Vous êtes sur la page 1sur 68

Autopsi

Oleh :
Armurozi Syafrizal
Pramita Zulmi
Melati Citra
Pembimbing
: Pertiwi
Dr. Guntur Bumi Nasution,

Definisi Autopsi
Autopsi berasal kata dari Auto = sendiri dan
Opsis = melihat.
Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh
mayat, yang meliputi pemeriksaan terhadap
bagian luar maupun dalam, dengan tujuan
menemukan proses penyakit dan atau adanya
cedera, melakukan interpretasi atau penemuanpenemuan tersebut, menerangkan penyebab
kematian serta mencari hubungan sebab akibat
antara kelainan-kelainan yang ditemukan
dengan penyebab kematian.

Klasifikasi Autopsi
Berdasarkan tujuannya, autopsi
terbagi
atas :
Autopsi klinik
Autopsi Anatomi
Autopsi Forensik

Dasar Hukum Autopsi


Beberapa peraturan perundangundangan yang mengatur
pekerjaan dokter dalam membantu
peradilan:
Pasal 133 KUHAP
Pasal 134 KUHAP
Pasal 179 KUHAP

Persiapan Sebelum Autopsi


Melengkapi surat-surat yang berkaitan dengan
otopsi yang akan dilakukan.
Memastikan mayat yang akan diotopsi adalah
mayat yang dimaksud dalam surat tersebut.
Mengumpulkan keterangan yang berhubungan
dengan terjadinya kematian. Memastikan alatalat yang akan dipergunakan telah tersedia.
Timbangan kecil ,pisau, gunting, pinset
anatomi dan gergaji bedah, forseps atau
cunam ,gelas takar 1 liter, pahat, Palu,
Meteran, Jarum dan benang, Sarung tangan,
Baskom dan ember,dan Air yang mengalir
Mempersiapkan format otopsi.

Sarana dan Alat

Untuk melakukan pembedahan mayat


diperlukan :
Kamar autopsi
Meja autopsi
Alat-alat autopsi yaitu pisau, gunting, pinset
bergigi, gergaji, pahat(Chissel-T), jarumjahit
kulit, benang kasar, gelas ukur, semprit, serta
jarum.
Alat pemeriksaan tambahan, berupa beberapa
botol kecil yang berisi formalin (formaldehid
10%) atau alkohol 70%
Alat dokumentasi berupa kertas atau formulir

Teknik Autopsi

Pemeriksaan Luar
1. Memeriksa label mayat
2. Mencatat jenis/bahan,
3. Mencatat jenis/bahan,
4. Mencatat pakaian mayat dengan teliti
5. Mencatat perhiasan mayat, meliputi jenis,
bahan, warna, merek, bentuk serta ukiran
nama/inisial pada benda perhiasan tersebut.
6. Mencatat benda di samping mayat.
7. Mencatat perubahan tanatologi, dll.

Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam meliputi :
Pembukaan jaringan kulit dan otot
Pembukaan rongga tubuh
Pengeluaran organ dalam tubuh
Pembukaan organ dalam tubuh
Pembukaan rongga tengkorak
Pemeriksaan organ

Pemeriksaan Luar

Pembukaan jaringan kulit dan


otot

Mayat yang akandibedah diletakkan


terlentang, bahu ditinggikan dengan sepotong
balok kecil,sehingga kepala akan berada
dalam keadaan fleksi minimal dan bagian
leher tampak dengan jelas. Dalam posisi ini
akan lebih mudah dilakukan.

B.
Pembukaan
rongga tubuh
Dikenal dengan
dua mtode:
Insisi I
Dimulai dari
bawah dagu di
garis pertengahan
tubuh sampai ke
simpisi
pubis,dengan jaln
membelokkan
kearah kiri
setentang pusat.

Insisi y
Insisi dimulai dari
pertengahan klavikula
ke prosesus xifoideus,
ke simfisis pubis dgn
cara membelokkan
irisan ke arah kiri
setentang pusat.

TEKNIK PENGELUARAN
ORGAN
Teknik virchow
Pengeluaran organ satu persatu.
Teknik rokitansky
Setelah dibuka, organ diperiksa in situ
kemudian dikeluarkan dlm kumpulan organ
(en block).
Teknik letulle
Organ dikeluarkan sekaligus (en masse).
Teknik gohn
Setelah dibuka, organ dikeluarkan dalam 3
kumpulan organ (organ leher & dada,
pencernaan bersama hati & limpa, urogenital)

PEMBUKAAN RONGGA KEPALA


Kulit kepala diiris dari prosesus
mastoideus kanan sampai yang kiri
dengan mata pisau menghadap
keluar supaya tidak memotong
rambut terlalu banyak. Kulit kepala
kemudian dikelupas ke muka dan ke
belakang dan tempurung tengkorak
dilepaskan dengan menggergajinya.
Pahat dimasukkan dalam bekas
mata gergaji dan dengan beberapa
ketukan tempurung lepas dan dapat

PEMBUKAAN RONGGA KEPALA


Durameter
diinsisi
paralel
dengan bekas mata gergaji. Falx
serebri digunting dibagian muka.
Otak dipisah dengan memotong
pembuluh darah dan saraf dari muka
ke belakang dan kemudian medula
oblongata. Tentorium serebri diinsisi
di belakang tulang karang dan
sekarang otak dapat diangkat.
Selaput tebal otak ditarik lepas
dengan cunam.

PEMBUKAAN RONGGA KEPALA


Otak kecil dipisah dan diiris
horisontal, terlihat nukleus dentatus.
Medula oblongata diiris transversal,
demikiaan pula otak besar setebal
2,5 cm. Pada trauma kepala
perhatikan adanya edema, kontusio,
laserasi serebri.

PEMBUKAAN RONGGA KEPALA


Tengkorak Neonatus :
Kulit kepala dibuka seperti biasa,
tengkorak dibuka dengan
menggunting sutura yang masih
terbuka dan tulang ditekan ke luar,
sehingga otak dengan mudah dapat
diangkat.

PEMERIKSAAN ORGAN

PEMERIKSAAN LIDAH
Pada
permukaan
lidah,
perhatikan adanya kelainan bekas
gigitan baru atau lama. Bekas
gigitan
yang
berulang
dapat
ditemukan pada penderitaepilepsi.
Bekas gigitan ini dapat pula terlihat
pada penampang lidah.

PEMERIKSAAN TONSIL
Perhatikan permukaan maupun
penampang tonsil, adakah selaput,
gambaran infeksi, nanah dan
sebagainya.Ditemukannya
tonsilektomi kadang-kadang
membantu dalam identifikasi.

PEMERIKSAAN KELENJAR
GONDOK
Perhatikan ukuran dan beratnya.
Periksa apakah permukaannya rata,
catat warnanya, adakah perdarahan
berbintik
atau
resapan
darah.
Lakukan pengikisan di bagian lateral
pada kedua bagian kelenjar gondok.

PEMERIKSAAN KERONGKONGAN
(ESOFAGUS)

Esofagus dibuka dengan jalan


menggunting sepanjang dinding
belakang.Perhatikan adanya bendabenda asing, keadaan selaput lendir
serta kelainan yang mungkin
ditemukan (misalnya
striktura,varises). Setelah selesai
diperiksa, esofagus dilepaskan dari
perlekatannya dengan
batangtenggorokmulai dari arah
bawah.

Pemeriksaan
BatangTenggorok(Trakea)
Pemeriksaan dimulai pada mulut atas
batangtenggorok, dimulai pada epiglotis.
Perhatikan adakah edema, benda, asing,
perdarahan dan kelainan lain. Perhatikan
pula
pita
suata
dan
kotak
suara.Pembukaan
trakea
dilakukan
dengan
melakukan
pengguntingan
dinding belakang (bagian jaringan ikat
pada cincin trakea) sampai mencapai
cabang bronkus kanan dan kiri. Perhatikan
adanya benda asing, busa, darah, serta
keadaan selaput lendirnya.

Pemeriksaan Tulang Lidah, Rawan


Gondok (Kartilago Tiroidea), dan
Rawan Cincin(Kartilago Krikoidea)
Tulang lidah kadang-kadang ditemukan
patah unilateral pada kasus pencekikan.
Tulang lidah terlebih dahulu dilepaskan dari
jaringan sekitarnya dengan menggunakan
pinset dan gunting. Perhatikan adanya patah
tulang, resapan darah. Rawan gondok dan
rawan cincin seringkali juga menunjukkan
resapan
darah
pada
kasus
dengan
kekerasan pada daerah leher (pencekikan,
penjeratan, gantung).

Pemeriksaan Arteri Karotis


Interna

Arteri karotis komunis dan interna


biasanya
tertinggal
melekat
pada
pemukaan depan ruas tulang leher.
Perhatikan adanya tanda kekerasan pada
sekitar arteri ini. Buka pula arteri ini,
dengan menggunting dinding depannya
dan perhatikan keadaan intima. Bila
kekerasan pada daerah leher mengenai
arteri ini, kadang-kadang dapat ditemukan
kerusakan pada intima, di samping
terdapatnya
resapan
darah
pada
permukaan luar arteri.

Pemeriksaan Kelenjar Kacangan


(Timus)

Kelenjar kacang biasanya telah


berganti
menjadithymic
fat
bodypada orang dewasa, namun
kadang-kadang
masih
dapat
ditemukan(status
thymicolymphaticus).Kelenjar
kacangan melekat di permukaan
depan
kandung
jantung.
Pada
permukaannya
perhatikan
akan
adanya perdarahan berbintik serta
kemungkinan adanya kelainan lain.

PEMERIKSAAN PARU-PARU
Kedua paru masing-masing diperiksa
tersendiri. Tentukan permukaan paru-paru.
Pada paru-paru yang mengalami emfisema,
dapat
ditemukan
cekungan
bekas
penekanan iga. Perhatikan warnanya, serta
adanya bintik perdarahan atau bercak
perdarahan akibat aspirasi darah ke dalam
alveoli (tampak pada permukaan paru-paru
sebagai bercak berwama merah-hitam
dengan batas tegas), resapan darah, luka,
buih, dan sebagainya.Perabaan paru-paru
yang normal terasa seperti meraba
spons/karet busa.

Pada paru-paru dengan proses


peradangan, perabaan dapat menjadi
padat atau keras. Penampang paruparu diperiksa setelah melakukan
pengirisan paru-paru yang dimulai
dari apeks sampai ke basal, dengan
tangan kiri memegang paru-paru
pada daerah hilus.Pada penampang
paru ditentukan warnanya serta
dicatat
kelainan
yang
mungkin
ditemukan.

PEMERIKSAAN JANTUNG
Prinsip dasar mengikuti aliran
darah
Buka atrium kanan dengan
menggunting dinding belakang
lumen vena cava superior-inferior.
Buka ventrikel kanan dengan
memasukkan pisau dari lumen
vena cava menuju ke apex jantung
& memotong ke arah lateral.
Ukur keliling & katup trikuspidalis.

Buka arteri pulmonalis dengan


melakukan pengguntingan dari apex
jantung dgn jarak 1 cm lateral dari
sekat antar bilik ke a.Pulmonalis ukur
& perhatikan katup a.Pulmonal
Buka atrium kiri dengan cara
memotong dinding posterior vena
pulmonalis ka-ki.
Buka ventrikel kiri dengan cara
memasukkan pisau ke dlm ventrikel
kiri & tusuk sampai keluar dari apex ke
arah lateral ukur & perhatikan katup
bicuspidalis.

Buka aorta dengan cara menggunting


otot jantung dari apex ke aorta pada
jarak 1 cm dari sekat antar bilik.
Tebal ventrikel / bilik ka-ki dengan cara
membuat potongan tegak lurus pd 1 cm
di bawah katup tricuspid & bisucpid.
Arteri coronaria di buka dengann
melakukan sayatan melintang mulai dari
muara a.Coronaria di pangkal aorta
sampai ke distal pd jarak tiap cm lihat
adanya penebalan, penyempitan atau melebar
lumen.

