Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ATRESIA ANI
Asiyah Uswatun Nisa
Pembimbing : dr. Tubagus Odih,
Sp. BA
PENDAHULUAN
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
Atresia ani atau anus imperforata
merupakan suatu kelainan malformasi
kongenital dimana tidak lengkapnya
perkembangan embrionik pada bagian
anus tertutupnya anus secara abnormal
atau dengan kata lain tidak ada lubang
secara tetap pada daerah anus.
Anus imperforata ini dapat meliputi bagian
anus, rektum, atau bagian diantara
keduanya
Epidemiologi
Etiologi
Etiologi : tidak diketahui banyak faktor
faktor genetik, riwayat saudara dengan
riwayat malformasi anorektal
meningkatkan resiko terjadinya atresia ani
yaitu 1 dalam 100 kelahiran.
insiden umum yakni 1 dalam 4000 - 5000
kelahiran.
Patofisiologi
Malformasi anorektal terjadi akibat
gangguan pertumbuhan, fusi dan
pembentukan anus dari tonjolan
embriogenik. Keadaan ini akibat kegagalan
penurunan septum anorektal pada
kehidupan embrional dimana tidak
lengkapnya proses perkembangan anus
dan rektum.
Kloaka persisten
fistula
Fistula rectovestibuler
Klasifikasi
Berdasarkan letak lesi :
1. Lesi letak rendah rektum menembus
muskulus levator ani sehingga jarak kulit dan
ujung rektum paling jauh 1 cm.
2. Lesi intermediet rektum mencapai muskulus
levator ani tapi tidak menembusnya.
3. Lesi letak tinggi apabila tidak mencapai
tingkat muskulus levator ani dengan jarak
antara ujung buntu rektum sampai kulit
perineum lebih dari 1 cm.
Penatalaksaan
Tanpa kolostomi
Fistula rektouretra
Kolostomi + PSARP
Bulbar
Kolostomi + PSARP
Prostatika
Kolostomi + PSARP
Fistula rektovesika
Malformasi
anorektal
fistula
Kolostomi + PSARP
tanpa Kolostomi + PSARP
Kolostomi + PSARP
Atresia rektum
Perempuan:
Penatalaksanaan
Tanpa kolostomi
Fistula vestibuler
Kolostomi + PSARP
Fistula rektovagina
Kolostomi + PSARP
Kloaka persisten
Kolostomi + PSARP
Malformasi
anorektal
fistula
Atresia rectum
Diagnosis
Gambaran klinis
1.Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
2.Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi atau
termometer tertahan jaringan.
3.Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah
letaknya.
4.Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila
tidak ada fistula).
5.Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
6.Pada pemeriksaan rectal touch terdapat adanya membran
anal.
7.Perut kembung
Pemeriksaan penunjang
Foto polos : wangensteen atau
invetogram
Tatalaksana
1. Tatalaksana awal NGT dan IV line
2. Kolostomi
3. PSARP
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: T / By. H
RM
: 8786XX
Umur
: 8 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: Indragiri hilir
ANAMNESIS
Keluhan utama
Rencana operasi pembuatan anus
RPS (cont...)
Pasien sering tampak seperti mengedan
hingga mukanya menjadi tampak
kemerahan. Keluhan muntah tidak ada.
Malam hari orang tua pasien memeriksa
bagian anus anaknya dan baru menyadari
bahwa anaknya tidak memiliki lubang
anus. Pasien kembali dibawa ke bidan
keesokan harinya dan dirujuk ke RSUD
Arifin Achmad.
RPS (cont...)
Pasien kemudian dirawat di ruang perina
dan menjalani operasi pembuatan saluran
BAB sementara oleh dokter bedah anak
dan sejak itu pasien rutin kontrol ke poli
bedah anak RSUD AA untuk direncanakan
pembuatan lubang anus.
Orang tua pasien mengatakan bahwa
akhir-akhir ini kencing anaknya seperti
bercampur dengan kotoran dan berampas.
Riwayat demam disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis GCS 15 (E4 M6 V5)
Tanda-tanda vital
HR : 116 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 36,7oC
CRT: < 2 detik, akral hangat
BB : 6300 gram
Status Lokalis
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
distensi (-), venektasi (-), kolostomi (+)
Auskultasi
bising usus (+) normal
Perkusi
Timpani pada semua lapangan abdomen.
Palpasi
Nyeri tekan (-) pada semua lapangan
abdomen, hepar dan lien tidak teraba.
Status Lokalis
Pemeriksaan
anogenitalia
Inspeksi : tidak
tampak adanya
anus
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin (4/9/2015)
Hb
: 10,48 g/dl
Ht
: 32,84 %
Eritrosit : 3.943.000/mm3
Leukosit: 9.180 /mm3
Trombo : 360.400 /mm3
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Radiologis
Kesan:
Pasase kontras ke
distal lancar.
Fistula rekto-vesika
urinaria
Diagnosis
Atresia ani dengan fistula rekto-vesika
urinaria
TATALAKSANA
NON-FARMAKOLOGI
PSARP
FARMAKOLOGI:
IVFD RL 26 TPM MIKRO
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad
bonam
Nadi : 121x/menit
suhu : 36,5 0C
RR: 30x/menit
Gastrointestinal:
Inspeksi
distensi (-), kolonostomi (+), anus (-)
Auskultasi
bising usus (+) normal
Perkusi
Timpani pada semua lapangan abdomen.
Palpasi
Nyeri tekan (-) pada semua lapangan abdomen, hepar dan lien tidak
teraba.
IVFD RL 10 tpm
Cefotaxim 2 x 250 mg
Paracetamol 3 x 150 mg
IVFD RL 10 tpm
Cefotaxim 2 x 250 mg
Paracetamol 3 x 150 mg
PEMBAHASAN