Vous êtes sur la page 1sur 43

Presentasi Kasus Katarak Traumatik

OKTARI D Y 1410221034
RAMADHANI E 1420221178

K E P A N I T ER A A N K L I N IK BA GI A N IL M U
KESEHATAN MATA
R S U P P E RS A H A BA T A N

BAB I PENDAHULUAN
Katarak berarti sebuah opasitas lensa dan istilah katarak

berasal dari bahasa yunani katarraktes (air terjun)


Katarak salah satu penyebab kebutaan di Indonesia
dan di dunia.
Perkiraan insiden katarak adalah 0,1% per tahun atau
setiap tahun di antara 1.000 orang terdapat seorang
penderita baru katarak.
Penduduk Indonesia juga memiliki kecendeungan
menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan
penduduk di derah subtropis, sekitar 16-22% penderita
katarak yang dioperasi berusia di bawah 55 tahun.

BAB II LAPORAN KASUS


Identitas Pasien
Nama

:
Umur
:
Jenis Kelamin
Suku Bangsa
Agama
:
Alamat
:
Pekerjaan :
Rekam Medik

Ny. J
46 tahun
: Perempuan
: Jawa/Indonesia
Islam
Cakung
Swasta
: 02 26 8x xx

ANAMNESIS
Dilakukan alloanamnesis pada tanggal 29 september

2016
Keluhan Utama : Mata kanan buram sejak 1 bulan
yang lalu

RPS
Dialami sejak 1 bulan yang lalu yang dirasakan di

mata kanan. Hal ini dirasakan pasien secara tiba-tiba


setelah mata kanan pasien terkena tutup botol saat
bekerja. Buram yang dirasakan pasien perlahan-lahan
dan semakin lama semakin memberat. Pasien merasa
lebih silau saat berada di luar pada siang hari. Pasien
merasa lebih sulit melihat benda-benda yang terletak
jauh dibandingkan dengan sebelumnya.Gejala
awalnya adalah mata kemerahan.
Saat ini nyeri mata kanan (-), mata merah (-). Pasien
tidak mengeluhkan gatal, rasa mengganjal (-)

RPD
Pasien belum pernah mengalami hal serupa
Riwayat Diabetes Melitus disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Pasien menderita penyakit tumor otak

RPK = (-)
RPO

menggunakan obat tetes dari puskesmas


namun pasien tidak ingat nama obat tersebut.

Status Oftalmologi
AVOD = 2/60
AVOS = 6/12
OD = 8/7.5

TIO

OS = 8/7.5

No

Pemeriksaan

OD

OS

1.

Posisi bola mata

Ortoporia

Ortoporia

2.

Palpebra

Edema (-)

Edema (-)

3.

App. Lakrimalis

Lakrimasi (-)

Lakrimasi (-)

4.

Silia

Normal

Normal

5.

Konjungtiva

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

6.

Bola mata

Ke segala arah

Ke segala arah

7.

Mekanisme muskular

8.

Kornea

Sikatrik

Jernih

9.

Bilik mata depan

Kesan dalam

Kesan dalam

10

Iris

Coklat, kripte (+)

Coklat, kripte (+)

11.

Pupil

Bulat, sentral,RC (+) Bulat, sentral, RC(-)

Lensa

Keruh

Kesan normal

Penyinaran oblik

Penyinaran
Pemeriksaan Oblik

OD

OS

Konjungtiva

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Kornea

Sikatrik

Jernih

Bilik mata depan

Kesan normal

Kesan normal

Iris

Coklat, kripte (+)

Coklat, kripte (+)

Pupil

Bulat,

Bulat,

Lensa

Refleks cahaya (+)

Refleks cahaya (+)

Keruh

Jernih

sentral,

sentral,

I. Slit Lamp
SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), kornea

sikatrik, BMD dalam, iris coklat, kripte (+), pupil


bulat sentral, Refleks cahaya (+) lensa keruh.
- SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea
kesan jernih, BMD dalam, Iris coklat, kripte (+).
Pupil bulat sentral, Refleks cahaya (+) lensa jernih

RESUME
Seorang

perempuan, 46 tahun datang dengan


keluhan pandangan kabur yang dialami memberat
1 bulan yang lalu sejak mata pasien terkena tutup
botol.Pada pemeriksaan fisis mata kanan tidak
hiperemis di konjungtiva,dan lensa keruh.
Pemeriksaan fisis pada mata kiri normal. Pada
pemeriksaan slit lamp pada mata kanan ditemukan
tidak hiperemia di kojungtiva, dan lensa terlihat
keruh. Pada pemeriksaan slit lamp pada mata kiri
kesan normal.

Diagnosis
Diagnosis Kerja
OD Katarak Traumatik ec Trauma Okulus
Perforans

Penatalaksanaan
C-tobroson ed 6 x 1
LPx ed 6 x 1
Sanekson 4 mg 3 x 2
Baquinor orl 30 mg 2 x 1

Anjuran
USG B Scan
CT scan orbita

Prognosis
Quo ad Vitam = Dubia ad Bonam
Quo ad Fungsionam = Dubia ad Bonam
Quo ad Sanationam = Dubia ad Bonam

Diskusi
Diagnosa katarak traumatic ec trauma okuli

perforans.
Dari anamnesis pasien datang dengan keluhan
pandangan kabur secara setelah mata pasien terkena
tutup botol akibat terjadinya kekeruhan pada lensa
yang diakibatkan oleh terjadinya katarak setelah
pasien mengalami trauma okuli. Kekeruhan lensa
terjadi akibat dari lubang pada lensa yang disebabkan
oleh trauma yang mengalami proses penyembuhan
sehingga menyebabkan opasitas pada lensa.

Pada PF mata kanan lensa mengalami kekeruhan.

PF mata kiri normal.


Pada pemeriksaan slit lamp pada mata kanan
ditemukan lensa terlihat keruh. Pada pemeriksaan
slit lamp pada mata kiri kesan normal.
Dari pemeriksaan ini dapat diketahui bahwa telah
terjadi katarak pada lensa mata kanan yang pernah
mengalami trauma.

TINJAUAN PUSTAKA

Lensa struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna

dan hampir transparan sempurna, lensa juga tidak


memiliki inervasi persarafan.
Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm.
Di belakang iris, lensa digantung oleh zonula zinni
Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus;
di sebelah posteriornya, vitreus.
Lensa disusun oleh kapsul, epitel lensa, korteks, dan
nucleus

Fisiologi
Fungsi utama memfokuskan berkas cahaya ke retina.
Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot
siliaris berelaksasi, menegangkan serat zonula dan
memperkecil diameter enteroposterior lensa sampai ke ukuran
yang terkecil; dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil
hingga berkas cahaya pararel akan terfokus ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris
berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa
yang elastic kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih
sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Kerjasama
fisiologis antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai
akomodasi.

KATARAK
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata

yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Asal


kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti
air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak
seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh
air terjun didepan matanya 3

Jenis-jenis
Berdasarkan usia :
1.
2.
3.

1.

1.
2.
3.
4.

Katarak kongenital
Katarak Juvenil
Katarak Senilis
Berdasarkan morfologi :
Subkapsular (anterior & posterior), nuklear dan kortikal
Berdasarkan stadium perkembangan :
Insipien
Immatur
Matur
Hipermatur

Katarak Matur

Katarak Hipermatur

Katarak Traumatik
Katarak traumatic cedera benda asing di lensa

atau trauma tumpul pada bola mata. Penyebab lain


yang lebih jarang adalah anak panah, abut, kontusio,
sinar-x, dan bahan radioaktif.
masuknya benda asinglubang pada kapsul lensa
humor aqueus dan terkadang korpus vitreum masuk
kedalam struktur lensa Lensa menjadi putih

klasifikasi
Trauma okuli non perforans
Trauma Okuli perforans

Trauma okuli non perforans


Pukulan langsung ke mata lensa menjadi opak.
Trauma okuli non perforans disebabkan oleh

mekanisme coup dan countercoup.


Permukaan anterior mata terkena pukulan
pemendekan anterior-posterior yang terjadi dengan
cepat yang disertai oleh ekspansi equatorial.
Peregangan equatorial ini dapat mengganggu kapsul
lensa, sonulla, atau keduanya. Kombinasi dari coup,
countercoup, dan ekspansi equatorial bertanggung
jawab terhadap terjadinya katarak traumatic setelah
trauma okuli non perforans.1, 3

Trauma okuli perforans


luka tembus pecahnya kapsul lensa, dengan keluarnya

serat lensa ke ruang anterior.


Jika kapsul lensa orang dewasa mengalami rupture,
cenderung akan menimbulkan jaringan fibrosis, dan plak
putih yang disebabkan oleh fibrosis dapat menyumbat pupil.
Trauma okuli perferans yang mengenai kapsul lensa
menyebabkan opasifikasi kortikal pada bagian yang
mengalami trauma. Jika lubangnya cukup besar,
keseluruhan lensa akan berubah menjadi opak dengan cepat,
tetapi jika lukanya kecil, katarak kortikal dapat berhenti dan
tetap terlokalisasi.

Insiden
Sekitar 2,5 juta cedera pada mata terjadi setiap

tahun di Amerika serikat.


sekitar 4-5% dari pasien ahli mata datang ke tempat
praktek karena cedera ocular.
Trauma menjadi penyebab terbanyak kebutaan
monocular pada orang yang berusia dibawah 45
tahun.
Rasio laki-laki dan perempuan pada kasus ini
adalah 4:1.

Gejala klinis
Pandangan kabur bertambah buruk jika melihat

objek yang jauh, secara mendadak.


monocular diplopia.
Silau Pasien mengeluhkan tidak dapat melihat
dengan baik dalam keadaan terang.
Mata menjadi merah, lensa opak, dan mungkin
terjadi perdarahan intraocular.
Apabila humor aqueus atau korpus vitreum keluar
dari mata, mata menjadi sangat lunak.

Dari pemeriksaan oftalmoskop adanya opasitas

yang seringkali terlihat sebagai black spoke pada


refleks fundus.
Pada katarak traumatic yang disebabkan oleh
kontusio dapat terlihat opasifikasi berbentuk stellate
atau rosette (katarak rosette), biasanya terletak di
aksial
Pada trauma tembus, cedera pada kapsul mata dapat
sembuh, yang menyebabkan katarak kortikal focal
yang stasioner. 1, 5

Opasifikasi kortikal komplet yang terjadi

setelah trauma okuli

Gambaran katarak kortikal focal yang

disebabkan oleh trauma tusuk yang kecil di


lensa

Gambaran rosette cataract pada katarak

traumatic yang disebabkan oleh trauma


tumpul

Pemeriksaan penunjang
B-scan
Pemeriksaan ini dilakukan jika kita tidak dapat
melihat kutub posterior lensa
A-scan
dilakukan sebelum kita melakukan ekstraksi katarak
CT scan orbita
untuk melihat apakah terjadi fraktur orbita dan
apakah terdapat benda asing pada mata.3

Pengobatan
Pengobatan yang terbaik operasi.
Untuk memperkecil resiko terjadinya infeksi dan

uveitis harus diberikan antibiotic sistemik dan


topical serta kortikosteroid topical dalam beberapa
hari.
Atropine sulfat 1%, 1 tetes tiga kali sehari,
dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi
dan untuk mencegah pembentukan sinekia posterior

Indikasi untuk dilakukan operasi pada katarak


traumatic, antara lain:
Penurunan kemampuan penglihatan
Tidak terlihatnya bagian posterior lensa
Terjadi inflamasi atau glukoma
Rupture kapsul dengan lensa yang membengkak

Fakoemulsifikasi dapat dilakukan jika kapsul lensa

tetap intak dan masih terdapat zonula.


Fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau
keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang
menggunakan getaran-getaran ultrasound untuk
mengangkat nucleus dan korteks melalui insisi
limbus yang kecil (2-5 mm), sehingga
mempermudah penyembuhan luka pasca operasi.

Ekstraksi katarak intrakapsular dibutuhkan pada

kasus dislokasi anterior atau instabilitas zonular.


Ekstraksi katarak intrakapsular adalah operasi
katarak yang mengangkat lensa in toto, yakni dalam
kapsulnya, melalui insisi limbus superior 140 hingga
160 derajat. Keadaan afakia mungkin menjadi
pilihan yang lebih baik pada anak-anak dan pada
pasien yang matanya sangat meradang. 3, 4

Komplikasi
Dislokasi lensa dan subluksasio umumnya

ditemukan pada penyakit yang berhubungan dengan


katarak traumatic
fakolitik, fakomorfik, blok pupil, dan glukoma;
uveitis facoanafilaktik; lepasnya retina; rupture
koroid; hifema; perdarahan retrobulbar; neuropati
optic traumatic; dan rupture bola mata.3
komplikasi segera setelah pascaoperasi adalah
fibrinous uveitis dan komplikasi pasca operasi yang
lambat adalah kekeruhan lensa posterior.8

Prognosis
Prognosis dari penyakit ini tergantung pada luasnya

cedera yang terjadi.

Vous aimerez peut-être aussi