Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LABORATORIUM ILMU
KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA
2016
BAB II
STATUS PASIE
N
ANAMNESA
Pasien datang dengan keluhan BAB cair yang dialami sejak 1 hari sebelumnya, dalam sehari BAB
cair dialami kurang lebih 8 kali ganti popok karena penuh dengan BAB cair, BAB cair berwarna ke
kuningan disertai ampas, tidak disertai lendir ataupun darah. Awalnya pasien juga mengalami m
untah 1 kali pada hari yang sama, berisi susu. Pasien juga mengalami demam saat dibawa ke IGD
, tidak ada kejang. Pasien tampak rewel, pasien masih bisa minum susu formula.
Setelah beberapa hari dirawat di RS, keluhan BAB cair masih ada namun frekuensi berkurang, tid
ak ada muntah, tidak ada demam. Keluhan lain yaitu pasien mengalami sariawan di dalam mulut
dan bibir sejak minggu sebelumnya, sariawan berwarna keputihan dan hampir memenuhi perm
ukaan lidah
Pasien didiagnosis mengalami penyakit jantung bawaan yaitu Ventrikel Septal Defek (VSD) sejak b
ulan Februari 2016, saat itu sedang dirawat karena batuk dan sesak napas yang disertai badan ke
biruan saat sesak muncul
Tidak ada keluarga yang sedang mengalami BAB cair dan muntah
Ibu pasien memiliki penyakit HIV/AIDS yang telah diperiksakan sejak beberapa bulan sebelumny
a
Anamnesis
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Berat badan lahir
: 2200 gr
: 3,3 kg
: 52 cm
Gigi keluar
: belum
Tersenyum
: belum
Miring : 4 bulan
Tengkurap : belum
Duduk : belum
Merangkak
: belum
Berdiri : belum
Berjalan
: belum
Berbicara 2 kata
: belum
Anamnesa
Makan dan Minum Anak
ASI
Dihentikan
: 5 bulan
Susu sapi
Buah
:-
Bubur susu
:-
Tim saring
:-
:-
Pemeriksaan Prenatal
Periksa di
: Rumah bidan
Penyakit kehamilan
: tidak ada
Anamnesis
Riwayat Kelahiran
Lahir di
Ditolong oleh
: Bidan
: 9 bulan
Jenis partus
: Spontan
Riwayat kelahiran
Pemeliharaan Postnatal
Periksa di
: Puskesmas
Keadaan anak
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
: tidak
Memakai sistem
: suntik/3 bulan
Riwayat Imunisasi
Usia saat imunisasi
Imunisasi
II
III
IV
Booster I
Booster II
BCG
////////////
////////////
////////////
////////////
////////////
Polio
Campak
////////////
////////////
////////////
////////////
////////////
DPT
////////////
Hepatitis B
//////////
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016
Kesadaran : GCS E3V4M4
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 80/50 mmHg
Frekuensi nadi
: 36,6o C
ANTROPOMETRI
Berat badan
: 3,3 kg
Panjang Badan
Status Gizi
: 52 cm
Pem. Fisik
Kepala
Rambut : Warna hitam, ubun-ubun cekung
Mata
(-/-),
+),
Leher
Pem. Fisik
Thoraks
Pulmo
Inspeksi
retraksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pem. Fisik
Thoraks
Cor:
Inspeksi : Iktus cordis tampak
Palpasi
Perkusi
: Batas jantung
Pem. Fisik
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
(-),
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Genitalia
Pemeriksaan
Penunjang
11/03/2016
Leukosit
31.000
Hb
10,6
Ht
34,6
Trombosit
403.000
GDS
71
Ureum
38,3
Kreatinin
0,5
Natrium
135
Kalium
4,2
Chloride
112
Pemeriksaan Test
VCT (22-03-2016)
Nama Test
Hasil
SD HIV 3,0
Positif
Intec
Positif
VI KIA
Positif
Catatan:
Hasil tes (-) tidak termasuk pemaparan terhadap HIV
yang terjadi baru-baru ini (klien sedang dalam masa
jendela dari infeksi virus HIV)
Hasil
Satuan
Batas Normal
CD 4
214
cells/microliter
410-1590
CD 3
1167
Cells/microliter
690-2540
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Diagnosis Lain
Diagnosis Komplikasi
: Gastroenteritis Akut
: Gizi buruk + VSD + Imunocompromised
: Dehidrasi ringan-sedang
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan :
IVFD KAEN 4 A 3600 cc/24 jam
Inj.cefotaxime 3x100 mg
Ambroxol 1,5 mg + CTM 0,5 mg -> mf pulv 3x1
Zink 1x tablet
Cotrimoxazole syrup 2x cth
Terapi ARV (Zidovudine 2x80 mg, Lamivudine 2x13,5 mg, Nev
irapine 3x25 mg)
Follow Up
Tinjauan Pustaka
Definisi
HIV/AIDS adalah suatu sindrom defisiensi imun yang ditandai oleh adanya infe
ksi oportunistik dan atau keganasan yang tidak disebabkan oleh defisiensi imun p
rimer atau sekunder atau infeksi kongenital melainkan oleh human immunodefici
ency virus.
Etiologi
Retrovirus
golongan retroviridae, genus lenti virus
HIV-1
HIV-2
Patofisiologi
HIV masuk ke
dalam tubuh
manusia
Mengikat
molekul CD4
Memiliki sel
target dan
memproduksi
virus
Infeksi
oportunisti
k
Imunitas tubuh
menurun
Sel limfosit T4
hancur
Manifestasi klinik
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaa
n Fisik
Pemeriksaa
n Penunjang
Anak sakit (jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV seperti TB berat atau mendap
at OAT berulang, malnutrisi, atau pneumonia berulang dan diare kronis atau berulang)
Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan perlakuan pencegahan
penularan dari ibu ke anak
Untuk mengetahui status bayi/anak kandung dari ibu yang didiagnosis terinfeksi HIV (p
ada umur berapa saja)
Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu saudara kandungnya didiagn
osis HIV; atau salah satu atau kedua orangtua meninggal oleh sebab yang tidak diketah
ui tetapi masih mungkin karena HIV
Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum suntik yang terkontaminasi,
menerima transfusi berulang dan sebab lain
2. Uji Serologis
Diagnosis presumtif Pada anak umur < 18 bulan yang sakit dan diduga disebabkan oleh infeksi HIV t
etapi uji virologis tidak dapat dilakukan
Penatalaksanaan
ARV
NRTI
(Nucleoside
Reverse
Transcriptasi
Inhibitor)
NNRTI (NonNucleoside
Reverse
Transcriptasi
Inhibitor)
PI (Protease
Inhibitor)
ARV pada bayi dan anak < 18 bulan dgn diagnosis presumtif harus SEGERA
diberi terapi ARV
2. Pemr. Lab
Darah rutin (DL,
SGOT/SGPT, Cr, gula
darah, Cholesterol, Tg
CD4 dicek tiap 6 bulan
Pencegahan
Edukasi
Konseling
Definisi
Ventricular Septal Defect (VSD) adalah kelainan jantung be
rupa lubang pada sekat antar bilik jantung,
Etiologi
Faktor yang berpengaruh adalah :
Faktor eksogen : berbagai jenis obat, penyakit ibu ( rubella, IDD
M ), ibu hamil dengan alkoholik.
Faktor endogen : penyakit genetik ( dowm sindrom ).
Patogenesis
Klasifikasi
Anatomis :
1) VSD perimembran, 2)muskular dan 3) sub-arterial doubly committed.
Fisiologis,
1)VSD defek kecil dengan resistensi vaskular paru normal,
2)VSD defek sedang dengan resistensi vaskular paru bervariasi,
3)VSD defek besar dengan peningkatan resistensi vaskular paru ringan samp
ai sedang,
4) VSD defek besar dengan resistensi vaskular paru tinggi.
Manifestasi Klinis
VSD kecil :
Gejala (-)
bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
VSD sedang :
lcepatelah, batuk karena radang paru / gagal jantung ringan
bising pansistolik cukup keras
VSD besar :
Gejala gagal jantung usia 1-3 bln, kenaikan BB lambat
bising seperti VSD sedang
Sindrom Eisenmenger
sianosis
Pem. Penunjang
Elektrokardiografi
Foto Rontgen toraks
Ekokardiografi
Kateterisasi jantung
Penatalaksanaan VSD
VSD kecil - Tidak perlu terapi.
Defek sedang. Tidak perlu operasi penutupan selama tahanan pembuluh p
ulmonal normal dan jumlah shunting <2 kali dari aliran sistemik.
Defek besar
Medikamentosa berupa obat digitalis, diuretik, reductor afterload .
nutrisi yang adekuat.
Pencegahan infeksi
Tindakan bedah
Komplikasi
Gagal jantung kronik
Endokarditis infektif
Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
Penyakit vaskular paru progresif
Kerusakan sistem konduksi ventrikel
Prognosis
Penutupan spontan terjadi pada 30-40% kasus VSD
paling sering pada VSD trabekular (muskular) kecil
VSD tipe inlet, infundibular dan subarterial tidak dapat mengecil atau menutup spon
tan.
D
E
F
I
N
I
S
I
MARASMUS
Salah satu bentuk gizi buruk yaitu kekurangan kalori protein yan
g terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis yang
sering ditemui pada balita
Kekurangan kalori
Penghancuran jaringan
Atrofi otot
MARASMUS
G
E
J
A
L
A
Baggy pants
D
I
A
G
N
O
S
I
S
MARASMUS
tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan
paha;
MARASMUS
D
I
A
G
N
O
S
I
S
MK
Jenis Def.
Protein
Prot. Kal
Kalori
B.B.
> 60%
< 60%
< 60%
++
+/-
Gangg.
Pertumbuhan
++
++
Atrofi otot
++
++
Lemak sub-cutan
<
<
Moon Face
Old Man F.
Old Man F.
Hyper/hypo
-pigmentasi
Crazy pavement
dermatosis
Hyperkeratosis
Kering
Decubitus
HyperkeRatos
is
Oedema
Bentuk muka
Kulit
Keriput
MARASMUS
D
I
A
G
N
O
S
I
S
Mk
Halus
M
Kering
+
Fatty infiltration
+/-
+/-
Kadar albumin
+/-
+/-
Anorexia
Diarrhea
Intoleransi
+
+
+
+/+/+/-
+/+/+/-
Rambut
Hati >
K
Rambut jagung,
kering, jarang, halus,
mudah dicabut, ujung
bercabang
Flag Sign
MARASMUS
P
E
N
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A
A
N
TATALAKSANA
H
I
P
O
G
L
I
K
E
M
I
A
MARASMUS
Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan glukosa atau gul
a 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara oral atau melalui NGT.
Lanjutkan pemberian F-75 setiap 23 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.
Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-75.
Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak
5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.
Beri antibiotik.
TATALAKSANA
H
I
P
O
T
E
R
M
I
A
MARASMUS
Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu).
Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup dengan selimut hangat da
n letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kepada anak) atau lampu di dekatnya, ata
u letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya (dari kulit ke kulit: metode kangu
ru).
Bila menggunakan lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh anak
.
MARASMUS
TATALAKSANA
D
E
H
I
D
R
A
S
I
setelah 2 jam, berikan ReSoMal 510 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75 dengan jumlah yang sama, s
etiap jam selama 10 jam.
*ReSoMal mengandung 37.5 mmol Na, 40 mmol K, dan 3 mmol Mg per liter
MARASMUS
TATALAKSANA
E
L
E
K
T
R
O
L
I
T
TATALAKSANA
I
N
F
E
K
S
I
MARASMUS
MARASMUS
TATALAKSANA
Infeksi
KOTRIMOKSASOL
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
UMUR
2 sampai 4 bulan
(4 - < 6 kg)
4 sampai 12 bulan
(6 - < 10 Kg)
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg)
ATAU
BERAT BADAN
AMOKSISILIN
untuk 5 hari
Tablet dewasa
Tablet Anak
Sirup/5ml
Sirup
80 mg + 400 mg
20 mg + 100 mg
40 mg + 200 mg
125 mg per 5 ml
2,5 ml
2,5 ml
5 ml
5 ml
7,5 ml
10 ml
MARASMUS
TATALAKSANA
M
I
K
O
N
U
T
R
I
E
N
TATALAKSANA
Pemberian makanan awal
MARASMUS
Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri 100 ml/kgBB/hari)
U
MARASMUS
M
TATALAKSANA
B
Lakukan transisi secara bertahap dari formula awal (F-75) ke f
ormula tumbuh-kejar (F-100) (fase transisi):
U
Ganti F 75 dengan F 100. Beri F-100 sejumlah yang sama deng
an F-75 selama 2 hari berturutan.
H
K
E
J
T
I
M
TATALAKSANA
MARASMUS
U
L
A
S
I
S
E
N
S
O
Kasih sayang
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit
/hari
Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandik
an, bermain dsb)
PEMBAHASAN (VSD)
Teori
Fakta
Gejala Klinis
Tipe VSD berdasarkan klinis:
a. VSD kecil :
Biasanya tak ada gejala.
a. VSD sedang :
Gejala tidak berat, berupa lekas lelah, batuk karena
radang paru,
b. VSD besar :
Sering dengan gagal jantung pada umur 1-3 bulan,
sering dengan infeksi paru, kenaikan berat badan lambat.
c. VSD besar dengan hipertensi pulmonal menetap (Sindrom
Eisenmenger) ;
Anak sianosis
Jari tabuh
Pemeriksaan Fisik
a. VSD kecil :
bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
a. VSD sedang :
Bising pansistolik cukup keras
b. VSD besar :
Bising seperti pada VSD sedang
Status gizi dibawah normal
c. VSD besar dengan hipertensi pulmonal menetap (Sindrom
Eisenmenger) ;
Bising sistolik lemah tipe ejeksi
Ada klik sistolik pendek sesudah suara I
Clubbing finger
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi
Ekokardiografi
Kateterisasi jantung
Teori
Fakta
Penatalaksanaan
perlu terapi.
b. Defek sedang dengan tahanan vaskular pulmonal yang bervariasi:
Tidak perlu operasi penutupan selama tahanan pembuluh pulmonal
normal dan jumlah shunting <2 kali dari aliran sistemik.
c. Defek besar dengan peningkatan tahanan pulmonal ringan-sedang:
Terapi berupa obat digitalis, diuretik, reductor afterload. Bila terapi
berhasil,
tindakan
bedah
bisa
ditunda
sambil
menunggu
PEMBAHASAN (HIV/AIDS)
Teori
Gejala Klinis
Stadium Klinis 1
Tanpa gejala (asimtomatis)
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2 (Ringan)
Hepatosplenomegaly persisten tanpa alasan
Erupsi papular pruritis
Infeksi virus kutil yang luas
Moluskum kontagiosum yang luas
Infeksi jamur di kuku
Ulkus mulut yang berulang
Pembesaran parotid persisten tanpa alasan
Eritema lineal gingival (LGE)
Herpes zoster
Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang atau kronis
(ototis media, otore, sinusitis, atau tonsilitis)
Fakta
Oral thrush
Diare > 14 hari
Berat badan yang sangat rendah
dengan status gizi buruk
PEMBAHASAN (HIV/AIDS)
Teori
Gejala Klinis
Stadium Klinis 3 (Sedang)
Malanutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak membaik dengan terapi baku
Diare terus-menerus tanpa alasan (14 hari atau lebih)
Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas 37,5C, sementara atau terusmenerus, lebih dari 1 bulan)
Kandidiasis oral terus-menerus (setelah usia 6-8 minggu)
Oral hairy leukoplakia (OHL)
Gingivitis atau periodonitis nekrotising berulkus yang akut
Tuberkulosis pada kelenjar getah bening
Tuberkulosis paru
Pneumonia bakteri yang parah dan berulang
Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis
Anemia (<8g/dl)
Stadium Klinis 4 (Berat)
Toksoplasmosis sistem saraf pusat (setelah usia 1 bulan)
Ensefalopati HIV
Infeksi sitomegalovirus: retinitis atau infeksi CMV yang mempengaruhi organ
lain, yang mulai pada usia lebih
dari 1 bulan)
Kriptokokosis di luar paru (termasuk meningitis)
Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis luar paru, kokidiomikosis)
Kriptosporidiosis kronis
Isosporiasis kronis
Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B
Progressive multifocal leucoencephalopathy (PML)
Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV
Fakta
Oral thrush
Diare > 14 hari
Berat badan yang sangat rendah
dengan status gizi buruk
Diagnosis
Diagnosis presumtif Pada anak umur < 18 bulan yang sakit dan diduga disebabkan oleh infeksi HIV t
etapi uji virologis tidak dapat dilakukan
Fakta
PEMBAHASAN (HIV/AIDS)
Teori
Fakta
Penatalaksanaan
3 (tiga) golongan ART yang tersedia di Indonesia:
Terapi ARV (Zidovudine 2x80 mg,
1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
Lamivudine 2x13,5 mg, Nevirapine
(NRTIs): Obat dalam golongan ini termasuk
3x25 mg)
Zidovudine (AZT), Lamivudine (3TC), Didanosine
(ddl), Stavudine (d4T), Zalcitabin (ddC), Abacavir
(ABC).
2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
(NNRTI).Obat dalam golongan ini termasuk
nevirapine (NVP), Efavirenz (EFV), dan Delavirdine
(DLV).
3. Protease Inhibitor (PI). Obat dalam golongan ini
termasuk Indinavir (IDV), Nelfinavir (NFV),
Saquinavir (SQV), Ritonavir (RTV), Amprenavir (APV),
dan Lopinavir/ritonavir (LPV/r).
Fakta
Gejala Klinis
Pertumbuhan berkurang atau terhenti. Pada mulanya, ada
Diare
kegagalan menaikkan berat badan sampai berakibat kurus.
Pertumbuhan kurang
Mula-mula bayi mungkin cengeng dan rewel, walaupun telah
mendapat minum atau disusui, sering bangun pada waktu malam, Cengeng dan rewel
kemudian menjadi lesu, dan nafsu makan hilang.
Hilangnya lemak subutan
Keadaan yang terlihat mencolok adalah hilangnya lemak subkutan,
terutama pada wajah, akibatnya ialah wajah si anak lonjong,
berkeriput dan tampak lebih tua (old man face).
Vena superficialis tampak lebih jelas, ubun-ubun besar cekung,
tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol, mata tampak besar dan
dalam.
Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak
subkutan maka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang,
dan kulit kehilangan turgornya sehingga menjadi kerut dan longgar
atau keriput.
Tulang rusuk tampak lebih jelas.
Dinding abdomen dapat kembung/membuncit, cekung atau datar,
dengan gambaran usus yang jelas.
Diare atau konstipasi.
Kadang-kadang tampak rambut yang kering, tipis, dan mudah
rontok.
Baggy pant
Fakta
Diagnosis
Jika BB/TB atau BB/PB tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa anak tampak
BB/TB < - 3 SD
sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit
terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan paha; tulang iga terlihat jelas, tanpa adanya
edema.
Penatalaksanaan
Terima Kasih