Vous êtes sur la page 1sur 31

KESEHATAN

KERJA
Kelompok 1
Pembimbing : dr. Anita Masidin, MS, Sp.OK

Pokok Bahasan
Kesehatan Kerja
1. Pendahuluan
2. Penyakit akibat kerja
3. Ergonomi kerja
4. Stres dan faktor psikologi kerja
5. Keselamatan dan kecelakaan kerja

1. PENDAHULUAN
Kesehatan kerja adalah pendekatan multidisiplin untuk
pengenalan, diagnosis, pengobatan dan pencegahan serta
pengendalian penyakit, cedera, dan kondisi kesehatan
yang merugikan yang dihasilkan dari paparan berbahaya di
tempat kerja, rumah, atau masyarakat (Levy dan Wegman,
et al 2006)
Ilmu Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan
masyarakat
yang
mengkaji
secara
multidisipliner
pengenalan, diagnosis, pengobatan, dan pengendalian
penyakit terkait pekerjaan, kecelakaan dan berbagai
keadaan lainnya yang terkait pekerjaan.

Tujuan Kesehatan Kerja


Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi
kerja.
Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan
produktivitas tenaga kerja
Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan
kegairahan serta kenikmatan kerja.
Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu
perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya
pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan
tersebut.
Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya
yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk
perusahaan
Soekidjo N. 1997
4

Dasar Hukum Kesehatan Kerja

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.


2. Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
3. Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
4. Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
5. Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja.
6. Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja.
7. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
8. Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
9. Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Tempat Makan.
10. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan
serta Penerangan dalam Tempat Kerja.
5

2. PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang


disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja yang akan
berakibat cacat sebagaian maupun cacat total

(Permennaker No. 01/Men/1981).

Faktor Penyebab Penyakit


Akibat Kerja
Faktor Fisik

Agen Kimia

Agen Biologi

Ergonomi/Fisiol
ogi

Mental
Psikologi

Penyakit Kerja Akibat


Faktor Fisik
Panas

Kebisingan

Miliaria
Hiperpireksi
a
Heat cramp
Heat
exhaustion
Heat stroke

Tuli akibat
bising
Mempengar
uhi
pendengara
n nada
tinggi

Tekanan
Nekrosis
tulang
aseptic
Coison
disease

Getaran
Polineuritis
Reynauds
disease

Radiasi
Katarak
Keratosis
kulit
Konjungtivit
is

Penyakit Kerja Akibat


Agen Biologis
Bakteri
Tuberculosis paru, brucellosis, lepra, tetanus, thypoid,
colera, dll
Virus
Influenza, varisella, hepatitis, HIV, dll
Parasit
Malaria, ancilostomiasis, dll
Hewan
Sengatan (serangga), gigitan (binantang
berbisa/binatang buas)
Tumbuhan
Alergi dan asma (debu kayu), alergi saluran nafas
(debu kapas)

Penyakit Kerja Akibat


Bahan Kimia
Timah

Akut: sakit perut, ensefalopati, hemolisis


Kronis: arthralgia, neuropati, gangguan
neurobehaviour, gagal ginjal kronik
Skrining: Tes konsentrasi timbal dalam darah dan urin

Merkuri

Gejala: gangguan pernapasan, tremor, spastisitas,


gangguan visual dan auditori
Skrining: Tes konsentrasi merkuri di urin dan metil
merkuri di plasma

Mangan

Akut: demam, menggigil, dispneu


Kronis: Parkinson
Skrining: gejala neuropsikiatri
10

Arsenik

Pestisida

Penyakit
karena debu

Akut: mual, muntah, diare, jaundice


Kronis: hyperkeratosis, neuropati, anemia
Skrining: pengekuruan arsenic di urin, rambut dan
kuku

Keracunan pestisida
Skrining : Pengukuran aktivitas kolin-esterase

Silicosis, asbestosis, pneumokoniosis


Skrining : Kuesioner untuk menilai adanya sesak
napas
Pemeriksaan sinar-X

11

Penyakit Kerja Akibat


Ergonomi/Fisiologi

Akibat

Efek

Cara kerja, posisi kerja, alat kerja, beban


kerja, lingkungan kerja yang salah

Kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas


tulang, perubahan bentuk, dislokasi, Carpal
Tunnel Syndrom

12

Penyakit Kerja Akibat


Mental Psikologi

Akibat

Efek

Suasana kerja yang monoton dan tidak


nyaman, hubungan kerja yang kurang baik,
upah kerja kurang dan tak sesuai bakat, dll

Stress

13

3. ERGONOMI KERJA
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dengan dan elemen-elemen lain dalam
suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan teori,
prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem
yang optimal dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya.
International
IEA, 2002)

Ergonomics

Association/

Tujuan
ergonomi
kerja
untuk
mengoptimalkan
kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan efisiensi
pekerja

14

15

Lingkungan
Kerja

Interaksi
pekerja dan
alat

Antropome
tri

Sikap Kerja
Aspek
Ergonomik

Waktu
Kerja

16

Antropometri
Merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear,
serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan,
kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.
Antropometri Dinamis
Karakteristik tubuh dalam keadaan bergerak, atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatan
Contoh : putaran sudut tangan, sudut putaran
pergelangan kaki
Antropometri statis
Ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam keadaan
diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau
standar.
Contoh : tinggi badan, lebar bahu

17

Lingkungan kerja

Lingkungan kerja
yang tidak kondusif
untuk bekerja
mempengaruhi
pelaksanaan
pekerjaan seseorang
yang sedang di
laksanakan.

18

Sikap Kerja

Sikap kerja yang bertentangan dengan sikap


alamai tubuh manusia akan bebrdampak buruk
bagi kesehatan setiap pekerja, karena akan
menimbulkan kelelahan dan cidera otot-otot.

Dalam sikap yang tidak alamiah banyak terjadi


gerakan otot-otot yang tidak semestinya, hal
tersebut yang mengakibatkan cidera pada otot

19

Waktu Kerja

Lama jam kerja per hari atau per minggu penting


untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan
berlebihan. Kerja dikatakan efisien apabila waktu
penyelesaian
berlangsung
singkat.
Untuk
menghitung waktu (standar time) penyelesaian
pekerjaan maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan
teknik pengukuruan kerja.

20

4. Stres dan Efek Psikologi


Kerja
Faktor psikologi yaitu potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh
kondisi aspek psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik
atau kurang mendapatkan
perhatian seperti:
Penempatan tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya,
Sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai,
Kurangnya keterampilan tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaannya akibat
kurangnya latihan kerja yang diperoleh,
serta
Hubungan antara individu yang tidak
harmoni dan tidak serasi dalam

Stre
s
Suatu kondisi
ketegangan
yang
mempengaruhi
emosi, proses
berpikir dan
kondisi
seseorang.

21

Stressor
Kondisi Lingkungan yang menyebabkan stres
Komunikasi yang
tidak adekuat
Konflik
interpersonal
(pimpinan
kasar/konflik
dengan rekan)

Hubungan

Perubahan situasi
Perubahan sistem
kerja dan
teknologi kerja

Kurangnya
kesempatan
promosi
Pengangguran

Pengembang
an karir

Organisasi

Overload/underloa
d (kuantitatif atau
kualitatif)

Paparan fisik

Rendahnya
kebebasan
membuat
keputusan

Bising

Tugas

Masalah
ergonomik
Bau

Lingkungan
Kerja
22

Gejala Psikologis

Gejala Fisik

Gejala Perilaku

Kecemasan, ketegangan

Meningkatnya detak
jantung dan tekanan
darah

Menunda ataupun
menghindari
pekerjaan/tugas

Bingung, marah, sensitif

Meningkatnya sekresi
adrenalin dan
noradrenalin

Penurunan prestasi dan


produktivitas

Memendam perasaan

Gangguan
gastrointestinal,
misalnya gangguan
lambung

Meningkatnya
penggunaan minuman
keras dan mabuk

Komunikasi tidak efektif

Mudah terluka

Perilaku sabotase

Mengurung diri

Mudah lelah secara fisik Menurunnya frekuensi


absensi

Depresi

Kematian

Perilaku makan yang


tidak normal

Merasa terasing dan


mengasingkan diri

Gangguan
kardiovaskuler

Kehilangan nafsu makan


dan penurunan drastis
berat badan
23

Gejala Psikologis

Gejala Fisik

Gejala Perilaku

Kebosanan

Gangguan pernafasan

Meningkatnya
kecenderungan perilaku
berisiko tinggi, seperti
ngebut, berjudi

Ketidakpuasan kerja

Lebih sering
berkeringat

Lelah mental

Gangguan pada kulit

Turunnya fungsi
intelektual
Kehilangan daya
konsentrasi
Kehilangan spontanitas
dan kreativitas

Kepala pusing, migrain


Kanker

Meningkatnya
agresivitas, dan
kriminalitas
Penurunan kualitas
hubungan inter-personal
dengan keluarga dan
teman
Kecenderungan bunuh
diri

Ketegangan otot

Kehilangan semangat
hidup
Menurunnya harga diri
dan rasa percaya diri

Probem tidur

24

Prevention and Control Stress


Atasi Individu

Tatalaksana medis (hipertensi, nyeri punggung,


depresi)
Konseling
General support (program latihan, rekreasi)
Pola hidup sehat (olahraga, diet sehat)

Atasi Organisasi

Diagnosis masalah
Menerapkan manajemen responsif dan fleksibel
Tingkatkan komunikasi internal

Kurangi stres
organisasi

Jadwal kerja
Restrukturisasi kerja (meningkatkan kontrol)

25

5. Keselamatan Kerja dan


Kecelakaan Kerja

Kecelakaan
Kerja

Adalah kejadian yang tidak terduga


dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan kerugian harta
benda, korban jiwa/luka/cacat
maupun pencemaran.
Merupakan kecelakaan yang terjadi
akibat adanya hubungan kerja,
(terjadikarena suatu pekerjaan atau
melaksanakan pekerjaan).

Keselamata
n Kerja

Identifikasi risiko di tempat kerja dan


upaya pencegahan untuk mengurangi
hazard yang menyebabkan
kecelakaan
26

Hazard

Virus
Jamur
Bakteri
Tanaman
Burung

Daya ledak
bahan kimia
Bahan
karsinogenik
Pestisida
Bahan kimia
mudah terbakar
Chemical

Biological
Hazard

Kondisi atau potensi yang dapat


menimbulkan kerugian terhadap
manusia, harta benda, proses, maupun
lingkungan

Hazard

Bising
Tekanan
Suhu
Getaran
Radiasi

Physical
Hazard

Desain tempat
kerja yang tidak
sesuai
Postur tubuh
yang salah

Ergonomi
c Hazard

Jam kerja yang


terlalu lama
Lingkungan
kerja yang tidak
nyaman

Psycologi
cal
Hazard
27

Penyebab Kecelakaan Kerja

Faktor Manusia

Usia
Pendidikan dan pengalaman kerja
Sikap kerja yang tidak sempurna
Kurangnya pemeliharaan mesin
Hubungan rekan kerja
Kelelahan, mengantuk, sakit, motivasi, dll

Faktor Peralatan

Faktor Organisasi

Alat yang sudah tua


Pengaman peralatan yang sudah rusak

Kesalahan metode kerja


Ruang kerja yang terlalu padat
Pengaturan penerangan yang kurang baik
Agen lingkungan kerja (hazard)
28

Pencegahan dan Kontrol


Kecelakaan Kerja
Pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman
di tempat kerja
Pemantauan dan pengendalian tindakan tidak aman
di tempat kerja
Pelatihan dan pendidikan K3 terhadap tenaga kerja
Latihan pekerja dalam prosedur kerja
Pengembangan sumber daya dan teknologi
Penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pengembangan kebijakan standar safety kerja
(contoh penggunaan APD)
Peremajaan alat-alat dan melakukan kualitas kontrol
terhadap alat-alat kerja
29

Pengendalian Resiko K3
Eliminasi

Eliminasi Bahaya

Substitusi

Penggantian
Alat/Mesin/Bahan/Tempat
Kerja yang Lebih Aman

Pengendalian
teknis (Enginering
Control)

Modifikasi
Alat/Mesin/Tempat Kerja
yang Lebih Aman

Administrasi

Prosedur, Aturan, Pelatihan,


Durasi Kerja

Sistem peringatan
(Warning system)

Intruksi, Tanda Bahaya,


Rambu, Poster, Label

Alat Pelindung Diri

Menyediakan APD kepada


Tenaga Kerja

Tempat kerja /
Pekerjaan
Aman
(Mengurangi
Bahaya)

PERLINDUNGAN

KEHANDALAN

Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya

Tenaga Kerja
Aman
(Mengurangi
Paparan)

30

TERIMA KASIH
Selamat Berpuasa

UTAMAKAN
K ESELAMATAN & K ESEHATAN
K ERJA
31

Vous aimerez peut-être aussi