Vous êtes sur la page 1sur 79

GIZI BURUK TIPE MARASMUS + VSD +

IMUNOCOMPROMISED PADA ANAK


Pembimbing :
dr.Diane M. Supit,Sp.A

LABORATORIUM ILMU
KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA
2016

Amri Anugrah Amran


Anisa Ramadhanty Amril
Adhaniar Purwanti Megasari
Ayu Herwan Mardatillah

BAB II
STATUS PASIE
N
ANAMNESA

Keluhan Utama : Buang Air Besar (BAB) cair

Pasien datang dengan keluhan BAB cair yang dialami sejak 1 hari sebelumnya, dalam sehari BAB
cair dialami kurang lebih 8 kali ganti popok karena penuh dengan BAB cair, BAB cair berwarna ke
kuningan disertai ampas, tidak disertai lendir ataupun darah. Awalnya pasien juga mengalami m
untah 1 kali pada hari yang sama, berisi susu. Pasien juga mengalami demam saat dibawa ke IGD
, tidak ada kejang. Pasien tampak rewel, pasien masih bisa minum susu formula.

Setelah beberapa hari dirawat di RS, keluhan BAB cair masih ada namun frekuensi berkurang, tid
ak ada muntah, tidak ada demam. Keluhan lain yaitu pasien mengalami sariawan di dalam mulut
dan bibir sejak minggu sebelumnya, sariawan berwarna keputihan dan hampir memenuhi perm
ukaan lidah

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya

Pasien didiagnosis mengalami penyakit jantung bawaan yaitu Ventrikel Septal Defek (VSD) sejak b
ulan Februari 2016, saat itu sedang dirawat karena batuk dan sesak napas yang disertai badan ke
biruan saat sesak muncul

Riwayat Alergi makanan, obat, debu, dan udara dingin disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sedang mengalami BAB cair dan muntah

Tidak ada keluarga dengan penyakit jantung serta alergi

Ibu pasien memiliki penyakit HIV/AIDS yang telah diperiksakan sejak beberapa bulan sebelumny
a

Anamnesis
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Berat badan lahir

: 2200 gr

Panjang badan lahir : 49 cm


Berat badan sekarang

: 3,3 kg

Tinggi badan sekarang

: 52 cm

Gigi keluar

: belum

Tersenyum

: belum

Miring : 4 bulan
Tengkurap : belum
Duduk : belum
Merangkak

: belum

Berdiri : belum
Berjalan

: belum

Berbicara 2 kata

: belum

Anamnesa
Makan dan Minum Anak
ASI

: Mulai diberikan sejak lahir

Dihentikan

: 5 bulan

Susu sapi

: diberikan sejak usia 1 bulan

Buah

:-

Bubur susu

:-

Tim saring

:-

Makan padat dan lauknya

:-

Pemeriksaan Prenatal
Periksa di

: Rumah bidan

Penyakit kehamilan

: tidak ada

Obat-obat yang sering diminum

: Vitamin penambah darah

Anamnesis
Riwayat Kelahiran
Lahir di

: Bidan Praktek Swasta

Ditolong oleh

: Bidan

Usia dalam kandungan

: 9 bulan

Jenis partus

: Spontan

Riwayat kelahiran

: Bayi langsung menangis kuat, tidak biru

Pemeliharaan Postnatal
Periksa di

: Puskesmas

Keadaan anak

: Berat badan sulit naik

Keluarga Berencana
Keluarga Berencana

: tidak

Memakai sistem

: suntik/3 bulan

Riwayat Imunisasi
Usia saat imunisasi
Imunisasi

II

III

IV

Booster I

Booster II

BCG

////////////

////////////

////////////

////////////

////////////

Polio

Campak

////////////

////////////

////////////

////////////

////////////

DPT

////////////

Hepatitis B

//////////

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016
Kesadaran : GCS E3V4M4
Tanda Vital
Tekanan Darah

: 80/50 mmHg

Frekuensi nadi

: 112 x/menit, reguler, kuat angkat

Frekuensi napas : 40 x/menit


Temperatur

: 36,6o C

ANTROPOMETRI
Berat badan

: 3,3 kg

Panjang Badan
Status Gizi

: 52 cm

: Gizi Buruk (kurva < -3 SD)

