Vous êtes sur la page 1sur 27

Pengobatan tuberkulosis

Ruth Putri Thauladan


102009263

Skenario 7
Tn A, usia 35 tahun datang untuk

mengetahui kondisi penyakit TB parunya.


Pasien mempunyai riwayat pengobatan TB
2 kali. Pertama kali berobat pasien hanya
minum obat selama sekitar 1 bulan
kemudian tidak melanjutkan
pengobatannya lagi. Saat ini pasien
menjalani pengobatan TB yang kedua
kalinya , pasien mengaku mendapatkan
obat suntik kali ini dan sudah berjalan
selama 6 bulan.

Identifikasi istilah yang tidak


diketahui

Rumusan masalah
Laki-laki 35 tahun dengan riwayat

pengobatan TB , pengobatan TB pertama


hanya 1 bulan saja sekarang pengobatan
TB yang ke dua dengan obat suntik selama
6 bulan.

Hipotesis
Laki-laki 35 tahun dengan riwayat

pengobatan TB, pengobatan pertamanya


hanya 1 bulan

Anamnesa
Identitas
Keluhan
utama
RPD/
RPD/ keluhan
keluhan
penyerta
penyerta
Riwayat
Riwayat
penyakit dan
pengobatan
pengobatan

Riwayat
keluarga

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda tanda vital
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan darah: leukosit, LED

, limfosit

masih N
Pemeriksaan sputum
Mikroskopik biasa : Ziehl-Neelsen
Kultur kuman dan pemeriksaan resistensi

obat
Pemeriksaan radiologi
Lesi aktif Multiform : bayangan nodular,

kavitas, bercak milier, efusi pleura


Lesi inaktif Fibrotik, kalsifikasi, Schwarte.

Skala International Union Against

Tuberculosis and Lung Disease.


Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang,

disebut negatif
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang,
ditulis jumlah kuman yang ditemukan.
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
disebut + (1+).
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang,
disebut ++ (2+).
Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang,
disebut +++ (3+).

Radiologi TBC
Terdapat bercak berawan pd apex
Kavitas di paruparu

Tes tuberkulin

Injeksi Purified
protein derivativePPD
Positif bila indurasi
>10mm
Dapat positif palsu
pada malnutrisi dan
infeksi HIIV

Working diagnosis
Tuberkulosis paru

dalam pengobatan
-Penyakit infeksi
menular disebabkan
Mycobacterium
tuberculosis
-Kuman batang
aerobik tahan asam

Diagnosis banding
MDR TB ( Multi
Drug Resisten
Tuberculosis).
Kuman TB yg
resistn trhdp:
Rifampisin dan
INH.

XDR ( Extensively
Drugs Resisten
Tuberculosis)
Resisten terhadap
fluorokuinolon
dan obat suntik.

Totally drug
resistant
tuberculosis (TDRTB) adalah
sebuatan generik
untuk strain
tuberkulosis yang
resisten pada
jenis obat
antibiotik yang
lebih luas.

Epidemiologi
Pd negara berkembang: 75% usia produktif

(20-49thn)
Indonesia prevalensi TB-3 tertinggi di dunia
setelah China dan India.
Pada tahun 1998 ada 4.617.047 kasus TB
yang tercatat di seluruh dunia
Perkiraan kejadian BTA di sputum yang
positif di Indonesia adalah 266.000 tahun
1998.

Etiologi
Penyebab: Mycobacterium tuberculosis.
Berbentuk batang, tidak berspora, BTA
Dpt hidup pd udara kering/ keadaan dingin.
Trjd krn: kuman dlm sifat dorman
Dlm jaringan: kuman hidup dlm parasit

intraseluler yakni dlm sitoplasma makrofag.


Sifat lain: aerob. Apikal_tmpat predileksi
penyakit tuberculosis.

Patogenesi

Gejala klinik

Prinsip pengobatan
tuberkulosis
OAT harus diberikan dalam bentuk

kombinasi beberapa jenis obat.


Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-

KDT) lebih menguntungkan dan sangat


dianjurkan.
Untuk menjamin kepatuhan pasien

menelan obat, dilakukan pengawasan


langsung (DOT = Directly Observed
Treatment) oleh seorang Pengawas
Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap,
yaitu tahap intensif (2-3 bulan) dan
lanjutan (4-7 bulan)

penatalaksanaan
Nama obat

Bb< 50 kg

Bb>50 kg

Isoniazid

300 mg

400 mg

Dosis
berkala 3
kali
seminggu
600 mg

Rifampisin

450 mg

600 mg

600 mg

Pirazinamid

1000 mg

2000 mg

2-3 g

Streptomisin

750 mg

1000 mg

1000 mg

Etambutol

750 mg

1000 mg

1-1,5 g

Etionamid

500 mg

750 mg

PAS

99

10 g

Resimen pengobatan (metode


DOTS)
Kategori 1: pasien dengan tuberkulosis

paru dengan sputum


BTA positif dan
kasus baru.
Kategori 2: pasien dengan kasus kambuh
atau gagal.
Kategori 3: pasien TB dengan sputum BTA
negatif
Kategori 4: pasien dengan tuberkulosis
kronik.

Resimen pengobatan saat ini


Kateg
ori

Pasen TB

Fase awal
2 SHRZ (EHRZ)
2 SHRZ (EHRZ)
2 SHRZ (EHRZ)

Fase
lanjutan

TBP sputum BTA


(+),kasus baru, TB
ekstra paru berat (cth:
meningitis tuberkulosis)

6 HE
4 HR
4 H3R3

TBP sputum BTA (-),


pasien kasus kambuh
atau kegagalan
pengobatan

2 SHZE/ 1 HRZE
2 SHZE / 1 HRZE

5 HRE
5 H3R3E3

TBP sputum BTA (-), TB


ekstra paru (menengah
berat)

2 HRZ atau 2
H3R3Z3
2 HRZ atau 2
H3R3Z3
2 HRZ atau 2
H3R3Z3

6 HE
2 HR / 4 H
2 H3R3/4H

Kasus kronis (mungkin


mengalami resistensi

Tidak dapat
diaplikasikan

Kegagalan pengobatan
Sebab-sebab kegagalan pengobatan antara
lain:
Paduan obat yang tidak adekuat
Dosis obat tidak cukup
Minum obat yang tidak teratur/tidak sesuai
dengan petunjuk yang diberikan
Jangka waktu pengobatan kurang dari
semestinya
Terjadi resistensi obat
Resistensi obat sudah harus diwaspadai
yakni bila dalam 1-2 bulan pengobatan
tahap intensif, tidak terlihat perbaikan.

Komplikasi
Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura,

empiema
Komplikasi lanjut: obstruksi jalan napas,
SOPT (Sindrom Obat Pasca Tuberkulosis),
fobrosis paru.

Prognosis
Tergantung dari derajat berat, kepatuhan

pasien, sensitivitas bakteri, status imun.

Pencegahan
Isoniazid sangat efektif jika diberikan kepada orang-

orang dengan risiko tinggi tuberculosis, Isoniazid


diminum setiap hari selama 6-9 bulan.
Di Negara-negara berkembang, vaksin BCG
digunakan untuk mencegah infeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis. Gunakan DOT dengan
cara yang berpihak kepada pasien selama masa
pengobatan.
Catat obat yang diberikan, hasil bakteriologis,
gambar foto toraks, dan kejadian efek samping obat.
Memulai pengobatan TB dengan pengawasan yang
ketat dengan penyuluhan, pemantauan dan
mengobati toksisisiti obat.

Kesimpulan
Pengobatan TB harus dilakukan dengan

prosedur yang tepat dan kepatuhan dari


pasien karena resistensi mudah terjadi dan
hal ini akan mempersulit kesembuhan dari
pasien itu sendiri.

Vous aimerez peut-être aussi