Vous êtes sur la page 1sur 58

ASKEP GLAUKOMA

PADA LANSIA

PENDAHULUAN

Gangguan penglihatan merupakan masalah penting yang


menyertai lanjutnya usia..

Dengan berkurangnya penglihatan, para lanjut usia sering


kali kehilangan rasa percaya diri, berkurang keinginan
untuk pergi keluar, untuk lebih aktif bergerak kesana
kemari.

Mereka akan kehilangan kemampuan untuk membaca


atau melihat televiseakan menurunkan
aspeksosialisasidari para lanjut usia., mengisolasi mereka
dari dunia luar yang pada gilirannya akan menyebabkan
depresi dengan berbagai akibatnya.

Pengertian

Mata adalah organ sensorik yang


mentrasmisikan rangsang melalui jaras pada
otak ke lobus oksipital dimana rasa penglihatan
ini diterima. Sesuai dengan proses penuaan
yang terjadi tentunya banyak perubahan yang
terjadi.

Perubahan Normal yang b.d


Penuaan
1.Penurunan kemampuan
akomodasi.

Implikasi Klinis

1.Kesukaran dalam membaca


huruf-huruf yang kecil.
2.Penyempitan lapang pandang
3.Sensitivitas terhadap cahaya
2.Kontriksi pupil sinilis.
Penurunan penglihatan pada
3.Peningkatan kekeruhan lensa
malam hari
dengan perubahan warna menjadi Kesukaran dengan persepsi
menguning.
kedalama

Perubahan Morfologis

Perubahan Fisiologis

Penglihatan
1.Penurunan jaringan lemak sekitar 1.Penurunan penglihatan jarak
mata
dekat
2.Penurunan elastisitas dan tonus
jaringan
2. Penurunan koordinasi gerak
bola mata
3.Penurunan kekeuatan otot mata
3.Distorsi bayangan
4.Penurunan ketajaman kornea
4.Pandangaan biru-merah
5.Degenerasi pada sclera, pupil dan
iris
6.Peningkatan frekuensi proses
terjadinya penyakit

7. Peningkatan densitas dan


rigiditas lensa
7. Perlambatan proses informasi

5. Compromised night vision


3.Penurunan ketajaman
mengenali warna hijau, biru dan
ungu
7.Kesulitan mengenali benda
yang bergerak

Ketika anda memeriksa mata lansia, ingat juga bahwa tandatanda penuaan ocular dapat mengubah keadaan keseluruhan
mata. Anda dapat melihat bahwa mata terletak lebih didalam
orbit tulang, hal ini merupakan temuan normal karena hilangnya
jaringgan lemak akibat usia.

Periksa simetrisitas alis dan distribusi rambut. Bandingkan warna


kelopak mata dengan warna kulit wajah ; kelopak mata
semestinya tidak mengalami perubahan warna seperti
kemerahan. Periksa apakah terdapat lesi atau edema, dan
perhatikan arah bulu mata. Kaji apakah kelopak mata atas
menutupi sebagian atau seluruh mata, yang menandakan ptosis,
hal ini adalah suatu temuan abnormal. Inspeksi apparatus
lakrimal, perhatikan apakah ada keluaran, kemerahan, edema,
air mata yang berlebihan atau nyeri tekan.

Periksa sclera dan konjungtiva. Sclera biasanya tampak berwarna


putih krem. Inspeksi pupil, perhatikan ukuran, bentuk, dan reaksi
terhadap cahaya. Inspeksi iris, perhatikan setiap aberasi marjin.
Anda dapat melihat pigmentasi iris irregular bilateral, dengan
pigmen normal yang berubah menjadi warna coklat pucat.

Gangguan Penglihatan
A.

Perubahan struktur kelopak mata

Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan


kekendoran seluruh jaringan kelopak mata.
Perubahan ini yang juga disebut dengan
perubahan involusional terjadi pada :

M.orbicular

Retractor palpebra inferior

Tartus

Tendo kantus medial/lateral

Aponeurosis muskulus levator palpebra

Kulit

M.orbicular

Retractor palpebra inferior

Perubahan pada m.orbicularis bias menyebabkan perubahan


kedudukan palpebra yaitu terjadi entropion atau ektropion.
Entropion/ektropion yang terjadi pada usia lanjut disebut
entropion/ekropion senilis/ involusional..

Kekendoran retractor palpebra inferior mengakibatkan tepi


bawah tarsus rotasi/ berputar kearah luar sehingga
memperberat terjadinya entropion.

Tartus

Bilaman tartus kurang kaku oleh karena proses atropi akan


menyebabkan tepi atas lebih melengkung ke dalam sehingga
entropion lebih nyata.

Tendo kantus medial/lateral

Aponeurosis muskulus levator palpebra

Perubahan involusional pada usia lanjut juga mengenai tendon


kartus medial/ lateral sehingga secar horizontal kekencangan
palpebra berkurang.
Dengan bertambahnya usia maka aponeurosis m.levator
palpebra mengalami disinsersi dan terjadi penipisan,
akibatnya terjadi blefaroptosis akuisita.

Kulit

Pada usia lanjut kulit palpebra mengalami atropi dan


kehilangan elastisitasnya sehingga menimbulkan kerutan dan
lipatan-lipatan kulit yang berlebihan

B. Perubahan sistim
lakrimalis

Pada usia lanjut seringkali dijumpai keluhan


nrocos Kegagalan fungsi pompa pada system
kanalis lakrimalis kelemahan palpebra, eversi
punctum atau malposisi palpebra
menimbulkan keluhan epifora.

Setelah usia 40 tahun khususnya wanita pasca


menopause sekresi basal kelenjar lakrimal
secara progesif berkurang. pasien dengan
sumbatan pada duktus nasolakrimalis tak
menunjukkan gejala epifora oleh karena volume
air matanya sedikit

penuaan pada kornea

Perubahan muskulus siliaris

Produksi humor aqueous

Perubahan refraksi

Perubahan struktur
jaringan dalam bola mata

Lensa Cyrstallina: Semakin bertambah umur nucleus makin


membesar dan padat, sedangkan volume lensa tetap, sehingga
bagian korteks makin menipis, elastisitas lensa berkurang, indeks
bias berubah (membias sinar jadi lemah). Lensa yang mula-mula
bening transparan, menjadi tampak keruh (Sklerosis).

Iris: Mengalami proses degenerasi, menjadi kurang cemerlang dan


mengalami depigmentasi tampak ada bercak berwarna merah muda
sampai putih.

Pupil :Kontriksi, mula-mula berdiameter 3mm, pada usia tua terjadi


1mm, reflek direk lemah.

Badan Kaca (Vitreous): Terjadi degenerasi, konsistensi lebih encer


(Synchisis), dapat menimbulkan keluhan Photopsia (melihat kilatan
cahaya saat ada perubahan posisi bola mata).

Retina : Terjadi degenerasi (Senile Degeneration). Gambaran fundus


mata mula-mula merah jingga cemerlang, menjadi suram dan ada
jalur-jalur berpigment (Tigroid Appearance) terkesan seperti kulit
harimau.

Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata dengan tanda :


tekanan intra-okuler meninggi, penyempitan
lapangan pandang dan atropi papil syaraf
Opticus umumnya terjadi pada usia di atas 40
tahun.

Glaukoma : penyebab kebutaan paling banyak


di Amerika Serikat12% dari kasus kebutaan
yang baru didiagnosis.

Kebutaan paling sering terjadi pada lansia yang


berusia 40 sampai 65 tahun;

Glaukoma yang tidak diobati dapat memburuk


menjadi kebutaan total.

Tanda dan gejala

Sakit kepala tumpul di pagi hari

Rasa sakit yang ringan pada mata

Kehilangan penglihatan perifer (penglihatan menyempit)

Melihat lingkaran cahaya disekitar cahaya

Penurunan ketajaman penglihatan (khususnya pada malam


hari) yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata.

Inflamasi mata unilateral

Kornea berkabut

Pupil berdilatasi sedang yang tidak bereaksi terhadap cahaya

Peningkatan tekanan intraokuler, diketahui dengan cara


membuat tekanan yang lembut pada kelopak mata pasien
yang tertutup menggunakan ujung jari; bola mata menahan
tekanan tersebut.

perubahan
patologis
pada
diskus
optikus

TIO

defek
lapang
pandang
yang khas

GLAUKOMA

Tekanan
Bola mata
terhadap
Saraf
Optik

Lapang Pandangan Penderita


Glaukoma

60 juta
orang
terkena
glaukoma

Terutama
Usia Lanjut

Epidemiologi

Indonesia
3% Populasi

50% tidak
terdiagnosis

Etiologi

Penyebab pasti belum diketahui.

berhubungan dengan TIO

TIO disebabkan oleh :

produksi cairan mata oleh badan siliar

pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik


mata atau di celah pupil.

Tekanan bola mata normal berkisar antara 1021 mmHg.

Primer
Sudut
Terbuka
Sekunder
GLAUKOMA

Primer
Sudut
Tertutup
Sekunder
Kongenital

Primer

Sekunde
r

penyebabnya
tidak diketahui

kondisi dapat
ditelusuri dan
diketahui
penyebabnya

Usia >60
tahun
Kortikoster
oid

rabun jauh

anatomi
mata,
ketebalan
kornea dan
penampilan
saraf optik

Ras AfrikaAmerika

Faktor
Resiko

Luka fisik
pada mata

Riwayat
keluarga
menderita
glaukoma

diabetes,
tekanan
darah
tinggi dan
penyakit
jantung

Mengapa terjadi Glaukoma?


Produksi dan pembuangan humor akuos tidak seimbang

Tekanan bola mata tinggi

Saraf mata terdesak

buta

GLAUKOMA PRIMER
SUDUT TERBUKA

Tidak ada/sangat ringan


Penglihatan tetap jelas pd fase awal
Lapang pandang menyempit
Kesulitan berjalan
Tidak tahu benda disampingnya
Buta pd fase akhir

GLAUKOMA PRIMER
SUDUT TERTUTUP AKUT

Mata merah
Penglihatan menurun, melihat halo (pelangi disekitar objek)
Rasa sakit pada mata, cekot-cekot
Sakit kepala sebelah
mual muntah

GLAUKOMA SEKUNDER
SUDUT TERBUKA

Uveitis
Lensa hipermatur
Steroid
Trauma
Gejala: akut/kronis

GLAUKOMA SEKUNDER
SUDUT TERTUTUP

Uveitis
Lensa maju/membesar
Tumor intraokuli
Neovakularisasi sudut

Tanda glaukoma sudut


tertutup

GLAUKOMA
KONGENITAL
Sejak lahir
Takut sinar
Rewel
Bolamata
besar
Kornea keruh

Saluran pembuangan tidak


sempurna

Anamnesis

Pengukuran
ketajaman
visual

Tonometri

Riwayat pasien untuk menentukan


gejala
masalah kesehatan umum
Riwayat keluarga

menentukan sejauh mana penglihatan


yang dipengaruhi

mengukur tekanan di dalam mata untuk


mendeteksi peningkatan faktor risiko
pada glaukoma

mengukur ketebalan kornea


kornea tipis risiko glaukoma
Pachymetry

Perimetry

Oftalmoskop
i

memeriksa apakah lapang


penglihatan telah terkena
glaukoma

Evaluasi saraf mata

Tonometri Schiotz

mengukur tekanan
intraokuler dan
memberikan nilai
dasar untuk perujukan.
Rentang tekanan
intraokuler normal
berkisar dari 8 sampai
21mmHg.

Tonometri Aplanasi

Pachymetry

pemeriksaan lapang pandang


menentukan keluasaan
kehilangan penglihatan
perifer, yang membantu
mengevaluasi pemburukan
pada glaucoma sudut
terbuka.

Pemeriksaan Lapang Pandang

Pemeriksaan Lapang
Pandangan

Lapang Pandangan

Oftalmoskopi Direk

mempermudah
visualisasi fundus. Pada
glaucoma sudut
terbuka, pelengkungan
discus optikus dapat
terlihat lebih awal
dibandingkan pada
glaucoma sudut
tertutup

Pemeriksaan dengan
lampu celah

TERAPI GLAUKOMA
Medikamentosa

Operatif

Tujuan:
Turunkan TIO

TIO aman

Cara penurunan TIO


1.Menurunkan Produksi HA
2.Menambah pembuangan
HA
3.Merusak badan silier
4.Membuang HA ke lain
tempat
(operasi filtrasi)

Supresi
pembentuka
n humor
aqueous
Penyekat adrenergik
: timolol maleat,
betaxolol, levobunolol
metipranolol ,
carteolol , gel timolol
maleat

agonis adrenergic-2
Apraclonidine

Fasilitasi
aliran keluar
humor
aqueous

Analog
prostaglandin :
larutan bimatoprost,
latanoprost ,
travoprost,
unoprostone

Penurunan
volume
vitreus

Glycerin (glycerol)
oral

isosorbide oral
agonis adrenergik- :
Brimonidine
Obat
parasimpatomimetik
penghambat
anhidrase karbonat :
Dorzolamide,
brinzolamide

Miotik,
Midriatik,
Sikloplegik

urea intravena atau


manitol intravena.

sikloplegik :
cyclopentolate dan
atropine

Obat topikal

eta bloker: Timolol , betaxolol produksi HA turun

holinergik: Pilokarpin outflow trab naik

rostaglandin: Latanoprost, Travaprost


outflow uveosklera naik, 1 X/hr

Agonis adrenergik : Brimonidine


prod HA turun
Outflow uveosklera naik
Neuroprotektor (?)

5. Prostamide : Bimatoprost
outflow trab & uveosklera naik

6. CAI inhibitor : Dorsolamide, Brinzolamide


prod HA turun

7. Kombinasi Dorsolamide & Timolol

OBAT ORAL &


SISTEMIK

Asetazolamid Tablet atau Injeksi


Menurunkan produksi HA

Mannitol Infus Menarik air dari badan kaca

Gliserol Oral Menarik air dari badan kaca

Operatif
Membantu

TIO bila
obat tidak memadai,
namun tidak dapat
membalikkan
kehilangan penglihatan.

Operasi
Laser

Bedah
konvensional

Drainase
implant

trabeculoplasty membantu cairan


mengalir keluar dari mata.

Trabeculectomy Jika obat tetes mata


dan operasi laser tidak efektif dalam
mengontrol tekanan mata

drainage valve implant surgery


menjadi pilihan bagi orang-orang
dengan glaukoma tidak terkendali,
glaukoma sekunder atau untuk anakanak dengan glaukoma

Komplikasi
tidak diobati, kehilangan
penglihatan progresif,
biasanya dalam tahap:
Blind spot pada
pengelihatan perifer.
Tunnel vision.
Kebutaan total.

Jika

Prognosis

Pasien dengan glaukoma perlu melanjutkan


pengobatan selama sisa hidup mereka.

Karena penyakit ini dapat berkembang atau


berubah secara diam-diam.

Pengobatan mungkin perlu disesuaikan secara


berkala.

Dengan menjaga tekanan bola mata, kerusakan saraf optik


dan kehilangan lapang pandang yang berkelanjutan dapat
diperlambat atau dihentikan.

Deteksi dini, pengobatan yang tepat dan pemantauan rutin


dapat membantu mengontrol glaukoma dan karenanya
mengurangi kemungkinan kehilangan penglihatan

Asuhan Keperawatan
1.

Pengkajian

Ukuran pupil mengecil

Pemakaian kacamata

Penglihatan ganda

Sakit pada mata seperti glaucoma dan katarak

Mata kemerahan

Mengeluh ketidaknyamanan terhadap cahaya terang


(menyilaukan).

Kesulitan memasukan benang ke lubang jarum.

Permintaan untuk membacakan kalimat

Kesulitan/ kebergantungan dalam melakukan aktivitas


pemenuhan kebutuhan sehari-hari (mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, makan, BAK/BAB, serta berpindah)

Visus

Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan

Masalah keperawatan yang biasanya terdapat


pada lansia dengan masalah penglihatan
adalah sebagai berikut :

gangguan persepsi sensorik : penglihatan

risiko cidera : jatuh

gangguan mobilitas fisik

gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

kurang pengetahuan

kecemasan

Intervensi Keperawatan

Intervensi keperwatan pada lansia dengan masalah


penglihatan adalah sebagai berikut :

kaji penyebab adanya gangguan penglihatan pada klien

pastikan objek yang dilihat dalam lingkup lapang pandang klien

beri waktu lebih lama untuk memfokuskan sesuatu

bersihkan mata, apabila ada kotoran gunakan kapas basah dan


bersih

kolaborasi untuk penggunaan alat Bantu penglihatan seperti


kacamata dan penatalaksanaan medis untuk katarak.

Berikan penerangan yang cukup

Hindari cahaya yang menyilaukan

Tulisan dicetak tebal dan besar untuk menandai atau pemberian


informasi tertulis

Periksa kesehatan mata secara berkala.

Diagnosis Keperawatan Utama dan


Kriteria Hasil (Glaukoma)

Gangguan persepsi sensori (penglihatan) yang berhubungan


dengan peningkatan tekanan intraokuler

Risiko cidera yang berhubungan dengan gangguan


penglihatan

Kriteria hasil tindakan : Pasien akan mencari bantuan


medis ketika perubahan penglihatan terjadi dan akan
memperoleh kembali penglihatan normal serta
mempertahankan penglihatan normalnya dengan terapi.

Kriteria hasil tindakan : Pasien akan melakukan tindakan


kewaspadaan untuk mencegah cedera karena kerusakan
penglihatan.

Takut yang berhubungan dengan kemungkinan kebutaan

Kriteria hasil tindakan : Pasien akan mengidentifikasi


sumber-sumber rasa takut, mencari informasi mengenai
glaucoma dari sumber-sumber yang tepat untuk

Intervensi keperawatan

Bagi pasien yang menderita glaukoma sudut


tertutup, berikan obat-obatan sesuai resep, dan
siapkan ia secara fisik dan psikologis untuk menjalani
iridektomi laser atau pembedahan.

Ingat untuk memberikan obat tetes mata sikloplegik


hanya pada mata yang sakit. Pada mata yang tidak
sakit, obat tetes mata ini dapat mencetuskan
serangan glaukoma sudut tertutup dan dapat
mengganggu penglihatan pasien yang masih tersisa.

Setelah trabekulektomi, berikan obat-obatan sesuai


program untuk mendilatasi pupil. Selain itu, oleskan
kortikosteroid topical sesuai program untuk
mengistirahatkan pupil.

Setelah pembedahan, lindungi mata dengan


memasangpenutup mata dan pelindung mata,
menempatkan pasien pada posisi telungkup atau miring
ke bagian yang tidak sakitdan melakukan tindakan
keamanan umum.

Pantau kemampuan pasien untuk melihat dengan jelas.


Tanyakan pada pasien secar teratur mengenai terjadinya
perubahan penglihatan.

Pantau tekanan intraokuler secara teratur

Pantau kepatuhan pasien terhadap terapi dan perawatan


tindak lanjut sepanjang hidup.

Penyuluhan pasien

Tekankan pentingnya kepatuhan yang sangat cermat


terhadap terapi obat-obatan yang diresepkan untuk
mempertahankan tekanan intraokuler rendah dan
mencegah perubahan pada diskus optikus yang
menyebabkan kahilangan penglihatan.

Jelaskan semua prosedur dan terapi, khususnya


pembedahan, untuk membantu mengurangi kecemasan
pasien.

Informasikan pada pasien bahwa kehilangan penglihatan


tidak dapat diperbaiki namun terapi tersebut biasanya
dapat mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut.

Ajarkan pada pasien mengenai tanda dan gejala yang


membutuhkan perhatian medis segera, seperti perubahan
penglihatan yang tiba-tiba atau nyeri pada mata.

Beri tahu pada anggota keluarga cara memodifikasi


lingkungan agar aman bagi pasien. Sebagai contoh,
anjurkan untuk mempertahankan lorong dirumah dengan
pencahayaan yang terang dan orientasikan kembali pasien
terhadap susunan ruang jika perlu.

Diskusikan pentingnya skrining glukoma untuk deteksi dan


pencegahan dini. Tekankan pada pasien semua orang di
atas 35 tahun harus melakukan pemeriksaan tonometri
setiap tahun.

Vous aimerez peut-être aussi