NILAI NORMAL JANTUNG

Besar jantung sebesar kepalan


tangan sendiri.
Berat 250-350 gram.
Katup trikuspidalis
= 11 cm
Katup bicuspudalis = 9,5 cm
Katup a.Pulmonalis = 7 cm
Katup aorta
= 6,5 cm
Tebal otot bilik kanan = 3-5 mm
Tebal otot bilik kiri = 12-14 mm

PEMERIKSAAN AORTA
TORAKALIS
Pengguntingan pada dinding belakang
aorta torakalis dapat memperlihatkan
permukaan dalam aorta.Kadang-kadang
pada aorta dapat ditemukan tanda
kekerasan merupakan resapan darah atau
luka. Pada kasus kematian bunuh diri
dengan jalan menjatuhkan diri dari tempat
yang tinggi, bila korban mendarat dengan
kedua kaki terlebih dahulu, seringkali
ditemukan robekan melintang pada aorta
torakalis.

Pemeriksaan Aorta
Abdominalis
Perhatikan
apakah

terdapat
kelainan
penyempitan
dinding
pembuluh
darah
yang
mungkin
merupakan
dasar
dideritanya
hipertensi
renal
oleh
yang
bersangkutan.
Pemeriksaan
Anak
Ginjal
(Kelenjar Suprarenalis)
diperiksa terhadap kemungkinan
terdapatnya kelainan ukuran, resapan

PEMERIKSAAN GINJAL, URETER, DAN


KANDUNG KEMIH

Kedua ginjal masing diliputi


oleh jaringan lemak yang dikenal
sebagai kapsula adiposa ginjal.
Adanyatraumayang mengenai
daerah ginjal seringkali
menyebabkan resapan darah
pada kapsul ini.

Pada tepi irisan, dengan menggunakan


pinset bergigi, simpai ginjal dapat dicubit
dan kemudian dikupas secara tumpul. Pada
ginjal yang normal, hal ini dapat dilakukan
dengan
mudah.
Pada
ginjal
yang
mengalami peradangan, simpai ginjal
mungkin akan melekat erat dan sulit
dilepaskan.
Setelah
simpai
ginjal
dilepaskan,
lakukan
terlebih
dahulu
pemeriksaan terhadap permukaan ginjal.
Adakah kelainan berupa resapan darah,
luka-luka ataupunkista-kistaretensi.

PEMERIKSAAN HATI DAN KANDUNG


EMPEDU
Hati yang normal menunjukkan penampang
yang jelas gambaran hatinya. Pada hati yang telah
lama mengalami perbendungan dapat ditemukan
gambaran hati pala.Pada kandung empedu
diperiksa
ukurannya
serta
diraba
akan
kemungkinan terdapatnya batu empedu. Untuk
mengetahui ada tidaknya sumbatan pada saluran
empedu, dapat dilakukan pemeriksaan dengan
jalan menekan kandung empedu ini sambil
memperhatikan
muaranya
pada
duodenum(papilla Vateri).Bila tampak cairan
coklat hijau keluar dari muara tersebut, ini
menandakan saluran empedu tidak tersumbat.
Kandung empedu kemudian dibuka dengan
gunting untuk memperlihatkan selaput lendirnya

PEMERIKSAAN LIMPA DAN KELENJAR


GETAH BENING
Limpa dilepaskan dari sekitarnya.
Limpa
yang
normal
menunjukkan
permukaan yang berkeriput, berwama ungu
dengan perabaan lunak kenyal. Buatlah
irisan penampang limpa, limpa normal
mempunyai gambaran limpa yang jelas,
berwama coklat-merah dan bila dikikis
dengan punggung pisau, akan ikut jaringan
limpa. Jangan lupa mencatat ukuran dan
berat limpa.Catat pula bila ditemukan
kelenjar getah bening regional yang
membesar.

PEMERIKSAAN LAMBUNG, USUS HALUS, DAN


USUS BESAR

Lambung dibuka dengan gunting pada


kurvatura mayor. Perhatikan isi lambung
dan simpan dalam botol atau kantong
plastik bersih bila isi lambung ini diperlukan
untuk
pemeriksaan
toksikologi
atau
pemeriksaan laboratorium lainnya. Selaput
lendir lambung disiram dan diperiksa
terhadap kemungkinan adanya erosi,
ulserasi, perdarahan/resapan darah.Usus
diperiksa akan kemungkinan terdapat
darah dalam lumen serta kemungkinan
terdapatnya
kelainan
bersifat
ulseratif,polipdan lain-lain.

PEMERIKSAAN KELENJAR LIUR PERUT


(PANKREAS)

Pertama-tama
lepaskan
lebih
dahulu kelenjar liur perut ini dari
sekitarnya. Kelenjar liur perut yang
normal mempunyai warna kelabu
agak kekuningan dengan permukaan
yang berbelah-belah dan perabaan
yang kenyal. Perhatikan ukuran serta
beratnya. Catat bila ada kelainan.

PEMERIKSAAN OTAK BESAR, OTAK


KECIL, DAN BATANG OTAK
Perhatikan permukaan luar otak dan catat
kelainan
subdural,

yang

ditemukan.

perdarahan

Adakah

perdarahan

subaraknoid,

kontusio

jaringan otak atau laserasi.Pada edema serebri,


girus otak akan tampak mendatar dan sulkus
tampak

menyempit.

Perhatikan

pula

akan

kemungkinan terdapatnya tanda penekanan yang


menyebabkan sebagian permukaan otak menjadi
datar.

Bila terdapat perdarahan hebat,


usahakan agar dapat ditemukan
sumber perdarahan tersebut.
Perhatikan pula bentuk serebelum.
Pada keadaan peningkatan tekanan
intrakranial akibat edema serebri
misalnya, dapat terjadiherniasi
serebelum ke arah foramen magnum,
sehingga bagian bawah serebelum
tampak menonjol dan edematous.

PEMERIKSAAN ALAT KELAMIN DALAM


(GENITALIA INTERNA)

Pada mayat laki-laki, testis dapat


dikeluarkan dari skrotum melalui
rongga perut. Jadi tidak dibuat irisan
baru pada skrotum Perhatikan ukuran,
konsistensi
serta
kemungkinan
terdapatnya
resapan
darah.
Perhatikan pula bentuk dan ukuran
dari epididimis.
Kelenjar prostat
perhatikan
ukuran
serta
konsistensinya.

Pada mayat wanita, perhatikan bentuk


serta ukuran kedua indung telur, saluran
telur dan uterus sendiri. Pada uterus
diperhatikan kemungkinan terdapatnya
perdarahan, resapan darah ataupun luka
akibat tindakanabortusprovokatus.

TIMBANG DAN CATATLAH BERAT


MASING-MASING ALAT/ORGAN.
Sebelum mengembalikan organorgan (yang telah diperiksa secara
makroskopik) kembali ke dalam tubuh
mayat, pertimbangkan terlebih
dahulu kemungkinan diperlukannya
potongan jaringan guna pemeriksaan
histopatologik atau diperlukannya
organ guna pemeriksaan
toksikologik.Potongan jaringan untuk
pemeriksaan histopatologik diambil
dengan tebal maksimal 5 mm.

PERLAKUAN SETELAH MAYAT DI


AUTOPSI
Setelah autopsi selesai, semua organ tubuh
dimasukkan kembali ke dalam rongga tubuh. Lidah
dikembalikan ke dalam rongga mulut sedangkan
jaringan otak dikembalikan ke dalam rongga
tengkorak.Jahitkan kembali tulang dada dan iga
yang dilepaskan pada saat membuka rongga dada.
Jahitlah kulit dengan rapi menggunakan benang yang
kuat, mulai dari bawah dagu sampai ke daerah
simfisis.Atap tengkorak diletakkan kembali pada
tempatnya dan difiksasi dengan menjahit otot
temporalis, baru kemudian kulit kepala dijahit
dengan rapi.Bersihkanlah tubuh mayat dari darah
sebelum mayat diserahkan kembali pada pihak
keluarga.

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi