Vous êtes sur la page 1sur 50

LAPORAN KASUS

HIPERTIROID
Oleh: dr. Hikmah Prahesti

Pembimbing: Dr. H. Zaenal A, Sp.PD


Pendamping:dr. H. Badrus

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PAMBALAH BATUNG AMUNTAI
KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
2015 2016

PENDAHULUAN

Hipertiroidisme

kondisi berupa peningkatan kadar


hormon tiroid yang disintesis dan
disekresikan oleh kelenjar tiroid
tirotoksikosis ialah manifestasi klinis
kelebihan hormon tiroid yang beredar
dalam sirkulasi

PENDAHULUAN

Di kawasan Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi disbanding yang


non Asia (12% versus 2.5%).Penyakit Graves merupakan penyebab
utama dan tersering tirotoksikosis (80-90%), sedangkan yang
disebabkan karena tiroiditis mencapai 15% dan 5% karena toxic
nodular goiter.

Prevelensihipertiroidisme4kalilebihseringpada
wanitadibandingpria

LAPORAN
KASUS

Laporan Kasus
IDENTITAS

Nama
Jenis kelamin
Usia
Alamat
Pekerjaan
Status
Agama
No. MR
TMRS

: Ny NM
: Perempuan
: 32 Tahun
: Sungai Haupan,Banua Lawas
: Ibu Rumah Tangga
: Menikah
: Islam
: 091194
: 02 Februari 2016

Laporan Kasus
Anamnesis

Keluhan Utama

Dada berdebar dan tangan gemetar


Dada berdebar dan tangan gemetar

Pasien datang dengan keluhan dada berdebar dan


tangan gemetar yang dirasakan terus menerus
sejak 1 minggu ini.
Riwayat
Penyakit
Sekarang

Sejak 2 hari terakhir pasien juga mengeluh BAB


cair sebanyak 2x tanpa darah dan lendir, disertai
badan terasa panas dan banyak berkeringat, pasien
juga mengaku nafsu makannya meningkat namun
badan tetap kurus dan tekanan darah yang sering
tinggi

Laporan Kasus
Anamnesis

Riwayat Penyakit
Dahulu

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sejak


5 tahun lalu, tahun 2011 pernah berobat ke dokter
penyakit dalam di tanjung dengan keluhan yang
sama, dan tahun 2013 pasien berobat lagi dan
setelah diperiksa pasien dikatan menderita
hipertiroid dan harus rutin berobat.

Pasien mengaku terdapat benjolan di leher namun


tidak membesar

Laporan Kasus
Anamnesis

Riwayat
Penggunaan Obat

Riwayat Penyakit
Keluarga

Riwayat mengkonsumsi obat PTU dan Bisoprolol


namun pasien tidak teratur minum obat. Pasien
mengaku tidak cocok dengan obat propanolol

- Riwayat Diabetes Melitus tidak ada


-Riwayat Hipertensi tidak ada
-Riwayat keluhan yang sama tidak ada

Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS PRESENT

Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Pengukuran Tanda vital
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi
: 114 kali/menit , irama reguler, kuat angkat
Suhu
: 37,8 C
Respirasi : 24 kali/menit

Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Kulit
:Warna
: sawo matang
Sianosis
: tidak ada
Turgor
: cepat kembali
Pucat
: tidak ada
Kepala :Bentuk
: normosefali
Rambut : Warna :
hitam
Tebal/tipis :
tebal
Distribusi
:
merata
Mata
Eksoftalmus
: ada (+/+)
Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut
Konjungtiva : pucat (-/-)
Sklera
: normal
Pupil : Diameter : 3 mm/3 mm
Simetris
: isokor, normal
Reflek cahaya
: (+/+)
Kornea
: jernih/jernih

Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Telinga :
Bentuk
: simetris
Sekret
: tidak ada
Serumen
: minimal
Hidung :
Bentuk
: simetris
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Sekret
: tidak ada
Mulut :

Bentuk
:simetris
Bibir
: kering
Gusi
: pembengkakan (-), riwayat berdarah (-)
Gigi-geligi : normal

Tonsil :

Warna
: kemerahan
Pembesaran : tidak ada
Abses/tidak : tidak ada

Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS

Leher :
Tekanan Vena Jugularis : Tidak meningkat
Kelenjar Limfe
Tiroid

: Tidak teraba membesar


: Teraba benjolan bilateral difus, simetris kanan-kiri,
permukaan rata, konsistensi kenyal, ikut jika
menelan, nyeri tekan negatif, ukuran sekitar 3x1
cm.

Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS

Toraks :
Dinding dada/paru :
Inspeksi: Bentuk
: simetris
Retraks
: tidak ada
Dispneu
: tidak ada
Pergerakan : simetris
Palpasi : Fremitus fokal : simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Suara Napas Dasar :Vesikuler di parenkim paru
Suara Napas Tambahan : Rhonki kering (-/-),

Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS

Jantung :
Inspeksi
: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: Apeks teraba di ICS IV II jari medial linea midklavikula,
Intensitas normal, pelebaran (-),irama reguler dan thrill (-)
Perkusi
: Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Batas Kiri
: ICS IV 2 jari medial linea midklavikula
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung
: M1 > M2, M1 > T1 , A2 >A1,
P2 >P1, A2>P2
Suara Tambahan : Tidak Ada

Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS

Abdomen :
Inspeksi:
Bentuk
: normal
Pergerakan : Simetris
Palpasi :
Dinding Perut : Soepel
Hati
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Ginjal
: tidak teraba
Massa
: tidak ada
Perkusi
: Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : udem -/hangat +/+

Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 2 Februari 2016


Hemoglobin

13,9 g%

Leukosit

4.800 / mm3

Eritrosit

5,19 juta/ mm3

Trombosit

129.000 / mm3

Hematokrit

38,6 %

GDS

75 mg/dL

Ureum

25,6 mg/dL

BUN

11,9 mg/dL

Creatinine

0,5 mg/dL

Nilai Normal
12 - 16 gr%
4.000 - 10.000 / mm3
3,5 - 5,5 juta/ mm3
100.000 - 400.000/ mm3
40 - 50 %
< 200 mg/dL
10 50 mg/dL
4,7 23,4 mg/dL
0,9 1,1 mg/dL

Laporan Kasus
Resume
Seorang wanita 32 tahun, datang dengan keluhan dada berdebar dan
tangan gemetar sejak 1 minggu ini, 2 hari terakhir pasien juga mengeluh
buang air besar cair sebanyak 2x disertai badan terasa panas dan banyak
berkeringat, pasien juga mengaku nafsu makannya meningkat namun badan
tetap kurus dan tekanan darah yang sering tinggi, pasien mengaku terdapat
benjolan di leher namun tidak membesar. Pasien pernah mengalami keluhan
yang sama sejak 5 tahun lalu. Riwayat mengkonsumsiobat PTU dan Bisoprolol
.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90 mmHg, HR 114x/menit, RR
24x/menit, T 37,8oC, CM, kedua mata eksoftalmus, kelenjar tiroid teraba
benjolan bilateral difus, simetris kanan-kiri, permukaan rata, konsistensi
kenyal, ikut jika menelan, nyeri tekan negatif, ukuran sekitar 3x1 cm, kedua
tangan gemetar dan telapak tangan tampak basah berkeringat.
Pemeriksaan lab dalam batas normal

Laporan Kasus
Diagnosis Banding
1.Graves disease
2.Gondok multinodular toxic
3.Ca.tiroid

Diagnosis Kerja
Tirotoksikosis ec. susp Graves disease

Laporan Kasus
Terapi
Infus
: RL + cernivit 20 tpm
Injeksi : Inj.Ondansetron 3x4mg IV
Inj.Ranitidin 3 x 50 mg IV
Inj. Norages 3x1 ampul IV
Inj. Metylprednisolon 3x125 mg IV
Oral

:PTU 3 x 1
Bisoprolol 1x5mg
CTM 3x1
Prognosa

Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

Laporan Kasus
Follow Up
Tanggal 03/02/2015
S
O

: Demam (+); nyeri kepala (+); berdebar(+);muntah(+),BAB cair(+)


: TD : : 150/90 mmHg
RR : 20x / menit
HR : 110x/ menit
Temp :37,8 oC
A : Hipertiroid
P :
Infus RL + cernivit 20 tpm
Inj. Norages 3x1 amp IV
Inj. Ranitidin 3 x 50mg IV
Inj.Ondansentron 3x4mg IV
Inj.Metylprednisolon 3x125mg IV
Sucralfat syr 3x2cth PO
Bisoprolol 1x5mg PO
PTU 3x1tab PO

Laporan Kasus
Follow Up
Tanggal 04/02/2015
S
O

: Demam (+); nyeri kepala (+); berdebar(+);muntah(-),BAB cair(-);


: TD : 120/80
RR : 20x / menit
HR : 98x/ menit
Temp :37,6 oC
A : Hipertiroid
P :
Infus RL + cernivit 20 tpm
Inj. Norages 3x1 amp IV
Inj. Ranitidin 3 x 50mg IV
Inj.Ondansentron 3x4mg IV
Inj.Metylprednisolon 3x125mg IV
Sucralfat syr 3x2cth PO
Bisoprolol 1x5mg PO
PTU 3x1tab PO
CTM 3x1 tab PO

Laporan Kasus
Follow Up

Tanggal 05/02/2015
S
O

: Demam (-); nyeri kepala (-); berdebar(-);muntah(-),BAB cair(: TD : 140/90


RR : 20x / menit
HR : 92x/ menit
Temp :36,5 oC
A : Hipertiroid
P :
Infus RL + cernivit 20 tpm
Inj. Norages 3x1 amp IV
Inj. Ranitidin 3 x 50mg IV
Inj.Metylprednisolon 3x125mg IV
Sucralfat syr 3x2cth PO
Bisoprolol 1x5mg PO
PTU 3x1tab PO
CTM 3x1tab PO

Laporan Kasus
Diskusi kasus
Analisis Symptom
1.Wanita 32 tahun
wanita beresiko 4x> pria, usia antara 20-40
2. Dada berdebar-debar
pengaktifansimpatisyangberlebihan
3. Mata tampak Melotot (exoptalmus)
terjadipenumpukanglikosaminoglikandiinfiltrasiolehlimfosit,selmastd
ansel-selplasma
4.Tangan terus bergetar (tremor)
bertambahnya kepekaan sinaps saraf didaerah medula yang mengatur tonus
otot
5. Sering berkeringat
pengaruh tingginya metabolisme dalam tubuh shg terjadi akumulasi panas
dalam tubuh (intoleransi panas)panas dikeluarkan melalui evaporasi
(keringat)

Laporan Kasus
Diskusi kasus
Analisis Symptom
6. Merasa cepat lapar
meningkatkan laju metabolisme basalmeningkatny katabolisme
7. Tekanan darah 160/90 mmHg
Terjadi peningkatan ketanggapan jantung terhadap katekolamin dalam
darah meningkatkan kecepatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi
jantung sehingga curah jantung meningkatTD meningkat
8. Suhu tubuh 37,8
Karena metabolisme naik dan tertimbunnya panas tubuh yang semakin lama
semakin berlebih, sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh
9. Pembesaran kelenjar tiroid
Mrpkn tanda terdapatnya hiperaktivitas kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon tiroid.

Laporan Kasus
Diskusi kasus

Hasil perhitungan index wayne pada pasien ini adalah 28 yang termasuk
dalam hipertiroid. Diagnosis hipertiroid pada kasus iniditegakkan hanya
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang mengarah ke hipertiroid,
tanpa dilakukan pemeriksaanT3, T4, dan TSH karena peralatan laboratorium
yang kurang memadai.
Terapi yang diberikan pada pasien ini, di antaranya pemberian infus RL
sebagai terapi awal. Selain itu, diberikan PTU 100 mg 3 x 1 awal yang berfungsi
sebagai antitiroid. Penyekat beta yaitu bisoprolol diberikan untuk menurunkan
takikardia, kegelisahan dan keringat yang berlebihan akibat aktifitas simpatis
yg berlebihan, selain itu beta bloker juga menghambat perubahan
tiroksinperifer menjaditriyodotironin. Pasien juga diberikan injeksi norages
untuk mengurangi panas badan serta sakit kepala yang dikeluhkan pasien,
injeksi ondansetron dan ranitidin diberikan sebagai anti mual dan penetralisir
asam lambung pada pasien.

Tinjauan
Pustaka

Tinjauan Pustaka

Anatomi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid mulai terbentuk


pada janin berukuran 3,4-4 cm,
yaitu pada akhir bulan pertama
kehamilan. Kelenjar tiroid berasal
dari lekukan faring antara
branchial pouch pertana dan
kedua. Kelenjar tiroid terletak
dibagian bawah leher, terdiri atas
dua lobus, yang dihubungkan oleh
ismus yang menutupi cincin
trakea 2 dan 3

Tinjauan Pustaka

Anatomi Kelenjar Tiroid


Pada orang dewas beratnyab
berkisar antara 10-20 gram.
Vaskularisasi kelenjar tiroid
termasuk amat baik.
A tiroidea superior berasal dari
a.karotis komunis atau a.karotis
eksterna, a.tiroidea inferior dari
a.subklavia dan a.tiroid ima
berasal dari a.brakiosefalik salah
satu cabang dari arkus aorta

Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram kelenjar/menit, dalam


keadaan hipertiroidisme aliran ini akan meningkat sehingga dengan stetoskop
terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung bawah kelenjar

Tinjauan Pustaka

Definisi Hipertiroid

Hipertirodisme di gambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi


kelebihan sekresi hormon tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada
manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di stimulasi oleh
peningkatan hormon ini

Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis yang terjadi bila


jaringan tubuh di stimulasi oleh peningkatan hormon ini.
Hipertirodisme merupakan kelainan endokrin yang dapat di cegah.
Seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan
yang sangat menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita
empat kali lebih banyak dari pada laki-laki terutama wanita muda yang
berusia antara 20 tahun dan 40 tahun.

Tinjauan Pustaka

Etiologi

Grave Disease

Nodul Tiroid

Peyebab
Hipertiroid

Tiroiditis
Tiroiditis Subakut
Tiroiditis post partum
Tiroiditis Silent

Tinjauan Pustaka

Patofisiologi

Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar atau


kondisi yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal
atau multipel adenoma kanker tiroid. Juga pengobatan miksedema
dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan
hipertiroidisme. Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah
penyakit graves (goiter difustoksik) yang mempunyai tiga tanda
penting, pertama hipertiroidisme, kedua pembesaran kelenjar tiroid
(goiter) dan ketiga eksoptalmos (protrusi mata abnormal). Penyakit
Graves merupakan kelainan auto imun yang di mediasi oleh anti bodi
IgG yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel-sel
tiroid. Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencakup goiter nodular
toksik, adenoma, toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis subakut dan
kronis, ingesti TH.

Tinjauan Pustaka

Patofisiologi

Patofisiologi di balik manisfestasi penyakit hipertiroid Graves dapat


dibagi ke dalam dua kategori, pertama sekunder akibat rangsangan
berlebih system saraf adrenergik dan yang kedua, merupakan akibat
tingginya kadar TH yang bersirkulasi.

Hipertiroidismeditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi


hormon tiroid (TH). Karena kerja TH pada tubuh adalah merangsang,
maka terjadi hipermestabolisme, yang meningkatkan aktivitas system
saraf simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi system kardiak
dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini
mengarah pada takikardia adan peningkatan curah jantung, volume
sekuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran darah perifer.

Tinjauan Pustaka

Patofisiologi

Metabolisme sangat meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen


negatif, penipisan lemak dan hasil akhir defesiensi nutrisi. Jika
hipertiroidisme terjadi sebelum pubertas, akan terjadi penundaan
perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas
mengakibatkan penurunan libido baik pada laki-laki maupun
perempuan. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukan
ketidakteraturan menstruasi dan penurunan fertilitas.

Tinjauan Pustaka

Manifestasi Klinis

Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves2


Sistem
Gejala dan Tanda
Sistem
Gejala dan Tanda
Umum
Tak tahan hawa panas, Psikis dan saraf
Labil. Iritabel, tremor,
hiperkinesis,
capek,
psikosis, nervositas,
BB turun, tumbuh
paralisis
periodik
cepat, toleransi obat,
dispneu
youth fullness
Gastrointestinal

Hiferdefekasi, lapar, Jantung


makan banyak, haus,
muntah,
disfagia,
splenomegali

hipertensi,
palpitasi,
jantung

Muskular

Rasa lemah

Limfositosis, anemia,
splenomegali,
leher
membesar

Genitourinaria

Oligomenorea,
Skelet
amenorea,
libido
turun,
infertil,
ginekomastia

Kulit

Rambut

Darah dan limfatik

rontok,

aritmia,
gagal

Osteoporosis, epifisis
cepat menutup dan
nyeri tulang

Tinjauan Pustaka

Patofisiologi

Spesifik untuk penyakit Graves ditambah dengan5 :


Optalmopati (50%) edema pretibial, kemosis, proptosis, diplopia, visus
menurun, ulkus korne
Dermopati (0,5-4%)
Akropaki (1%)

Tinjauan Pustaka

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3 atau fT3, TSH Rab, kadar


leukosit (bila timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)
Sidik Tiroid/thyroid scan : terutama membedakan penyakit Plummer
dari penyakit Graves dengan komponen nodosa
EKG
Foto Thoraks

Tinjauan Pustaka

Diagnosis Banding

Metastasis karsinoma tiroid fungsional, struma oavarii,


mutasi reseptor TSH, obat : kelebihan iodium (fenomena
Jod Basedow)
Tiroroksikosis tanpa hipertiroidsme : tiroiditis subakut,
tiroiditis silent, destruksi tiroid (karena amiodarone,
radiasi, infark adenoma), asupan hormon tiroid berlebihan
(tirotoksikosis factitia)
Hipertiroidsime sekunder : adenoma hipofisis yang
mensekresi TSH, sindrom reisistensi hormon tiroid, tumor
yang mensekresi HCG, tirotoksigosis gestasional

Tinjauan Pustaka

Diagnosis

Diagnosis suatu penyakit hampir pasti diawali oleh kecurigaan klinis.


Untuk ini telah dikenal indeks klinis Wayne dan New Castle yang
didasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik teliti. Kemudian diteruskan
dengen pemeriksaan penunjang untuk konfirmasi diagnosis anatomis,
status tiroid dan etiologi

Tinjauan Pustaka

Diagnosis

Tinjauan Pustaka

Diagnosis

Tinjauan Pustaka

Diagnosis

Tinjauan Pustaka

Penatalaksanaan

Obat Antitiroid
PTU
Golongan Tionamid

Imidazol

Regimen umum terdiri dari pemberian PTU dengan dosis awal 100-150
mg setiap 6 jam. Setelah 4-8 minggu, dosis dikurangi menjadi 50-200 mg
, 1 atau 2 kali sehari.

Methimazole mempunyai masa kerja yang lama sehingga dapat


diberikan dosis tunggal sekali sehari. Terapi dimulai dengan dosis
methimazole 40 mg setiap pagi selama 1-2 bulan, dilanjutkan dengan
dosis pemeliharaan 5 20 mg perhari.

Tinjauan Pustaka

Penatalaksanaan

Obat Beta Bloker

Obat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat


bermanfaat
untuk
mengendalikan
manifestasi
klinis
tirotoksikosis
(hyperadrenergic state) seperti palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas
melalui blokadenya pada reseptor adrenergik. Di samping efek antiadrenergik,
obat penyekat beta ini juga dapat -meskipun sedikit- menurunkan kadar T-3
melalui penghambatannya terhadap konversi T-4 ke T-3. Dosis awal propranolol
umumnya berkisar 80 mg/hari.

Tinjauan Pustaka

Penatalaksanaan

Iodine Radioaktif

RAI menjadi pilihan utama dokter di Amerika Serikat. Pada metode ini
digunakan isotop iodine, yang paling umum digunakan adalah I 131
dalam tubuh RAI akan di-uptake oleh kelenjar tiroidRAI beraksi
dengan cara mencegah sintesis hormon tiroid sehingga dapat
menurunkan kadar hormon tiroid yang berlebihan

Tinjauan Pustaka

Penatalaksanaan

Obat Obatan Lain

Obat-obat seperti iodida inorganik, preparat iodinated


radiographic contrast, potassium perklorat dan litium
karbonat, meskipun mempunyai efek menurunkan kadar
hormon tiroid, tetapi jarang digunakan sebagai regimen
standar pengelolaan penyakit Graves. Obat-obat tersebut
sebagian digunakan pada keadaan krisis tiroid, untuk
persiapan operasi tiroidektomi atau setelah terapi iodium
radioaktif.

Tinjauan Pustaka

Penatalaksanaan

Pembedahan
Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita dengan
struma yang besar. Sebelum operasi, penderita dipersiapkan dalam
keadaan eutiroid dengan pemberian OAT (biasanya selama 6 minggu).
Disamping itu , selama 2 minggu pre operatif, diberikan larutan Lugol
atau potassium iodida, 5 tetes 2 kali sehari, yang dimaksudkan untuk
mengurangi vaskularisasi kelenjar dan mempermudah operasi. Sampai
saat ini masih terdapat silang pendapat mengenai seberapa banyak
jaringan tiroid yangn harus diangkat.

Tinjauan Pustaka

Penatalaksanaan

Pembedahan

Tiroidektomi total biasanya tidak dianjurkan, kecuali pada pasein


dengan oftalmopati Graves yang progresif dan berat. Namun bila terlalu
banyak jaringan tiroid yang ditinggalkan , dikhawatirkan akan terjadi
relaps. Kebanyakan ahli bedah menyisakan 2-3 gram jaringan tiroid.
Walaupun demikan kebanyakan penderita masih memerlukan suplemen
tiroid setelah mengalami tiroidektomi pada penyakit Graves.

Hipoparatiroidisme dan kerusakan nervus laryngeus recurrens


merupakan komplikasi pembedahan yang dapat terjadi pada sekitar 1%
kasus.

Tinjauan Pustaka

Komplikasi

Krisistiroid:mortalitas

PenyakitGraves:Penyakitjantunghipertiroid,oftalmopatigraves,derm
opatigraveinfeksikarenaagranulositosispadapengobatandenganobat
antitiroid

Tinjauan Pustaka

Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat triad.


oMenghebatnya tanda tirotoksikosis
oKesadaran menurun
Hipotermia oHipotermia.

KRISIS TIROID

Krisis tiroid adalah tirotoksikosis yang amat membahayakan, meskipun


jarang terjadi. Hampir semua kasus diawali oleh faktor pencetus.
Faktor risiko krisi tiroid: surgical crisis (persiapan operasi yang kurang
baik, belum eutiroid), medical crisis (strees apapun, fisik serta psikologik,
infeksi dan sebagianya

Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat triad.


Menghebatnya tanda tirotoksikosis
Kesadaran menurun
Hipotermia.

Vous aimerez peut-être aussi