Vous êtes sur la page 1sur 105

Asuhan Keperawatan

pada
Klien dengan

kusnanto_ners@yahoo.com
08121666653

Pengertian
Diabetes mellitus (DM)
merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya
(American Diabetes
Association, 2009).

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu


kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanyanya (ADA,
2012)

DIABETES INSIPIDUS
Kerusakan nukleus supraoptikus ke
kelenjar hipofisis posterior sekresi
ADH urine encer, volume meningkat
(5 15 L/hari) sering kencing (poliuria)
Volume tubuh normal asal reflek haus
normal

PREVALENSI
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030 dan komposisinya lebih
banyak pada usia muda dan usia yang produktif (WHO,
2012)
International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009,
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0
juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.
Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan
keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah
penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030
(PERKENI, 2011) .

Sepuluh negara yang paling banyak


menderita DM yaitu India, Cina, Amerika
Serikat, Indonesia, Jepang, Pakistan,
Rusia, Brazil, Italia dan Banglades.
> 90% DM Type II

Beberapa faktor penyebab


Keturunan (genetik)
Obesitas/ kegemukan (perubahan gaya
hidup dari tradisional gaya hidup barat,
makan berlebihan, hidup santai, kurang olah
raga)
Faktor demografi (jumlah penduduk
meningkat, urbanisasi, umur > 40 tahun )
Berkurangnya penyakit infeksi dan kurang
gizi

PENYEBAB DM (ADA, 2004)


Berbagai proses patologis berperan dalam
terjadinya DM, mulai dari kerusakan autoimun
dari sel pancreas yang berakibat defisiensi
insulin sampai kelainan yang menyebabkan
retensi terhadap kerja insulin .
Kelainan metabolism karbohidrat, lemak dan
protein pada DM disebabkan kurangnya kerja
insulin pada jaringan target

KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI (ADA, 2009)


NO

TYPE DM

ETIOLOGI

Tipe 1

Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute


Autoimun
Idiopatik

Tipe 2

Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi


insulin relative sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin

Tipe lain

Defek genetik fungsi sel beta


Defek genetic kerja insulin
Penyakit eksokrin pancreas
Endokrinopati
Karena obat atau zat kimia
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM

DM gestasional
(GDM)

Diabetes yang diagnosis selama kehamilan

DIAGNOSIS
Keluhan klasik DM berupa : poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
Keluhan lain dapat berupa : lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulvae pada wanita.

ADA (2009) Diagnosis DM dapat


ditegakkan melalui tiga cara :
Jika keluhan klasik ditemukan, maka
pemeriksaan glukosa plasma sewaktu
200 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM
Dengan pemeriksaan glukosa plasma
puasa
Dengan TTGO (Tes Toleransi Glukosa
Oral)

PARAMETER GLOKOSA DARAH


Kategori baik, nilai gula darah puasa : 80-109 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP : 80-144 (mg/dl)
Kategori sedang, nilai gula darah puasa : 100-125 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP: 145-179 (mg/dl)
Kategori buruk nilai gula darah puasa : 126 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP : 180 (mg/dl)

A1C atau HbA1C


Zat yang terbentuk dari reaksi antara
glukosa dengan hemoglobin
menggambarkan rata-rata kadar gula
darah dalam waktu 2-3 bulan sebelumnya
Parameter :
- Kategori baik : < 6.5 %
- Sedang
: 6.5-8 %
- Buruk
:>8%

IMT
Indek Masa Tubuh adalah perhitungan berat
badan ideal penderita
Parameter :
- BB kurang : < 18,5 (kg/m2)
- BB normal : 18,5 22,9 (kg/m2)
- BB lebih : 23 (kg/m2)
Preobesitas : 23 24,5 (kg/m2)
Obesitas I : 23 24,5 (kg/m2)
Obesitas II : > 30 (kg/m2)

GEJALA
Kadar gula darah
sewaktu (acak) melebihi
angka 200 mg/dl atau
kadar gula darah puasa
melebihi 126 mg/dl
Keluhan TRIAS (banyak
makan, banyak minum,
banyak kencing)
berkurangnya berat
badan
merasa cepat lelah,
kurang bertenaga

HAL-HAL YANG MENAKUTKAN

TYPE DM
FAKTOR

IDDM

NIDDM

Synonims

Juvenille

Adult or
maturity onset
diabetes

Age of onset

Before 30 years Usually ever 35


years

Type of onset

Usually abrupt
(Mendadak)

insident

Endogenous
insulin
production

Little or none

Below normal,
normal, or
above normal

Insidence

10 %

85-90 %

Ketosis

May occur

Mulkety to
occur

Body weight

Ideal body
weight or thin

80 % of client
are obese

Management

Diet, exercise
and insulin

Diet, exercise, oral


hypoglycemic agent
and/ or insulin

ETIOLOGI DM Type 1
Genetik
Lingkungan ; virus coxsackie B (mumps
dan rubella) menyerang sel islet pada
pankreas, terbentuk antibodi yang
menyerang sel beta (tempat produksi
insulin), antibodi sel islet ditemukan 85 %
pada pasien yang baru didiagnosa (Type I)
HLA antigens (DR 3 dan DR4)

ETIOLOGI Type 2
Genetik
Faktor lingkungan :
- Aktivitas fisik kurang
- Obesitas
- Nutrisi (lemak jenuh/ < serat)

FAKTOR RESIKO
Obesitas
Mudah haus, lapar, sering kencing dan
kehilangan BB
Melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg
Riwayat keluarga dengan DM
Usia lebih dari 40 tahun

PENGARUH METABOLIK DARI DIABETES


Penurunan penggunaan glukosa (25 %)
Peningkatan mobilisasi lemak
Peningkatan penggunaan protein oleh
tubuh

MANIFESTASI KLINIK
Cardinal sign diabetes (polyuria,
polydipsia, polyphagia, dan kehilangan
berat badan)
Pemeriksaan diagnostik : gula darah

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Blood glucosa (blood sugar) :
- Dilakukan kapan saja dan tanpa persiapan
- Kadar glukosa tinggi belum tentu diabetes,
kondisi seperti ; ketidakseimbangan
glukokortikoid, trauma, kehamilan dapat meningkatkan
glukosa
Gula darah puasa :
- Klien puasa selama 4 jam sebelumnya
- Normal : 70-100 mg/100 ml
- Kadar diatas 140 mg untuk 2 atau 3 kali
mengindikasikan diabetes

Gula darah Postpandrial :


- Dilakukan setelah 2 jam klien makan
- Untuk mengetahui seberapa baik karbohidrat dicerna
- Normalnya : setelah 2 jam kadar gula darah kembali
normal
Glukosa Totelance test :
- Klien perlu diet normal untuk beberapa hari
- Biasanya dilakukan pagi hari sehingga klien dalam
keadaan puasa, kemuadian diambil sampel darah & urin
- Kemudian klien diberi 100 gr glukosa untuk diminum,
dalam interval 1,2,3 jam dilakukan pemeriksaan dan dibuat
grafik
- Normalnya jika usia klien < 55 tahun, kembali normal
dalam 2 jam dengan puncak 120-160 mg, usia > 55 tahun
lebih dari 3 jam dengan puncak 200 mg

KRITERIA UNTUK DM
DM (dewasa)
- Gula darah 200 mg/dl, polidipsi, polipaghi,
poliuri, kehilangan BB
- Gula darah puasa > 140 mg/100 ml dalam 2
kali pemeriksaan atau nilai glukosa toleransi
tes > 200 mg/dl dalam 2 jam
Toleransi glukosa terganggu
- Gula darah puasa < 140 mg/100 ml dan gula
darah 2 jam 140 dan < 200 mg/ ml, dan 200
mg/100 ml setelah pemberian 75 gr glukosa.

Nilai Diagnostik Tes Toleransi Glukosa Oral cara


baku. Glukosa 75 g (1980). Didapatkan 2 kategori

DM
Glukosa darah
puasa dan/atau
2 jam setelah
beban
TGT
Glukosa darah
puasa dan
2 jam setelah
beban

Darah vena
(mg/dl)

Darah kapiler
(mg/dl)

Plasma vena
(mg/dl)

120

120

140

180

200

200

< 120

< 120

< 140

120 < 150

140 < 200

140 < 200

PENGOBATAN
Oral hypoglycemic agent : Glyburide, glipizide
- Merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan
insulin
- Kandidat : usia lebih dari 40 th, tidak ada riwayat
ketosis, tidak hamil, insulin kurang dari 40 unit/perhari,
gejala hiperglikemi ringan s.d sedang
- Insulin
- Transport glukosa ke sel, menghambat konversi asam
amino dan glikogen ke glukosa
- Berdasarkan kecepatan aksi : rapid-acting,
intermediate acting, long acting

KOMPLIKASI AKUT
Reaksi Hipoglikemia koma
hipoglikemia
Hyperglikemia dan ketoasidosis
Hyperglikemi, hiperosmolar, nonketotik
koma
Hiperfungsi islet (hiperinsulinism)
Infeksi (bakeri, jamur)

KOMPLIKASI KRONIK
Microvaskuler/ microangiopati diabetik :
nefropati diabetik, retinopati diabetik,
kardiopati diabetik
Makrovaskuler/ macroangiopati diabetik :
penyakit jantung koroner, cerebrovaskular
accident, ganggren
Neurophaty diabetik (impoten, diplopia,
pelo, dll)

KOMPLIKASI KRONIK
KAKI DIABETIK, dipengaruhi oleh :
a. Neuropati diabetik
b. Angiopati diabetik (penyempitan
pembuluh darah)
c. Infeksi

Reaksi Hipoglikemia

Gejala-gejala timbul akibat tubuh kekurangan gula


Penyebab : - dosis OAD terlalu tinggi
- terlambat makan setelah dapat
OAD
- Latihan fisik yang berlebihan
Gejala/ tanda : - rasa lapar, gemetar, keringat dingin,
pusing, dll.
Tindakan :
1. Diberi roti atau pisang, bila tdk tertolong
2. Diberi minum teh manis, tetesi gula kental/ madu di
bawah lidah, bila gagal
3. injeksi dextrose 40 % (IV) 25 ml (encerkan 2 kali),
diikuti dengan infus dextrose 10 %. Bila belum sadar
diberikan dextrose 40 % 25 cc dapat diulang setiap
jam (sampai sadar)
4. Injeksi efedrin (bila tidak ada kontra indikasi :
jantung) 25-50 mg atau injeksi glukagon 1 mg (IM)

Gejala Retinopati Diabetik


Penglihatan kabur, katarak, glaukoma
Sering ganti kaca mata

Koma Diabetik
Timbul karena kadar glukosa
dalam darah terlalu tinggi (>
600 mg/dl)
Gejala/ tanda :
- Nafsu makan menurun
- haus, minum banyak,
kencing banyak
- Disusul rasa mual, muntah,
nafas dalam & cepat serta
berbau aceton
- Panas badan karena
infeksi

Gejala Neuropati Diabetik

Kesemutan
Rasa panas
Rasa tebal
Kram
Badan sakit semua pada malam hari

Gejala Ketoasidosis :

Kadar gula darah tinggi ( > 240 mg/dl)


Terdapat keton di urin
Nafas berbau aseton
Makin banyak kencing sehingga timbul
kekurangan cairan tubuh
Mual, muntah dan sakit perut
Sesak nafas (nafas cepat dan dalam)
Badan lemas akhirnya pingsan

Pencetus timbulnya ketoasidosis :


Infeksi, stress dan trauma
Penghentian insulin
Dosis insulin yang kurang

Managemen/ Pengelolaan
(Soewondo, 2009)
1.
2.
3.
4.
5.

Menghilangkan gejala
Menciptakan dan mempertahankan rasa sehat
Memperbaiki kualitas hidup.
Mencegah komplikasi akut dan kronik
Mengurangi laju perkembangan komplikasi
yang telah ada
6. Mengurangi kematian
7. Mengobati penyakit penyerta (bila ada)

DASAR-DASAR PENGENDALIAN
Mengatur makanan/ diet
Aktivitas/ gerak badan
Obat Anti Hiperglikemia Oral (AHO)
HE

PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN/ DIET DM

Memperbaiki KU
Menyesuaikan BB ke BB normal
Mencapai kadar serum lipid yang optimal
Mempertahankan glukosa darah ke nomal
Memberikan modifikasi diet sesuai
keadaan (Diet DMG, Diet DMJ, dll.)
Menarik dan mudah diterima.

10 petunjuk hidup sehat


GULOH-SISAR (Sindrom 10)
G
U
L
O
H

= Gula (batasi gula)


= Urat (batasi JAS BUKET)
= Lemak (batasi TEK-KUK-CS2)
= Obesitas (jaga berat badan, BBR < 110 %)
= Hipertensi (hindari asin-asin)

S
I
S
A
R

= Sigaret (stop rokok)


= Inaktivitas (olah raga teratur)
= Stress (tidur cukup ; 6 jam/ hari)
= Alkohol (stop alkohol)
= Reguler check-up

JAS BUKET (Jerohan, Alkohol, Sarden,


Burung Dara, Unggas, Kaldu, Emping
dan Tape)
TEKKUK CS2 (Telor, Keju, Kepiting,
Udang Kerang, Cumi-cumi, Susu,
Santen)

Penentuan jumlah kalori diet DM


Hitung Presenstase RBW
BBR =

BB
TB-100

X 100 %

Klasifikasi Gizi penderita DM


- Kurus (underweight) : BBR < 90 %
- Normal
: BBR < 90-110 %
- Gemuk
: BBR > 110 %
- Obesitas
: BBR > 120 %
Obesitas ringan : BBR > 120-130 %
Obesitas sedang : BBR > 130-140 %
Obesitas berat
: BBR > 140 %

KEBUTUHAN KALORI :
Kurus

: BB x 40-60 kal/hr

Normal : BB x 30 kal/hr
Gemuk : BB x 20 kal/hr
Obesitas: BB x 10-15 kal/hr

Buah yang dianjurkan : golongan B


(pepaya, kedondong, pisang, apel, tomat,
semangka)
Prinsip Diet : TEPAT 3 J
Tepat JUMLAH
Tepat JADWAL
Tepat JENIS

Faktor yang menentukan


kebutuhan kalori
Jenis kelamin (wanita 25 kal/kg BB dan laki-laki
30 kal/kg BB)
Umur (40-59 th kebutuhan kalori dikurangi 10%,
60->70 th dikurangi 20%
Aktivitas fisik atau pekerjaan (dlm keadaan
istirahat ditambah 10% dari kebutuhan basal,
aktivitas ringan 20%, aktivitas sedang 30%,
aktivitas berat 50%)
BB (gemuk dikurangi 20-30%, kurus ditambah 2030%

Prinsip
Pemberian setiap 3 jam :
3 porsi besar untuk makan pagi (20%),
siang (30%), sore (25%)
2-3 porsi makan ringan (10-15%)

Komposisi makanan yang dianjurkan


untuk penderita kencing manis
Karbohidrat
Dianjurkan 45-65% total asupan energy
Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang
berserat tinggi
Sukrosa (zat gula dalam gula pasir, tebu, dll.) tidak boleh
lebih dari 5 % total asupan energy
Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan
karbohidrat dalam sehari. Jika diperlukan dapat
diberikan makanan selingan buah atau makanan lain
sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

Lemak
Dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori
dan tidak diperkenankan melebihi 30% total
asuhan kalori harian
Bahan makanan yang perlu dihindari adalah
yang banyak mengandung lemak jenuh dan
lemak trans antara lain daging berlemak dan
susu penuh (whole milk)
Anjuran konsumsi kolesterol < 300 mg/hari

Protein
Dibutuhkan total 10-20 % protein total
asupan energy
Sumber protein yang baik adalah seafood
(ikan, udang cumi, dll), daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu
rendah lemak, kacang-kacangan, tahutempe, dll.

Natrium
Anjuran asupan natrium untuk penderita kencing
manis sama dengan masyarakat umum, yakni tidak
lebih dari 6 7 gram (1 sendok teh) garam
Serat
Seperti halnya masyarakat umum, penderita kencing
manis juga disarankan untuk mengkonsumsi
makanan cukup serat dari kacang-kacangan, buah
dan sayuran serta karbohidrat sumber serat karena
mengandung vitamin, mineral, serat dan buah lain
yang baik untuk kesehatan.

Pemanis alternative
Pemanis alternative yang dianjurkan adalah pemanis yang
bergizi dan pemanis yang tidak bergizi harus dihindari.
Pemanis yang bergizi antara lain : gula alcohol dan fruktosa
Gula alcohol meliputi isomalt, lactitol, maltitol, mannitol,
sorbitol dan xylitol. Fruktosa tidak dianjurkan pada
penderita kencing manis karena efek sampingnya pada
lemak darah
Pemanis aman digunakan setiap hari asalkan tidak
melebihi batas aman

Latihan FISIK
LATIHAN FISIK PRIMER
Untuk semua penderita DM
Latihan fisik ringan, teratur setiap hari (1-1,5 jam
sesudah makan)
LATIHAN FISIK SEKUNDER
Untuk penderita DM dengan obesitas
Latihan fisik primer + latihan fisik agak berat
untuk menurunkan BB

Latihan jasmani secara teratur : 3-4 kali


seminggu selama kurang lebih 30 menit
Tujuan :
- menjaga kebugaran
- Menurunkan BB
- Memperbaiki sensitivitas insulin
Latihan yg dianjurkan :
- Aerobik (berjalan kaki, bersepeda santai,
jogging, berenang)
Berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun tetap dilakukan

OBAT HIPERGLIKEMIA
(OHO & INSULIN)

Macam-macam insulin :
- Human insulin
- Short acting : actrapid, humulin R
- Intermediate acting : insulatard, humulin N
-Campuran : mixtard, humulin 30/70
Indikasi insulin :
- Tipe I
- DMTM
- Koma diabetik
- Tipe II pada keadaan tertentu :
* DM gagal dengan obat oral
* DM hamil
* DM + selulitis/ gangren/ infeksi lain
* DM kurus
* DM patah tulang
* DM + penyakit hepar
* DM dengan operasi
* DM + TBC
* DM + kanker

Efek samping terapi insulin, antara lain


(PERKENI, 2006):
Efek samping utama terapi insulin adalah
terjadinya hipoglikemia
Efek samping yang lain berupa reaksi
imunologi terhadap insulin yang dapat
menimbulkan alergi insulin atau resistensi
insulin.

Tujuan penyuluhan
(Basuki, 2009)
1. Meningkatkan pengetahuan
2. Mengubah sikap
3. Mengubah perilaku serta meningkatkan
kepatuhan
4. Meningkatkan kualitas hidup

Prinsip yang perlu diperhatikan pada


proses edukasi diabetes ;
Memberikan dukungan dan nasehat yang
positif serta hindari terjadinya kecemasan
Memberikan informasi secara bertahap,
dimulai dengan hal-hal yang sederhana
Lakukan pendekatan untuk mengatasi
masalah dengan melakukan simulasi
Diskusikan program pengobatan secara
terbuka, perhatikan keinginan pasien.

Materi edukasi pada tingkat awal :


1. Perjalanan penyakit DM
2. Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan
DM
3. Penyulit DM dan resikonya
4. Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta
target perawatan
5. Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan
obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan
lain
6. Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil
glukosa darah atau urin mandiri

7. Mengatasi sementara keadaan gawat


darurat seperti rasa sakit, atau
hipoglikemia
8. Pentingnya latihan jasmani yang teratur
9. Masalah khusus yang dihadapi (contoh:
hiperglikemia pada kehamilan)
10.Pentinya perawatan kaki
11.Cara mempergunakan fasilitas
perawatan kesehatan.

Materi edukasi pada tingkat lanjut


1. Mengenal dan mencegah penyulit akut DM
2. Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM
3. Penatalaksanaan DM selama menderita
penyakit lain
4. Makan di luar rumah
5. Rencana untuk kegiatan khusus
6. Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini
dan teknologi mutakhir

PENGKAJIAN
Herediter/ faktor resiko dan faktor
lingkungan
Keluhan TRIAS dan keluhan lain
(kelemahan, keletihan, malaise,
penurunan BB, dll)
GDA/ GDP
Komplikasi (sesuai gejala/ tanda)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) b.d kurang insulin


yang efektif.
Kurang volume cairan b.d kehilangan cairan akibat diuresis osmotik
Resiko infeksi b.d peningkatan kepekaan tubuh akibat hiperglikemia
Resiko perubahan perfusi jaringan (perifer, cerebral,
kardiopulmonary) b.d terganggunya sirkulasi darah
Gangguan rasa nyaman : nyeri, parestesi
Gangguan rasa nyaman : mual dan muntah
Gangguan persepsi sensori
Potensial komplikasi : diabetik ketoasidosis, hiperglikemia
Kurang pengetahuan b.d kurang informasi
Cemas

Gangguan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b.d
Gangguan metabolisme glukosa dan
penurunan simpanan lemak, protein
seluler dan glikogen hati
Penurunan intake oral yg ditandai tidak
menyukai diet yang diberikan, anoreksia,
perasaan penuh pada lambung, nausea
Hipoglikemia ditandai dengan kadar
insulin lebih tinggi dari yang dibutuhkan

Intervensi gangguan nutrisi


HE : diet, manfaat dan prinsip diet DM
Beri diet sesuai kebutuhan kalori dan jenis
diet yang ditetapkan
Beri insulin sesuai program dan pantau
efektivitasnya
Berikan lingkungan yang nyaman pada
saat makan
Timbang BB secara berkala
Pantau glukosa darah

Intervensi kurang volume cairan


HE : kebutuhan cairan dan jenis
Berikan cairan non kalorik sesuai
kebutuhan
Pantau intake dan out put
Observasi tanda/ gejala syok
hipovolemik : takikardia, penurunan tensi,
lemah, kulit dingin, perubahan kesadaran
Pantau perubahan elektrolit (peningkatan
kalium)

Intervensi resiko infeksi


HE : resiko hiperglikemia dan pencegahan
Terapkan prinsip steril pada semua
tindakan invasif
Atur posisi secara periodik
Personal hygiene
Lingkungan aman dan nyaman
Pantau tanda-tanda infeksi

Intervensi Resiko perubahan


perfusi jaringan
Ajarkan latihan pergerakan aktif
Posisi menaikkan usaha jantung-paru
Pantau keluhan : sakit kepala, sakit dada,
kesemutan, dll.
Observasi vital sign (nadi perifer, tensi,
suhu, respirasi)
Pantau gejala trombosis ekstremitas :
nyeri vena, bengkak, dingin, dll)

Intervensi Kurang pengetahuan


HE tentang :
- pengertian DM
- gejala/ tanda
- faktor resiko
- komplikasi
- pengobatan
- tes urin dan darah
- Manajement diet
- Injeksi insulin
- Olah raga
- masalah dan perawatan

PRINSIP PERAWATAN GANGREN


Perawatan luka ; sterilitas
Mempercepat granulasi ; kelembapan luka
(NACL, oxoferin, duoderem, dll)
Jaga kebersihan : klien dan lingkungan
Pemberian antibiotik yg spesifik sesuai
hasil kultur

Luka Kronis

DEBRIDEMENT

* MEMBUANG JARINGAN MATI


* MEMBUANG MATERIAL ASING
* MEMBERSIHKAN JARINGAN YANG TERKONTAMINASI
* MEMPERTAHANKAN STRUKTUR PENTING SEMAKSIMAL
MUNGKIN

TEKNIK DEBRIDEMENT
* SURGICAL DEBRIDEMENT
* MECHANICAL DEBRIDEMENT
* AUTOLYTIC DEBRIDEMENT
* ENZYMATIC DEBRIDEMENT
* MAGGOT DEBRIDEMENT THERAPY

SURGICAL DEBRIDEMENT
SHARP
DEBRIDEMENT ;
SKALPEL, GUNTING,
KURET + IRIGASI

PALING CEPAT DAN


EFEKTIF

PREPARASI BED LUKA - Debridement

PREPARASI BED LUKA - Debridement

PREPARASI BED LUKA - Debridement

Versajet Hydrosurgery

PREPARASI BED LUKA - Debridement

Post op
5 hari

10 hr
15 hr

HAMBATAN PEMBEDAHAN
KEADAAN UMUM PENDERITA JELEK
PERSYARATAN DARI ANESTESI
TIDAK ADA YANG MENGURUS PENDERITA
ANTRIAN JADWAL OPERASI
TIDAK ADA BIAYA

PREPARASI BED LUKA - Debridement

MECHANICAL DEBRIDEMENT
GAUZE DEBRIDEMENT
WET TO DRY DRESSING
GAUZE + SALINE KERING
JARINGAN MATI TERBUANG SAAT
MENGGANTI BALUT

PREPARASI BED LUKA - Debridement

PREPARASI BED LUKA - Debridement

PREPARASI BED LUKA - Debridement

AUTOLYTIC DEBRIDEMENT
INVIVO ENZYMES SELF DIGEST
DEVITALIZED TISSUE
Gelatinase
Kolagenase
Stromelisin
MEMBUTUHKAN SUASANA LEMBAB
PENUTUP LUKA
HYDROCOLLOID, TRANSPARENT FILM,
HYDROGEL

HYDROCOLLOID

HYDROGEL

PREPARASI BED LUKA - Debridement

ENZYMATIC DEBRIDEMENT
BILA SURGICAL TIDAK MEMUNGKINKAN
BEREAKSI PD : PROTEIN, KOLAGEN, FIBRIN,
ELASTIN DAN NUKLEOPROTEIN
TERUTAMA UTK ULKUS TERGAUNG DENGAN
TEROWONGAN YANG SULIT UTK DILIHAT

PREPARASI BED LUKA - Debridement

PREPARASI BED LUKA - Debridement

TELAH DIPAKAI SECARA LUAS SEJAK


1975
PEMAKAIAN PADA LUKA BAKAR UNTUK
MELEPAS ESCHAR
PADA KASUS ULKUS KRONIS :

PRESSURE ULCER, ARTERIAL ULCER,


VENOUS ULCER, DIABETES ULCER

PREPARASI BED LUKA - Debridement

TOPICAL DEBRIDING AGENTS


COLLAGENASE (SANTYL )
FIBRINOLYSIN (ELASE )
PROTEASE (PANAFIL )
PAPAIN UREA (ACCUZYME )
TRYPSIN (GRANULEX )

Day 1

Day 11

Day 18

Day 6

PREPARASI BED LUKA - Debridement

MAGGOT DEBRIDEMENT THERAPY


LARVA THERAPY
LARVA PHAENICICA SERICATA (GREEN BLOW FLY)
BIOMECHANICAL DEBRIDEMENT
SEJAK 1932
SUKSES UNTUK ABSES, LUKA BAKAR, SELULITIS,
GANGREN, ULKUS, OSTEOMIELITIS DAN
MASTOIDITIS

PREPARASI BED LUKA - Debridement

SOP
Cuci luka & area sekitar luka sampai
bersih dengan menggunakan sabun cair
Bilas dengan menggunakan NaCl atau
cairan fisiologis atau aqua steril
Keringkan luka dan sekitar luka
Lakukan debridement
Pembalutan luka

TIPE PEMBALUT LUKA


Pembalut luka yang memberikan kelembaban
(Wound Hydration Dressing)
Pembalut luka yang menjaga kelembaban
(Moisture Retentive Dressing)
Pembalut luka yang menyerap cairan
(Exudate Management Dressing)
Pembalut luka yang menyerap bau
(Odour Management Dressing)

KOMA KETO ASIDOSIS (KAD)


Gejala Klinis :
- Poliuria, polidipsia, mual dan muntah
- Pernafasan cepat dan dalam (kussmaul)
- Dehidrasi, hipotensi, syok
- Kesadaran terganggu sampai dengan KOMA
- Glukosa darah > 300 mg/dl
- pH darah < 7,3 dan Bikarbonat darah (HCO3)
< 20 mEq/l
- Urine didapatkan keton +++

Pengobatan :
Fase I (fase gawat)
- Rehidrasi NaCl 0,9 % atau RL 2 liter dalam 2 jam pertama (20
tetesan/ m selama 24 jam)
- Insulin dosis rendah 4-8 unit/ jam (IV)
- Koreksi hipokalemia
- Infus Bikarbonat (bila pH < 7,2-7,3 berikan drip)
- Antibiotik
Fase II (fase rehabilitasi)
- Maintenance NaCl 0,9 % atau Ptacol-R
- Kalium
- Insulin
- Makanan lunak

KASUS
Tn. Andre (56 tahun) didiagnosa DM sejak 5 tahun yang lalu
Hasil pengkajian didapatkan data :
- gula darah acak 400 mg/dl
- BB 58 kg dan TB 163 cm
- mata kabur dirasakan mulai 2 bulan yang lalu
- pola makan tidak teratur, segala makanan yang ada di
makan
- mengeluh sulit tidur dengan alasan sedang banyak
masalah
- aktivitas rutin dirumah : ke masjid untuk menjalankan
sholat 5 waktu dan dirumah mengasuh cucu

Pertanyaan
Tn. Andre tergolong DM type berapa ? Apa alasannya
Berapa nilai GDA normal ?, seseorang dikatakan DM apa
indikatornya ?
Berapa kebutuhan kalori dalam 24 jam ? Bagaimana pembagian
diet yg diperlukan ? Dan diet apa yang harus dikonsumsi ?
Aktivitas apa yang seharusnya dilakukan ? Dan aktivitas apa
yang harus dihindari ?
Untuk memastikan problem psikologis yg sedang dihadapi Tn.
Andre, apa yg harus dilakukan ? Bagaimana cara
mengatasinya ?
Masalah keperawatan apa yang dapat anda rumuskan dari
kasus Tn. Andre ? Apa intervensinya ?

Vous aimerez peut-être aussi