Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Silvana Putri
1410211145
Pendahuluan
Angina pektoris (AP) adalah nyeri dada atau rasa tdk
nyaman pd dada yg timbul karena iskemia miokard,
terjadi bila suplai oksigen tidak dapat memenuhi
kebutuhan miokard.
Meskipun penyebab paling sering iskemia miokard
adalah aterosklerosis koroner,vasokontriksi koroner dan
trombosis koroner,
Sumbatan pada arteri koroner dapat pula disebabkan
oleh faktor lain yg bukan aterosklerosis, misal kelainan
bawaan pada PD koroner, jembatan miokard (myocardial
bridging).
Definisi
Angina pektoris stabil (APS) merupakan suatu
sindroma klinis yg ditandai dgn rasa tak nyaman
di dada atau substernal agak ke kiri, yg menjalar
ke leher,rahang, bahu/punggung kiri sampai
dengan lengan kiri dan jari-jari bag ulnar.
Keluhan ini timbul saat aktifitas atau stress fisik/
emosional yang berkurang/hilang dengan
istirahat atau pemberian nitrogliserin.
Etiologi
Angina pektoris stabil terjadi karena suplai
oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner
tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium.
Hal ini terjadi bila kebutuhan oksigen miokardium
meningkat (misalnya karena kerja fisik, emosi,
hipertensi), atau bila aliran darah koroner
berkurang (misalnya pada spasme atau trombus
koroner) atau bila terjadi keduanya.
Faktor-faktor resiko:
Kelebihan aktifitas
Kelelahan
Rokok
Stress
Obesitas
Terlalu kenyang
Hawa udara yang terlalu panas dan lembab
Tidak berolahraga
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
Manisfestasi Klinis
Penderita mengeluh nyeri
dada yang beragam bentuk
dan lokasinya. Nyeri berawal
sebagai rasa tertindih/berat
di dada, rasa desakan yg
kuat dr dlm atau dr bawah
diafragma, diremas-remas
atau spt dada mau pecah
yang menyebar kelengan
kiri bagian dalam dan
kadang sampai ke pundak,
bahu dan leher kiribahkan
dapat sampai ke kelingking
kiri.
Perasaan ini dapat pula
menyebar ke pinggang,
tenggorokan rahang gigi dan
ada juga yang sampaikan ke
Berkeringat dingin
Mual dan muntah
Rasa lemas
Berdebar
Rasa akan pingsan (fainting)
Diagnosis
Keluhan
Untuk membedakan nyeri dada akibat Angina
Pektoris atau penyakit lain yang paling awal adalah
dengan melakukan anamnesis terperinci mengenai
keluhan utama yang dirasakan. Seperti lokasi nyeri
dada, karena lokasi nyeri dadapada Angina juga
bisa dirasakan sama pada orang dengan gastritis
(letaknya di regio epigastrium pada abdomen).
Meskipun pada gastritis bukan lagi di regio thorax
melainkan di regio abdomen, namun kebanyakan
pasien sulit membedakan lokasi nyerinya, sehingga
sering terjadi missed diagnostik.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik penderita APS, seringkali tidak
ditemukan kelainan berarti.
Pada auskultasi jantung, khususnya sewaktu sakit
dada berlangsung, bisa terdengar suara jantung tuga
(S3) atau empat (S4) karena adanya disfungsi
semetara ventrikel kiri. Bisa jg terdengar murmur
regrugitasi mitral akibat disfungsi otot papilaris
sewaktu iskemia miokard terjadi. Adanya ronki basah
dibasal kedua paru mungkin saja mengindikasikan
adanya ggl jantung kongestif.
Pemeriksaan penunjang
EKG
Pada pemeriksaan EKG bisa didapatkan gambaran iskemi
yaitu segmen ST depresi, kadang dijumpai elevasi atau
normalisasi segmen ST/ gel T
Pemeriksaan ekokardiografi digunakan untuk menganalisis
fungsi miokardium segmental bila serangan terjadi pada
penderita Angina Pektoris stabil kronik atau bila pernah
terjadi infark miokard sebelumnya.
Ekokardiografi bermanfaat untuk memperlihatkan ada
tidaknya stenosis aorta atau kardiomipati hipertrofi yang
terjadi pada pasien dengan murmur sistolik. juga dapat
memperlihatkan luasnya iskemia bila dilakukan
pemeriksaan saat nyeri dada sedang berlangsung.
Pemeriksaan lab
Pada pemeriksaan laboratorium penanda paling penting
adalah troponin T atau I, dan CK-MB. Dianggap terjadi
mionekrosis apabila troponin positif dalam sejak awitan
24 jam dan menetap hingga 2 minggu. CK-MB berguna
untuk menunjukkan proses infak yang meningkat dalam
beberapa jam dan kembali normal dalam 48 jam.
Angiografi koroner
Untuk melihat ada tidaknya stenosis di arteri koronaria.
Angiografi koroner diperlukan pada pasien dengan
Angina Pektoris stabil kelas 3-4 meskipun telah
mendapatkan terapi atau pasien risiko tinggi tanpa
mempertimbangkan beratnya Angina.