Vous êtes sur la page 1sur 28

ASMA PADA ANAK

dr. Amor P Ginting, SpA

Asma Pada Anak

PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang patologi,
patofisiologi, dan imunologi asma telah
berkembang sangat pesat.
Pada anak kecil dan bayi, mekanisme
dasar perkembangan masih belum
diketahui dengan pasti.
Bayi dan balita yang mengalami mengi
saat terkena infeksi saluran napas akut,
banyak yang tidak berkembang menjadi
asma saat dewasanya.
2

Asma Pada Anak

DEFINISI ASMA
Asma gangguan inflamasi kronik saluran
napas dengan banyak sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T.
Menyebabkan episode mengi berulang,
sesak nafas, rasa dada tertekan, dan batuk,
khususnya pada malam hari atau dini hari.
Hiperreaktivitas jalan napas terhadap
berbagai rangsangan
3

Asma Pada Anak

EPIDEMIOLOGI ASMA
Dilaporkan bahwa sejak dua dekade terakhir
prevalensi asma meningkat
Di negara-negara maju polusi udara dari
industri maupun otomotif, interior rumah,
gaya hidup, kebiasaan merokok, pola
makanan, penggunaan susu botol dan
paparan alergen dini.
Asma mempunyai dampak negatif
menyebabkan anak sering tidak masuk
sekolah dan total asma di dunia diperkirakan
7,2%.
4

Asma Pada Anak


PATOGENESIS ASMA
Pada sekitar tahun 1970 sumbatan jalan napas
yang timbul mendadak , dan akan membaik secara
spontan atau dengan pengobatan.
Mekanisme utama hiperreaktivitas bronkus,
sehingga pengobatan utama asma adalah untuk
mengatasi bronkospasme.
Konsep terkini : asma merupakan suatu proses
inflamasi kronik yang khas, melibatkan dinding
saluran respiratorik, menyebabkan terbatasnya
aliran udara dan peningkatan reaktivitas saluran
napas.
Gambaran khas adanya inflamasi saluran
respiratorik adalah aktivasi eosinofil, sel mast,
makrofag pada mukosa dan lumen saluran

Asma Pada Anak


Asma mekanisme IgE-dependent.
Reaksi imunologik fase sensitisasi.
Akibatnya terbentuk Ig E spesifik oleh sel plasma.
Ig E melekat membran sel mast dan basofil.
Bila ada rangsangan berikutnya dari alergen
serupa, akan timbul reaksi asma cepat ( immediate
asthma reaction) degranulasi sel mast, dilepaskan
mediator : histamin, leukotrien C4(LTC4),
prostaglandin D2(PGD2), tromboksan A2, tryptase
menimbulkan spasme otot bronkus, hipersekresi
kelenjar, oedema, peningkatan permeabilitas kapiler,
disusul dengan akumulasi sel eosinofil.
Gambaran klinis yang timbul adalah serangan asma
akut.
6

Asma Pada Anak

Asma Pada Anak

Remodeling Saluran Napas


Proses inflamasi kronik perlukaan epitel
bronkus merangsang proses reparasi saluran
respiratorik yang menghasilkan perubahan
struktural dan fungsional yang menyimpang
pada saluran respiratorik yang dikenal
dengan istilah remodeling atau repair.
Kerusakan epitel bronkus adalah akibat
dilepaskannya sitokin dari sel inflamasi
seperti eosinofil.
Perubahan mengakibatkan penyempitan
lumen bronkus yang persisten klinis asma
8
kronis

Asma Pada Anak

Asma Pada Anak

10

Asma Pada Anak

11

Asma Pada Anak

Diagnosis
Wheezing berulang dan / atau batuk kronik
berulang
Perlu dipertimbangkan kemungkinan asma
adalah anak-anak yang hanya menunjukkan
batuk sebagai satu-satunya tanda, dan pada
saat diperiksa tanda wheezing, sesak dan lainlain sedang tidak timbul.
Kesulitan mendiagnosis asma pada anak kecil
respons yang baik terhadap obat
bronkodilator dan steroid sistemik (5 hari) dan
dengan penyingkiran penyakit lain diagnosis
asma menjadi lebih definitif.
Untuk anak yang sudah besar (>6 tahun)
pemeriksaan faal paru sebaiknya dilakukan. 12

Asma Pada Anak

13

Asma Pada Anak


Di Indonesia, tuberkulosis (TB) masih merupakan
penyakit yang banyak dijumpai dan salah satu
gejalanya adalah batuk kronik berulang.
Uji tuberkulin perlu dilakukan baik pada kelompok
yang patut diduga asma maupun yang bukan asma
Berdasakan alur diagnosis asma anak, setiap anak
yang menunjukkan gejala batuk dan / atau
wheezing maka diagnosis akhirnya dapat berupa :
1. Asma
2. Asma dengan penyakit lain
3. Bukan asma
14

Asma Pada Anak

15

Asma Pada Anak

Tujuan tatalaksana asma anak secara umum


1. Pasien dapat menjalani aktivitas
normalnya, termasuk bermain dan
berolahraga.
2. Sesedikit mungkin angka absensi sekolah.
3. Gejala tidak timbul siang ataupun malam
hari.
4. Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak
ada variasi diurnal yang mencolok.
5. Kebutuhan obat seminimal mungkin
6. Efek samping obat dapat dicegah
16

Asma Pada Anak


Tatalaksana Medikamentosa
Dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu obat pereda
(reliever) dan obat pengendali (controller).
1. Obat pereda obat serangan :
Meredakan serangan atau gejala asma jika sedang
timbul.
Bila serangan sudah teratasi obat ini tidak
digunakan lagi.
2. Obat pengendali obat pencegah / profilaksis:
Mengatasi masalah dasar asma yaitu inflamasi
respitorik kronik.
Pemakaian obat ini terus menerus dalam jangka
waktu yang relatif lama tergantung derajat
penyakit asma dan responsnya terhadap
pengobatan
Pada Asma Episodik Sering dan Asma Persisten. 17

Asma Pada Anak

Asma Episodik Jarang


Asma Episodik Jarang cukup diobati dengan
obat pereda berupa bronkodilator -agonis
hirupan kerja pendek (Short Acting 2Agonist, SABA) atau golongan santin kerja
cepat bila perlu saja, yaitu jika ada
gejala/serangan
Bila obat hirupan tidak ada/tidak dapat
digunakan, maka -agonis diberikan per oral
18

Asma Pada Anak

Penggunaan teofilin sebagai bronkodilator


makin kurang perannya dalam tatalaksana
asma karena batas keamanannya sempit.
Penggunaan -agonis oral tunggal dengan
dosis besar seringkali menimbulkan efek
samping berupa palpitasi dapat dikurangi
dengan mengurangi dosisnya serta
dikombinasi dengan teofilin
Secara tegas PNAA tidak menganjurkan
pemberian pemberian obat controller pada
Asma Episodik Jarang.
19

Asma Pada Anak


Asma Episodik Sering
Tahap pertama obat pengendali adalah
pemberian steroid hirupan dosis rendah yang
biasanya cukup efektif.
Obat steroid hirupan pada anak budesonid,
Sebelum melakukan step-up, perlu dievaluasi
pelaksanaan penghindaran pencetus, cara
penggunaan obat, faktor komorbid yang
mempersulit pengendalian asma seperti rintis dan
sinusitis.
Telah dibuktikan bahwa penatalaksanaan rintis
dan sinusitis secara optimal dapat memperbaiki
asma
20

Asma Pada Anak

Asma Persisten
Cara pemberian steroid hirupan apakah
dimulai dari dosis tinggi ke rendah selama
gejala masih terkendali, atau sebaliknya
dimulai dari dosis rendah ke tinggi hingga
gejala dapat dikendalikan, tergantung pada
kasusnya.
Anak dengan penyakit berat, dianjurkan
untuk menggunakan dosis tinggi dahulu,
disertai steroid oral jangka pendek (3-5
hari) Selanjutnya diturunkan sampai
dosis terkecil yang masih optimal.
21

Asma Pada Anak

Dosis steroid hirupan yang masih dianggap


aman adalah setara budesonid 400 ug/hari.
Efek samping steroid hirupan dapat
dikurangi dengan penggunaan alat pemberi
jarak berupa perenggang (spacer)
mengurangi deposisi di daerah orofaringeal
mengurangi absorbsi sistemik dan
meningkatkan deposisi obat di paru.
Untuk mengurangi efek samping steroid
hirupan, pasien dianjurkan berkumur
22

Asma Pada Anak

Bila steroid hirupan dosis rendah tidak


mempunyai respons yang baik, diperlukan
terapi alternatif pengganti meningkatkan
steroid menjadi dosis medium atau terapi
steroid hirupan dosis rendah ditambah
dengan LABA (Long Acting -2 Agonist) atau
ditambahkan Theophylline Slow Release
(TSR) atau ditambahkan Anti-Leukotriene
Receptor (ALTR)
Pada pemberian antileukotrien (zafirlukas)
peningkatan enzim hati, oleh sebab itu
kelainan hati merupakan kontraindikasi.
23

Asma Pada Anak

24

Asma Pada Anak


Prevensi dan Intervensi Dini
Pencegahan dan tindakan dini harus menjadi tujuan
utama dalam menangani anak asma.
Pengendalian lingkungan, pemberian ASI eksklusif
minimal 4 bulan, penghindaran makanan berpotensi
alergenik, pengurangan pajanan terhadap tungau
debu rumah dan rontokan bulu binatang, telah
terbukti mengurangi manifestasi alergi makanan dan
prevalens asma jangka panjang.
Penggunaan antihistamin non-sedatif seperti
ketotifen dan setirizin jangka panjang mencegah
terjadinya asma pada anak dengan dermatitis atopi

25

Asma Pada Anak


Faktor Alergi dan Lingkungan
Alergi merupakan salah satu faktor penting
berkembangnya asma
Atopi faktor risiko menetapnya hiperreaktivitas
bronkus dan gejala asma.
Derajat asma yang lebih berat dapat diperkirakan
dengan adanya dermatitis atoik. Terdapat hubungan
antara pajanan alergen dengan sensitisasi.
Pengendalian lingkungan
Anak asma sering kali menderita rinitis alergika
dan/atau sinusitis yang membuat asmanya sukar
dikendalikan.
Deteksi dan diagnosis kedua kelainan itu diikuti
dengan terapi yang adekuat akan memperbaiki
gejala asmanya.
26

Asma Pada Anak

Prognosis
Beberapa studi kohort menemukan bahwa
banyak bayi dengan wheezing tidak
berlanjut menjadi asma pada masa anak dan
remajanya.
Proporsi kelompok tersebut berkisar antara
45 - 85%.
Adanya asma pada orang tua dan
dermatitis atopik pada anak dengan
wheezing merupakan salah satu indikator
penting untuk terjadinya asma dikemudian
hari.
27

Asma Pada Anak

Terima
Kasih

28

Vous aimerez peut-être aussi