Vous êtes sur la page 1sur 23

ASKEP GANGGUAN

KOGNITIF
KHOLID

TINJAUAN TEORI
Psikosa dibagi menjd 2 kelompok besar;
1. Psikosa Organik ( dillirium, dimensia)
2. Psikosa Fungsional (psikosa, skizofrenia)
Sindroma otak organik (SOO) disebabkan oleh
gangguan fungsi jaringan otak
Gangguan fungsi jaringan otak tersebut dpt
timbul scr akut karena trauma, spt: komosio,
koma traumatikum, dilirium traumatikum dan
sindroma karsakow.

Pada kasus otak organik terjadi gangguan daya ingat (memory),


tidak mampu mengingat.
- daya ingat jangka panjang (> 1 tahun)
- daya ingat jangka menengah (> 1 mgg)
- daya ingat jangka pendek (tidak mengingat kejadian yg baru
terjadi (menghitung mundur sederhana.
Paramnesia= ingatan yg keliru/distorsi
Hiperamnesia =adanya ingatan yg berlebihan
Dejavu = (merasa ingat pernah melihat,padahal belum pernah)
Jamaisvu = (merasa ingat belum pernah melihat padahal pernah
melihat)
Konvabulasi = (ingatan yg keliru yg dimanifestasikan dg
pembicaraan yg tdk sesuai.

Dillirium menunjuk kpd sindroma otak


organik krn gangguan fungsi atau
metabolisme otak scr umum atau karena
karacunan yang menghambat
metabolisme otak, gejala utama adalah
kesadaran menurun.
Dimensi adalah kemunduran fungsi
mental umum, terutama intelgensi
disebabkan oleh kerusakkan jaringan otak
yg tidak dapat kembali lagi (irreversible)

Rentang Respon
Adaptif

Tegas

Ingatan Utuh
Orientasi
lengkap
Persepsi akurat
Perhatian
terfokus
Koheren,
pikiran
logis

Maladaptif

Ketdktegasan
periodic
Mudah lupa
Kebingungan
transient
ringan
Kadang
mispersepsi
Kadang pikiran
takjelas

Ketdkmampuan

membuat
keputusan
Kerusakan
ingatan
dan penilaian
Disorientasi
Mispersepsi
serius
Ketdkmampuan
berfokus pada
perhatian
Kesulitan dg

Pengkajian
1. FAKTOR PENYEBAB
Respon kognitif sbg akibat gangguan biologic pada fungsi
sistem saraf pusat. Faktor yg mempengaruhi
1. Gangg suplay oksigen
2. Degenerasi
3. Pengumpulan zat beracun dlm jaringan otak
4. Penyakit HIV
5. Penyakit Hati kronik
6. Penyakit ginjal kronik
7. Defisiensi Vitamin
8. Malnutrisi
9. Cacat genetik
10. Gangguan psikiatrik mayor, spt, skizofrenia,depresi

2. Faktor Pencetus
1) Hipoksia
2) Gangguan metabolik
3) Toksik dan agen infeksi
4) Respon yg berlawanan terhdp pengobatan
5) Perubahan struktur otak, spt tumor atau trauma
6) Kekurangan atau kelebihan sensorik
3. Faktor Perilaku
1) Gangguan Kognitif spesifik; Dillerium dan
Deminsia
2) Depresi pada lansia seringkali salah diagnose sbg
demensia

Depresi

Demensia

dellirium

Orientasi

Tampak
disorientasi

Disorientasi
(bingung)

Disorientasi
(bingung)

Afek

Sedih, rasa
bersalah

> apati

fluktuasi

Perhatian

Kesulitan
konsentrasi

Mungkin msh
utuh

Selalu terganggu

Perilaku

Sangat lelah

Mungkin agitasi

Agitasi/ gelisah

Tingkat kesadaran
1. Composmentis
2. Apati
3. Somnolen
4. Dillirium
5. Sopor
6. Stupor
7. Coma

Sumber Koping
1.Tenaga Kesehatan pemberi
pelayanan
2. Kepribadian, kepribadian extrovet
berbeda dg introvet
3. Kebiasaan atau rutinitas
4. Kelompok

Mekanisme Koping
1) Mekanisme koping psikologik pada
umumnya tdk digunakan, disbbkan
krn gangguan perilaku pada
dillirium adalah perubahan
kesadaran.
2) Mekanisme pertahanan ego;
regresi, denial, dan kompensasi

Diagnose
Dx Kep yg berhubungan dg Respon
kognitif:
1. Ansietas
2 Kerusakan komunikasi
3.Divisit aktivitas diversional

Perencanaan
Tujuan Umum
Klien mampu mempertahankan diri dalam memenuhi
kebutuhan sehari hari
Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat terpenuhi kebutuhan rasa aman dan
nyaman
3) Klien dapat terpenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
elektrolit
4) Klien dapat mengorientaikan dirinya dg waktu, tempat
dan org
5) Klien dpt mengungkapkan perasaannya stl berhub dg
org lain
6) Klien dapat dukungan keluarga

Dellirium
Rencana Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
Sapa klien dg ramah baik verbal maupun non
verbal
Perkenalkan nama serta tujuan
Buat kontrak yg jelas
Tunjukan sikap yg jujur dan menepati janji setiap
interaksi
Tunjukan sikap empati
Beri perhatian terutama kebutuhan dasarnya
Tanyakan perasaan klien
Dengarkan dg penuh perhatian

2. Penuhi kebutuhan fisiologik


Pertahankan keseimbangan nutrisi dan
cairan elektrolit, seperti :
beri susu hangat
relaksasikan dg gosok pada punggung
3. Intervensi gangguan persepsi
Beri lampu yg terang diruangan dan hindari
bayangan
Beri keamanan jika perlu tirai pengaman dan
hindari perabot yg berlebihan
Berikan askep (satu perawat-satu pasien )
untuk mempertahankan persepsi
Orientasikan pada; waktu, tempat dan org

4. Komunikasi
Berikan pesan yg jelas
Hindari memberikan perintah pilihan
Gunakan pernyataan langsung dan
sederhana
5. Pendidikan Pasien
Berikan informasi ttg dillirium
Ajarkan pasien dan keluarga ttg cara
minum obat
Informasikan ttg pencegahan selanjutnya
Rujuk ke fasilitas pelayanan kes yg
memadahi

Demensia
Rencana Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
Sapa klien dg ramah baik verbal maupun non
verbal
Perkenalkan nama serta tujuan
Buat kontrak yg jelas
Tunjukan sikap yg jujur dan menepati janji setiap
interaksi
Tunjukan sikap empati
Beri perhatian terutama kebutuhan dasarnya
Tanyakan perasaan klien
Dengarkan dg penuh perhatian

2. Hindari gangguan Orientasi


Beri tanda yg jelas pd kamar pasien dg
menggunakan nama
Anjurkan pasien menyimpan barang miliknya di
dlm kamarnya
Gunakan lampu tidur
sediakan jam dan kalender
orientasikan secara verbal dg interval sering
3. Monitor agitasi
Identifikasi perilaku pasif (bengong, melamun)
Kurangi kebengongan pasien, lakukan
tindakan pencegahan
Gali perasaan klien apa yg ingin diharapkan
Hindari perebutan aktivitas

4. Libatkan keluarga untuk dukungan perawatan


klien dengan Demensi
Diskusikan bersama keluarga pentingnya peran
keluarga dalam perawatan demensia
Diskusikan potensi keluarga dalam membantu
mengatasi demensia
Jelaskan kpd keluarga ttg :
Pengertian demensia
Tanda dan gejala demensia
Penyebab dan akibat demensia
Cara merawat klien demensia

9. Diskusikan bersama klien tentang minum obat dg baik


diskusikan dg klien ttg manfaat dan kerugian tdk
minum obat
Ajarkan klien minum obat,karakteristik obat: nama
obat, warna,dosis, cara, efek terapi dan efek
samping
Pantau klien saat menggunakan obat, beri pujian
jika klien menggunakan obat dg benar
Diskusikan akibat berhentinya minum obat tanpa
konsultasi dg dokter
Anjurkan klien untuk konsultasi kpd dokter atau
perawat jk terjd hal-hal yg tdk diinginkan.

Implementasi
Sesuaikan dengan Rencana Tindakan

EVALUASI
Evaluasi Subjektif (Ungkapan Klien)
Pertanyaannya;
Bagaimana perasaan anda setelah berdiskusi dg
kami mengenai masalah yang dialami seperti lupa?
Evaluiasi Objektif (Tindakan yg tlh dilakukan)
Pertanyaannya:
Bagaimana cara mengurangi lupa?
Tindak Lanjut (pengelolaan selanjutnya di rumah)
Pertanyaannya:
Apa yang dilakukan stl dari rumah sakit untuk
mengurangi lupa?

Vous aimerez peut-être aussi