Vous êtes sur la page 1sur 23

Aspek

Laboratorium
Kelainan Tulang
& Otot
Prof. dr. Burhanuddin Nasution, SpPK-KN

Pendahuluan
Osteoporosis
Osteomalasia
Ricketsia
Osteodystrophy

Penyakit metabolik akibat


Ketidak seimbangan resorpsi
Dan pembentukan tulang

Osteoporosis Hilangnya densitas tulang yang


Progresif & penipisan jaringan tulang
- Hilangnya masa tulang
- Kerusakan mikroarsitektur
- Resiko fraktur

Metabolisme Tulang
Kortikal (80%)
(rapat, bagian
Terbesar tulang
Panjang)

Trabekular (20%)
(Tipis, bagian
Dalam tulang,)

Komponen Utama :
Mineral : Kalsium & Fosfat
Matrix organik (Osteoid) :
- Kolagen : 95%
- Proteoglikan : 5%
- Protein
- Karbohidrat
Sel tulang :
- Osteoblast (Bone Formation)
- Osteoclast (Bone Resorption)
- Osteoid (mengontrol mineralisasi & pertukaran mineral)

Bone Formation (BF)


Bone Resorption (BR)
Dipengaruhi :
- Ras
- Keturunan
- Olahraga
- Kadar Kalsium dalam
makanan
Tidak Seimbang

Calsium
Pada Dewasa mencapai 1-1,3 kg: pada tulang

sebanyak 99%, Cairan ekstrasel & jaringan


lunak 1%
Dalam serum: Bentuk aktif (Calcium ion) 50%
Berikatan dengan anion 10% (bikarbonat,
laktat, fosfat dan citrat)
Berikatan
dengan protein plasma 40% (terutama
albumin 80%)
Nilai normal dewasa:
Kalsium total 9,2 11,0 mg/dl
Ion Kalsium 4,0 4,8 mg/dl

Fase Perubahan Masa Tulang


1. Fase Tumbuh
(90% masa
Tulang dibentuk)

Peak Bone
Mass

3. Fase Involusi
(35-40 Thn)
Bone Loss :
Wanita
- Trabekular 35-50%
- Kortikal 25-30%
Pria
- Trabekular 15-45%
- Kortikal 5-15%

2. F. Konsolidasi (10-15 tahun kemudian), masa tulang puncak


pertengahan umur 30 tahunan

Pengontrolan BR oleh Osteoblast diatur


oleh PTH & Estrogen.
PTH meningkatkan BR melalui mekanisme :
Meningkatkan pelepasan osteoblast derivat osteoklas

stimulating (BDCS) oleh Osteoblast BR


Pelepasan GMCSF merangsang produksi &
pendewasaan Osteoclast
Estrogen menghambat Osteoblast BR
1.25D yang diproduksi Osteoblast precursor
Osteoclast Osteoclast

Peningkatan PTH dengan akibat:


Organ tulang melepas ion kalsium ke dalam
darah
Pada ginjal terjadi peningkatan sekresi fosfat
dan reabsorbsi ion kalsium pada nefron bag
distal

Hormon Kalsitonin menghambat aktifitas Osteoklas

BR

Hormon Tiroksin metabolisme Born Turn Over


Bila Tiroksin berlebihan (hipertiroid) masa tulang
Hormon Insulin menunjang pembentukan jaringan

Osteoid. Bila ada DM Osteoporosis

Glukokortikoid Matrix Osteoid kerapuhan

tulang

Patogenesis Osteoporosis
OSTEOPOROSIS

PRIMER

Pria & Wanita :


- Masa tulang puncak : 35 Thn
- Kehilangan tulang : mulai 40 Thn

SEKUNDER

- Hipertiroid
- Sindroma Cushing
- Kortikosteroid
jangka panjang
- Alkoholisme
- Keganasan
- DM

Patogenesis Osteoporosis.
Pada Wanita

Gangguan Coupling terjadi pada usia


menopause (krn defisiensi Estrogen)
Mekanismenya :

Peningkatan resorpsi tulang


Gangguan Coupling pd BF BR
Keseimbangan Kalsium negatif krn BR

Osteoporosis-related
fractures (pada wanita)
Pada wanita postmenopause:

osteopenia dan osteoporosis


Jika terjadi fraktur maka terjadi peningkatan
resiko 5 kali terjadi fraktur lagi dalam 1 tahun
Maka identifikasi osteoporosis pada wanita
postmenopause menjadi sangat penting

Diagnosis Ostroporosis
1. Penentuan masa tulang (Radiologik)
2. Biopsi
3. Laboratorik (Bone Turn Over Markers)

Bone Turn Over :


- Pembentukan tulang baru oleh Osteoblas (Ob)
- Resorpsi tulang tua oleh Osteoklas (Oc)

Pemeriksaan sekrening lain


Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan kadar Calsium, Phosphate
Pemeriksaan faal hati : SGOT, SGPT, Alkaline

Phosphatase (total)
Pemeriksaan urinalisa, creatinine dan
elektrolit
Pemeriksaan Fungsi Thyroid

Parameter laboratorium pada


pembentukan tulang :
Bone Specific Alkaline Phosphatase

(Isoenzym Alkphosphatase), mendukung


proses mineralisasi & pembentukan tulang
dgn menghambat profosfat
Osteocalsin
Protein tulang Calcium binding protein
spesifik, dependent Vit K, diproduksi osteoblas

Parameter

Jaringan Spesimen
Asal

Fosfatase
Alkaline
Isoenzym
(BAP)

Tulang

Serum

Osteocalcin
BGP)

Tulang

Serum

C-Telopeptide
(CTx)

Tulang

Pyridinoline
(PYR)

Tulang

DeoxypyriDinoline (DPD)

Serum
Plasma
Urin

Metode

Spesifitas

Elektrophoresi
s
IRMA
ELISA

Tulang
(Osteoblas)

Osteoblas
ECLIA
ELISA, RIA
RIA
ELISA
Pyrilink

Tulang

Urin

Produk
Osteoklas
Osteoklas
(Kolagen tlg
Dewasa)
Osteoklas

Pyrilink D

Penentuan Laboratorium pada


Resorpsi tulang :
Tartrate Resistant Acid Phosphatase (TRAP)
Procollagen type I Crosslinked

Carboxyterminal Telopeptide (ICTP)


Pyridinoline (PYR)
Deoxypyridinoline (DPD)
C atau N terminal Telopeptide dari type I
collagen (CTx atau NTx) serum
> 90% matrix tulang Kolagen type I

Monitoring
Pemberian Calsium bisa menurunkan (30%)

bone resorption marker melalui sampel urine:


N-telopeptide cross-links
Pemberian Vit D atau Calsium dapat
menimbulkan penurunan Osteocalsin

Aspek Laboratorium Kelainan Otot

Creatine adalah penting pada metabolisme

otot.
Creatine menyediakan cadangan energi

Phosphate melalui Sintesa Phosphocreatine.

Creatine Disintesa melalui 2 tahap


yaitu :
Disintesa dari Guanido acetat yang terjadi

pada ginjal, usus halus, pancreas dan hati.


Guanido Acetat diangkut ke hati dan di
metilasi menjadi creatine.
Creatine kemudian masuk ke darah dan
creatine tubuh adalah proporsional dengan
masa otot.
Creatinine adalah anhydride dari creatine

Pembentukan creatinine adalah konstan. Dan

pembentukannya berhubungan langsung


dengan masa otot.
Creatinine difiltrasi bebas oleh glomerulus
Creatinine diabsorbsi oleh tubulus dan ekresi
meningkat bila kadar creatine plasma
meningkat.
Total Ekskresi Creatinine normal adalah 1
2 gr/24 jam pada laki-laki dan 0,6 1,5 gr/24
jam pada wanita dewasa.

Serum dan plasma creatinine dan urin creatinine


nyata pada nekrosis otot atau atropi otot
Misalnya pada :
- Trauma otot
- Progressif muscular dystropy
- Polyomyelitis
- Amyotropic lateral scklerosis
- Dermatomyosites
- Myastenia gravis
- Starvation.

Vous aimerez peut-être aussi