Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Mammae
Bilateral
Disusun Oleh : dr. Ranti Lona Tayo
Narasumber: dr. Komang Agus Setiawan,
M.Biomed, Sp.B
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama
Usia
RM
Alamat
Pekerjaan
Agama
Tk Pendidikan
: Ny. LB
: 23 tahun
:184530
: Poma-Tanawawo
: IRT
: Katholik
: SD
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Bengkak dan nyeri pada kedua
payudara
Keluhan Tambahan :
terdapat luka dan keluar cairan
putih pada payudara, demam
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien
datang
dengan
keluhan
bengkak
pada
kedua
kemudian
payudara
tampak
semakin
Riwayat Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga, sedang
menyusui anaknya usia 2 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
TTV
TTV
Keadaan Umum
Kesadaran
Compos Mentis
Tekanan Darah
100/70 mmHg
Nadi
76 x/m , reguler
Suhu
39,5 C
Pernafasan
24 x/m
PEMERIKSAAN FISIK
PF General
Mata
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Extremitas
Status Lokalis
Mammae Dextra : kulit tampak
edema, eritema, luka dengan pus ,
teraba fluktuasi, hangat, nyeri tekan.
Mammae Sinistra : kulit tampak
edema, eritema, benjolan berisi
pus/teraba fluktuasi, hangat, nyeri
tekan.
Mammae Dextra
Mammae Sinistra
Hasil Laboratorium
Darah Lengkap
J enis pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hemoglobin (Hb)
7.0
g/dl
13-16
Leukosit
17,3
ribu/uL
5-16
Hematokrit (Ht)
22,7
26-50
Trombosit
450
ribu/uL
150-400
Hematologi (darah)
Diagnosis Kerja:
ABSES MAMMAE
BILATERAL
Tatalaksana
Rawat Luka
IVFD RL 1500cc/24 jam
Cefotaxime 3x1gr IV (ST)
Ketorolac 3x30mg IV
Paracetamol drip 500 mg
Ranitidine 2x 50mg IV
Pro Insisi Drainase
Kompres payudara dengan NaCl
0,9%
Pemeriksaan
Penunjang:
DL, GDS
Follow Up
Perawatan H-2
Perawatan H-3
O CM,TSS
TD: 100/80 s: 36,7 C
Status Lokalis:
Eritema, edema, pus +, nyeri
tekan
O CM, TSS
TD: 110/60 s: 37 C
Status Lokalis:
Eritema, edema, pus +, nyeri
tekan
TINJAUAN PUSTAKA
& PEMBAHASAN
Definisi
Abses adalah pengumpulan
pus dalam suatu rongga
akibat infeksi bakteri
Abses mammae : akumulasi
pus pada jaringan payudara
Etiologi
Staphylococcus
aureus
Streptococcus
Trauma atau luka
atau cracking
pada puting ibu
menyusui
Komplikasi dari
mastitis kronis (510%).
Epidemiologi
Di USA, 5%-11%
wanita terkena
abses payudara.
Wanita usia 18-50
tahun
Wanita yang
sedang laktasi atau
menyusui
abses puerperal:
4,8-11% abses non
puerperal: 5,5-25%.
Patofisiologi
Duktus laktiferus
Sinus
FAKTOR PREDISPOSISI
Produksi keratin
Bakteri masuk
Hisapan Bayi
infeksi
Faktor
hormon
Abses
2 tipe :
- abses payudara laktasi (puerperal)
- abses payudara non-laktasi. (nonpuerperal)
central, perifer, nonspesifik
Normal Mammae
Abscess Mammae
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan darah rutin
Kultur abses
Radiologi
Ultrasonografi
Guidance untuk aspirasi abses
Differential
Diagnosis
Fibroadenoma
Mastitis
Abses Payudara
tidak nyeri
Nyeri payudara
Nyeri payudara
Pembengkakan pada
Jaringan payudara
Jaringan payudara
membengkak, nyeri bila
ditekan, kemerahan dan
teraba hangat
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar
getah bening ketiak pada
sisi yang sama
hangat.
Fluktuasi
Nipple discharge (keluar
cairan dari putting susu,
bisa mengandung pus)
Penatalaksanaan
Note:
1. No breast abscess needs emergency drainage and even if on presentation
skin overlying thinned out and necrotic mini-incision and daily irrigation with
saline should resolve the problem.
2. Inform patients about repeated aspiration and total time period may
exceed 10 -12 weeks.
3. Antibiotic
Penicillin : Flucloxacillin 500mg three times a day
Metranidazole 400-500 mg three times a day
Co-amoxiclov 375 mg three times a day
Penicillin allergy : Erythromycin 500mg three times a day
or cepharidine 500 mg four times a day
Metranidazole 400-500 mg three times a day
4. Pregnancy : do not prescribe - ciprofloxacin, tetracyclin or chloramphenicol
5. Analgesic
Acetaminophen or ibuprofen
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4
kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara
yang terkena untuk mengurangu pembengkakan payudara.
Komplikasi
Infeksi rekurens
Ukuran payudara yang mengecil dan terdapat
scarring setelah penanganan secara operasi
Payudara akan terlihat asimetris kanan dan kiri
Terbentuk fistula jika abses pecah secara spontan.
Hal ini dikarenakan oleh mengeringnya sinus yang
menyebabkan terbentuknya fistula
Komplikasi ini hanya terjadi pada 1-2% pasien
abses payudara
Prognosis
Komplikasi dan keadaan yang lebih buruk dapat
dapat dihindari bila penanganan abses cepat dan
tepat sasaran.
Angka kejadian rekuren adalah sangat tinggi yaitu
39%-50%.
Sebagian besar pasien mastitis mengalami resolusi
dalam waktu 2-3 minggu.
Semua pasien dengan gejala yang belum
diselesaikan dalam waktu 5 minggu harus dievaluasi
untuk melihat tanda infeksi resisten atau keganasan
Kesimpulan
Abses payudara merupakan komplikasi dari
mastitis kronis atau akibat dari mastitis yang
tidak mendapat penanganan yang tepat.
Bakteri penyebab yang paling sering adalah
Staphylococcus aureus.
Penanganan pada pasien ini yaitu dengan
pemberian analgetik-antiperitik dan juga
antibiotik. Pengkompresan pada payudara pasien
juga dilakukan untuk membantu mengurangu
bengkak pada payudara.
Prognosis bergantung pada cepat dan tepat nya
pengobatan. Pada pasien ini karena penanganan
yang tidak tuntas prognosisnya adalah dubia.
Daftar Pustaka
1. Katarina K, Dhar A, Srivastava A. Management of Lactational Mastitis and
Breast Abscesses: Review of Current Knowledge and Practice. Indian J Surg.
2013: 75(6): 430435
(Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC390074)
2. Dener C, Inan A. Breast abscesses in lactating women. World J Surg.
2009;27(2):130133
(Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12616132)
3. Elliman WB, Golen TH, Gold HS. Risk Factors for Staphylococcus aureus
Postpartum Breast Abscess. Oxford Journals :Clinical Infectious Diseases.
2011: Volume 54, Issue 1;71-77
(Available from: http://cid.oxfordjournals.org/content/54/1/71)
4. Ulitzsch D, Nyman MK, Carlson RA. Breast abscesses in lactating women:
US-guided treatment. Radiology. 2008; 232:904909
(Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15284410)
5. Cantlie HB. Treatment of acute puerperal mastitis and breast abscess. Can
Fam Physician. 2008;34:22212226
(Available from: http://www.pmc.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2219249)