Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSES HEPAR
Oleh :
ELZA ASTRI SAFITRI
09101019
Pembimbing:
dr.Ligat Pribadi Sembiring, Sp.PD-FINASIM
Pendahuluan
Definisi
Epidemiologi
Prevalensi AHA lebih dari 5-10% di area endemik dan kadangkadang berkisar sekitar 55%.
Etiologi
yang
berhubungan
komplikasi
apendisitis
infeksi
pelvis atau
gastrointestinal
Saluran empedu tersering
Infeksi langsung (ex: luka penetrasi)
Septisemia atau bakterimia akibat infeksi di
tempat lain.
Kriptogenik tanpa faktor predisposisi yang
jelas, terutama pada organ lanjut usia
Patogenesis
AHA
Obstruksi traktus biliaris (ex: penyakit batu empedu, striktura empedu, pen
AHP
Manifestasi Klinis
Sindrom klinis klasik AHP
nyeri spontan perut kanan atas (ditandai jalan membungkuk ke
pergerakan.
Apabila AHP letaknya dekat diafragma, akan timbul iritasi diafragma
sehingga terjadi nyeri bahu kanan, batuk, ataupun atelektasis.
Gejala lain : mual, muntah, anoreksia, berat badan turun yang
unintentional, badan lemah, ikterus, berak seperti kapur, dan urin
berwarna gelap1.
Diagnosis
Penatalaksanaan
Komplikasi
Prognosis
ILUSTRASI
KASUS
ANAMNESA
Identitas Pasien :
Nama
: Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur
: 55 tahun
Alamat
: Benai, Teluk Kuantan
Tgl Masuk RS : 02 Maret 2014
Tgl Pemeriksaan : 05 Maret 2014
Keluhan Utama
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 78x/menit
Nafas
: 24x/menit
Suhu
: 36,2C (axilla)
Paru
Inspeksi:
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II normal,bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi
: distensi, perut kanan agak sedikit lebih
tinggi, venektasi (-), kaput medusa (-), scar (-), massa
(-)
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Palpasi
: nyeri tekan perut kanan atas (+), hepar
teraba 5 jari di bawah arkus costalis, konsistensi lunak,
pinggir tajam, permukaan licin tidak berbenjol-benjol,
lien tidak teraba, murphy sign (-)
Perkusi
: pekak pada kuadran kanan atas, redup di
regio epigastrium, timpani di perut kiri atas, kiri bawah,
dan kanan bawah.
Ektremitas
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (02/03/2014)
Hemoglobin : 9,7 gr/dl
Hematokrit : 30,3 %
Leukosit : 34.000/mm3
Trombosit : 528.000/mm3
GDS : 98 mg/dl
Ureum : 120 mg/dL
Kreatinin : 2,56 mg/dL
AST : 271,9 U/L
ALT : 206 U/L
ALB : 2,3 mg.dL
Bilirubin total : 2,06 mg/dL
Bilirubin direct : 0,92 mg/dL
Bilirubin indirect : 1,14 mg/dL
Rontgen Thorax :
USG
Resume
Laki-laki, 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang
semakin memberat sejak 3 hari SMRS. Dari hasil anamnesis didapatkan
bahwa sejak 3 minggu SMRS pasien mengeluhkan nyeri pada perut kanan
atas, nyeri dirasakan hilang timbul seperti ditusuk-tusuk. Nyeri memberat jika
pasien berbaring ke sisi kanan dan berkurang jika berbaring ke posisi kiri atau
terlentang. Pasien juga merasakan demam yang tidak terlalu tinggi sepanjang
hari, mual (+). 3 bulan sebelum keluhan nyeri perut muncul, pasien pernah
mencret-mencret selama 3 hari, mencret >5 kali dalam sehari, lendir (+), darah
(+), mencret disertai nyeri perut hebat seperti diperas, rasa perih pada anus (-),
keluhan di obati oleh dokter dan sembuh. 1 minggu SMRS pasien
mengeluhkan perutnya semakin membesar dan tegang, terasa menyesak,
terutama saat selesai makan. Nyeri perut kanan atas masih dirasakan pasien.
Demam (+) hilang timbul, tubuh menguning, BAB berwarna pucat, BAK seperti
air teh. 3 hari SMRS pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas semakin
hebat, mual (+), muntah (-). Karena keluhan semakin berat, pasien dibawa ke
RSUD Teluk Kuantan dan dirujuk ke RSUD AA. Pasien seorang petani dengan
tingkat ekonomi menengah ke bawah, jarang mengkonsumsi makanan di luar
rumah, sumber air minum dari sumur.
DAFTAR MASALAH
Nyeri perut kanan atas
Leukositosis
Tubuh kuning, BAB pucat, BAK seperti
teh
DIAGNOSIS KERJA
Abses Hepar lobus dextra
RENCANA PENATALAKSANAAN
Non farmakologi :
Istirahat
Diet tinggi kalori tinggi protein
Farmakologi :
IVFD Ringer Laktat 20 tetes permenit
Inf Metronidazol 750mg x 3 selama 10 hari
Inj Emetin 30mg x 2 selama 10 hari
FOLLOW UP
(05 Maret 2014)
S : nyeri perut kanan atas (+), perut terasa menyesak, mual (+), muntah (-)
O : Kesadaran : composmentis
Vital sign : TD : 110/70mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu: 36,50C
NT kuadran kanan atas (+)
Hepar teraba 5 jari di bawah arcus costarum
A : Abses hepar lobus dextra
P:
IVFD Ringer Laktat 20 tetes permenit
Injeksi ceftriakson 2 x 1 gr
Injeksi ranitidin 2 x 50 mg
Pembahasan
Pada pasien ini nyeri dirasakan nyeri dirasakan hilang timbul seperti ditusuktusuk. Nyeri memberat jika pasien berbaring ke sisi kanan dan berkurang jika
berbaring ke posisi kiri atau terlentang. Ini menunjukkan kemungkinan organ
yang terkena adalah hepar atau pankreas. Kemungkinan gangguan saluran
empedu tersingkir dengan tidak adanya sifat nyeri yang khas pada organ
bersaluran, yaitu nyeri sperti diremas-remas dan kolik. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya pembesaran hepar 5 jari di bawah arkus kostarum,
sehingga kemungkinan organ yang mengalami gangguan adalah hepar,
sekaligus menyingkirkan kemungkinan gangguan pada pankreas. Gangguan
pada hepar juga diperkuat dengan meningkatnya kadar AST dan ALT pada
pemeriksaan laboratorium.
Tubuh menguning, BAB pucat, dan BAK seperti air teh menunjukkan
kemungkinan adanya obstruksi pre hepatik yang menyebabkan
peningkatan bilirubin, dalam hal ini adalah bilirubin indirect : 1,14 mg/dL
. Sebagian besar kasus abses hepar tidak memunculkan manifestasi
joundice, BAB pucat, maupun BAK seperti air teh dikarenakan tidak
ada kerusakan intrahepatik pada abses hepar yang dapat
memunculkan manifestasi tersebut. Akan tetapi, hal ini dapat terjadi
jika pembesaran hepar akibat abses tadi menyebabkan penekanan
pada duktus koledukus saluran empedu sehingga terjadi obstruksi
yang menyebabkan gangguan penyaluran bilirubin pre hepatik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Wenas NT, Weleleng BJ. Abses Hepar piogenik. Sudoyo AW dkk, editor. Dalam Buku
ajar penyakit dalam, Jilid 1, Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD. 2009; 692-4.
Luthariana L, Lesmana LA, Rubangi S, dkk.Case Report: Management of Pyogenic
Live Abscess and Empyema as Its Complication.Vol6.Issue1.April 2005. Jakarta: The
Indonesian Journal of Gasteroenterology, Hepatology, and Digesstive Endoscopy.
Soewondo ES. Amebiasis Dalam: Sudoyo AW dkk, editor. Buku ilmu penyakit dalam,
Jilid III, edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD. 2009. 2850-6.
Peralta,
Ruben,
Liver
absces.
Dominica.
Available
from:
www.emdicine.medscape.com.Accesessed on Februari 13, 2014.
Junita, Arini, et al. Beberapa kasus abses hati amuba. Denpasar. Diakses dari.
www.ejournal.unud.ac.id. Diakses tanggal 13 Februari 2014.
Nickloes,
Todd
A.
Pyogenic
Hepatic
Abscess.
Available
from:
htpp://emedicine/193182htm. Accessed on Februari 12, 2014.
Sherlock S, Dodey J, The Liver in infection. Diseases of the liver and biliary system
1th ed. New York: Blackwll Science. 2002.
Santoso M, Wijaya. Diagnostik dan penatalkaksanaan abses amebiasis hepar. Dexa
medica 2004; (4): 17-20.
Stong RW, Fewcett J, Lynch SV, Wall DR. Hepatectomy for pyogenic liver abscess.
HPB (Oxford). 2003; 5(2): 86-90.
..TERIMA KASIH..