Pem. Fisik
Kepala
Rambut : Warna hitam, ubun-ubun cekung
Mata
(-/-),
+),

: Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), strabismus


pupil sokor diameter 2mm/2mm, refleks cahaya (+/
mata cowong (+/+)

Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)


Mulut
faring

: Mukosa bibir tampak basah, sianosis (-), lidah bersih,


hiperemis (-), pembesaran tonsil (-),

Leher

: Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)

Pem. Fisik
Thoraks
Pulmo
Inspeksi
retraksi

: Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi subcostal (-)


suprasternal (-)

Palpasi

: Fremitus raba sulit dievaluasi

Perkusi

: Sonor di semua lapangan paru

Auskultasi

: rhonki (+/+), wheezing (-/-)

Pem. Fisik
Thoraks
Cor:
Inspeksi : Iktus cordis tampak
Palpasi

: Ictus cordis teraba di ICS V 1 jari dari LMC line

Perkusi

: Batas jantung

Kanan: ICS III right parasternal line


Kiri
Auskultasi

: ICS V 2 jari LMC line


: S1 dan S2 tunggal reguler, bising (+)

Pem. Fisik
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
(-),
Perkusi
Auskultasi

: distended(-), darm steifung (-) darm contour (-)


: Soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali
turgor kembali cepat
: Timpani
: Bising usus (+) kesan normal

Ekstremitas
Genitalia

: Akral hangat (+), oedem (-), clubbing finger (-)


: dalam batas normal

Pemeriksaan
Penunjang

11/03/2016
Leukosit

31.000

Hb

10,6

Ht

34,6

Trombosit

403.000

GDS

71

Ureum

38,3

Kreatinin

0,5

Natrium

135

Kalium

4,2

Chloride

112

Pemeriksaan Test
VCT (22-03-2016)

Nama Test

Hasil

SD HIV 3,0

Positif

Intec

Positif

VI KIA

Positif

Catatan:
Hasil tes (-) tidak termasuk pemaparan terhadap HIV
yang terjadi baru-baru ini (klien sedang dalam masa
jendela dari infeksi virus HIV)

Hasil Pemeriksaan CD4/


CD3 (18/03/2016)

Hasil

Satuan

Batas Normal

CD 4

214

cells/microliter

410-1590

CD 3

1167

Cells/microliter

690-2540

Interpretasi hasil echocardiografi (10/02/2016)


Situs solitus, AV-VA concordance
Kontraktilitas global LV baik, 82%
IAS intak
IVS tampak flow L to R shunt setinggi pars membrane L-R shunt deng
an diameter 3,2 mm
Katup-katup dalam batas normal
Echo doppler E/A > 1
PE (-), Thrombo (-)
Kesimpulan : VSD PM kecil L-R dengan diameter 3,2 mm

DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Diagnosis Lain
Diagnosis Komplikasi

: Gastroenteritis Akut
: Gizi buruk + VSD + Imunocompromised
: Dehidrasi ringan-sedang

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan :
IVFD KAEN 4 A 3600 cc/24 jam
Inj.cefotaxime 3x100 mg
Ambroxol 1,5 mg + CTM 0,5 mg -> mf pulv 3x1
Zink 1x tablet
Cotrimoxazole syrup 2x cth
Terapi ARV (Zidovudine 2x80 mg, Lamivudine 2x13,5 mg, Nev
irapine 3x25 mg)

Follow Up

Tinjauan Pustaka

Definisi
HIV/AIDS adalah suatu sindrom defisiensi imun yang ditandai oleh adanya infe
ksi oportunistik dan atau keganasan yang tidak disebabkan oleh defisiensi imun p
rimer atau sekunder atau infeksi kongenital melainkan oleh human immunodefici
ency virus.

Etiologi
Retrovirus
golongan retroviridae, genus lenti virus

HIV-1

HIV-2

Patofisiologi

HIV masuk ke
dalam tubuh
manusia

Menginfeksi sel yang


mempunyai molekul
CD4 (Limfosit T,
Monosit, Sel Dendrit,
Sel Langerhans)

Mengikat
molekul CD4

Memiliki sel
target dan
memproduksi
virus

Infeksi
oportunisti
k

Imunitas tubuh
menurun

Sel limfosit T4
hancur

Manifestasi klinik

Stadium Klinis WHO


Stadium Klinis 1

Stadium Klinis 2 (Ringan)

Tanpa gejala (asimtomatis)

Hepatosplenomegaly persisten tanpa


alasan
Erupsi papular pruritis
Infeksi virus kutil yang luas
Moluskum kontagiosum yang luas
Infeksi jamur di kuku
Ulkus mulut yang berulang
Pembesaran parotid persisten tanpa
alasan
Eritema lineal gingival (LGE)
Herpes zoster
Infeksi saluran napas bagian atas yang
berulang atau kronis (ototis media, otore,
sinusitis, atau tonsilitis)

Limfadenopati generalisata persisten

Stadium Klinis 3 (Sedang)

Stadium Klinis 4 (Berat)

Malanutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak


membaik dengan terapi baku
Diare terus-menerus tanpa alasan (14 hari
atau lebih)
Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas
37,5C, sementara atau terus-menerus, lebih
dari 1 bulan)
Kandidiasis oral terus-menerus (setelah usia
6-8 minggu)
Oral hairy leukoplakia (OHL)
Gingivitis atau periodonitis nekrotising
berulkus yang akut
Tuberkulosis pada kelenjar getah bening
Tuberkulosis paru
Pneumonia bakteri yang parah dan berulang
Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk
brokiektasis
Anemia (<8g/dl)

Toksoplasmosis sistem saraf pusat (setelah


usia 1 bulan)
Ensefalopati HIV
Infeksi sitomegalovirus: retinitis atau infeksi
CMV yang mempengaruhi organ lain, yang
mulai pada usia lebih
dari 1 bulan)
Kriptokokosis di luar paru (termasuk
meningitis)
Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis
luar paru, kokidiomikosis)
Kriptosporidiosis kronis
Isosporiasis kronis
Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B
Progressive multifocal leucoencephalopathy
(PML)
Nefropati bergejala terkait HIV atau
kardiomiopati bergejala terkait HIV

Klasifikasi berdasarkan tingkat imunodefisi


ensi

CD4 adalah parameter terbaik untuk mengukur imunodefisiensi.

CD4 dapat menjadi petunjuk dini progresivitas penyakit

Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaa
n Fisik

Pemeriksaa
n Penunjang

Indikasi tes HIV pada Bayi dan Anak:

Anak sakit (jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV seperti TB berat atau mendap
at OAT berulang, malnutrisi, atau pneumonia berulang dan diare kronis atau berulang)

Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan perlakuan pencegahan
penularan dari ibu ke anak

Untuk mengetahui status bayi/anak kandung dari ibu yang didiagnosis terinfeksi HIV (p
ada umur berapa saja)

Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu saudara kandungnya didiagn
osis HIV; atau salah satu atau kedua orangtua meninggal oleh sebab yang tidak diketah
ui tetapi masih mungkin karena HIV

Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum suntik yang terkontaminasi,
menerima transfusi berulang dan sebab lain

Anak yang mengalami kekerasan seksual

Prinsip Diagnosis Infeksi HIV pada Bayi dan An


ak
1. Uji Virologis

Diagnosis anak usia < 18 bulan

HIV DNA kualitatif/ HIV RNA kuanti


tatif

Bayi terpajan HIV sejak lahir, uji vir


ologis usia 4-6 minggu hasil (+)
ARV mulai & cek darah lagi untu
k uji virologis kedua

2. Uji Serologis

Usia < 18 bln: uji ada tidaknya pajanan HIV

Usia > 18 bln: uji diagnostik konfirmasi

Diagnosis presumtif HIV pada anak < 18 bulan

Diagnosis presumtif Pada anak umur < 18 bulan yang sakit dan diduga disebabkan oleh infeksi HIV t
etapi uji virologis tidak dapat dilakukan

Penatalaksanaan

ARV
NRTI
(Nucleoside
Reverse
Transcriptasi
Inhibitor)

NNRTI (NonNucleoside
Reverse
Transcriptasi
Inhibitor)

PI (Protease
Inhibitor)

Indikasi terapi ARV menggunakan kombin


asi kriteria klinis dan imunologis

ARV pada bayi dan anak < 18 bulan dgn diagnosis presumtif harus SEGERA
diberi terapi ARV

Pemantauan keberhasilan dan toksisitas ARV


1. Klinis
BB
Tidak terkena infeksi
oportunistik
Anamnesis gejala
yang berhubungan
dengan HIV dan
pemeriksaan fisik

2. Pemr. Lab
Darah rutin (DL,
SGOT/SGPT, Cr, gula
darah, Cholesterol, Tg
CD4 dicek tiap 6 bulan

Pencegahan
Edukasi
Konseling

Definisi
Ventricular Septal Defect (VSD) adalah kelainan jantung be
rupa lubang pada sekat antar bilik jantung,

Etiologi
Faktor yang berpengaruh adalah :
Faktor eksogen : berbagai jenis obat, penyakit ibu ( rubella, IDD
M ), ibu hamil dengan alkoholik.
Faktor endogen : penyakit genetik ( dowm sindrom ).

Patogenesis

Klasifikasi
Anatomis :
1) VSD perimembran, 2)muskular dan 3) sub-arterial doubly committed.
Fisiologis,
1)VSD defek kecil dengan resistensi vaskular paru normal,
2)VSD defek sedang dengan resistensi vaskular paru bervariasi,
3)VSD defek besar dengan peningkatan resistensi vaskular paru ringan samp
ai sedang,
4) VSD defek besar dengan resistensi vaskular paru tinggi.

Manifestasi Klinis
VSD kecil :
Gejala (-)
bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
VSD sedang :
lcepatelah, batuk karena radang paru / gagal jantung ringan
bising pansistolik cukup keras
VSD besar :
Gejala gagal jantung usia 1-3 bln, kenaikan BB lambat
bising seperti VSD sedang
Sindrom Eisenmenger
sianosis

Pem. Penunjang
Elektrokardiografi
Foto Rontgen toraks
Ekokardiografi
Kateterisasi jantung

Penatalaksanaan VSD
VSD kecil - Tidak perlu terapi.
Defek sedang. Tidak perlu operasi penutupan selama tahanan pembuluh p
ulmonal normal dan jumlah shunting <2 kali dari aliran sistemik.
Defek besar
Medikamentosa berupa obat digitalis, diuretik, reductor afterload .
nutrisi yang adekuat.
Pencegahan infeksi
Tindakan bedah

Komplikasi
Gagal jantung kronik
Endokarditis infektif
Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
Penyakit vaskular paru progresif
Kerusakan sistem konduksi ventrikel

Prognosis
Penutupan spontan terjadi pada 30-40% kasus VSD
paling sering pada VSD trabekular (muskular) kecil
VSD tipe inlet, infundibular dan subarterial tidak dapat mengecil atau menutup spon
tan.

D
E
F
I
N
I
S
I

MARASMUS

Salah satu bentuk gizi buruk yaitu kekurangan kalori protein yan
g terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis yang
sering ditemui pada balita

Kekurangan kalori

Penghancuran jaringan

Atrofi otot

Lemak subkutan hilang

Karena asupan makanan yang kurang terutama pemasukan ka


lori, atau protein atau keduanya yang tidak mencukupi akibat
kekurangan dalam susunan makanan, dan kebiasaan makan
makanan yang tidak tepat

MARASMUS

G
E
J
A
L
A

BB < 60% N, BB / Tinggi :


Lemak hilang Old Man Face
Perut cekung, otot atrofi, gambaran usus jelas
Suhu sub- normal, BMR , nadi lambat
Penakut apatis peka
Mudah hipoglikemi & gangguan keseimbangan elektrolit
Diare atau konstipasi.

Kadang-kadang tampak rambut yang kering, tipis, dan mudah


rontok.

Baggy pants

D
I
A
G
N
O
S
I
S

MARASMUS

Anak didiagnosis marasmus apabila :


BB/TB < -3 SD atau <70% dari median
Jika BB/TB atau BB/PB tidak dapat diukur, gunakan tand
a klinis berupa

anak tampak sangat kurus (visible severe wasting)

tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan
paha;

tulang iga terlihat jelas,

tanpa adanya edema

MARASMUS
D
I
A
G
N
O
S
I
S

MK

Jenis Def.

Protein

Prot. Kal

Kalori

B.B.

> 60%

< 60%

< 60%

++

+/-

Gangg.
Pertumbuhan

++

++

Atrofi otot

++

++

Lemak sub-cutan

<

<

Moon Face

Old Man F.

Old Man F.

Hyper/hypo
-pigmentasi
Crazy pavement
dermatosis
Hyperkeratosis

Kering
Decubitus
HyperkeRatos
is

Oedema

Bentuk muka
Kulit

Keriput

MARASMUS
D
I
A
G
N
O
S
I
S

Mk
Halus

M
Kering

+
Fatty infiltration

+/-

+/-

Kadar albumin

+/-

+/-

Anorexia
Diarrhea
Intoleransi

+
+
+

+/+/+/-

+/+/+/-

Rambut

Hati >

K
Rambut jagung,
kering, jarang, halus,
mudah dicabut, ujung
bercabang
Flag Sign

MARASMUS
P
E
N
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A
A
N

TATALAKSANA
H
I
P
O
G
L
I
K
E
M
I
A

MARASMUS

Kadar gula darah < 3 mmol/L atau < 54 mg/dl

Segera beri F-75 pertama atau modifikasinya bila penyediaannya memungkinkan.

Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan glukosa atau gul
a 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara oral atau melalui NGT.

Lanjutkan pemberian F-75 setiap 23 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.

Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-75.

Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak
5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.

Beri antibiotik.

TATALAKSANA
H
I
P
O
T
E
R
M
I
A

MARASMUS

suhu aksilar < 35,5 0 C

Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu).

Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup dengan selimut hangat da
n letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kepada anak) atau lampu di dekatnya, ata
u letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya (dari kulit ke kulit: metode kangu
ru).

Bila menggunakan lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh anak
.

Beri antibiotik sesuai pedoman.

MARASMUS

TATALAKSANA

D
E
H
I
D
R
A
S
I

Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidr


asi berat dengan syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lamba
t dibanding jika melakukan rehidrasi pada anak dengan gizi baik.

beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama

setelah 2 jam, berikan ReSoMal 510 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75 dengan jumlah yang sama, s
etiap jam selama 10 jam.

Jumlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, volum


e tinja yang keluar dan apakah anak muntah.
Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam

*ReSoMal mengandung 37.5 mmol Na, 40 mmol K, dan 3 mmol Mg per liter

MARASMUS

TATALAKSANA
E
L
E
K
T
R
O
L
I
T

Untuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan Kalium d


an Magnesium, yang sudah terkandung di dalam larutan
Mineral-Mix yang ditambahkan kedalam F-75, F-100 ata
u ReSoMal
Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi

TATALAKSANA
I
N
F
E
K
S
I

MARASMUS

Antibiotik spektrum luas


Vaksin campak jika anak berumur 6 bulan dan belum pe
rnah mendapatkannya, atau jika anak berumur > 9 bulan d
an sudah pernah diberi vaksin sebelum berumur 9 bulan.
Tunda imunisasi jika anak syok

Pilihan antibiotik spektrum luas


Jika tidak ada komplikasi atau tidak ada infeksi nyata, beri
Kotrimoksazol per oral (25 mg SMZ + 5 mg TMP/kgBB setia
p 12 jam selama 5 hari.

MARASMUS

TATALAKSANA
Infeksi
KOTRIMOKSASOL
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)

UMUR

2 sampai 4 bulan
(4 - < 6 kg)
4 sampai 12 bulan
(6 - < 10 Kg)
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg)

Beri 3 kali sehari

Beri 2 kali sehari selama 5 hari

ATAU
BERAT BADAN

AMOKSISILIN

untuk 5 hari

Tablet dewasa

Tablet Anak

Sirup/5ml

Sirup

80 mg + 400 mg

20 mg + 100 mg

40 mg + 200 mg

125 mg per 5 ml

2,5 ml

2,5 ml

5 ml

5 ml

7,5 ml

10 ml

MARASMUS

TATALAKSANA
M
I
K
O
N
U
T
R
I
E
N

Berikan setiap hari paling sedikit dalam 2 minggu:


Multivitamin
Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)
Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai fas
e rehabilitasi)
Vitamin A: diberikan secara oral pada hari ke 1

TATALAKSANA
Pemberian makanan awal

MARASMUS

Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah osmolari


tas maupun rendah laktosa
Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari penggunaan paren
teral

Energi: 100 kkal/kgBB/hari

Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari

Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri 100 ml/kgBB/hari)

Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi pastikan bahwa j


umlah F-75 yang ditentukan harus dipenuhi.

U
MARASMUS
M
TATALAKSANA
B
Lakukan transisi secara bertahap dari formula awal (F-75) ke f
ormula tumbuh-kejar (F-100) (fase transisi):
U
Ganti F 75 dengan F 100. Beri F-100 sejumlah yang sama deng
an F-75 selama 2 hari berturutan.
H
K
E
J

Selanjutnya naikkan jumlah F-100 sebanyak 10 ml setiap kali


pemberian sampai anak tidak mampu menghabiskan atau ter
sisa sedikit. Biasanya hal ini terjadi ketika pemberian formula
mencapai 200 ml/kgBB/hari.
Dapat pula digunakan bubur atau makanan pendamping ASI
yang dimodifikasi sehingga kandungan energi dan proteinnya
sebanding dengan F-100.

T
I
M
TATALAKSANA

MARASMUS

U
L
A
S
I
S
E

N
S
O

Kasih sayang
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit
/hari
Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandik
an, bermain dsb)

PEMBAHASAN (VSD)
Teori

Fakta

Gejala Klinis
Tipe VSD berdasarkan klinis:
a. VSD kecil :
Biasanya tak ada gejala.
a. VSD sedang :
Gejala tidak berat, berupa lekas lelah, batuk karena
radang paru,
b. VSD besar :
Sering dengan gagal jantung pada umur 1-3 bulan,
sering dengan infeksi paru, kenaikan berat badan lambat.
c. VSD besar dengan hipertensi pulmonal menetap (Sindrom
Eisenmenger) ;
Anak sianosis
Jari tabuh

Pada pasien memiliki riwayat sianosis saat 2


bulan yang lalu, yang dialami pertama kali
saat pasien dirawat di RS karena batuk dan
sesak napas.

Pemeriksaan Fisik

Bising akhir sistolik tepat sebelum S2 (+)

a. VSD kecil :
bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
a. VSD sedang :
Bising pansistolik cukup keras
b. VSD besar :
Bising seperti pada VSD sedang
Status gizi dibawah normal
c. VSD besar dengan hipertensi pulmonal menetap (Sindrom
Eisenmenger) ;
Bising sistolik lemah tipe ejeksi
Ada klik sistolik pendek sesudah suara I
Clubbing finger
Pemeriksaan Penunjang

Elektrokardiografi

Pada foto toraks didapatkan CTR 55,2%

Foto Rontgen toraks

Ekokardiografi

hasil ekokardiografi didapatkan VSD dengan diameter 3,2


mm

Kateterisasi jantung

Teori

Fakta

a. VSD kecil dengan tahanan vaskular pulmonal yang rendah:Tidak -

Kontrol poli bedah toraks dan kardiovaskular

Penatalaksanaan

perlu terapi.
b. Defek sedang dengan tahanan vaskular pulmonal yang bervariasi:
Tidak perlu operasi penutupan selama tahanan pembuluh pulmonal
normal dan jumlah shunting <2 kali dari aliran sistemik.
c. Defek besar dengan peningkatan tahanan pulmonal ringan-sedang:
Terapi berupa obat digitalis, diuretik, reductor afterload. Bila terapi
berhasil,

tindakan

bedah

bisa

ditunda

sambil

menunggu

kemungkinan terjadinya penutupan defek yang spontan.


d. Defek besar dengan kenaikan tahanan vaskular pulmonal yang
signifikan. Penatalaksanaan berupa:
Pemberian nutrisi yang adekuat.
Pencegahan infeksi
Tindakan interventif

Disarankan untuk operasi oleh dr sp bedah


namun ditunda karena kondisi anak dan berat
badan anak.

PEMBAHASAN (HIV/AIDS)
Teori
Gejala Klinis
Stadium Klinis 1
Tanpa gejala (asimtomatis)
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2 (Ringan)
Hepatosplenomegaly persisten tanpa alasan
Erupsi papular pruritis
Infeksi virus kutil yang luas
Moluskum kontagiosum yang luas
Infeksi jamur di kuku
Ulkus mulut yang berulang
Pembesaran parotid persisten tanpa alasan
Eritema lineal gingival (LGE)
Herpes zoster
Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang atau kronis
(ototis media, otore, sinusitis, atau tonsilitis)

Fakta
Oral thrush
Diare > 14 hari
Berat badan yang sangat rendah
dengan status gizi buruk

