Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kasus
Iktiosis
Elsye E Tanama
112014002
Indentitas
Nama:
Jenis
Tn. JP
kelamin : Laki-laki
Tempat
Pekerjaan
Status
: jaga toko
perkawinan
: Belum menikah
Anamnesis
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis E4V5M6 (15)
Status Gizi : Tensi : Berat Badan
: Mata : Dalam batas normal
Gigi : THT :
Status Dermatologikus
Distribusi
: Regional
Lokasi
: kaki dan tangan
Efloresensi : likenfikasi multiple
Ukuran
: lentikuler
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Resume
Pasien
Status Dermatologikus
Distribusi
: Regional
Lokasi
: kaki dan tangan
Efloresensi : likenfikasi multiple
Ukuran
: lentikuler
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Iktiosis Lamellar
Diagnosis Banding
iktiosis Vulgaris (IV)
Iktiosis resesif terangkai kromosom X (XLI)
Non bullous congenital icthyosiform
erythroderma (NCIE)
Prognosis
Ad
vitam
: bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam
: bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Iktiosis
Klasifikasi
Iktiosis vulgaris dominan
Iktiosis terkait X ( x-linked
ichtyosis)
Lamellar ichtyosis
Epidermolitic hyperkeratosis
Lamellar iktiosis
Lamellar ichthyosis adalah kelainan kulit
langka yang diwariskan.
Bayi yang dilahirkan dengan gangguan ini
disebut bayi collodion.
Bayi yang dilahirkan dalam membran
collodion akan terlihat lapisan luar yang
terdiri dari stratum korneum yang tebal
seperti lilin mengkilap pada kulit.
ETIOLOGI
Ichthyosis lamellaris memiliki pola resesif autosomal
yang berarti gen yang rusak terletak pada autosom
dan salah satu orang tua memiliki salinan gen yang
rusak.
PATOFISIOLOGI
Transglutaminase
Enzim
Diagnosis
Secara klinis skuama pada IL tampak kasar, lebar,
kecoklatan, generalisata dengan predileksi daerah
fleksor dan adanya penebalan pada telapak tangan
dan kaki (palmoplantar keratoderma). Kulit kering,
retak-retak akibat penyumbatan kelenjar keringat.
Manifestasi lain pada IL yaitu adanya kelopak mata
terangkat keatas (ektropion), mulut berbentuk huruf
O (eklabium), distrofi kuku (nail dystrophy), alopesia
sikatrik pada daerah berambut (alis dan kepala)
serta hipoplasi kartilago nasal dan aurikula.
IL
NCIE
IV
XLI
Pola pewarisan
Autosomal resesif
Autosomal resesif
Autosomal dominan
X-linked resesif
1:250
1:2.000-6.000
1:300.000
1:100.000-200.00
Diagnosis
banding
Insidensi
Manifestasi klinis
laki
putih, Kulit
kecoklatan,
generalisata
generalisata,
terutama
daerah
kering
dengan bersisik,
dan Sisik
terutama leher,
coklat
ekstremitas
Hiperkeratosis
fleksural.
retensi.
eritroderma
Alopesia
eklabium,
ektropion.
sikatriks, Jarang
dan alopesia
eklabium,
ektropion.
ditemukan Keratosis
sikatriks, dan
dan atopik.
pada
ekstremitas,
ringan.
Manifestasi lain
laki-
Penatalaksanaan
Terapi
lini pertama:
- emolien + humektan + keratolitik
Selain penggunaan emolien langsung, penambahan humektan dan keratolytics
mungkin diperlukan.
Pilihan Primer
Parafin kuning lunak: oleskan pada daerah yang terkena dua kali sehari
- DAN
Urea topikal: (40-50%) oleskan pada daerah yang terkena dua kali sehari
atau
Amonium laktat topical (12%) dioleskan pada daerah yang terkena dua kali
sehari
- DAN
- Asam salisilat topikal (3-6%) dioleskan pada daerah yang terkena dua kali
sehari
atau
- Asam laktat topikal (10%) dioleskan pada daerah yang terkena dua kali sehari
atau
- Asam glikolat topikal (4-10%) dioleskan pada daerah yang terkena dua kali
sehari
Tambahan ( adjunctive)
Retinoid topikal
Retinoid topikal juga telah dilaporkan efektif untuk
pengobatan iktiosis lamelar dan dapat digunakan sebagai
tambahan pada terapi yang telah disebutkan sebelumnya.
Karena iritasi adalah efek samping yang umum, retinoid
topikal dianggap sebagai terapi tambahan jika pelembab,
humektan, dan keratolytics saja tidak berhasil
mengendalikan penyakit.
Pilihan Primer
Tretinoin topikal (0,025 sampai 0,1%) dioleskan pada
daerah yang terkena sekali sehari pada malam hari
ATAU
Adapalene topikal (0,1 sampai 0,3%) dioleskan pada
daerah yang terkena sekali sehari pada malam hari
ATAU
Tazarotene topikal (0,05 sampai 0,1%) dioleskan pada
daerah yang terkena sekali sehari pada malam hari
Prognosis
Pasien
Komplikasi
Komplikasi
Efek