Vous êtes sur la page 1sur 31

Anatomy of Cerebral Circulation

Blood Supply

20% of cardiac output750-1000ml/min


>30 second interruption neurologic

metabolism is altered; metabolism stops


in 2 minutes; brain cell death < 5 mins.

DEFINISI
Defisit neurologis yang mempunyai

awitan mendadak dan berlangsung 24


jam sebagai akibat adanya gangguan
pembuluh darah otak/CVD.
(Hudak & Gallo, 1996)
Kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplay darah kebagian
otak
(Brunner & Suddarth, 2002)
Disfungsi neurologi akut akibat
gangguan aliran darah otak mendadak
dengan tanda dan gejala sesuai daerah
fokal otak yang terkena (WHO,1989)

KLASIFIKASI STROKE, berdasarkan


klinik :
1. Stroke Hemoragik
2. Stroke Non Hemoragik (Stroke iskemik)

Berdasarkan perjalanan penyakit :


- TIA (Trans Iskemik Attack) ; setempat,
hilang dalam waktu < 24 jam, bisa berulang
- Stroke Involution ; terus menerus
berkembang memperburuk bisa beberapa
jam/hari
- Stroke Komplit ; sudah menetap dan
permanen, gangguan neurologis maksimal
sejak awal serangan dengan sedikit

Etiologi
Trombosis
Emboli
Spasme pembuluh darah
Pecah pembuluh darah karena

aneurisma, hipertensi berat

Faktor Resiko
Non Reversible ; Usia, Ras,

Keturunan, jenis kelamin


Reversible ; Hipertensi, Obesitas,
Penyakit jantung-lipid, kebiasaan
hidup : Diet, Rokok, Alkohol

Patofisiologi
Stroke Hemoragik

Ruptur pemb. Drh


cerebral

Volume/massa cranial

TTIK defisit neurologi


mendadak

Stroke Iskemik
Oklusi
Iskemia
Hipoksia cerebral
Metabolisme An Aerob
Penimbunan asam laktat
PO2 ,PCO2 , pH
Gg. Keseimb. As-Bas
Gg elektrolit (pompa Na
dan K gagal)
Edema TIK -- Defisit
neurologis

Tekanan darah sistemik


Aliran darah keotak
menurun
Jar. Otak hipoxia,
Hiperkarbia, Asidosis
TIK dan Progressif
TIK > 20 mmHg
mengganggu perfusi
serebral

Tekanan darah sistemik


Vol. darah keotak
meningkat
Ekstravasasi edema
vasogenik
TTIK Perfusi cerebrak
menurun
Def. neurologis
progressif

Stroke Clasification

Cerebrovascular Accident
Clinical Manifestations
Middle Cerebral Artery Involvement
Contralateral weakness
Hemiparesis; hemiplegia
Contralateral hemianesthesia
Loss of proprioception, fine touch and

localization
Dominant hemisphere: aphasia
Nondominant hemisphere neglect of
opposite side; anosognosia unaware
or denial of neuro deficit
Homonymous hemianopsia defective
vision or blindness right or left halves
of visual fields of both eyes

Cerebrovascular Accident
Clinical Manifestations
Anterior Cerebral Artery Involvement
Brain stem occlusion
Contralateral
weakness of proximal upper extremity
sensory & motor deficits of lower extremities
Urinary incontinence
Sensory loss (discrimination,

proprioception)
Contralateral grasp & sucking reflexes may
be present
Apraxia loss of ability to carry out familiar
purposeful movements in the absence of
sensory or motor impairment
Personality change: flat affect, loss of
spontaneity, loss of interest in surroundings
Cognitive impairment

Cerebrovascular Accident Clinical


Manifestations
Posterior Cerebral Artery
Alert to comatose
Unilateral or bilateral sensory loss
Contralateral or bilateral weakness
Dysarthria impaired speech
articulation
Dysphagia difficulty in swallowing
Hoarseness
Ataxia, Vertigo
Unilateral hearing loss
Visual disturbances (blindness,
homonymous hemianopsia, nystagmus,
diplopia)

Defisit neurologis akibat nekrosis


cerebral dan peningkatan TIK
Kesehatan menurun
Reflek pupil
TTV tidak stabil
Tanda peningkatan TIK (Trias TIK)
Perubahan sensorik motorik
Gangguan saraf kranial
Gangguan fungsi mental
Apasia

Cerebrovascular Accident
Clinical Manifestations
Right Brain Left Brain Damage

Pencegahan Stroke
Ruang Lingkup

- Penyuluhan masyarakat untuk merubah


pola hidup beresiko tinggi
- Intervensi pada kelompok resiko tinggi
Pencegahan Primer

- Merubah pola hidup beresiko tinggi untuk


ter kena stroke
- Skrining kelompok resiko tinggi akan
adanya riwayat TIA, hipertensi, diabetes,
penyakit koroner, merokok, obat
antikoagulan
Pencegahan Sekunder

- Terapi yang berkelanjutan untuk hipertensi


- Nasehat untuk memodifikasi pola hidup
- Follow up

Managemen Keperawatan
TTV/stabilitas hemodinamik
Tingkat kesadaran (GCS)
Kepatenan jalan nafas
Tanda peningkatan TIK
Respon pupil
Saraf kranial
Indikasi ketidak seimbangan elektrolit
Posisi kepala
Indikasi inkontinensia

Masalah Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Gangguan perfusi cerebral
Resiko aspirasi
Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan

tubuh
Resiko volume cairan kurang dari
kebutuhan
Resiko trauma
Resiko gangguan integritas kulit
Defisit perawatan diri
Gangguan komunikasi
Gangguan mobilitas fisik

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d


kehilangan reflek menelan, batuk
Tanda = kesadaran menurun, ronchi +,

stridor, lidah jatuh, parese N. XII


Intervensi
1. Kaji tanda obstruksi trakheobronkhial
2. Lakukan inhalasi
3. Lakukan suction dengan tehnik tepat
4. Cegah lidah jatuh
5. Lakukan bronkhial washing
6. Beri bronkhodilator sesuai order
Evaluasi
1. Suara nafas vesikuler
2. RR normal

Gangguan perfusi cerebral b.d edema


cerebral, oklusi aliran darah cerebral
Tanda = kesadaran menurun, reflek pupil, TTV

labil, tanda TTIK, perubahan sensorik-motorik,


tampak lesi perdarahan/edema serebral
Intervensi
1. Intervensi umum
- Kaji status neurologis
- Ukur TTV secara ketat
- Kaji tingkat kesadaran
- kaji peningkatan TIK

2. Tingkatkan suplay O2 keotak


- Pertahankan jalan nafas paten
- Pertahankan Hb
- Perbaiki sirkulasi, cegah hipo/hipertensi
- AGD (Analisa Gas Darah)
- Beri terapi O2
3. Turunkan demand oksigen
- Klien bedrest, posisi netral, elevasi kepala TT
15 30
- Kurangi/turunkan agitasi
- Pertahankan lingkungan fisik dan psikologis
nyaman ;
tidak gaduh, sedikit hipotermi, batasi
pengunjung

4. Lakukan managemen TIK


* Kolaborasi :
- Beri osmotik diuresis (manitol 20%)
- Koreksi Na, kontrol TD, beri steroid, anti
konvulsan
* Mandiri :
- Monitor intake dan output
- Cegah valsava manouver

Vous aimerez peut-être aussi