Vous êtes sur la page 1sur 21

3

K
O
P AN
M PL
O T
L
I
E
K UD
A
13820223

ALI RUSLAN

14820026

S I T I I N D RAYA N I

14820071

R O H M AT U N N A F I A H

14820044

NANDA LUTFI F

14820045

FA RA H S A U F I K A P

14820169

S H A F I RA Q U R O T TA

14820134

M RIZALDI

AUDIT PLAN (RENCANA PEMERIKSAAN


Standar pekerjaan lapangan pertama (IAPI, 2011:310.1)
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

PERTIMBANGAN AUDITOR
Masalah yang berkaitan
Kebijakan dan Prosedur
Metode
Tingkat Resiko
Pertimbangan awal
Pos Laporan Keuangan
Kondisi yang memungkinkan
Sifat Laporan Yang Diharapkan

PROSEDUR AUDITOR
Mereview
Diskusi

Membahas

Luas
Keterlibatan

Mengajukan

Mengkoordina
sikan

Membaca LK

Mempertimba
ngkan

Membicarakan

ISI DARI AUDIT PLAN


Hal2 Mengenai Klien

Hal2 Yg Mempengaruhi
Klien

Rencana Kerja Auditor

Bidang Usaha

Staffing

Status Hukum
Perusahaan

Waktu Pemeriksaan

Accounting Policy

Jasa2 yg diberikan

Laporan posisi
Keuangan

Bantuan2 yg diberikan

Client Contact

Time Schedule

Accounting, Auditing,
& Tax Problem

8.2 AUDIT PROGRAM


Audit program adalah daftar prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan
koordinasi dan integrasi semua bagianbagian pemeriksa.
Audit program yang baik harus mencantumkan: tujuan
pemeriksaan, prosedur audit yang akan dijalankan, dan
kesimpulan pemeriksaan.

TUJUAN AUDIT PROGRAM


1. sebagai acuan pengumpulan data dan proses
evaluasi pelaksanaan tugas audit,
2. sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah
yang harus diikuti dalam mengumpulkan bukti audit,
3. sebagai sarana pebandingan data yang dikumpulkan
dari tahun-tahun sebelumnya, sebagai alat untuk
mengontrol dan mencatat pelaksanaan yang tepat
dari pekerjaan audit dan juga untuk meninjau
pekerjaan audit,
4. sebagai bukti audit yang mendukung pendapat
auditor.

8.4 AUDIT PROCEDURES DAN TEKNIK


AUDIT
Audit procedures adalah langkahlangkah yang harus dijalankan auditor
dalam melaksnakan pemeriksaannya
dan sangat diperlukan oleh asisten agar
tidak melakukan penyimpangan dan
dapt bekerja secara efisien dan efektif
atau tindakan yang dilakukan oleh
auditor untuk mendapatkan atau
mengevaluasi bukti audit.

JENIS-JENIS AUDIT PROSEDUR


1. Prosedur analitis
2. Menginspeksi
3. Mengkonfirmasi
4. Mengajukan pertanyaan
5. Menghitung
6. Menelusur
7. Mencocokan dokumen
8. Mengamati
9. Melakukan ulang

RESIKO AUDIT DAN MATERIALITAS


Materialitas menurut FASB
Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi
keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya,
menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang
yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah
atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji
tersebut.
Resiko Audit menurut SA Seksi 312
Risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.

RESIKO AUDIT DAN MATERIALITAS


Materialitas menurut FASB
Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi
keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya,
menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang
yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah
atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji
tersebut.
Resiko Audit menurut SA Seksi 312
Risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.

PSA NO. 25
1)

Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan


standar auditing.

2)

Adanya pernyataan sbb: Karena sifat bukti audit dan


karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh
keyakinan memadai, bukan mutlak, bahwa salah saji
material terdeteksi.

3)

Sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di


Indonesia.

4)

Salah saji material adalah apabila salah saji berdampak


pada tidak bisanya laporan keuangan disajikan secara
wajar.

5)

Bersifat material terhadap laporan keuangan.

PSA NO. 25
6)

Istilah kekeliruan bermakna salah saji, atau penghilangan


yang tidak disengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan.

7)

Tidak terdapat perbedaan penting antara kecurangan dan


kekeliruan dalam pemerolehan keyakinan memadai bagi
auditor.

8)

Untuk menentukan apakah dampak salah saji itu material,


auditor harus mempertimbangkan sifat dan jumlah dalam
kaitannya dengan sifat dan jumlah pos dalam laporan
keuangan yang diaudit.

9)

Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan


pertimbangan profesional.

11. auditor harus mempertimbangkan


risiko audit dan materialitas baik dalam:

12. Auditor harus


merencanakan auditnya
sedemikian rupa, sehingga
resiko audit dapat dibatasi
pada tingkat yang rendah.

13. Dalam perencanaan audit,


auditor harus menggunakan
pertimbanganya dalam
menentukan tingkat resiko audit
yang cukup rendah dan
pertimbangan awal mengenai
tingkat materialitas.

14. Auditor merencanakan audit untuk


mencapai keyakinan memadai guna
mendeteksi salah saji yang diyakini jumlahnya
cukup besar, secara individual atau
keseluruhan, yang secara kuantitatif
berdampak material terhadap laporan
keuangan

15. Dalam situasi tertentu, untuk perencanaan


audit, auditor mempertimbangkan materialitas
sebelum laporan keuangan yang akan
diauditnya selesai disusun.
16. Pada tingkat saldo akun atau golongan
transaksi, resiko audit terdiri atas; risiko
RISIKO
BAWAAN
KERENTANAN
SUATUdeteksi
SALDO
bawaan,
risikoADALAH
pengendalian
dan risiko
AKUN ATAU GOLONGAN TRANSAKSI TERHADAP SUATU
SALAH SAJI MATERIAL, DENGAN ASUMSI BAHWA TIDAK
TERDAPAT PENGENDALIAN YANG TERKAIT.
RISIKO PENGENDALIAN ADALAH RISIKO BAHWA SUATU
SALAH SAJI MATERIAL YANG DAPAT TERJADI DALAM
SUATU ASERSI TIDAK DAPAT DICEGAH ATAU DIDETEKSI
SECARA TEPAT WAKTU OLEH PENGENDALIAN INTERN
ENTITAS
RESIKO DETEKSI ADALAH RISIKO BAHWA AUDITOR TIDAK
DAPAT MENDETEKSI SALAH SAJI MATERIAL YANG
TERDAPAT DALAM SUATU ASERSI.

17
.

Risiko bawaan dan resiko pengendalian berbeda


dengan risiko deteksi.
Komponen risiko audit ini dapat ditentukan secara
kuantitatif
AR= IR X CR X DR

Atau
DR=
Dimana:
AR= overall audit risk
IR= inherent risk
CR= control risk
DR= detection risk

Risiko deteksi yang dapat diterima


auditor dalam merancang prosedur
audit tergantung pada tingkat yang
diinginkan untuk mambatasi risiko audit
suatu saldo akun atau golongan
transaksi dan tergantung atas
penetapan auditor terhadap Risiko
bawaan dan resiko pengendalian.

CONTOH AUDITI PLANING


MEMORANDUM

N
A
D

ER

O
N
M
E
A
I
S
K
..
H
.
SE ASIL A M
K SSA
A

A
IM
B

Vous aimerez peut-être aussi