosfatase meningkat kurang dari 2-3 kali diatas
normal
Gamma-glutamil transpeptidase (GGT) meningkat
Bilirubin meningkat
Konsentrasi albumin menurun, globulin cenderung
meningkat
Waktu protrombin akan memanjang
Konsentrasi Na akan menurun
Dapat anemia, trombositopenia,leukopenia
USG Abdomen, CT Scan Abdomen

PENATALAKSANAAN
Ascites :
Tirah baring
Diet rendah garam
Dikombinasi dengan obat-obat diuretik. Spironolakton 100-200
mg sekali sehari.
Jika tidak adekuat : dikombinasi dgn furosemid 20-40 mg/hari.
Parasintesis dilakukan bila ascites sangat besar.
Ensefalopati hepatikum :
Laktulosa membantu pasien untuk mengeluarkan amonia
Varises esofagus :
Sebelum berdarah dan sesudah berdarah bisa diberikan obat
penyekat beta (propanolol).Jika perdarahan akut diberi
preparat somatostatin atau oktreotid, diteruskan dengan ligasi
endoskopi.

Peritonitis bacterial spontan(SBP) :


diberikan antibiotika seperti sefotaksim
intravena, amoksisilin, atau aminoglikosida.
Sindrom hepatorenal :
Mengatasi perubahan sirkulasi darah di hati,
mengatur keseimbangan garam dan air.
Transplantasi hati :
Terapi definitif pada sirosis dekompensata.

KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.

Peritonitis Bakterial Spontan


Sindrom Hepatorenal
Varises Esofagus
Enselopati Hepatikum
Sindrom Hepatopulmonal

PROGNOSIS
Skor

Parameter

pasien

Mudah dikontrol
Ascites

tidak ada

(minimal)

Sukar

PSE/Ensefalopati

tidak ada

Minimal( derajat I-II)

Berat/koma(derajat III-IV)

Bilirubin total (mg/dl)

<2,0

2-3

>3,0

Albumin (g/dl)

>3,5

2,8-3,5

<2,8

3
1

PT INR

<1.7

1.7-2.3

>2.3

Kategori

Skor

1 tahun

2 tahun

5-6

100%

85%

7-9

81%

57%

10-15

45%

35%

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi