Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN ANAK
DENGAN MEP
1
2
Buta senja
(xeroftalmia)
Beri-beri
Vitamin B1
Ariboflavinosis
Vitamin B2
Defisiensi B6
Vitamin B6
5 Defisiensi Niasin
Vitamin A
Niasin
Defisiensi C
Rakitis dan
Osteomalasia
10
Defisiensi K
11
Anemia
Defisiensi Besi
12 Defisiensi Seng
Seng
13
Defisiensi
tembaga
tembaga
14
Hipokalemi
kalium
15
Defisiensi klor
klor
16
Defisiensi Fluor
Fluor
17
Defisiensi krom
krom
18 Hipomagnesemia
19
Defisiensi Fosfor
Fosfor
20
Defisiensi Iodium
Iodium
PENGERTIAN
Malnutisi energi
protein (MEP) adalah
keadaan kurang gizi
yang disebabkan
oleh karena tubuh
kekurangan zat
protein dan kalori
dalam makanan
sehari-hari
(Ngastiyah, 1997,
9
PENYEBAB
Beberapa faktor bisa berdiri sendiri atau
terjadi bersama-sama.
Faktor tersebut adalah :
ekonomi
sosial
budaya
pendidikan
gangguan metabolisme
penyakit
jantung
bawaan
atau
penyakit
bawaan lainnya.
10
KLASIFIKASI
Klasifikasi MEP ditetapkan dg patokan
perbandingan BB terhadap umur anak sbb
(WHO-NCHS) :
GEJALA KLINIS
12
MEP ringan
Sering dijumpai pada anak usia 9 bulan - 2
tahun
Pertumbuhan yg terganggu dapat dilihat
dari:
o kenaikkan BB berhenti/menurun
o ukuran lengan atas menurun
o pertumbuhan tulang (maturasi)
terlambat
o perbandingan BB terhadap TB menurun.
Gejala dan tanda klinis yang tampak
adalah:
13
PATOFISIOLOGI
16
1. Marasmus
wajah seperti orang tua
kulit terlihat longgar
tulang rusuk terlihat jelas
kulit paha berkeriput
terlihat tulang belakang
lebih menonjol dan kulit
di pantat berkeriput
( pakai celana longgar baggy pant )
Perut umumnya cekung
Iga gambang
17
MARASMUS
18
19
20
2. KWASHIORKOR
Wajah membulat &
sembab
Pandangan mata
sayu
Rambut tipis
kemerahan seperti
rambut jagung,
mudah dicabut tanpa
sakit, rontok
Apatis & rewel
21
Lanjutan kwashiorkor
Edema
Minimal pada kedua punggung kaki,
bersifat pitting edema
Derajat edema:
+
pada tangan & kaki
++
tungkai & lengan
+++
seluruh tubuh (wajah &
perut)
22
Lanjutan
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi)
Kelainan kulit berupa bercak merah
muda yg meluas & berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
(crazy pavement dermatosis)
Sering disertai: peny. infeksi (umumnya
akut), anemia, dan diare
23
Edema
24
25
26
27
3. MARASMIK KWASHIORKOR
Gambaran klinik merupakan
campuran dari beberapa gejala
klinik Kwashiorkor dan Marasmus
dengan BB/TB <-3 SD disertai
edema yang tidak mencolok
28
29
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
1. Tahap awal :
24-48 jam pertama merupakan masa kritis,
tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara
lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau
asidosis dengan pemberian cairan iv
Cairan yang diberikan adalah larutan
Darrow- Glukosa atau Ringer Laktat
Dextrose 5%
Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8
jam pertama.
Kemudian 140 ml sisanya diberikan
33
6-20
jam berikutnya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
a. Mengukur TB dan BB
b. Mengukur tebal lipatan kulit (lipatan trisep)
dangan menggunakan jangka lengkung
(kaliper).
Lipatan lemak normal sekitar 1,25
cm pada laki- laki dan sekitar 2,5 cm pada
wanita.
c. Status gizi juga dapat diperoleh dengan
mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah
otot rangka dalam tubuh (lean body massa,
massa tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin,
35
nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
Konsep Asuhan
Keperawatan MarasmikKwashiorkor
36
A. Pengkajian
Umumnya anak masuk RS dg keluhan gg
pertumbuhan (BB semakin lama semakin turun),
bengkak pada tungkai, sering diare & keluhan lain
yg menunjukkan terjadinya gangguan
kekurangan gizi.
Pengkajian Fisik
Secara umum dilakukan dg metode
head to too yg meliputi: keadaan umum
dan status kesadaran, tanda-tanda vital,
area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
39
Fokus pengkajian pada anak dengan MarasmikKwashiorkor adalah pengukuran antropometri (BB,
TB, LLA & LK). Tanda dan gejala yang mungkin
didapatkan adalah:
Penurunan ukuran antropometri :
Perubahan rambut (kusam, kering, halus, jarang
dan mudah dicabut)
Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan
lemak pipi), edema palpebra
Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk,
sesak, ronchi, retraksi otot intercostal)
Perut tampak buncit, hati teraba membesar,
bising usus dapat meningkat bila terjadi diare.
Edema tungkai
Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya
crazy pavement dermatosis terutama pada
40
bagian tubuh yang sering tertekan (bokong,
lulut,
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia
selalu ditemukan terutama jenis normositik
normokrom
Adanya gangguan sistem eritropoesis akibat
hipoplasia kronis sumsum tulang, karena
asupan zat besi yang kurang dalam
makanan, kerusakan hati dan gangguan
absorbsi. Selain itu ditemukan kadar
albumin serum yang menurun.
Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan
untuk menemukan adanya kelainan pada
paru.
41
B. Diagnosa Keperawatan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
C. Rencana Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d asupan yang tidak adekuat,
anoreksia dan diare.
a. Tujuan :klien akan menunjukkan
peningkatan status gizi.
b. Kriteria :
Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab
gangguan nutrisi yang dialami klien,
kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan
menu dan pengolahan makanan sehat
seimbang.
43
Keluarga klien dapat mendemonstrasikan
c. Intervensi :
1) Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab
malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan,
susunan menu dan pengolahan makanan
sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis
sumber makanan ekonomis sesuai status
sosial ekonomi klien.
2) Tunjukkan cara pemberian makanan
personde, beri kesempatan keluarga untuk
melakukannya sendiri.
3) Laksanakan pemberian roborans sesuai
program terapi.
4) Timbang berat badan, ukur lingkar lengan
atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi.
44
49
7.
Selesai
52