Vous êtes sur la page 1sur 53

LBM 1

Dok, telinga saya


keluar cairan..
Fauzia Halida
012106156
SGD 21

Anatomi dari telinga? (gambar


lengkapi)

TELINGA LUAR

Aurikulum
Terdiri dari 2 bagian:

Bagian yang bertulang rawan terdiri atas heliks, antiheliks, tragus, antitragus,
konka dan sulkus retroaurikuler.
Bagian yang tidak bertulang rawan yaitu lobulus.
Meatus akustikus eksterna
Terdiri dari 2 bagian:
Pars kartilagenus
Merupakan bagian lateral dari meatus akustikus eksterna dan sebagai
kelanjutan dari aurikulum. Struktur ini memiliki rambut, kelenjar sebaseus dan
kelenjar serumenalis. Kulitnya melekat erat pada perikondrium.
Pars osseus
Merupakan wilayah medial dari meatus akustikus eksterna dan sebagai bagian
dari os temporale. Struktur ini tidak berambut dan memiliki bagian sempit
yang disebut isthmus meatus akustikus eksterna. Juga tidak mobile terhadap
jaringan disekitarnya

Membrana timpani
Ciri membrane timpani:
Posisi. Membrana timpani membentuk sudut 450 terhadap bidang horisontal dan sagital. Tepi
bawahnya 6 mm lebih ke medial daripada tepi atas. Letaknya lebih horisontal & frontal pada bayi
dibawah 1 tahun.
Warna. Membrana timpani berwarna putih mengkilat seperti mutiara.
Ukuran. Tingginya 9-10 mm & lebarnya 8-9 mm.
Bentuk. Membrana timpani berbentuk oval dan lebih condong ke anterior.
Terdiri dari 2 bagian:
Pars tensa.
Terdiri dari 6 bagian:
Manubrium mallei.
Umbo.
Prosesus brevis.
Refleks cahaya.
Plika anterior.
Plika posterior.
Pars flaksida.
Pars flaksida dari membrana timpani yaitu membrana Schrapnelli. Pars flaksida membrana timpani
tidak memiliki membrana propia.

Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri
Herawati, Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung &
Tenggorok. Jakarta : EGC. 2000

TELINGA TENGAH

Cavum tymphani
Rongga berisi udara di dalam pars petrossa ossis temporalis
Ossicula auditiva
Berfungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam
Terdiri : Maleus , Incus, Stapes
Otot2 : M. stapedius ( relaksasi basis stapedii di fenestra ovalis, untuk
mengurangi tegangan di membrane tymphani ) & M. tensor tympani ( menarik
membrane timpani ke dalam dan menekan basis stapedii pada fenestra ovalis,
sehingga membrane timpani menjadi lebih tegang )
Tuba auditiva
Menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasopharynx
Berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane
tymphani
Adnexa mastoidea
N. Facialis

TELINGA DALAM

Berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan


Ada 2 bagian : Labyrinth ossea dan labyrinth membranacea
L. ossea merupakan struktur yang letaknya di dalamnya pars petrosa os.
Temporalis, dilapisi periosteum dan mengandung cairan perilymphe
L. membranacea terdiridari 3 bag :
oVestibulum
Berisi Sacculus, utriculus, sebagian dari ductus endolyphaticus
oCochlea
Berfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan
oCanalis Semicircularis
Berfungsi dalam keseimbangan kinetic. Ada 3 buah yaitu Anterior, posterior,
lateral.
Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT,
dr. Sri Herawati, Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan
Telinga, Hidung & Tenggorok. Jakarta : EGC. 2000

Fisiologi pendengaran?

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun


telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang
kokleagetaran tersebut menggetarkan membrane timpani,diteruskan ke
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkup lonjong energi
getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakan
tingkap lonjong, sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak getaran
diteruskan melalui membrane reissner yang mendorong endolimfa, sehingga
akan menimbulkan gerak relative antar membrane basalis dan membrane
tektoria, proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut,sehingga kanal ion terbuka dan
terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan selkeadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi
pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks
pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.
Buku ajar ilmu kesehatan THT kepala leher,FKUI,Edisi kelima

Bagaimana sel-sel yg bisa memberikan impuls?


Menurut Ismail, pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok dan
dengan terdorongnya membrana basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus.
Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya
perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang
nervus vestibulokoklearis. Kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat
sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus
temporalis.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdf
Pengumpulan suara di liang telinga? Apakah ada penyaringannya di
telinga luar?
Telinga luar terdiri dari aurikula dan kanalis auditorius eksternus dan
dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Aurikula berfungsi
untuk membantu pengumpulan gelombang suara. Gelombang suara tersebut
akan dihantarkan ke telinga bagian tengah melalui kanalis auditorius
eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus terdapat sendi
temporal mandibular (Kumar dan Clark, 2005).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdf

Endolimfe dan perilimfe mengandung zat apa? dan ion apa?


Endolimfe adalah cairan yang memiliki komposisi ion mirip dengan cairan
intraseluler dan mengisi membran auditorius dan labirin vestibularis.
Endolimfe dibentuk oleh sel-sel sekret pada stria vaskularis dan oleh sel-sel
gelap di dekat akhir dari krista ampularis pada duktus semisirkularis dan
dinding utrikulus. Endolimfe diabsorbsi pada sakus endolimfatikus. Komposisi
cairan ini adalah tinggi kalium dan rendah natrium. Perilimfe berbeda dengan
endolimfe,perilimfe memiliki komposisi ion mirip dengan cairan ekstraseluler,
rendah kalium dan tinggi sodium. Perbedaan kedua cairan ini penting untuk
menciptakan arus listrik yang kuat disekitar organ dan mengakibatkan
pembentukan impuls saraf pada sel rambut unit neuron aferen.
Ototoksitas Aminoglikosida-THT KL
Skala timpani dan skala vestibuli berisi cairan perilimfa dengan konsentrasi K+
4 mEq/l dan Na+ 139 mEq/l. Skala media berada dibagian tengah, dibatasi
oleh membran reissner, membran basilaris, lamina spiralis dan dinding
lateral, berisi cairan endolimfa dengan konsentrasi K+ 144 mEq/l dan Na+
13 mEq/l. Skala media mempunyai potensial positif (+ 80 mv) pada saat
istirahat dan berkurang secara perlahan dari basal ke apeks (Ballenger JJ,
1996).

Pembagian Cochlea?
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga
saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan
jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan
jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya
oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah
terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan
saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat
suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel
dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk
mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya
berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak
pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf
yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap
rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/11/Mekanisme-sensoris-danmotoris.pdf

Bagaimana jaras saraf


pendengaran?

Setelah melalui sistem pendengaran, impuls-impuls saraf dihantarkan melalui


nervus VIII (vestibulocochlearis) menuju otak Impuls ini masuk melalui serabut
saraf dari ganglion spiralis Corti menuju ke nukleus koklearis dorsalis dan
ventralis yang terletak pada bagian atas medula. Pada titik ini semua serabut
sinaps, dan neuron tingkat dua berjalan terutama ke sisi yang berlawanan dari
batang otak dan berakhir di nukleus olivarius superior. Setelah melalui nukleus
olivarius superior, penjalaran impuls pendengaran berlanjut ke atas melalui
lemnikus lateralis, kemudian berlanjut ke kolikulus inferior, tempat semua atau
hampir semua serabut ini berakhir. Dari sini, jaras berjalan ke nukleus
genikulatum medial, tempat semua serabut bersinaps. Akhirnya, jaras berlanjut
melalui radiasio auditorius ke korteks auditorik, yang terutama terletak pada
girus superior lobus temporalis (Guyton dan Hall, 2008).
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-228-317184243-bab%20ii.pdf

Bagaimana sistem
keseimbangan tubuh kita?

Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan


Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran
setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ
keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula
yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus
yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor
keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari
kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin
yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran
setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu
butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada
rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/11/Mekanisme-sensoris-danmotoris.pdf

Mengapa keluar cairan dari


telinga kanan?
Infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan
atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat
saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di
saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di
sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya
sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah
putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan
diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah
nanah
dalam
telinga
tengah.
Selain
itu
pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga
tengah
terkumpul
di
belakang
gendang
telinga(Mansjoer A,2001).Jika lendir dan nanah
bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu
karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil
penghubung
gendang
telinga
dengan
organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak
bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami
umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun
cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan
gangguan pendengaran hingga 45db (kisaran
pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan
terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu
banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang
telinga karena tekanannya (Pracy R, 1983).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23095/4/Chapter%20II.pdf

Apakah ada hubungan dengan mengorek telinga?


SERUMEN
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea dan kelenjar serumen yang
terdapat di kulit 1/3 luar liang telinga. Keadaan normal serumen tidak akan
tertumpuk di liang telinga, akan keluar sendiri pada waktu mengunyah,
setelah sampai di luar liang telinga akan menguap oleh panas.
Konsistensi lunak, kadang padat dipengaruhi faktor keturunan, iklim, dan
usia.
Fungsi serumen : efek proteksi membantu membawa kotoran yang ada di
liang telinga, seperti penglepasan kulit, debu yang masuk ke liang telinga.
Serumen menumpuk di liang telinga : menimbulkan gangguan pendengaran,
menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu di liang telinga.
Terapi:
o jika serumen cair dibersihkan dengan mempergunakan kapas yang
dililitkan pada pelilit kapas
o jika serumen padat dikeluarkan dengan pengait atau kuret, jika sukar
diberikan karbogliserin 10% selama 3hari, atau dengan irigasi telinga dengan
air yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FKUI

yg diderita dengan keluhan batuk


pilek yg di derita dulu?
Akibat Infeksi Saluran Pernafasan akan terjadi Penutupan tuba eusthachii.
Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat
menembus langsung ke daerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media
akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan
yang tinggi (hiperpireksia) kadang menyebabkan kejang demam. Anak sangat
gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang telinganya yang
nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan menekan telinganya dan
biasanya bayi akan menangis keras). Kadang- kadang hanya ditemui gejala
demam, gelisah, juga disertai muntah atau diare. Karena bayi yang menderita
batuk pilek sering menderita infeksi pada telinga tengah sehingga
menyebabkan terjadinya OMA dan sering menyebabkan kejang demam, maka
bayi perlu dikonsul kebagian THT. Biasanya bayi dilakukan parsentesis jika
setelah 48-72 jam diberikan antibiotika keadaan tidak membaik.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6436/1/tht-siti%20nursiah.pdf

