Vous êtes sur la page 1sur 25

ASMA BRONCHIAL

OLEH :
YOGA MULIA PRATAMA
G99142042

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMASI


KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR
MOEWARDI
SURAKARTA

LATAR BELAKANG

ASMA

MORTALITAS
TINGGI

PENURUNUAN
FREKUENSI DAN
DERAJAT ASMA

PENYAKIT
INFLAMASI
KRONIK
SALURAN NAFAS

KUALITAS HIDUP
PASIEN

MENGHINDARI
FAKTOR
PENYEBAB

100-150 JUTA
PENDUDUK

PENCEGAHAN
DAN
PENANGANAN

TUJUAN PENULISAN

PATOGENESIS

DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN

DEFINISI ASMA

GINA

Gangguan inflamasi kronik


saluran nafas
Sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil,
limfosit T
Mengi berulang, sesak nafas,
rasa dada tertekan dan batuk

EPIDEMIOLOGI ASMA

Segala umur

30 % bergejala pada umur 1 tahun

80-90 % bergejala sebelum umur 4-5 tahun

FAKTOR RISIKO
ASAP
ROKOK

TUNGAU
DEBU

JENIS
KELAMIN

BINATANG
PIARAAN

JENIS
MAKANAN

PERABOT
RUMAH
TANGGA

PERUBAHA
N CUACA

RPK

PATOFISIOLOGI

OBSTRUKSI
SALURAN
NAFAS

SPASME
OTOT
BRONKUS

SUMBATAN
MUKUS

EDEMA

INFLAMASI
DINDING
BRONKUS

ETIOLOGI

FAKTOR
IMUNOLOGIS

FAKTOR
INFEKSI

FAKTOR
ENDOKRIN

FAKTOR
PSIKOLOGIS

KLASIFIKASI ASMA
BRONCHIAL
INTERMITT
EN

PERSISTEN
RINGAN

PERSISTEN
SEDANG

PERSISTEN
BERAT

DIAGNOSIS ASMA
BRONCHIAL
RIWAYAT
PENYAKIT /
GEJALA

PEMERIKSAA
N FISIK

FAAL PARU

PEMERIKSAA
N LAIN

PENATALAKSANAAN
TUJUAN
MENGHILANGKAN DAN MENGENDALIKAN GEJALA ASMA
MENCEGAH EKSASERBASI AKUT
MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN FAAL PARU
MENGUPAYAKAN AKTIVITAS NORMAL
MENGHINDARI EFEK SAMPING OBAT
MENCEGAH TERJADI KETERBATASAN ALIRAN UDARA IREVERSIBEL
MENCEGAH KEMATIAN

PENGOBATAN ASMA
KLASIFIKASI ASMA
BRONCHIAL
INTERMITTEN

TERAPI
Inhalasi beta agonis bila perlu
Tidak perlu obat sehari-hari

PERSISTEN RINGAN

Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 ug


BD/hari atau ekivalennya

PERSISTEN SEDANG

Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid


(400-800 ug BD/hari atau ekivalennya)
dan agonis beta-2 kerja lama

PERSISTEN BERAT

Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid


(> 800 ug BD atau ekivalennya) dan
agonis beta-2 kerja lama, ditambah 1 di
bawah ini:
- teofilin lepas lambat
- leukotriene modifiers
- glukokortikosteroid oral

PROGNOSIS

26-78 % asma pada anak menetap sampai dewasa.

50 % dari penderita asma pada usia lanjut mulai


menderita asma sewaktu anak

ILUSTRASI KASUS

Nama

: Nn. A

Umur

: 23 tahun

Jenis Kelamin

Pekerjaan

Keluhan Utama

Riwayat Penyakit Sekarang :

Penderita mengeluhkan sesak nafas yang memberat sejak 2 jam


sebelum masuk rumah sakit. Sehari sebelumnya, pasien sudah
merasa sesak nafas, tetapi dapat ditahan dan minum obat sesak
nafas yang dibeli sendiri di toko obat. Penderita datang ke RS karena
sesak nafas tidak dapat ditahan lagi oleh penderita. Penderita mulai
mengeluhkan merasa sesak nafas sejak 3 hari terakhir karena
tugas-tugasnya yang banyak. Penderita mengeluhkan sesak
memberat terutama malam hari terlebih saat udara dingin. Pada
saat sesak penderita mengeluhkan suara ngik-ngik saat bernafas.

: Wanita

: mahasiswa
: Sesak nafas

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit serupa

: (+) sejak usia 10 tahun

Riwayat alergi : (+), udara dingin

Riwayat sakit darah tinggi : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat Keluarga

Riwayat penyakit serupa

: (+) ibu dan nenek

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat sakit darah tinggi : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok

: disangkal

Riwayat minuman keras

Riwayat batuk lama

: disangkal

: disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang wanita berusia 23 tahun dan belum menikah. Pasien
merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien tinggal bersama ayah,
ibu dan ketiga saudaranya. Pasien merupakan mahasiswa dan belum bekerja.
Pasien berobat dengan fasilitas BPJS.

Keadaan Umum

Sakit sedang, compos mentis, sesak nafas

Tanda Vital

Tensi : 120/ 80 mmHg


Nadi : 100 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi Respirasi : 30 x/menit
Suhu : 36,8 0C

Kepala

Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, uban

Mata

(-), mudah rontok (-), luka (-)


Mata cekung (-/-), konjunctiva

pucat

(-/-),

SI(-/-),

perdarahan

subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek


cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus (-/-)
Telinga

Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-),
nyeri tekan tragus (-), Berdenging(-)

Hidung
Mulut

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi penghidu baik
Sianosis (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-), lidah tifoid
(-),stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-)

Leher

JVP R+2cm (tidak meningkat), trakea di tengah, simetris, pembesaran


kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-),
distensi vena-vena leher (-)

Thorax

Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan = kiri,


retraksi intercostal (-),pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar
(-), pembesaran KGB axilla (-/-), atropi m pectoralis (-)

Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Iktus kordis tidak tampak


Iktus kordis tidak kuat angkat
Batas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis
dextra
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea
parasternalis dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis
sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial
linea medioklavicularis sinistra
Pinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra
konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi

HR : kali/menit reguler. Bunyi jantung I-II, bising


(-), gallop (-).
Pulmo :
Inspeksi

Normochest, simetris, sela iga melebar (-), iga


mendatar (-). Pengembangan dada kanan = kiri,
sela iga melebar, retraksi intercostal (-)

Palpasi

Simetris. Pergerakan dada ka = ki, penanjakan


dada ka = ki, fremitus raba kanan = kiri

Perkusi
Auskultasi

sonor / sonor
Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara
tambahan

wheezing

lapangan paru

(+/+)

di

seluruh

Punggung

kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok


kostovertebra (-),

Abdomen :

Inspeksi

Dinding perut lebih besar dari dinding thorak,


distended (-), venektasi (-), sikatrik (-), stria (-),
caput medusae (-)

Auscultasi
Perkusi
Palpasi
Genitourinaria

Peristaltik (+) normal


Timpani
Supel,nyeri tekan (-)
Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)

Ekstremitas

dbn

PLANNING
Pemeriksaan APE
Pemeriksaan spirometri
ASSESMENT
Asma akut sedang pada asma
persisten ringan pada asma tidak
terkontrol

TUJUAN PENATALAKSANAAN
Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
Mencegah exaserbasi akut
Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
TERAPI
Saat Serangan
Pemberian O2 2L/menit dengan kanul nasal
Pemberian nebulizer Berotec : Atrovent = 1 ml : 0.25 ml
Obat Rawat jalan
Berotec inhaler 1-2 dd puff II (jika sesak)
Pulmicort turbuhaler 1 dd puff I

RESEP

Kegunaan obat

Berotec beta-2 agonis - bronkodilator

Atrovent ip bromide - bronkodilator

Pulmicort glukokortikosteroid menaikkan


ambang respon eksaserbasi

Reliever Berotec fenoterol, atrovent ip bromide

Stabilizer pulmicort - budesonide

BEROTEC
Kandungan

Fenoterol HBr

Indikasi

Asma bronkial, bronkitis obstruktif, emfisema, asma disebabkan suatu gerakan olahraga dan
kelainan bronkopulmonari

Kontra Indikasi

Kardiomiopati obstruksi hipertrofi, takiaritmia

Efek Samping :

Tremor halus pada otot rangka, gugup, sakit kepala, pusing, takikardi, palpitasi, batuk, iritasi
lokal; mual, muntah, berkeringat, otot lemah, mialgia, kram otot, hipokalemia

Perhatian :

DM yang tak terkontrol, infark miokard yang belum lama terjadi, penyakit jantung organik
atau vaskular yang berat, hipertiroid. Hamil trimester 1, laktasi.

Dosis

Episode asma akut 1x semprot, jika belum ada perbaikan setelah 5 menit, berikan dosis ke 2.
jika serangan asma tidak dapat teratasi dengan 2 semprot, dosis mungkin perlu ditambah.
Pencegahan asma yang dipicu oleh ativitas fisik 1-2 semprot, maks: 8 semprot/hari.

Kemasan :

Inhaler 100 mcg/semprot x 200 semprot x 10 ml x 1

PULMICORT
Kandungan
Budesonide
Kemasan
Turbuhaler 200 mcg/semprot x 100 semprot
Dosis
Rendah: 200-400 mcg/ hari, sedang: 400-800 mcg/hari, berat >800 mcg
Indikasi
Asma bronkial
Kontra Indikasi
Hipersensitifitas terhadap kortikosteroid
Efek Samping
Efek samping steroid inhalasi adalah efek samping lokal seperti kandidiasis
orofaring, disfonia dan batuk karena iritasi saluran napas atas. Semua efek
samping tersebut dapat dicegah dengan penggunaan spacer, atau mencuci
mulut dengan berkumur-kumur dan membuang keluar setelah inhalasi.

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi