Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Miopia dan
Penatalaksanannya
2014
Latar belakang
Latar belakang
Media Refrakta
Definisi
Miopia merupakan kelainan
refraksi mata, dimana sinar
sejajar yang dating dari
jarak tak terhingga
difokuskan di depan retina
oleh mata dalam keadaan
tanpa akomodasi, sehingga
pada retina didapatkan
lingkaran difus dan
bayangan kabur (Hartono,
2007).
Etiologi
Faktor Resiko
Genetik
Lingkungan
Aktifitas yang sering dengan
penglihatan dekat
Penerangan yang kurang baik
Epidemiologi
Prevalensi miopi bervariasi dengan usia dan
faktor lainnya.
- Meningkat pada usia sekolah sekitar 20-25%
dan dewasa muda sekitar 25-35% (Goss,
2010).
Bentuk miopia ini terdiri dari :
- Miopia sederhana (usia sekolah miopia) pada
usia 10 - 12 tahun. Biasanya miopia tidak
bertambah saat usia 20 tahun dan refraksi
jarang melebihi 6 dioptri.
- Miopia yang patologis dimana gangguan ini
sebagian besar keturunan dan berlangsung
terus menerus secara independen dari
pengaruh eksternal
Klasifikasi Miopia
Diagnosis
Kacamata
Sebagai contoh bila penderita dikoreksi dengan -3.00
Lensa Kontak
Lensa kontak ada dua macam yaitu :
Lensa kontak lunak (soft lens) : disusun oleh
hydrogels, HEMA (hydroksimethylmetacrylate) dan
vinyl copolymer
Keuntungan : nyaman, singkat masa adaptasi
pemakaiannya, mudah memakainya, dislokasi lensa
yang minimal, dapat dipakai untuk sementara waktu.
Kerugian lensa : memberikan ketajaman penglihatan yang
tidak maksimal, risiko terjadinya komplikasi, tidak mampu
mengoreksi astigmatisme, kurang awet serta perawatannya
sulit.
LASIK
Indikasi
LASIK
Kontraindikasi
Adapun usia < 18 tahun
/ usia dibawah 18 tahun
dikarenakan refraksi
belum stabil,
sedang hamil atau
menyusui,
kelainan kornea atau
kornea terlalu tipis
riwayat penyakit
glaucoma,
penderita diabetes
mellitus
mata kering
penyakit autoimun,
kolagen, pasien
monocular, kelainan
retina atau katarak
Resiko LASIK
a. Kelebihan/Kekurangan Koreksi (Over atau under
correction). Diketahui setelah pasca tindakan LASIK
akibat dari kurang atau berlebihan tindakan koreksi, hal
ini dapat diperbaiki dengan melakukan LASIK ulang /
Re-LASIK (enhancement) setelah kondisi mata stabil
dalam kurun waktu lebih kurang 3 bulan setelah
tindakan.
b. Biasanya akan terjadi gejala mata kering. Hal ini akan
terjadi selama seminggu setelah tindakan dan akan
hilang dengan sendirinya. Pada sebagian kasus
mungkin diperlukan semacam lubrikan tetes mata.
c. Silau saat melihat pada malam hari. Hal ini umum bagi
pasien dengan pupil mata yang besar dan pasien
dengan miopia yang tinggi. Gangguan ini akan
berkurang seiring dengan berjalannya waktu.
Komplikasi sangat jarang terjadi, dan keluhan sering
membaik setelah 1-3 bulan.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada
pasien dengan miopia adalah
terjadinya ablasi retina dan juling.
Selain itu dapat terjadi glaucoma
sudut terbuka.
Daftar Pustaka
Eva PR, Whitcher JP. 2007. Anatomy & Embryology of The Eye: Vaughan dan Asbury Oftalmologi
Umum. Edisi 17. Jakarta:EGC. Pp 15, 368, 370
Eva PR, Whitcher JP. 2009. Optik dan Refraksi. In: Vaughan dan Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. .
Jakarta:EGC . Pp 8-14, 393-397
Eva PR, Whitcher JP. 2009. Kornea In: Vaughan dan Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. .
Jakarta:EGC . Pp 147-148
Fowler JH. 2002. Reffractive Errors. Opthalmology. MCCQE review notes. Pp 7-8
Goss DA, Grosvenor TP, Keller JT et al. 2010. Care of The Patient with Myopia. Optometric Clinical
Guidline. American Optometric Association. Pp 7-8
Hartono, Hernowo AT, Sasongko MB. 2007. Anatomi dan Fisiologi Penglihatan In: Ilmu Kesehatan
Mata. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Pp 16-27
Hartono, Yudono RH, Hernowo AT. 2007. Refraksi. In: Ilmu Kesehatan Mata. Pp 149-160. Yogyakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
Ilyas S, Yulianti SR. 2011. Anatomi dan Fisiologi Mata . Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Pp 1-9
Ilyas S, Yulianti SR. 2011. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi Penglihatan Warna. Ilmu Penyakit
Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pp 76-77
Irwana O, Rahman A, Faradilla N et al. 2009. Miopia Tinggi. Files of DrsMed. Pekanbaru: Faculty of
Medicine-University of Riau. Pp 8-13
Johnstone P. 2008. Myopia. Ministry of Defence. Dundee : Ninewells Hospital and Medical School. Pp
2-7
Lang GK. 2000. Reffractive Errors. Opthalmology. New York : Thieme Stuttgart. Pp 339-340
Ming ALS, Constable IJ. 2011. Refractive Error In: Color Altlas of Opthalmology. World Science. Pp
140-141
Saleh TT, Suryani PT. 2006. Miopia In: Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Penyakit Mata.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Pp 173-175