Vous êtes sur la page 1sur 20

DENGUE FEVER

RYZKY SUTRISNO M
1310211080

DEFINISI

Demam Dengue adalah suatu penyakit infeksi yang dibawa oleh


nyamuk dan disebabkan oleh 4 virus dengue. Penyakit ini sering
disebut sebagai break-bone fever karena terkadang
menyebabkan nyeri pada sendi dan otot yang terasa seperti
tulang yang patah. (NCBI )

EPIDEMIOLOGI

Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan


pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.

Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009,


World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

ETIOLOGI

Demam Dengue disebabkan oleh 4 macam virus yang didapat


dari gigitan nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus yaitu:

DEN-1

DEN-2

DEN-3

DEN-4

Virus famili flaviviridae (4 serotipe)

1 & 2 pertama ditemukan di Irian pd PD II, 3 & 4 Filipina

Bentuk batang, termolabil, sensitif inaktivasi dietil eter & Na


dioksilat, stabil pd suhu 70 0

FAKTOR TRANSMISI

PATOGENESIS

Gejala Klinis

Gejala Klasik dimulai hari ke-4 sampai hari ke-7 setelah digigit
oleh nyamuk yakni:

High fever, up to 105F

Severe headache

Retro-orbital (behind the eye) pain

Severe joint and muscle pain

Nausea and vomiting

Rash( muncul 3-4 hari setelah adanya demam). Bisa timbul rash
yang kedua kali

Gejala Dengue Hemorraghic fever:

Terdiri dari semua gejala klasik termasuk kerusakan pembuluh darah


dan limfa

Perdarahan dari hidung, gusi atau dibawah kulit sebabkan fenomena


yang disebut Purplish bruises

Gejala Dengue Shock Fever:

Perdarahan Massive

Shock (very low blood pressure)

Fluids leaking outside of blood vessels

KRITERIA DIAGNOSTIK

Kriteria Minor :
1. Demam mendadak, penyebab tak diketahui.
2. Perdarahan (termasuk tes torniquet +).
3. Hepatomegali.
4. Syok.
Kriteria Mayor.
1. Trombositopenia (< 100.000/mm3)
2. Hemokonsentrasi ( > 20 % diatas normal)
DBD : 2 Kriteria minor + 1 Kriteria mayor.
Diagnosa Pasti : Isolasi virus atau Serologis
(IgM +)

Penatalaksanaan DBD derajat 1.


Inf RL : - BB<50 kg
: 2L/24 jam (30 tts/m)
- BB 50 - 70 kg : 3L/24 jam (40-50 tts/m)
- BB >70 kg
: 4L/24 j (60 tts/m).
Pengganti RL : NaCl 0,9%
Dex5% dlm RL @N.salin@NaCl 0,45%
Hati2 :hamil, kel. jantung/ginjal, lansia,
epilepsi : Usia >40 thn : EKG.
Kalau sudah masa penyembuhan :
maintenance.
Pemeriksaan vital sign : tiap 6 jam.
Pemeriksaan trombosit dan Htc :
- < 100.000/mm3 : tiap 12 jam.
- 100.000 - 150.000/mm3 : tiap 24 jam.

Penatalaksanaan DBD derajat 1.


Inf RL : - BB<50 kg
: 2L/24 jam (30 tts/m)
- BB 50 - 70 kg : 3L/24 jam (40-50 tts/m)
- BB >70 kg
: 4L/24 j (60 tts/m).
Pengganti RL : NaCl 0,9%
Dex5% dlm RL @N.salin@NaCl 0,45%
Hati2 :hamil, kel. jantung/ginjal, lansia,
epilepsi : Usia >40 thn : EKG.
Kalau sudah masa penyembuhan :
maintenance.
Pemeriksaan vital sign : tiap 6 jam.
Pemeriksaan trombosit dan Htc :
- < 100.000/mm3 : tiap 12 jam.
- 100.000 - 150.000/mm3 : tiap 24 jam.

Penatalaksanaan DSS :
O2 : 2 - 4 L/m
Inf RL 20 ml/kgBB/jam (cor).
U/ BB 50 kg : 1 L / jam (160 tts/m)
Evaluasi / 30 mnt.
Syok teratasi bila :
- Sens : cm
- TDS > 100 mmHg
- Nadi < 100 x/m
- Tek. nadi > 20 mmHg.
- Akral hangat.
- Tidak pucat
- Diuresis 0,5 - 1 ml/kgBB/jam.

Periksa :
- Gas darah
- Elektrolit
- Ureum/ Creat
- Hemostasis
---KOREKSI---

KOMPLIKASI

Pada anak-anak dan bayi : Kejang demam,Kehilangan cariran dan


elektrolit,Hiperpireksia

Dewasa: Perdarahan signifikan dan kejang

PROGNOSIS

Kematian terjadi pada 40-50% kasus syok

Dengan penanganan intensif yang adekuat, dapat menakan


kematian <1% kasus

Syarat Pasien Pulang


1. Tidak demam selama 24 jam tanpa pemberian antipiretik.
2. Nafsu makan membaik.
3. Tampak perbaikan secara klinis.
4. Hematokrit stabil.
5. Tiga hari setelah syok teratasi.
6. Jumlah trombosit >50.000/ml. Perlu diperhatikan, kriteria ini
berlaku bila pada sebelumnya pasien memiliki trombosit yang
sangat rendah, misalnya 12.000/ml.
7. Tidak dijumpai distres pernapasan (Mansjoer, 2001).

Vous aimerez peut-être aussi