Vous êtes sur la page 1sur 67

Gangguan Penggunaan NAPZA

Oleh:
Ns. SYAFRIZAL, S.Kep

PENDAHULUAN
APA ITU .

NAPZA ?
NARKOBA ?
PENYALAHGUNAAN NAPZA ?
KETERGANTUNGAN NAPZA ?
ADIKSI ?
DLL ( ISTILAH ISTILAH YG BERHUB.
DG NAPZA )
2

NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan zat
adiktif lainnya)

bahan/zat yang bila masuk ke


dalam tubuh akan mempengaruhi
tubuh terutama susunan saraf
pusat/otak, sehingga menyebabkan
gangguan fisik, psikis dan fungsi
sosial.
3

JENIS JENIS NAPZA


Menurut Undang-Undang

Narkotika
Alkohol
Psikotropika
Zat Adiktif lainnya

Berdasarkan Efek terhadap Otak

Golongan Depresan
Golongan Stimulan
Golongan Halusinogen
4

ISTILAH

Penyalahgunaan NAPZA :
Penggunaan NAPZA yang patologik sehingga
mengakibatkan hambatan dalam fungsi sosial.
Suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh
penggunaan yang terus-menerus sampai terjadi
masalah, Napza tersebut bekerja didalam tubuh yg
mempengaruhi terjadinya perubahan : perilaku,
alam perasan, memori, proses pikir, kondisi fisik
individu yg menggunakannya

Ketergantungan NAPZA:
Suatu
pola penggunaan NAPZA yang
patologik & menimbulkan perilaku yang
maladaptif ditandai adanya toleransi dan
sindroma-sindroma
putus
zat
bila
penggunaan dikurangi atau dihentikan

Suatu kondisi yang cukup berat dan parah,


sehingga mengalami sakit yang cukup
berat

Toleransi
berarti dibutuhkan penambahan jumlah NAPZA
secara terus menerus agar didapatkan efek yang
dikehendaki.
Bila digunakan jumlah yang sama maka efek yang
diinginkan tidak tercapai

Sindroma putus zat


sekumpulan gejala yg timbul menyusul
pengurangan atau penghentian penggunaan
NAPZA pada orang yang sudah ketergantungan

Sugesti
Kerinduan yang kuat sekali untuk menggunakan
kembali
7

Intoksikasi:
suatu keadaan di mana terjadi perubahan
pikiran, perasaan dan perilaku seseorang karena
pengaruh NAPZA yang membahayakan jiwanya.

Overdosis:
suatu keadaan di mana pemakaian NAPZA
berlebihan, yang membahayakan dan bahkan
dapat menimbulkan kematian

Adiksi
Penyakit akibat gangguan kimiawi otak yang
menimbulkan perubahan perilaku, proses pikir
dan perasaan
8

RENTANG RESPON KOPING


KIMIAWI TUBUH
Respon Adaptif

Respons Maladaptif

Tinggi alamiah Penggunaan Jarang Penggunaan Sering


Aktifitas fisik
dari : nikotin
dari : nikotin
Meditasi
kafein, alkohol,
kafein, alkohol,
obat yg diresepkan, obat yg diresepkan,
obat terlarang
obat terlarang

Ketergantungan,
penyalahgunaan
gejala putus zat
toleransi

TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA

Pemakaian coba-coba (experimental use)


pemakaian NAPZA yang tujuannya ingin
mencoba untuk memenuhi rasa ingin tahu.
Pemakaian sosial/ rekreasi (social/recreational
use) yaitu pemakaian NAPZA dg tujuan
bersenang-senang.
Pemakaian situasional (situationaluse)
pemakaian pada saat mengalami keadaan
tertentu
Penyalahgunaan (abuse)
Ketergantungan ( dependent use )

10

NAPZA
Mengacu kepada Narkotika
dan Psikotropika
Undang-undang No.5 tahun
1997 tentang Psikotropika
dan
Undang-undang No.22 tahun
1997 tentang Narkotika
11

Istilah lain
Narkoba: Narkotika dan
Obat/Bahan
berbahaya
populer di masyarakat, media dan
aparat hukum
Madat : Candu (suatu golongan
opioid)
12

I. NARKOTIKA
Narkotika yang biasa digunakan :
Opiat: morfin, heroin (putauw),
petidin, candu, dan lain-lain
Ganja atau kanabis, mariyuana,
hashis
Kokain, yaitu serbuk kokain
13

UU No 22 tahun 1997
tentang Narkotika

Zat atau obat yang berasal dari tanaman


atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis

menyebabkan penurunan atau perubahan


kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.

14

Penggolongan

Golongan I :
digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan,
tidak ditujukan untuk terapi
potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan,
Contoh: heroin/putauw, kokain,
ganja
15

Heroin, putauw

16

Ganja, hashis, kanabis

17

Golongan II:

berkhasiat pengobatan, sebagai


pilihan terakhir
digunakan dalam terapi atau
pengembangan ilmu pengetahuan
potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan
Contoh: morfin, petidin

18

Morfin, petidin

19

Golongan III:
berkhasiat pengobatan
banyak digunakan dalam
terapi atau pengembangan
ilmu pengetahuan
potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
Contoh: kodein

20

II. PSIKOTROPIKA

Extacy / Ekstasi
- Mulai dikenal sekitar tahun 1980
- Nama lain : xtc, fantacy pils, cece, cein, e

Shabu
- lama kerja lebih panjang dibanding extacy
(dapat mencapai 12 jam) dan efek
halusinasinya
lebih kuat
- Nama lain : shabu-shabu, SS, ice, crystal, crank
21

UU No. 5 tahun 1997


tentang Psikotropika

Zat atau obat, alamiah maupun


sintetis bukan narkotika
berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan
perilaku.

22

Penggolongan

GOLONGAN I:
digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan
tidak digunakan dalam terapi
potensi amat kuat mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh: ekstasi, shabu, LSD
23

Halusinogenik

24

GOLONGAN II:
tujuan ilmu pengetahuan
berkhasiat pengobatan, dapat
digunakan dalam terapi,
potensi kuat mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh: amfetamin,
metilfenidat atau ritalin

25

GOLONGAN III :
berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi
tujuan ilmu pengetahuan
potensi sedang mengakibatkan
ketergantungan
Contoh: fenobarbital,
flunitrazepam

26

GOLONGAN IV
berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi
untuk tujuan ilmu pengetahuan
potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
Contoh: diazepam, bromazepam,
fenobarbital, klonazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam,
seperti pil BK, pil Koplo, Rohipnol,
Dumolid, Mogadon

27

III. ALKOHOL
3 Gol. Minuman
beralkohol

A : etanol 1-5%, (Bir)


B : etanol 5-20%, (Jenisjenis minuman anggur)
C : etanol 20-45%, (Wiski,
Vodka, TKW, Manson
House, Johny Walker,
Kamput)
28

Jenis alkohol lain

Metanol
spiritus desinfektan, zat pelarut
atau pembersih
disalahgunakan berakibat fatal
meskipun dalam konsentrasi
rendah.
29

Inhalansia (gas yang dihirup)


Solven (zat pelarut)
mudah menguap
senyawa organik (benzil alkohol),
terdapat pada:
barang keperluan rumah tangga,
kantor
pelumas mesin,
Sering disalah gunakan
Contoh: Lem, tiner, penghapus cat kuku,
bensin.
30

IV. ZAT ADIKTIF

Lexotan, Nipam, Pil BK, Magadon, dll


Digolongkan zat sedatif (obat
penenang) dan hipnotika (obat tidur)
Nama jalanan dari Benzodiazepin :
BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Di bidang medis :
- pengobatan kecemasan
- panik
- hipnotik (obat tidur)

31

Tembakau
Pemakaian

sangat luas di
masyarakat.
Kadar nikotin yang bisa diserap
oleh tubuh per batangnya 1-3 mg.
Dosis letal : 60 mg nikotin sekali
pakai.
Pemakaian ROKOK dan ALKOHOL terutama pada
remaja, pintu masuk penyalahgunaan NAPZA
32

Kafein
zat

stimulansia
dapat menimbulkan
ketergantungan jika
dikonsumsi melebihi 100 mg
/hari atau lebih dari dua
cangkir kopi
ketergantungan psikologis.
Minuman energi sering kali
menambahkan kafein dalam
komposisinya.
33

Klasifikasi lain:

Sama sekali dilarang

Penggunaan dengan resep dokter

narkotika golongan I dan


psikotropika golongan I
amfetamin, sedatif hipnotika

Diperjual belikan secara bebas

lem, tinner, rokok dan lain-lain


34

Saat intoksikasi Napza:


Jalan sempoyongan
Bicara pelo (cadel)
Apatis (acuh tak acuh)
Mengantuk
Agresif
Curiga

35

Dampak dan komplikasi


penyalahgunaan Napza

Fisik
Mental emosional
Sosial

36

Perubahan fisik dan mental


emosional
a. Heroin
- Infeksi (abses) atau bekas infeksi
pada kulit
Bronkitis, paru basah maupun TBC
Ggn fungsi hati, hepatitis
Penularan HIV/AIDS
Gigi berlubang & keropos
Ggn menstruasi & impotensi
Ggn jiwa (depresi berat,cemas)
Kadang percobaan bunuh diri
37

b. Kanabis ( Ganja, gelek,


cimeng)

menurunkan daya tahan tubuh


memperburuk aliran darah jantung
perubahan dan atrofi sel otak
kerusakan pd mukosa, mulut hitam,
bronkitis kronis, tbc paru
ggn menstruasi & kemandulan
ggn psikotik, ggn cemas, paranoid
kehilangan motivasi, acuh tak acuh,
ggn daya ingat
38

c.

Kokain
- aritmia jantung, ulkus pada
lambung
- perforasi septum nasi,
kerusakan
paru
- ggn kepribadian anti sosial &
ggn
tidur
d. Alkohol
- tukak lambung, perdarahan
usus,
kanker hati
- depresi, cemas, paranoid, panik
- demensia
39

e. Ekstasi, Shabu
perdarahan intra kranial
*
denyut jantung tidak
teratur
* malnutrisi, anemia
*
perasaan tdk bertenaga
dan tdk
berdaya apabila zat
adiktif
dihentikan
*
gangguan jiwa : depresi
berat,
cemas, psikosik
*

40

f. Inhalasia
-

toksis hepar, otak, paru


ggn pada mata
penekanan pernafasan, denyut
jantung
tidak teratur
- gangguan jiwa

41

Dampak Sosial

Perubahan perilaku
Konsentrasi belajar menurun
Motivasi belajar hilang
Perbuatan kriminal: mencuri,
mengompas, merampok dll.

42

MENGAPA MEMAKAI NAPZA

Memenuhi rasa ingin tahu


Menghilangkan rasa sakit
Menghilangkan masalah
Mengubah mood atau perasaan
Mendapat pengakuan sosial
Melepaskan diri dari kebosanan
Mengobati penyakit
43

Lanjutan
Merangsang kreatifitas
Meningkatkan rasa
Merubah realita
Terpaksa, dipaksa seseorang atau
kelompok
Pergaulan, solidaritas dan diakui
oleh lingkungan
Trend masa kini
Mengatasi Withdrawal

44

PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Beberapa faktor penting yg perlu dikaji utk
dikumpulkan dan dianalisa adalah :
a. Tes Skrining Singkat Penyalahgunaan
Obat
Pertanyaan-2 yg berkaitan dgn informasi ttg
keterlibatan klien dlm penyalahgunaan obat
yg merujuk kpd :
- Penggunaan obat dgn resep atau yg dijual
bebas melebihi petunjuk penggunaan yg
seharusnya
-Tiap penggunaan obat non medik
45

b. Kuisioner Cage

1). Pernahkan anda merasa bhw anda harus


mengurangi minuman alkohol?
2). Pernahkah orang-orang menjengkelkan
anda dgn mengeritik anda ?
3). Pernahkah anda merasa tidak enak /merasa
bersalah mengenai minuman alkohol anda ?
4). Pernahkah anda minuman alkohol pertama
pada pagi hari utk menguatkan diri anda
atau menghilangkan perasaan berat ketika
bangun pagi dlm keadaan mabuk/pembuka
mata utk bangun tidur
Penilaian : jawaban Ya memerlukan
pengkajian Lanjutan
46

c. Faktor Predisposisi
1). Faktor Biologis
- Kecendrungan keluarga, terutama orang
tua yang menyalahgunaan Napza
- Perubahan metabolisme alkohol yang
mengakibatkan respons fisiologik yg tdk
nyaman
- Infeksi pd organ otak : gejala sisa dr
ensepalitis, meningitis retardasi mental :
IQ rendah
- Penyakit kronis : kanker, asthma
bronchiale,
penyakit lain dg masa sakit yg menahun
47

2). Faktor Psikologis


- Penyimpngan kepribadian pada fase oral :
kepribadian dependence
- Kepribadian : anxietas, depresi, anti sosial
(psikopat)
- HDR sehubungan dgn penganiayaan pd
masa kanak-kanak
- Perilaku maladaptif yg dipelajari sec.
berlebihan
- Problem solving (cara pemecahan
masalah yg
menyimpang
48

Lanjutan

- Individu selalu merasa tidak aman


- Permusuhan dgn keluarga/orang tua
- Individu dgn krisis identitas :
kecendrungan homoseksual, krisis
identitas dgn menggunakan obat utk
menunjukkan kejantanan
- Model peran yg negatif, keluarga yg
tdk mampu memberikan pendidikan
yg sehat

49

3). Faktor Sosial Kultural

- Sikap masyarakat yg ambivalennsi thdp


penggunaan Napza spt : nikotine, ganja,
alkohol
- Norma kebudayaan :
suku bangsa tertentu menggunakan
halusinogen,
alkohol utk upacara adat dan keagamaan
- Lingkungan :
Tempat yg rentan utk transaksi Napza spt :
diskotik, mal, lokalisasi, lingkungan rumah yg
kumuh dan padat dll
50

Lanjutan
- Kontrol masyarakat yg kurang terhadap
pengguna Napza
- Keluarga dgn kehidupan agama yg
kurang
bahkan tidak ada
- Individu melakukan tindak kriminal pd
usia dini : mencuri, merampok, tawuran
dlm masyarakat.
51

d. Faktor Presipitasi

- Pernyataan utk mandiri dan membutuhkan


teman sebaya sbgi pengakuan
- Reaksi sebagai prinsip kesenangan :
menghindari dari rasa sakit, mencari
kesenangan, relaks agar menikmati hubungan
interpersonal
- Kehilangan sesuatu yg berarti :
orang yg dicintai/pekerjaan/drop out sekolah
- Diasingkan oleh lingkungan : rumah, sekolah,
kelompok teman sebaya
- Dampak kompleksitas era globalisasi:
ketegangan akibat modernisasi, lancarnya
transportasi, film dan iklan
52

e. Sumber Koping
Sumber koping yg biasa digunakan untuk
bertahan hidup pada individu yang
menyalahgunakan Napza meliputi :
- Komunikasi efektif dan keterampilan
asertif
- Sistem pendukung sosial yg kuat
- Alternatif kegiatan yg menyenangkan
- Keterampilan kerja
- Kemampuan menurunkan stres
- Motivasi utk merubah perilaku
53

f. Mekanisme Koping
- Denial terhadap masalah
- Rasionalisasi
- Memproyeksikan tanggungjawab
terhadap perilakunya

54

g. Perilaku
dalam keadaan Intoksikasi (gejala
yang timbul saat mengkonsumsi
Napza)
dan sindroma putus zat (gejala yg
timbul
saat mengurangi atau
menghentikan
penggunaan Napza )
55

2. Masalah Keperawatan
- Anxietas
- Ketidak efektifan koping individu
- Perubahan proses keluarga
- Keputusasaan
- Ketakutan
- Resiko terhadap cidera
- Resiko terhadap infeksi
- Gg persepsi sensoris : halusinasi
- Gg proses pikir waham
- Perilaku kekerasan
- dll.

56

3. Perencanaan Tindakan Keperawatan


a. Tujuan Umum :
- Klien akan mengatasi adiksi dengan
rasa nyaman
- Klien terhindar dari cidera diri/PK
- Klien menjauhi diri dari Napza yg
dapat merubah alam perasaannya
- Klien termotivasi utk mengikuti
program jangka panjang
- Klien menggunakan koping yg positif
utk mengatasi masalahnya
57

Lanjutan

b. Tujuan Khusus :
- Klien mengenal kecemasannya dan
sadar akan perasaannya
- Sumber koping klien adekuat utk
membantu klien berubah
- Klien menggunakan sumber koping
adaptif

58

Lanjutan

c. Tindakan Keperawatan
1. Penyuluhan Kesehatan Jiwa utk
mencegah penggunaan Napza
- Mengadakan grup diskusi ttg
penggunaan Napza
- Memutar film ttg dampak fisik dan
psikologis Napza
- Menyediakan bahan bacaan
- dll
59

Lanjutan
2. Tindakan kep. Pd penyalahgunaan dan
ketergantungan obat tujuannya utk
menggantikan perilaku dengan respons
koping yang sehat

- Membahas dgn klien tingkah laku


menyalahgunakan
Napza dan resiko penggunaan
- Membantu klien utk mengidentifikasikan masalah
penggunaan Napza
- Mendorong klien agar mau mengikuti utk
berpartisipsi dlm program terapi
- Mendoromg klien agar mau mengutarakan hal-hal
yg menyebabkan menyalahgunakan Napza
60

3. Tindakan kep. Pd pasien yang


mengalami
ketergantungan fisik : Detoksifikasi
tujuannya utk menjaga keamanan dan
kenyamanan fisik secara optimal
- Memberikan perawatan fisik : observasi TTV,
makanan, keseimbangan cairan dan kejang
- Memberikan pengobatan sesuai dgn terapi
detoksifikasi
- Observasi pasien dgn cermat pd kondisi
sindroma putus zat dan mencatat
kemungkinan segera adanya gejala putus
61
zat

Lanjutan
-

Mengadakan kontrak persetujuan dgn


klien secara tertulis ttg perubahan
perilaku dan di TT bersama
Membantu klien utk mengidentifikasikan
dan menggunakan koping yang sehat
Konsisten memberikan dukungan dan
pengalaman bhw pasien mempunyai
kekuatan utk menghadapi masalah y.a.d.

62

4. Meningkatkan pengembangan alternatif


metode pemecahan masalah dlm kondisi
stres atau konflik
5. Mempersiapkan klien pulang ke rumah
- Mengikutsertakan klien dlm rehabilitasi
vokasional, pelayanan sosial dan sumber
lainnya sesuai dg kebutuhan secara
individual

63

4. Evaluasi
- Klien mengalami/mencapai keutuhan fisik
dan harga diri alamiah
- Tingkah laku klien merefleksikan
meningkatnya pengertian ttg adanya
hubungan antara stres dengan kebutuhan
utk menggunakan Napza
- Sumber koping klien adekuat utk
membantu
klien berubah
- Klien mengenal kecemasannya dan sadar
akan perasaannya
64

Lanjutan
- Klien menggunakan sumber koping
alternatif
- Klien mempunyai alternatif atau
belajar pendekatan alternatif utk
mengatasi stres atau ansietasnya
- Klien mampu secara periodik tetap
tidak menggunakan Napza

65

S
E
L
A
N
J
U
T
N
Y
A
?
66

67

Vous aimerez peut-être aussi