Kenapa tuba tertutup menyebabkan tekanan telinga tengah menjadi kecil?


dan kenapa menjadi OMA dan bagaimana mekanisme terjadi keluar cairan?
Stadium?
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal
Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA lebih
mudah menyebar ke telinga tengah.
Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh)
pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran
Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu
adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat
saluran Eustachius (Soni A, 2006).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23095/4/Chapter%20II.pdf

Otitis media? derajat? membran


timpani bocor dan keluar cairan?
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau
pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi
pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk
melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan
jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga
dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam
tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel
(bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran
hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan
yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga
karena tekanannya. OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala
berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi
yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI

STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUS


Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya
tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara. Kadang-kadang membran timpani
tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat
dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.
STADIUM HIPEREMIS (STADIUM PRESUPURASI)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran
timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang
serosa sehingga sukar terlihat.
STADIUM SUPURASI
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya
eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang
telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah
hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapilerkapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini
pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini
akan terjadi ruptur.
Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar
membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar.
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, maka
lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali.

Membran Timpani Hiperemis


Membran Timpani Normal

Membran Timpani Bulging


dengan Pus Purulen

Membran Timpani Perforasi

STADIUM PERFORASI
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau
virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan
nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang
tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat
tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium
perforasi.
STADIUM RESOLUSI
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahanlahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan
berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi
kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA
berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar
terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa
(sequele) berupa Otitis Media Serosa bila sekret menetap di kavurn timpani
tanpa terjadinya perforasi.
sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi kelima
editor Dr.H.Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT

keluar berbau dan


menyebabkan
pendengaran berkurang?
Membrane timpani yg teregang menutupi pintu masuk ke telinga tengah bergetar
sewaktu terkena gelombang suara. Daerah-daerah gelombang suara yang bertekanan
tinggi dan rendah berselang seling menyebabkan gendang telinga yg sangat peka
tersebut menekuk keluar masuk seirama dgn frekuensi gelombang suara.
Tekanan udara istirahat di kedua sisi membrane timpani harus setara agar membrane
dapat bergerak bebas sewaktu gelombang suara mengenainya. Bagian luar gendang
telinga terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba eustachia (auditoria) yg
menghubungkan telinga tengah ke faring . Tuba eustachia dlm keadaan normal tertutup,
tetapi dapat dibuat terbuka dengan gerakan menguap, mengunyah atau menelan.
Pembukaan tersebut memungkinkan tekanan udara di dalam telinga tengah
menyamakan diri dgn tekanan atmosfer, sehingga tekanan di kedua sisi membrane
setara. Selama perubahan tekanan eksternal yg berlangsung cepat (sbg contoh
pesawat saat tinggal landas), kedua gendang telinga menonjol ke luar dan menimbulkan
nyeri karena tekanan di luar telinga berubah sedangkan tekanan di telinga tengah tidak
berubah. Membuka tuba eustachia dengan menguap memungkinkan tekanan di kedua
sisi membrane timpani seimbang, sehingga menghilangkan distorsi tekanan dan
gendang telinga kembali ke posisi semula
Sumber : Buku Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Lauralee Sherwood

Mengapa dokter menyarankan


untuk rontgen
dan kultur?
Kultur : untuk mengetahui organisme apa yg menginfeksi.
Pseudomonas aeruginosa termasuk kuman gram negatif, aerob dan jumlah kecil sering
dijumpai sebagai flora saprofit normal pada kulit dan usus. Perubahan sifat saprofit menjadi
patogen pada OMSK terjadi karena faktor- faktor predisposisi yaitu serangan otitis media akut
sebelumnya, adanya perforasi membran timpani, efusi kronis telinga tengah, abnormalitas struktur
epitel telinga tengah, disfungsi tuba auditiva.
Stafilokokus aureus termasuk golongan gram positif, aerob dan hidup. Saprofit pada kulit
normal manusia . Perubahan sifat saprofit menjadi apatogen terjadi pada kondisi kuman mampu
memproduksi toksin dan enzim sehingga mempermudah terjadinya invasi lokal.
Proteus sp. Termasuk kuman gram negatif, aerob, normal terdapat dalam saluran nafas atas,
masuk kavum timpani diperkirakan sebagai kuman sekunder sewaktu terjadi otitis media akut, baru
mampu menyebabkan infeksi bila pertahanan auris media lemah.
Sipila (1981) melakukan penyelidikan kuman pada telinga normal. Dia telah melakukan
pemeriksaan bakteriologi pada 20 telinga yang tidak meradang. Ternyata 45% telinga tengah dan
70% liang telinga mengandung kuman, walaupun jumlah koloninya kecil. Jumlah koloni pada
telinga tengah umumnya lebih sedikit dibanding liang telinga. Bakteri pada telinga tengah yang
tersaring adalah Stafilokokus epidermidis dan stafilokokus aureus. Sedangkan pada liang telinga
adalah Stafilokokus epidermidis, stafilokokus aureus dan difteroid basil.
Untuk memberi terapi antibiotik yg tepat.

Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga


tengah ke daerah tulang mastoid, serta adanya gambaran kolesteatoma
Pemeriksaan CT scan kepala : untuk melihat kelainan di intrakranial.
Sebelum ada CT scan, dilakukan pemeriksaan angiografi dan pemeriksaan
ventrikulografi untuk mendiagnosis kelainan intrakranial. Tetapi,
pemeriksaan ini sangat infasif
Pungsi lumbal : diperlukan untuk melihat adanya infeksi di likuor
serebrospinal, susunan kimiawi, dan peninggian tekanan likuor, serta untuk
pemeriksaan mikroresistensi kuman. Pungsi lumbal sebaiknya tidak
dilakukan bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang tinggi, terutama bila
terdapat sakit kepala yang hebat, serta kesadaran yang menurun. Pada
keadaan demikian harus dikonsulkan ke dokter ahli saraf
Pemeriksaan mikroresistensi kuman yang diambil dari sekret telinga
(Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok,
FKUI)

Pemeriksaan penunjang lainnya?


(yang lengkap)
Tes bisik merupakan suatu tes pendengaran dengan memberikan suara bisik berupa kata-kata
kepada telinga penderita dengan jarak tertentu. Hasil tes berupa jarak pendengaran, yaitu jarak
antara pemeriksa dan penderita di mana suara bisik masih dapat didengar enam meter. Pada
nilai normal tes berbisik ialah 5/6 6/6.
Tes garputala merupakan tes kualitatif. Garputala 512 Hz tidak terlalu dipengaruhi suara bising
disekitarnya. Menurut Guyton dan Hall, cara melakukan tes Rinne adalah penala digetarkan,
tangkainya diletakkan di prosesus mastoideus. Setelah tidak terdengar penala dipegang di
depan teling kira-kira 2 cm. Bila masih terdengar disebut Rinne positif. Bila tidak terdengar
disebut Rinne negatif. Cara melakukan tes Weber adalah penala digetarkan dan tangkai
garputala diletakkan di garis tengah kepala (di vertex, dahi, pangkal hidung, dan di dagu).
Apabila bunyi garputala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut Weber lateralisasi
ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan ke arah teling mana bunyi terdengar lebih keras
disebut Weber tidak ada lateralisasi. Cara melakukan tes Schwabach adalah garputala
digetarkan, tangkai garputala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar
bunyi. Kemudian tangkai garputala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga
pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut
Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan
cara sebaliknya, yaitu garputala diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu.
Bila penderita masih dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bila pasien
dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut Schwabach sama dengan
pemeriksa (Medicastore, 2006).

Tes audiometri merupakan tes pendengaran dengan alat elektroakustik. Tes


ini meliputi audiometri nada murni dan audometri nada tutur. Audiometri nada
murni dapat mengukur nilai ambang hantaran udara dan hantaran tulang
penderita dengan alat elektroakustik. Alat tersebut dapat menghasilkan nadanada tunggal dengan frekuensi dan intensitasnya yang dapat diukur. Untuk
mengukur nilai ambang hantaran udara penderita menerima suara dari
sumber suara lewat heaphone, sedangkan untuk mengukur hantaran
tulangnya penderita menerima suara dari sumber suara lewat vibrator.
Manfaat dari tes ini adalah dapat mengetahui keadaan fungsi pendengaran
masing-masing telinga secara kualitatif (pendengaran normal, gangguan
pendengaran jenis hantaran, gangguan pendengaran jenis sensorineural,
dan gangguan pendengaran jenis campuran). Dapat mengetahui derajat
kekurangan pendengaran secara kuantitatif (normal, ringan, sedang, sedang
berat, dan berat) (Bhargava, Bhargava dan Shah, 2002).
Dr. SITI NURSIAH Program Pendidikan Dokter Spesialis Bidang Studi
Ilmu Penyakit THT KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara

Apa makna dari perforasi


membran timpani
dengan adanya granulasi?
Membran timpani masuk ke telinga apa? atau di perbatasan?

Safe dan dangerous area? Pars flaksida (dangerous)


Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai pars
flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai
menghasilkan kolesteatom. Kolesteatom adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentega, berwarna
putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah nekrotis.

Perforasi membran timpani


Perforasi sentral (sub total). Letak perforasi di sentral dan pars tensa
membran timpani. Seluruh tepi perforasi masih mengandung sisa membran
timpani.
Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan
anulus atau sulkus timpanikum. Tipe marginal perforasi berada di pinggir
membran timpani. Ini menandakan bahwa tulang pada margo timpani telah
mengalami destruksi
Perforasi atik (pars flacid). Letak perforasi di pars flaksida membran timpani.
Ini menandakan bahwa sudah ada kholesteatoma pada epi timpanum.
Perforasi tipe tuba: perforasi dekat muara timpani dengan tuba eustachius.

Dr. SITI NURSIAH Program Pendidikan Dokter Spesialis Bidang Studi Ilmu Penyakit THT
KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Ukuran perforasi membrana timpani dibagi menjadi:


Kecil : hanya melibatkan 1 kuadran atau < 10% pars tensa
Sedang : melibatkan 2 kuadran atau 10 40 % pars tensa
Besar : melibatkan 3 4 kuadran atau > 40% dari pars tensa dengan sisa
membrana timpani yang masih lebar .
Subtotal : melibatkan 4 kuadran dan mencapai annulus fibrosus
Total : perforasi seluruhnya dari pars tensa dan anulus fibrosus
* Perforasi membran timpani karena trauma umumnya berukuran kecil, dengan
tepi yang tidak rata dan kebanyakan memiliki bekuan darah, sedangkan
perforasi membran timpani karena otitis media ukurannya beradam dengan
tepi yang rata dan tanpa bekuan darah.

pendengaran?
(klasifikasi secara garis besar dan
berdasarkan lainnya)
Gangguan pada telinga luar, tengah, dan dalam dapat menyebabkan
ketulian. Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural, dan tuli campur.
Tuli konduktif terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi, serumen atau
kelainan telinga tengah seperti otitis media atau otosklerosis (Kliegman,
Behrman, Jenson, dan Stanton, 2004).
Tuli sensorineural melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear.
Salah satu penyebabnya adalah pemakaian obat-obat ototoksik seperti
streptomisin yang dapat merusak stria vaskularis. Selain tuli konduksi dan
sensorineural, dapat juga terjadi tuli campuran.
Tuli campuran adalah tuli baik konduktif maupun sensorineural akibat
disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang (Lassman, Levine dan
Greenfield, 1997).
Menurut WHO-SEARO (South East Asia Regional Office) Intercountry
Meeting (Colombo, 2002) faktor penyebab gangguan pendengaran adalah
otitis media suppuratif kronik (OMSK), tuli sejak lahir, pemakaian obat
ototoksik, pemaparan bising, dan serumen prop.

Menurut Khabori dan Khandekar, gangguan pendengaran menggambarkan


kehilangan pendengaran di salah satu atau kedua telinga. Tingkat penurunan
gangguan pendengaran terbagi menjadi ringan, sedang, sedang berat, berat,
dan sangat berat.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdf

DD?

OMA
Definisi
Ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius , antrum mastoid dan sel-sel
mastoid
Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi kelima editor Dr.H.Efiaty Arsyad Soepardi,
Sp.THT
Etiologi
Penyebab dasar pada OMA : Obstruksi tuba eustachius sehingga hilanglah sawar utama terhadap invasi
bakteri dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik, dapat berkolonisasi dalam telinga tengah, menyerang
jaringan dan menimbulkan infeksi. Ditambah dengan saluran tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar dan lebih
horizontal.
Sebagian besar infeksi OMA disebabkan oleh bakteri piogenik. bakteri yang sering ditemukan antara lain
Streptococcus pneumoniae(tersering pada semua kelompok umur), Haemophilus influenza(patogen yang sering
ditemukan pada anak dibawah usia 5 tahun) dan streptococcus beta hemolitikus
Bakteri patogen pada anak dengan OMA

Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae (tipe tak dapat ditentukan)
Streptococcus grup A
Branhamella catarrhalis
Staphyllococcus aureus
Staphylococcus epidermidis

Bayi
Chlamydia trachomatis

Escherichia coli

Spesies Klebsiella

Manifestasi
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada 30%
kasus
malaise
kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
gejala klinik tergantung pada stadium penyakit serta umur pasien
anak yang sudah dapat berbicara rasa nyeri dalam telinga, suhu badan tinggi, riwayat batuk
pilek
anak yang lebih besar/dewasa rasa nyeri, gangguan pendengaran berupa rasa penuh di
telinga/rasa kurang dengar.
bayi dan anak kecil, gejala khas OMA suhu tubuh tinggi samapi 39,5 C(stadium supurasi), anak
gelisah, sukar tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur, diare, kejang dan kadang anak memegang
telinga yang sakit.
bila terjadi ruptur membran timpani sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh menurun, anak
tidur tenang
Buku ajar ilmu penyakit THT.Nurbaiti Iskandar, Efyaty ArsyadS. FKUI.Jakarta, 1993

Diagnosis
Anamnesis
Gejala
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada 30%
kasus
malaise
kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
Pemeriksaan fisik
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
Dengan Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
merah muda merah membara (rubor)
bulging (adanya pustulasi)
bercak kuning (daerah nekrosis) perforasi
Pemeriksaan dg. garpu tala:
adanya tuli hantaran
- Rinne : positif , BC > AC
- Weber : lateralisasi ke yg sakit
- Scwabach : memanjang
Buku Ajar Penyakit THT, BOIES

Pemeriksaan otoskopi
Stadium peradangan:
Pada pemeriksaan tampak membran timpani suram atau kebiruan dengan corakan pembuluh darah sepanjang
maleus dan annuluslanjutmembran timpani menebal dan memerah. Pars tensa mengembung dan bagianya
tak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa membran timpani terancam perforasi.
Stadium supurasi:
Pada pemeriksaan tampak sekret mukopurulen yang sering berpulsasi, keluar melalui perforasi pada pars tensa
membran timpani. Bila dapat terlihat, tampak mukosa menebal, berwarna merah dan lembut seperti beludru.
Pada perforasi yang kecil mungkin tampak mukosa yang edem menonjol keluar melalui lubang perforasi dan
sekret keluar dari tengahnya=perforasi puting susu.
Stadium komplikasi
Tampak dinding postero superior liang telinga menggantung (sagging). Gambaran membran timpani tidak jelas
berbeda dengan sebelumnya.
Penyakit THT, Kepala dan Leher, John Jacob Ballenger
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga tengah ke daerah tulang mastoid,
serta adanya gambaran kolesteatoma
Pemeriksaan CT scan kepala : untuk melihat kelainan di intrakranial. Sebelum ada CT scan, dilakukan
pemeriksaan angiografi dan pemeriksaan ventrikulografi untuk mendiagnosis kelainan intrakranial. Tetapi,
pemeriksaan ini sangat infasif
Pungsi lumbal : diperlukan untuk melihat adanya infeksi di likuor serebrospinal, susunan kimiawi, dan
peninggian tekanan likuor, serta untuk pemeriksaan mikroresistensi kuman. Pungsi lumbal sebaiknya tidak
dilakukan bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang tinggi, terutama bila terdapat sakit kepala yang hebat,
serta kesadaran yang menurun. Pada keadaan demikian harus dikonsulkan ke dokter ahli saraf
Pemeriksaan mikroresistensi kuman yang diambil dari sekret telinga
Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, FKUI

Penatalaksanaan
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.
Stadium oklusi tuba eustachius tujuan untuk membuka kembali tuba eustachius,
sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Diberikan : Obat tetes hidung, HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologis (anak< 12 tahun) atau HCl efedrin 1%dalam
larutan fisiologis (>12 tahun)
Stadium presupurasi Antibiotika (penicillin atau ampicillin), obat tetes hidung dan
analgetika. Terapi awal diberikan antibiotika IM, min selama 7 hari. Bial pasien alergi dg
penicillin bisa diberikan eritromycin. Pada anak2, ampicillin diberikan dengan dosis 50100mg/kg BB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hari dibagi
dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kg BB/hari.
Stadium supurasi Selain diberikan antibiotika, idelnya harus disertai dengan
miringotomi, bila membrane timpani masih utuh.
Stadium perforasi Obat cuci telinga HO 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang
adekuat. Biasanya secret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam
waktu 7-10 hari.
Stadium resolusi Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak secret mengalir di
telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Keadaan ini dapat disebabkan
karena berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika
dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekretmasih
tetap banyak, kemungkinan terjadi mastoiditis.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI

Komplikasi
Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses subperiosteal sampai komplikasi
yang berat (meningitis dan abses otak). Sekarang setelah ada antiblotika, sernua jenis komplikasi itu biasanya
didapatkan sebagai komplikasi dari OMSK.
komplikasi telinga tengah
ketulian sensorineural
setiap kali ada infeksi dalam telinga tengah , terutama bila dibawah tekanan , maka ada kemungkinan produk2
infeksi akan menyebar melalui membrana fenestra rotundum ke telinga dalam, mengakibatkan ketulian
sensorineural.Infeksi biasanya terbatas pada lengkung basal koklea , yaitu bagian yang tidak rutin diuji pada
pemeriksaan pendengaran.Namun dengan berjalannya waktu, ketulian dapat meluas sehingga akhirnya
menimbulkan masalah.Hal ini menekankan pentingnya terapi yang lebih agresif guna mencegah kemungkinan
ketulian sensorineural permanen pada pasien2 OMA yang tidak menyembuh dalam 48 jam dengan terapi
antibiotik yang sesuai
paralisis saraf fasialis
saraf fasialis dapat cedera pada otitis media akut ataupun kronik.Pada kasus otitis akut, saraf terkena akibat
kontak langsung dengan materi purulen.Dengan adanya celah2 tulang alami yang menyebabkan hubungan
antara saraf dengan telinga tengah , maka produk2 infeksi toksik dapat menimbulkan paralisis wajah
komplikasi telinga dalam
fistula labirin dan labirintitis
suatu fistula pada labirin memungkinkan penyebaran infeksi ke telinga dalam , menimbulkan labirintitis yang
akan menyebabkan ketulian.pasien dengan fistula biasanya mengalami vertigo disamping gejala2 lain
labirintitis supuratif
Dapat disebabkan perluasan ke dalam fistula, suatu infeksi yang menyerang fenestra rotundum atau meningitis
akibat otitis media.Labirintitis generalisata dapat menyerang seluruh bagian rongga telinga dalam, menimbulkan
vertigo berat dan akhirnya ketulian lengkap.Jika terlokalisir dapat menimbulkan gejala2 dan disfungsi koklear
atau vestibular saja.Labirintitis diakibatkan perluasan infeksi ke dalam ruang perilimfa.Terdapat dua labirintitis :
serosa, dimana toksin kimia menimbulkan disfungsi, dan supuratif , dimana pus menginvasi dan menyebabkan
destruksi telinga dalam

komplikasi ekstradural
petrositis
hampir 1/3 tulang temporal memiliki sel2 udara dalam apeks petrosa.Sel2 ini menjadi terinfeksi melalui perluasan
langsung dari infeksi telinga tengah dan mastoid.
tromboflebitis sinus lateralis
Invasi infeksi pada sinus sigmoideus dalam perjalanannya melalui mastoid, menimbulkan tromboflebitis sinus
lateralis.fragmen2 kecil trombus akan pecah, menciptakan semburan emboli yang infeksius.Tanda invasi pertama adalah
demam.Demam cenderung berfluktuasi dan setelah penyakit berkembang penuh, terbentuk pola septik atau tiang
pancang menyerupai paku.
abses ekstradural
adalah kumpulan pus di antara dura dan tulang yang menutupi rongga mastoid atau telinga tengah.Gejala2 antara lain
nyeri telinga dan kepala yang berat
abses subdural
dapat timbul akibat perluasan langsung abses ekstradural atau perluasan suatu tromboflebitis lewat saluran2 vena.
komplikasi sistem saraf pusat
meningitis
disebabkan otitis media kronik atau akut, dan terbatas atau generalisata.gambaran klinis : kaku kuduk , suhu meningkat ,
mual dan muntah (terkadang proyektil) dan nyeri kepala.Pada kasus2 lanjut , timbul koma dan delirium.Ada tahanan
terhadap fleksi leher dan tanda kernig positif pada pemeriksaan klinis.Kadar gula cairan spinal biasanya rendah ,
sedangkan kadar protein meningkat
abses otak
dapat timbul pada serebelum di fossa kranii posterior atau pada lobus temporal di fossa kranii media.Abses otak biasanya
terbentuk sbg akibat perluasan langsung infeksi telinga atau tromboflebitis.Gejala abses serebelum : ataksia ,
disdiadokokinesis, intention tremor, dan past pointing.Gejala2 fokal termasuk toksisitas, nyeri kepala, demam, muntah dan
keadaan letargi yang memberi kesan keterlibatan serebrum.
hidrosefalus otitik
berupa peningkatan tekanan intrakranial dengan temuan cairan serebrospinal yang normal.Gejala2nya adalah nyeri
kepala hebat yang menetap , diplopia, pandangan kabur, mual dan muntah
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler

OMSK
Definisi
Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus
atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis
media supuratisf kronis selian merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga
merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit sekali /
tidak pernah terjadi resolusi spontan.
Klasifikasi
Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena
terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik.
Etiologi
Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius
saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal
termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus.
Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans (streptococcus A
hemolitikus, streptococcus B hemolitikus) dan pneumococcus.

Tabel Perbedaan Antara Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna & Maligna

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)


Maligna

Proses peradangan terbatas pada mukosa.

Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa.

Proses peradangan tidak mengenai tulang.

Proses peradangan mengenai tulang.

Perforasi membran timpani paling sering tipe marginal


Perforasi membran timpani tipe sentral.

& atik. Kadang-kadang tipe sub total (sentral) dengan


kolesteatoma.

Jarang terjadi komplikasi yang berbahaya.

Sering terjadi komplikasi yang berbahaya.

Kolesteatoma tidak ada.

Kolesteatoma ada.

Patogenesis
Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut menjadi awal penyebab OMSK yang merupakan
hasil invasi mukoperiusteum organisme yang virulen, terutama berasalh dari nasofaring terbesa pada masa kanak-kanak, atau
karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxin nekrotik yang dikeluarkan oleh
bakteri kemudian terjadi perforasi pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau
sembuh dengan membrane atrofi. Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah tuba eustachius,
telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis sangat
majemuk, antara lain :
gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang
obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total
perforasi membrane timpani yang menetap
terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah
obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid
terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid
faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.
Patologi
Omsk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih berdasarkan waktu dan stadium daripada
keseragaman gambaran patologi, ketidakseragaman ini disebabkan oleh proses peradangan yang menetap atau kekambuhan
disertai dengan efek kerusakan jaringan, penyembuhan dan pembentukan jaringan parut secara umum gambaran yang
ditemukan :
Terdapat perforasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran bervariasi dari 20 % luas membrane timpani sampai seluruh
membrane dan terkena dibagian-bagian dari annulus.
Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan nampak normal kecuali infeksi telah menyebabkan
penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel transisonal.
Jaringan tulang2 pendengaran dapat rusak/ tidak tergantung pada berat infeksi sebelumnya
Mastoiditis pada OMSK paling sering berawal pada masa kanak-kanak , penumatisasi mastoid paling aktif antara umur 5 -14
tahun. Proses ini saling terhenti oleh otitis media yang sering. Bila infeksi kronis terus berlanjut mastoid mengalami proses sklerotik,
sehingga ukuran mastoid berkurang. Antrum menjadi lebih kecil dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel udara saja sekitar
antrum.

Tanda dan gejala


OMS TIPE BENIGNA
Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk , ketika
pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan
dan penggunaan antibiotiklokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid
dapat konstan atau intermitten.
Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat
ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea
selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.
Perforasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu
meninggalkan sisa pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah
timpani terbatas pada mukosa sehingga membrane mukosa menjadi
berbentuk garis dan tergantung derajat infeksi membrane mukosa dapt tipis
dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip didapat tapi
mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus menghalangi
pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut
diangkat . Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba
eustachius yang mukoid da setelah satu atau dua kali pengobatan local abu
busuk berkurang. Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi
besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang berbentuk garis pada
rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna.

OMSK TIPE MALIGNA DENGAN KOLESTEATOM


Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat
bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keepingkeping kecil, berwarna putih mengkilat.
Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya
kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada
otitis media nekrotikans akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran
karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal
semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.
Penatalaksanaan
Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika
mentosa. Bila sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci
telinga, berupa larutan H2o2 3 % selama 3 5 hari. Setelah sekret berkurang
terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotic dan
kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting untuk perencanaan terapi karena
dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau puocyaneous.

Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang terinfeksi tidak bias tinggi.
Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat membantu. Granulasi pada mukosa dapat diobati
dengan larutan AgNo3 encer ( 5 -100 %) kemudian dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk
mengeringkan sebagai bakterisid juga berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.
Cara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan cunam pengait dengan
permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali, selang 1 -2 minggu. BIla idak dapat diatasi ,
perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan patologik yang irreversible. Konsep dasar pembedahan
adalah eradikasi penyakit yang irreversible dan drainase adekwat, rekontruksi dan operasi konservasi yang
memungkinkan rehabilitasi pendengaran sempurna pada penyakit telinga kronis.
Selain terapi konservatif (medikamentosa), tindakan pembedahan dapat pula kita lakukan pada otitis media
supuratif kronik (OMSK) benigna. Tindakan ini disebut miringoplasti atau timpanoplasti. Tujuannya antara lain :
Menghentikan infeksi permanen.
Mencegah komplikasi dan kerusakan pendengaran yang lebih berat.
Memperbaiki perforasi membran timpani dan fungsi pendengaran.
Miringoplasti dan timpanoplasti kita lakukan jika sekret telah kering namun perforasi membran timpani masih
ada. Juga setelah kita melakukan observasi selama 2 bulan. Tanda yang menunjukkan adanya sumber
infeksi, yaitu :
Sekret masih ada.
Infeksi berulang.
Cara mengatasi sumber infeksi, yaitu :
Pengobatan.
Pembedahan : adenoidektomi & tonsilektomi.
Tindakan pembedahan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna yang sering dilakukan yaitu
mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Adapun terapi konservatif (medikamentosa) hanya bersifat
sementara dan kita berikan sebelum melakukan tindakan pembedahan. Jika abses subperiosteal
retroaurikuler ada, lakukan insisi abses diwaktu yang berlainan, sebelum melakukan operasi mastoidektomi.

Pengobatan OMSK Tipe Tubatimpani


OMSK Tipe Tubatimpani Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke
telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas
memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang
serta gangguan pendengaran.
OMSK Tipe Tubatimpani Akt if
Keadaan ini harus dilakukan pembersihan liang telinga dan kavum timpani ( toilet telinga). Tujuan toilet telinga adalah
membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media
yang baik bagi perkembangan mikroorganisme (Fairbank,1981).
Pengobatan OMSK Tipe Atikoantral
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan medikamentosa hanyalah
merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses
sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi. Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik
operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe tubatimpani atau tipe atikoantral, antara
lain (Soepardi, 2001).
Mastoidektomi sederhana
Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang tidak sembuh dengan pengobatan konservatif. Pada tindakan ini
dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik, dengan tujuan agar infeksi tenang dan telinga tidak
berair lagi.
Mastoidektomi radikal
Dilakukan pada OMSK tipe atikoantral dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas.Pada operasi
ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar
dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.
Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial.
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)
Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh
rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi adalah untuk membuang
semua jaringan patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

Miringo plasti
Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan
oleh perforasi membran timpani. Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe 1. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi
adalah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah ada OMSK tipe tubatimpani dengan perforasi
yang menetap.
Timpanoplasti
Dikerjakan pada OMSK tipe tubatimpani dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe tubatimpani yang
tidak bisa diatasi dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi adalah menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani seringkali harus
dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang yang dilakuka n maka
dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV dan V. Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined
Approach Tympanoplasty). Dikerjakan pada kasus OMSK tipe atikoantral atau OMSK tipe tubatimpani dengan
jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran
tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga). Yang
dimaksud dengan combined approach di sini adalah membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di
kavum timpani melalui dua jalan, yaitu liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi
posterior. Namun teknik operasi ini pada OMSK tipe atikoantral belum disepakati oleh para ahli karena
sering timbul kembali kolesteatoma (Soepardi EA, 2007).

Komplikasi dan prognosis


OMSK tipe benigna :
Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika
tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi superimpose otitis media
supuratif akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya tromboplebitis
vaskuler. Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi
sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus
eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.
OMSK tipe maligna :
Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa :
erosi canalis semisirkularis
erosi canalis tulang
erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
erosi pada sinus sigmoid
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes otak, prasis
fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type maligna harus diobati
secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.
Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof.
dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2006.

Vous aimerez peut-être aussi