Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Ismoedijanto
Divisi Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropik
Lab./SMF Ilmu Kesehatan Anak
FK Unair RSUD Dr. Soetomo
Imunisasi
.
Bayi
Lahir-1 th
Balita
1-4th
Usia sekolah
5-12 th
Remaja
13-18 th
Lansia
Catch-up immunization
Catch up immunization
Persiapan masa dewasa & kehamilan
Mengurangi morbiditas
Pokok bahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tujuan Imunisasi
mencegah penyakit pada individu atau
sekelompok masyarakat / bangsa
Tujuan dekat :
pencegahan penyakit pada individu
reduksi kasus dan kejadian luar biasa (outbreak)
Tujuan akhir :
Melindungi populasi
Reduksi dan eliminasi penyakit
kalau mungkin eradikasi
1. manfaat epidemologik
Menimbulkan herd-immunity
imunisasi
hos
t
lingkunga
n
imunisasi
agen
Pengendalian atau
Pemberantasan
keberhasilan imunisasi tergantung
pada imunogenitas vaksin
patogenesis penyakit
kemampuan agen penyakit untuk bertahan di lingkungan.
Difteria
Campak
Gondongen
Batuk rejan
Polio liar
Rubella
C Rubella syn
Tetanus
Invasive HiB
Total
Jumlah kasus
maksimum (th)
Laporan th
1999
Perubahan (%)
206.939 (1921)
894.134(1941)
152.209 (1968)
265.269 (1952)
21.269 (1952)
57.686 (1969)
20.000 (1965)
1.560 (1984)
20.000 ( 1984)
1
86
352
6.031
0
238
3
33
33
-99.99
-99.99-99.76
-97.63
-100.00
-99.58
-99.98
-97.88
-99.83
1.639.066
6.777
-99.58
Metaanalisis
Shann :
terdapat efek non-spesifik dari imunisasi rutin , selain
penurunan kematian pada penyakit yang dituju.
2. manfaat individual
transfer antibodi
kemampuan sel imunologik masih terbatas, T sup. masih kuat
komplemen kurang berfungsi,
Imunisasi untuk paparan dan persiapan
Jenis vaksin
Vaksin Bakteri
Vaksin
Hidup
Vaksin
Inaktif
BCG
Difteria
Tetanus
Pertusis
Kolera
Typa
Vaksin Virus
Campak
Parotitis
Rubela
Varisela
OPV
Yellow
Fever
Meningo Influenza
Pneumo IPV
Rabies
Hib
Typhim Vi
Hepatitis B
Hepatitis A
Per-oral
Lewat mulut, merangsang mukosa
Intranasal, masih dikembangkan
Parenteral
Intrakutan, didalam kulit
Subkutan, dibawah kulit
Intramusluker
Dengan jet-gun
Antibodi maternal
Disalurkan dari ibu ke janin, bertahan sampai 6 -9
bulan
Dapat mengganggu pembentukan antibodi
Frekuensi
Vaksin hidup, satu sampai dua kali seumur
hidup
Vaksin partikel, berulang kali, dengan konjugasi
vaksin mati, terbatas penggunaannya
RESPONS IMUN
Pajanan Antigen
Pajanan Antigen
Primer
Sekunder
Prinsip Imunisasi
Program imunisasi
pada bayi dan anak
* Imunisasi wajib
Varicella
Measles
Mumps
Rubella
DPT
Poliomyelitis
Haemophilus Influenzae
Hepatitis B
Hepatitis B**
Measles
DPT
Poliomyelitis
BCG
Pemberian
Selang Waktu
Pemberian
Usia
BCG
1x
0-2 bulan
DPT
3x
(DPT 1,2,3)
4 minggu
2-11 bulan
Polio
4x
(Polio 1,2,3,4)
4 minggu
0-11 bulan
Campak
1x
9-11 bulan
Hepatitis B
3x
4 minggu
0-11 bulan
PROGRAM PENGEMBANGAN
IMUNISASI (1) expanded
programme on immunization
Minimal vaksin : DPT, Polio, BCG dan campak ,
ditambahkan hepatitis B
PROGRAM PENGEMBANGAN
IMUNISASI (2) expanded
programme on immunization
Unit pelayanan imunisasi dan surveilans penyakit merupakan
unit yang harus ada dalam infrastruktur
Evaluasi keberhasilan: serologik dan epidemiologik
Surveilans pada praktek imunisasi ?
Dana pusat dan daerah, program tak layak jual secara politis?
PPI (3)
Dimulai sejak bayi baru lahir
munisasi wajib : BCG, HepatitisB, DTP, polio, campak
BCG:
meskipun tidak dapat mencegah infeksi tetapi dapat mencegah
penjalaran kuman, mencegah kejadian penyakit, diberikan sedini
mungkin, merangsang tanggap kebal seluler
Hepatitis B:
diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Bila ibu HbsAg positif,
diberikan immune globulin dalam rentang waktu 12 jam setelah
lahir, disusul imunisasi aktif
PPI (4)
DPT:
diberikan setelah umur 2 bulan, jangan sebelumnya, interval 4-6
minggu, suntikan dasar tdd 3 suntikan, ulangan setelah 1 tahun
dari suntikan dasar dan selanjutnya diberikan tiap 3 tahun
Polio:
diberikan dalam bentuk OPV, mulai neonatus yang akan pulang,
minimal 4 kali dengan ulangan stahun kemudian. Imunisasi
suplemen (PIN,mopping-up) untuk memutus rantai penularan.
Imunisasi polio suntik setelah pogram eradikasi polio selesai
Campak :
dua kali suntikan, mulai usia 9 bulan, dilanjutkan dengan
vaksin mono atau trivalen (MMR)
Praktek imunisasi
pada bayi dan anak
* Imunisasi anjuran
PPI (5)
Imunisasi anjuran:
Hib, MMR, demam tifoid, varisela, hepatitis A, polivalen
pneumokok , meningokok, influenza, rotavirus
Hib:
mencegah penyakit akibat infeksi kuman Haemophilus influenzae
type b, radang paru dan radang selaput otak, dimulai umur 2 bulan,
suntikan dasar minimal 2 kali
MMR:
berisi imunogen campak, mumps dan rubella, diberikan sebagai
vaksin kedua campak atau sebagi vaksin rubella/mumps. Ulangan
pada usia 12 tahun .Tidak terbukti menyebabkan autisme
Demam tifoid:
TyphimVi diberikan setelah umur 2 tahun, atau vaksin oral Ty21a
(Vivotif) pada usia 6 tahun ,dikemas dalam dosis 3 kali dengan
interval satu hari.
PPI (5)
Varisela: diberikan mulai umur 1 tahun , ulangan 12 tahun, sebaiknya
diberikan pada usia 12 tahun
Hepatitis A : setelah 2 tahun , 2 kali suntikan dengan interval 1 bulan,
dengan ulangan 6 bulan kemudian
Pneumoccus : setelah 2 tahun , pada anak dengan kelainan darah, unutk
mencegah penumonia, masih belum mapan
Meningococcus : bila akan bepergian kedaerah endemik di Afrika atau
kumpulan banyak manusia, misalnya musim haji
Influenza : pada anak mulai usia 6 bulan , dilakukan setiap tahun, sebelum
pergantian musim
Rotavirus : sementara vaksin ditarik dari peredaran karena mendorong
timbulnya invaginasi, vaksin baru telah mendapat lisensi FDA
pertimbangan penggunaan
vaksin dalam imunisasi
______________________
imunogenisitas versus reaktogenisitas
Reaksi lokal
Reaksi sistemik
Indikasin kontra
Reaksi berat
Perhatian khusus
Reaksi imunisasi
Vaksin modern umumnya dapat ditoleransi,
meskipun belum ada yang tanpa reaksi
samasekali, yang dapat diramalkan sebelumnya
KIPI
Stabilitas vaksin
Pemilihan route
Efektifitas (kliniks dan epidemiologik)
Percobaan binatang (minimal 3 tahap)
Percobaan pada sukarelawan (minimal 3 tahap)
Penelitian lapangan
Prevaksinasi
Cakupan
meningkat
Kepercayaan
Kepercayaan
masyarakat
menurun
masyarakat
timbul kembali
Eradikasi
Imunisasi stop
Penyakit
Cakupan
imunisasi
KLB
KIPI
Eradikasi
Penyempurnaan Vaksin
Anak sehat menjadi tidak sehat setelah disuntik,
mendorong kecendrungan untuk mengaitkan segala
macam penyakit dengan imunisasi : GBS, autisme, DM,
arthritis, asma
5. Vaksin kombinasi
Vaksin kombinasi
DTP
DTP + Polio
DTP+OPV+hepatitis B
DTP+IPV+Hib
MMR
VAKSIN KOMBINASI
Vaksin yang terdiri dari dua atau lebih
imunogen berbeda yang secara fisik
dikombinasikan dalam satu preparat
(sebelum disuntikkan).
Berbeda dengan:
Penyuntikan secara bersama-sama
(simultaneous) dua atau lebih vaksin
diberikan pada tempat yang berbeda.
DAPAT DIPERTUKARKANNYA
VAKSIN-VAKSIN (1)
Pada umumnya vaksin-vaksin dari produser berbeda yang
melindungi terhadap penyakit yg sama dapat dipertukarkan dalam
satu seri imunisasi (misalnya: HepA, HepB, Hib);
Khusus tentang vaksin pertusis aseluler sebaiknya digunakan
vaksin yang sama dalam tiga dosis pertama (sampai terbukti dapat
dipertukarkan).
Vaksin pertusis aseluler yang sama formulasi pertusisnya dari
produsen yang sama dapat dipertukarkan dalam kombinasi yg
berbeda misalnya: vaksin DTaP, DTaP/Hib, DTaP/Hib/IPV dari
produsen yg sama dapat dipertukarkan.
Combination Vaccines for Childhood Immunization, Recommendations of the Advisory Committee
on Immunization Practices (ACIP), the American Academy of Pediatrics (AAP), and the American
Academy of Family Physicians (AAFP), MMWR, May 14, 1999 / 48(RR05);1-15
DAPAT DIPERTUKARKANNYA
VAKSIN-VAKSIN (2)
Vaksin HepB, HebA, dan Hib dari produsen yang berbeda
dapat dipertukarkan
Vaksin Hib PRP-OMP (monovalen / kombinasi) sebagai
dosis-1 dapat diikuti dengan vaksin Hib PRP-T sebagai
dosis-2 dan dosis-3
Tidak ada serologic correlate bagi imunitas dari pertusis.
Hanya ada data terbatas tentang keamanan,
imunogenisitas, efikasi vaksin pertusis aseluler antara
dosis-4 (1518 bln) dan dosis-5 (4-6 thn). Tidak ada data
tentang pertukaran vaksin pada dosis-1, -2 dan 3.
Combination Vaccines for Childhood Immunization, Recommendations of the Advisory Committee
on Immunization Practices (ACIP), the American Academy of Pediatrics (AAP), and the American
Academy of Family Physicians (AAFP), MMWR, May 14, 1999 / 48(RR05);1-15
Saat lahir
1 bulan
2 bulan
4 bulan
6 bulan
V. kombinasi
V. monovalen
DPT/Hib
DPT/Hib
DPT/Hib
OPV
Hep.B + OPV
campak
9 bulan
8 SUNTIKAN
DPwT/Hib = vaksin kombinasi DPwT/Hib
TERIMA KASIH