Vous êtes sur la page 1sur 18

PERSAMAAN SCHRDINGER

1.Kenneth S.Krane, Fisika ModernKenneth S.Krane, Fisika Modern

Persamaan Schrdinger
Persamaan Schrdinger merupakan salah satupersamaan dalam
fisika yang sangat pentingkhususnya dalam mekanika kuantum
karenapersamaan Schrdinger menjelaskan tentang
keadaankuantum pada suatu sistem yang berubah
terhadapwaktu. Persamaan Schrdinger juga memegangperanan
sentral dalam ilmu fisika seperti juga hukum Newton pada
mekanika klasik.
Persamaan Schrdinger pertama kali dicetuskan olehErwin
Schrdinger pada tahun 1925. SebelumSchrdinger
mengemukakan teori persamaangelombangnya, Heisenberg telah
terlebih dahulumengemukakan mekanika matrixnya kepada
kalanganfisikawan di dunia. Schrdinger menggunakan idehukum
kekekalan energi pada mekanika klasikNewton, gelombang
partikel de Broglie, mekanikaHamilton, dan prinsip ketidakpastian
Heisenberguntuk menurunkan persamaan
gelombangnya.Persamaan gelombang Schrdinger merupakan
dasaruntuk teori mekanika kuantum yang selanjutnya
dikembangkan oleh fisikawan-fisikawan lain di duniaseperti Max
Born, Werner Heisenberg, dan lain-lain.

Schrdinger menggunakan asumsi-asumsi untukmenurunkan


persamaannya itu antara lain:
1. Persamaannya harus konsistendengan postulatdeBroglieEinstein, yaitu:
= h/p dan = E/h
2. Persamaannya harus konsistendengan persamaanhukum
kekekalanenergi klasik, yaitu:
E=p2/2m+V

3. Solusi persamaannya
harus linear, bersifatkontinyu, memiliki
nilai tunggal, dan berharga
tertentu.Persamaan Schrdinger padasatu dimensi:

ENERGI KINETIK + ENERGI POTENSIAL = E

Konservasi klasik dari Energi :


contoh : osilator harmonik
Hukum Newton :
Konservasi kuantum dari energi (persamaan Schrdinger) :

Persamaan Schrdinger memiliki banyak sekali solusipenyelesaiannya


karena tergantung dari nilaipotensialnya. Salah satu manfaat dari
persamaanSchrdinger adalah mampu menjelaskan keadaankuantisasi
pada atom hidrogen secara lengkap dansesuai dengan fakta eksperimen
yang ada. PersamaanSchrdinger juga mampu menjelaskan keadaan
atomhidrogen yang diberi medan magnet, yang dikenalsebagai efek
Zeeman. Namun, ketika dicoba untukmenjelaskan keadaan terkuantisasi
atom lain yangmemiliki elektron lebih dari satu dan pada

Dalam kasus mekanika klasik,


persoalan yang dihadapi
dicirikan dengan hadirnya gaya
tertentu F. Dengan menuliskan
hukum Newton II bagi gaya
tersebut, dengan
matematikanya, permasalahan
untuk memperoleh kedudukan
dan kecepatan partikel dapat
dipecahkan . Dalam kasus elektromagnetik,
persoalan dicirikan oleh
sekumpulan muatan dan arus.
Dengan persamaan Maxwell,
dengan matematiknya,
permasalahan untuk memperoleh
medan listrik dan medan magnet
dapat dipecahkan.
Dalam kasus fisika kuantum,
persoalan dicirikan oleh fungsi
potensial tertentu. Dengan
menuliskan persamaan Schrdinger
bagi potensial tersebut, persoalan
dapat dipecahkan. Pemecahan ini
hanya berlaku bagi suatu keadaan
(situasi) tertentu saja; untuk situasi
lain perlu dicari lagi pemecahan baru
bagi persamaan yang berkaitan
dengan situasi tersebut.

Tidak seperti hukum Newton dan persamaan Maxwell,


persamaan Schrdinger hanya dapat diselesaikan secara eksak
untuk beberapa potensial tertentu yang sederhana seperti
potensial konstan dan potensial osilator harmonik, yang memang
tidak fisis, dalam artian bahwa pemecahannya tidak dapat
diperiksa kebenarannya dengan percobaan, tidak ada contoh di
alam berkaitan dengan gerak sebuah partikel yang terkungkung
dalam sebuah kotak satu dimensi ataupun sebuah osilator
harmonik mekanika kuantum ideal.
Untuk memahami hal di atas, persamaan harus memenuhi semua
kriteria sebagai berikut.
1. Tidak melanggar hukum kekekalan energi, K + V = E (1) ,
dimana K, V dan E adalah energi kinetik, energi
potensial dan energi total masing-masingnya. Karena kajian
tentang fisika kuantum ini dibatasi pada keadaan
takrelativistik, maka
K = mv2 = p2/2m; E
hanyalah menyatakan jumlah energi kinetik dan potensial,
bukan energi massa relativistik.
2. Bentuk persamaan apapun yang ditulis haruslah taat asas
terhadap hipotesis deBroglie, jika persamaan matematiknya
dipecahkan bagi sebuah partikel dengan momentum p, maka

3. Pemecahan persamaan akan memberikan informasi tentang


probabilitas untuk menemukan partikel. Untuk menghindari
perubahan probabilitas yang tidak kontinu yang berarti bahwa
partikelnya menghilang secara tiba-tiba dari satu titik dan
muncul kembali pada titik lain, fungsi harus bernilai tunggal,
yang berarti bahwa tidak boleh ada dua probabilitas untuk
menemukan partikel di dsatu titik yang sama. Fungsipun harus
linear, agar gelombang memiliki sifat superposisi yang kita
harapkan.
Sebagai ilustrasi :
Gelombang tali

Gelombang elektromagnetik
Medan magnet

Medan listrik :
Maka kita postulatkan bahwa gelombang deBroglie partikel bebas
memiliki pula bentuk matematik yang serupa, yaitu :


Gelombang ini memiliki panjang gelombang

dan frekuensi .

Dengan mengabaikan waktu, katakanlah t = 0, maka


.

(2)

Persamaan diferensial yang pemecahannya adalah , dapat


mengandung turunan x ataupun t, tapi harus hanya bergantung
pada pangkat satu dari dan turunannya (linear), sehingga suku
seperti atau tidak boleh muncul.
Persamaan ini haruslah mengandung potensial V. Jika V yang
muncul berpangkat satu, maka agar taat azas dengan kekekalan
energi (V + K = E), K harus pula muncul dalam bentuk pangkat
satu.
Karena energi kinetik dari
partikel bebas
= p2/2m =deBroglie
.
K gelombang
adalah
maka satu-satunya cara untuk memperoleh suku yang mengandung

(3)

Perlu ditekankan di sini, bahwa yang dilakukan bukanlah suatu


penurunan melaikan hanya sekedar membentuk suatu persamaan
differensial dengan ketiga sifat berikut.
Persamaan differensial ini :
1. Taat asas dengan kekekalan energi
2. Linear dan bernilai tunggal
3. Memberikan pemecahan partikel bebas yang sesuai dengan
sebuah gelombang deBroglie tunggal.
Persamaan lain dapat dibentuk dengan sifat-sifat yang sama,
namun hanya persamaan di atas (persamaan (3)) yang sesuai
dengan hasil-hasil percobaan dalam berbagai situasi fisis.
Persamaan ini adalah persamaan Schrdinger waktu bebas satu
dimensi.

Resep
Schrdinger
Anggap diketahui suatu potensial V(x), tentukan fungsi gelombang
dan energi E.
Ini adalah contoh persoalan umum yang dikenal sebagai
persamaan nilai eigen.
Akan kita temukan bahwa persamaan ini hanya memperkenankan
pemecahan dengan nilai energi tertentu E saja, yang dikenal
sebagai nilai eigen energi.
1. Tulis persamaan (3) untuk V(x) yang bersangkutan. V(x) mungkin saja
tidak kontinu, tapi harus kontinu, sehingga untuk daerah x (ruang) yang
berbeda perlu ditulis pula persamaan yang berbeda.
2. Dengan menggunakan teknik matematika yang sesuai pada bentuk
persamaan yang ditulis, carilah fungsi matematik , sebagai pemecahan
bagi persamaan diferensial yang bersangkutan.
3. Dengan menerapkan syarat-syarat batas, maka beberapa diantara
pemecahan itu dapat dikesampingkan dan semua tetapan (integrasi)
yang tidak diketahui dapat ditentukan. Biasanya, penerapan syarat
bataslah yang menentukan pemilihan nilai-nilai eigen energinya.
4. Jika kita sedang mencari pemecahan bagi suatu potensial yang berubah
maka kita harus
. menerapkan
(2)
secara tidak kontinu,
persyaratan
kekontinuan pada (dan juga pada d/dx) pada batas antara daera-daerah
ketidak kontinuan.


Contoh
:
Sebuah benda bermassa m dijatuhkan dari ketinggian H di atas
sebuah tangki air. Ketika memasuki air, ia mengalami gaya
apung B yang lebih besar daripada beratnya. (abaikan gaya
viskosnya). Tentukan perpindahan dan kecepatan benda,
y
dihitung dari saat dilepaskan hingga ia muncul kembali ke
permukaan air !
Penyelesaian :
Selama benda jatuh bebas, ia hanya dipengaruhi gaya gravitasi.
H
Maka dalam daerah 1 (di atas air), hukum II Newton memberikan
persamaan
x

0
yang memiliki penyelesaian
B

V01 dan y01 adalah kecepatan dan ketinggian awal pada saat t =
0.

Ketika benda memasuki air (daerah 2), gayanya menjadi B mg,


sehingga hukum II Newton menjadi
y
yang memiliki penyelesaian
H

Keempat penyelesaian ini memiliki empat koefisien tidak0tentu,


yaitu :
y01, v01, y02 dan v02.
B
( Ingat, bahwa y02 dan v02 bukanlah nilai pada saat t = 0, tetapi
tetapan
yang akan ditetapkan kemudian).


Kedua
tetapan pertama diperoleh dengan menerapkan syarat
awal pada saat t = 0 (ketika benda dilepaskan) y01 = H dan v01
= 0, karena benda dilepaskan dalam keadaan diam. y
Oleh karena itu, penyelesaian dalam daerah 1 adalah

H
Langkah berikutnya adalah menerapkan syarat batas pada
permukaan air. Misalkan t1 adalah saat ketika benda
0
memasuki
air. Syarat batasnya menghendaki bahwa v dan y kontinu
B
pada
daerah batas antara air dan udara, yakni :

Persyaratan pertama mengatakan bahwa bendanya tidak


lenyap pada suatu saat tertentu dan kemudian muncul kembali
di suatu titik lain pada saat berikutnya.


Persyaratan
kedua setara dengan mensyaratkan lajunya berubah
y
secara
mulus (smooth) pada permukaan air. [jika syarat ini tidak
terpenuhi, maka
H
meskipun ,
sehingga percepatan akan menjadi tak hingga].

B
Untuk menerapkan syarat batas ini, kita harus terlebih dulu
mencari t1,
yang diperoleh dengan mencari waktu t1 ketika y1 menjadi nol,

Dengan demikian, laju benda ketika menyentuh air, adalah

Maka syarat batas memberikan

dan

y
H
0

Kedua persamaan ini dapat diselesaikan secara serempak untuk


memperoleh y02 dan v02, yang menghasilkan
dan .
Jadi, penyelesaian lengkap dalam daerah 2 adalah

y
Persamaan bagi v1, y1, v2 dan y2 memberikan perilaku gerak
benda
dari saat t = 0 hingga ia muncul kembali ke permukaan air.
H
Hasil ini dapat kita terapkan untuk menghitung sifat gerak x
0
lainnya,
B
seperti menentukan kedalaman maksimum yang dapat dicapai
benda,
yang terjadi ketika v2 = 0. jika kita ambil t2 sebagai waktu pada
saat
peristiwa ini terjadi, maka

Kedalaman D adalah nilai y2 pada saat t2 ini, yaitu

Dalam contoh di atas, kita menggunakan persamaan gerak


y
untuk
menyelesaikan permasalahan, kemudian menghitung semua
tetapan
H
tak tentu dalam penyelesaian yang kita peroleh dengan
x
menerapkan
0
syarat awal dan syarat batas, dan pada akhirnya menerapkan
B
hasilnya
untuk menghitung salah satu perilaku benda selanjutnya
(kedalaman maksimum D).
Prosedur yang sama akan kita terapkan dalam fisika kuantum.
Gambar ini memperlihatkan percepatan, kecepatan dan
kedudukan benda pada contoh di atas sebagai fungsi waktu.
Perhatikan bahwa v(t) dan y(t) adalah kontinu,
sebagaimana disyaratkan pada penerapan syarat batas.

Andaikan air dalam contoh di atas diganti dengan permukaan lantai yang
akan memantulkan benda tersebut secara elastik, maka untuk keadaan
yang ideal, ketergantungan percepatan, kecepatan dan kedudukan
benda sebagai fungsi waktu ditunjukkan dalam gambar berikut.
Pada peristiwa ini,benda menerima gaya tak hingga
ketika ia menyentuh permukaan lantai, sehingga
kecepatannya berubah secara tidak kontinu, tetapi
kedudukannya berubah secara kontinu (benda
tetap tidak menghilang seketika dan muncul di
tempat yang lain).
Kesimpulan :
Pernyataan yang setara bagi mekanika kuantum
adalah yang di dalam kurung kurawal.

Apabila sebuah benda bergerak melewati perbatasan dua daerah


dimana bekerja

, maka perilaku gerak dasar dari benda dapat dicari dengan


penyelesaikan
.

selalu kontinu pada daerah

perbatasan dan bahwa juga kontinu bila tetap berhingga.

Vous aimerez peut-être aussi