Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
REFARAT
Agustus 2016
ABSES PARU
Disusun oleh :
Oktafira Eka Anggirawati
111 2015 1151
Pembimbing :
Dr. dr. Erwin Arief, Sp.PD,
Sp.P, K-P
Definisi
Abscess
Epidemiologi
Seks
Laki-laki mempunyai prevalensi yang dominan dalam
kejadian abses paru yang dilaporkan dalam
beberapa seri kasus yang sudah dipublikasikan.
Umur
Abses paru pada umumnya terjadi pada pasien usia
lanjut dikarenakan meningkatnya penyakit
periodontal dan peningkatkan prevalensi disfagi dan
aspirasi pada usia ini. Namun, serangkaian kasus
dari warga yang tinggal di pusat perkotaan dengan
prevalensi alkoholisme tinggi melaporkan usia ratarata yang mengalami abses paru adalah 41 tahun.
Etiologi
Pneumonia
nekrotikans, aspirasi
benda asing, emboulus septik atau
infeksi pada infark paru, obstruksi
bronkial oleh tumor, infeksi kista
atau bula, perluasan bronkiektasis ke
parenkim, luka tembus dada, dan
perluasan infeksi transdiafragmatika
seperti abses subfrenik dan amebik.
(5,6,7,8)
Etiologi
Kelompok bakteri anaerob, biasanya disebabkan oleh pneumonia
aspirasi
o Bacterioides melaniogenus
o Bacterioides fargilis
o Peptosperococcus sp
o Fusobacterium nukleatum
o Microaerophilic sp
Coccidioides)
Gram
negatif :
Klebsiella pneumoniae
Haemophilus influenzae
spesies Actinomyces dan Nocardia
(9,10,11)
Anatomi
Patofisiologi
Abses paru
Aspirasi
Benda asing
Fistula
trecheoesopag
eal
hematogen
Tricuspid valve
endokarditis
Diagnosis
Anamnesis
Demam
Batuk produktif
Riwayat sakit gigi
Riwayat trauma
Pemeriksaan
fisik
penunjang
Laukosit 10.000-30.000/mm3
Sputum BTA
Bronkoskopi
Aspirasi jaum perkutan
Radiologi
Gambaran Klinis
Demam
Batuk
Produksi sputum yang meningkat
Nyeri yang dirasakan di dalam dada
Batuk darah
Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan
Gambaran Radiologis
Abses
Gambaran kavitas disertai air fluid level pada abses paru. Foto diambil
dalam posisi lateral(kiri) dan PA(kanan)
CT- Scan
CT-scan
Diagnosis Banding
Karsinoma
Pemeriksaan
Diagnosis Banding
Tuberculosis
Gambaran
Terapi
Klindamisin
3x600 mg iv
Penisilin merupakan pilihan dengan dosis satu juta unit, 23 kali sehari intramuskular. Bila diperkirakan terdapat
kuman gram negatif dapat ditambahkan kloramfenikol
500 mg empat kali sehari. Respons terapi yang baik akan
terjadi dalam 2-4 minggu, dan selanjutnya bisa
dilanjutkan dengan terapi antibiotik peroral.
Pada terapi peroral diberikan:
Penisilin oral 750 mg empat kali sehari.
Terapi
Tindakan
fistula bronkopleura
Pengobatan penyakit yang mendasari :
karsinoma obstruksi primer/metastasis,
pengeluaran benda asing, bronkiektasis,
gangguan motilitas gastroesophageal,
malformasi atau kelainan kongenital
Prognosis
Bila
Prognosis
Angka
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
14.Hammond,
Terima kasih ;)