PEMBAHASAN (HIV/AIDS)
Teori
Gejala Klinis
Stadium Klinis 3 (Sedang)
Malanutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak membaik dengan terapi baku
Diare terus-menerus tanpa alasan (14 hari atau lebih)
Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas 37,5C, sementara atau terusmenerus, lebih dari 1 bulan)
Kandidiasis oral terus-menerus (setelah usia 6-8 minggu)
Oral hairy leukoplakia (OHL)
Gingivitis atau periodonitis nekrotising berulkus yang akut
Tuberkulosis pada kelenjar getah bening
Tuberkulosis paru
Pneumonia bakteri yang parah dan berulang
Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis
Anemia (<8g/dl)
Stadium Klinis 4 (Berat)
Toksoplasmosis sistem saraf pusat (setelah usia 1 bulan)
Ensefalopati HIV
Infeksi sitomegalovirus: retinitis atau infeksi CMV yang mempengaruhi organ
lain, yang mulai pada usia lebih
dari 1 bulan)
Kriptokokosis di luar paru (termasuk meningitis)
Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis luar paru, kokidiomikosis)
Kriptosporidiosis kronis
Isosporiasis kronis
Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B
Progressive multifocal leucoencephalopathy (PML)
Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV

Fakta
Oral thrush
Diare > 14 hari
Berat badan yang sangat rendah
dengan status gizi buruk

Diagnosis

Diagnosis presumtif HIV pada anak < 18 bulan

Diagnosis presumtif Pada anak umur < 18 bulan yang sakit dan diduga disebabkan oleh infeksi HIV t
etapi uji virologis tidak dapat dilakukan

Fakta

PEMBAHASAN (HIV/AIDS)
Teori

Fakta

Penatalaksanaan
3 (tiga) golongan ART yang tersedia di Indonesia:
Terapi ARV (Zidovudine 2x80 mg,
1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
Lamivudine 2x13,5 mg, Nevirapine
(NRTIs): Obat dalam golongan ini termasuk
3x25 mg)
Zidovudine (AZT), Lamivudine (3TC), Didanosine
(ddl), Stavudine (d4T), Zalcitabin (ddC), Abacavir
(ABC).
2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
(NNRTI).Obat dalam golongan ini termasuk
nevirapine (NVP), Efavirenz (EFV), dan Delavirdine
(DLV).
3. Protease Inhibitor (PI). Obat dalam golongan ini
termasuk Indinavir (IDV), Nelfinavir (NFV),
Saquinavir (SQV), Ritonavir (RTV), Amprenavir (APV),
dan Lopinavir/ritonavir (LPV/r).

PEMBAHASAN (GIZI BURUK)


Teori

Fakta

Gejala Klinis
Pertumbuhan berkurang atau terhenti. Pada mulanya, ada
Diare
kegagalan menaikkan berat badan sampai berakibat kurus.
Pertumbuhan kurang
Mula-mula bayi mungkin cengeng dan rewel, walaupun telah
mendapat minum atau disusui, sering bangun pada waktu malam, Cengeng dan rewel
kemudian menjadi lesu, dan nafsu makan hilang.
Hilangnya lemak subutan
Keadaan yang terlihat mencolok adalah hilangnya lemak subkutan,
terutama pada wajah, akibatnya ialah wajah si anak lonjong,
berkeriput dan tampak lebih tua (old man face).
Vena superficialis tampak lebih jelas, ubun-ubun besar cekung,
tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol, mata tampak besar dan
dalam.
Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak
subkutan maka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang,
dan kulit kehilangan turgornya sehingga menjadi kerut dan longgar
atau keriput.
Tulang rusuk tampak lebih jelas.
Dinding abdomen dapat kembung/membuncit, cekung atau datar,
dengan gambaran usus yang jelas.
Diare atau konstipasi.
Kadang-kadang tampak rambut yang kering, tipis, dan mudah
rontok.
Baggy pant

PEMBAHASAN (GIZI BURUK)


Teori

Fakta

Diagnosis

BB/TB < -3 SD atau <70% dari median

Jika BB/TB atau BB/PB tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa anak tampak

BB/TB < - 3 SD

sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit
terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan paha; tulang iga terlihat jelas, tanpa adanya
edema.
Penatalaksanaan

Pemberian zat gizi:


Energi : 108 x 3,8 = 410,4 kkal
Protein = 2 x 3,8 = 7,6 gram
Cairan diberikan dalam 12 x 30 cc

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi