Vous êtes sur la page 1sur 19

Bahan pemanis

(siklamat)
Oleh :
Restu Wulan Dari
13101101005
kimia

Zat pemanis
Zat pemanis merupakan zat
yang
menimbulkan
rasa
manis atau dapat membantu
mempertajam
penerimaan
terhadap
rasa
manis
tersebut, sedangkan kalori
yang dihasilkan jauh lebih
rendah
daripada
gula
(winarno, 1997).

Fungsi bahan pemanis menurut Eriawan dan


Imam tahun 2002
1

Jenis bahan pemanis

Bahan pemanis
alami
Bahan pemanis
sintetis

Bahan pemanis alam yang sering


digunakan
Sukrosa

D-

jenis

Bahan pemanis sintetik


sakarin

jeni
s

Faktor-faktor yang perlu di


perhatikan untuk mengetahui
hunungan struktur kimia bahan
pemanis dengan rasa manis

Mutu rasa
manis
Interaksi rasa
manis
Kenikmatan
rasa manis

Tujuan penggunaan pemanis


sintetis

Prasyarat dan efek terhadap


kesehatan
Menurut
Permenkes
pemanis
sintetis adalah bahan tambahan
pangan yang dapat menyebabkan
rasa manis pada pangan, yang
tidak
atau
hampir
tidak
mempunyai nilai gizi. Bahan
pemanis
sintetis
yang
diperbolehkan
menurut
Permenkes Nomor 722 adalah
sakarin, aspartam, siklamat, dan

Bahan pemanis sintetis yang di izinkan sesuai


peraturan

Nama
pemanis
sintesis

ADI

Jenis bahan
makanan

Batas maksimal
penggunaan

ampartam

0-40 mg

Sakarin (serta
garam natrium)

0-2,5 mg

Makanan berkalori
rendah :
Permen karet
Permen
Saus
Es lilin
Jem dan jeli
Minuman ringan
Minuman yoghurt
Es krim dan
sejenisnya
Minuman ringan
terfermentasi

50 mg/kg (sakarin)
100 mg/kg (Nasakarin)
300 mg/kg (Nasakarin)
300mg/kg (Nasakarin)
200 mg/kg (Nasakarin)
300 mg/kg (Nasakarin)
300 mg/kg (Nasakarin)
200 mg/kg (Nasakarin)

Nama pemanis
sintesis

ADI

Jenis bahan
makanan

Batas maksimal
penggunaan

Mskanan berkalori
rendah:

Siklamat (serta
garam natrium
dari garam
kalsium)

Permen karet

500 mg/kg (asam


siklamat)

Permen

1 g/kg (asam
siklamat)

Saus
Es krim dan
sejenisnya

3 g/kg (asam
siklamat)
2 g/kg (asam
siklamat)

Es lilin
Jem dan jeli
Minuman ringan
Minuman ringan
terfermentasi

1 g/kg (asam
siklamat)
1 g/kg (asam
siklamat)

1 g/kg (asam
Sumber : Permenkes RI No. 208/Menkes/per/IV/1985
siklamat)

Siklamat
Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh
Michael Sveda pada tahun 1937. sejak tahun 1950 siklamat
ditambahkan ke dalam pangan dan minuman. Siklamat
biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam
siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3Na.
Dalam perdagangan siklamat dikenal dengan nama assugrin,
sukaryl, atau sucrosa.

NHSO3Na
Struktur kimia siklamat

Tidak seperti sakarin, siklamat berasa manis tanpa rasa


ikutan yang kurang disenangi. Bersifat mudah larut
dalam air dan intertensi kemanisannya kurang lebih 30
kali kemanisan sukrosa. Dalam industri pangan, natrium
siklamat dipakai sebagai bahan pemanis yang tidak
mempunyai nilai gizi untuk pengganti sukrosa.
Siklamat bersifat tahan panas,
sehingga sering digunakan dalam
pangan yang di proses dalam suhu
tinggi, misalnya pangan dalam
kaleng.
Meskipun
memiliki
tingkat
kemanisan yang tinggi dan rasanya
enak (tanpa rasa pait). Tetapi
siklamat dapat membayangkan
kesehatan. Hasil penelitian bahwa
tikus yang diberikan siklamat dan
sakarin dapat menimbulkan kanker
kandung kemih.

Hasil metabolisme siklamat, yaitu


sikloheksaamin bersifat karsinogenik.
Oleh karena itu ekresinya melalui
urune dapat merangsang
pertumbuhan tumor.
Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa siklamat dapat
menyebabkan antropi, yaitu terjadinya pengecilan testikular
dan kerusakan kromosom
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli Academy of Science
pada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun
turunannya (sikloheksiamin) tidak bersifat karsinogenik,
tetapi diduga sebagai tumor promotor.
Oleh sebab itu hasil penelitian mengenai dampak siklamat
terhadap kesehatan masih diperdebatkan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


722/Menkes/Per/IX/88, kader maksimum asam siklamat yang
diperbolehkan dalam pangan dan minuman berkalori rendah
dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan
pangan dan minuman
Dan menurut WHO, batas konsumsi harian siklamat yang
aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan
Adanya peraturan penggunaan sakarin
dan siklamat masih diperbolehkan, serta
kemudahan mendapatkannya dengan
harga yang relatif murah dibandingkn
dengan gula alam. Hal ini yang
mendorong untuk menggunakan
pemanis buatan ini.

Hasil
penelitian
YLKI

Beberapa makanan jajanan yang dijual di sekolahsekolah dasar menggunakan sakarin dan sklamat,
jumlah sakarin yang terdapat dalam jajanan
tersebut 36,5 113 ppm, sedangkan siklamat
0,05-0,07 ppm.

Walau pemanis masih tersebut masih dibawah ambang


batas maksimum, tetapi berdasarkan peraturan menkes
tahun 1988 jumlah tersebut hanya ditujukan untuk produk
yang rendah kalori atau bagi penderita diabetes melistus
bukan untuk produksi konsumsi umum apalagi untuk anakanak sekolah dasar

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi