Vous êtes sur la page 1sur 20

ASUHAN

KEPERAWATAN
TRAUMA TELINGA

DEFINISI
Trauma liang telinga umumnya disebabkan oleh kesalahan
sewaktu membersihkan telinga dengan cotton bud atau alat
pembersih telinga lainnya.

Trauma pada membran timpani disebabkan oleh tamparan,


ledakan (barotrauma), menyelam yang terlalu dalam, luka
bakar ataupun tertusuk. Akibatnya timbul gangguan
pendengaran berupa tuli konduktif karena robeknya
membran timpani atau terganggunya rangkaian tulang
pendengaran, yang terkadang disertai tinitus.

DEFINISI

Trauma tulang temporal dan fraktur basis kranium


yang terbanyak adalah dari jenis fraktur yang
mempunyai garis fraktur longitudinal.
Fraktur jenis ini mengenai liang telinga, membran
timpani, telinga tengah, tuba eustachius dan
foramen laserum.
Gejalanya berupa perdarahan pada liang telinga,
tuli konduktif, keluarnya cairan serebrospinal dan
paresis saraf fasial.

Jeniis fraktur garis fraktur transversal. Biasanya


memberikan gejala yang lebih berat. Dapat
ditemukan
hemotimpanum,
keluarnya
cairan
serebro spinal dari hidung, tuli sensorineural dan
sering ditemukan paresis saraf fasialis.

ETIOLOGI

MANIFESTASI
KLINIS
Trauma
Liang
Telinga

Trauma
Membran
Timpani

Fraktur
Tempora
l

Pemeriksaan Fisik dan Diagnosis


Pemeriksaan dengan Otoskopik
Mekanisme:
- Bersihkan serumen
- Lihat kanalis dan membran timpani
Interpretasi:
- Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi
- Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah
dibelakang gendang.
- Kemungkinan gendang mengalami robekan.

b. Pemeriksaan Ketajaman
Test penyaringan sederhana
1. Lepaskan semua alat bantu dengar
2. Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga
3. Berdirilah dengan jarak 30 cm
4. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)
5. Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam

Contd

Uji Ketajaman Dengan Garpu Tala


Uji weber
1. Menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
2. Pegang tangkai garpu tala, pukulkan
pada telapak tangan
3. Letakan tangkai garpu tala pada puncak
kepala pasien.
4. Tanyakan pada pasien, letak suara dan
sisi yang paling keras.

Continu
e....

PENATALAKSANAAN
MEDIS

Pasien diistirahatkan duduk atau berbaring


Atasi keadaan kritis ( tranfusi, oksigen, dan sebagainya )
Bersihkan luka dari kotoran dan dilakukan
debridement,lalu hentikan perdarahan
Pasang tampon steril yang dibasahi antiseptik atau salep
antibiotik.
Periksa tanda-tanda vital
Pemeriksaan otoskopi secara steril dan dengan
penerangan yang baik, bila mungkin dengan bantuan
mikroskop bedah atau loup untuk mengetahui lokasi lesi.
Pemeriksaan radiology bila ada tanda fraktur tulang
temporal. Bila mungkin langsung dengan pemeriksaan
CT scan.

KOMPLIKASI
Akibat Trauma telinga
yaitu akan terjadi
komplikasi, yaitu tulang
rawan hancur dan menciut
serta keriput, sehingga
terjadi telinga lisut
(cauliflower ear).(Helmi
Sosialisman dkk,2004)

Asuhan Keperawatan Pasien


dengan Trauma Telinga

PENGKAJIAN
Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh adanya nyeri,
apalagi jika daun telinga disentuh.
Didalam telinga terasa penuh karena
adanya penumpukan serumen atau
disertai pembengkakan.Terjadi gangguan
pendengaran dan kadang-kadang disertai
demam.Telinga juga terasa gatal.

Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang: Waktu kejadian, penyebab trauma,

posisi saat kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan


segera yang diberikan setelah kejadian
Riwayat Kesehatan Masa. LaluTanyakan pada klien dan
keluarganya:
Apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti ini?
Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas
tinggi,kejang?
Apakah klien sering mengorek-ngorek telinga dengan benda asing
yangdapat mengakibatkan lesi (luka)?
Bagaima klien mengobati luka tersebut pada telinga?
Apakah pernah menggunakan obat tetes telinga atau salep?
Apakah pernah keluar cairan dari dalam telinga?
Bagaimana karakteristik dari cairannya (warna, bentuk, dan bau)

Biodata

Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi keadaan umum telinga, pembengkakan
pada MAE (meatusauditorius eksterna)
perhatikan adanya cairan atau bau, warna kulit
telinga,penumpukan serumen, tonjolan yang nyeri
dan berbentuk halus, serta adanya peradangan.
b. Palpasi, Lakukan penekanan ringan pada daun
telinga, jika terjadi respon nyeridari klien, maka
dapat dipastikan klien menderita otitis
eksternasirkumskripta (furunkel).

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri b/d trauma dan proses inflamasi
Gangguan persepsi sensori: pendengaran b/d
adanya benjolan atau furunkel
Gangguan komunikasi verbal yang
berhubungan dengan kesukaran memahami
orang lain (kurangnya pendengaran).
Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang
penyakit, penyebab infeksi dan tindakan
pencegahannya.
Resiko gangguan konsep diri berhubungan
dengan terjadinya ketulian, sekunder
terhadap tanda-tanda infeksi.

INTERVENSI
Nyeri b/d trauma dan proses inflamasi
Kaji tingkat nyeri klien
Lakukan pembersihan telinga secara teratur
dan hati-hati.

Beri penyuluhan kepada klien tentang


penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya.

Berikan kompres hangat pada daerah nyeri


Kolaborasi dalam pemberian analgetik dan
antibiotik.

Gangguan persepsi sensori: pendengaran


b/d adanya benjolan atau furunkel
Masukkan tampon yang mengandung antibiotik
ke dalam liang telinga.

Berikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari.


Lakukan irigasi telinga dan keluarkan serumen
atau secret.

Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi


abses) untuk mengeluarkan nanahnya.

Gangguan komunikasi verbal yang


berhubungan dengan kesukaran
memahami orang lain (kurangnya
pendengaran)
Kaji kemampuan mendengar klien.
Identifikasi metode alternatif dan efektif untuk
berkomunikasi

Usahakan saat berbicara selalu berhadapan


dengan klien.

Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit,


penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya.
Kaji status psikologis dan emosional
Anjurkan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya.

Gunakan terminologi positif, hindari penggunaan istilah


yang menandakan abnormalitas prosedur atau proses.

Berikan kesempatan pada klien untuk memberi


masukan pada proses pengambilan keputusan.

Anjurkan penggunaan/kontinuitas teknik pernapasan


dan latihan relaksasi.

Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan

terjadinya ketulian, sekunder terhadap tanda-tanda infeksi.

Dorong individu atau keluarga untuk mengekspresikan perasaan,

khususnya mengenai pandangan, pemikiran, dan perasaan


seseorang.
Dorong individu atau keluarga untuk bertanya mengenai masalah,
penanganan, perkembangan dan prognosa kesehatan.
Berikan informasi yang akurat kepada klien dan keluarga dan
perkuat informasi yang sudah ada.
Perjelas berbagai kesalahan konsep individu mengenai diri,
perawatan, atau pemberi perawatan.

TERIMAKASIH.....

Vous aimerez peut-être aussi