Vous êtes sur la page 1sur 21

Keperawatan memiliki Body of

knowledge yang berbeda dengan


ilmu pelayanan kesehatan lainnya.
Sebagai sebuah profesi mandiri,
ilmu ini kemudian dikembangkan
dan diaplikasikan dalam praktek
keperawatan.
Berbagai jenis model konseptual
keperawatan berdasarkan
pandangan ahli dalam bidang
keperawatan telah banyak
dikemukakan, salah satunya
adalah model adaptasi Calista
Roy.

Roy menguraikan bahwa bagaimana


individu mampu meningkatkan
kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku secara
adaptif, karena menurut Roy, manusia
adalah makhluk holistik yang memiliki
sistem adaptif yang akan selalu
beradaptasi
Tujuan dari model adaptasi ini adalah
membantu seseorang untuk
beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan fisiologis, konsep diri, dan
fungsi peran dan hubungan
interdependensi selama sakit (Marriner-

Nursing
process based
on the Roy
Adaptation
Model
Adaptive
system

Environment
(internal &
External)

Goal of
Adaptation

Health

Mengumpulkan semua
data mengenai kebiasaan
adaptif klien berhubungan
dengan adaptasi
fisiologis, konsep diri,
fungsi tubuh dan
ketergantungan.

Di tingkat kedua ini tahap


penilaian, perawat
mengumpulkan data
tentang stimulus fokal,
kontekstual, dan residual
yang berdampak pada
proses klien.

Diagnosa keperawatan
menurut teori adaptasi Roy
didefinisikan sebagai suatu
hasil dari proses
pengambilan keputusan
berhubungan dengan kurang
mampunya adaptasi.
Menggunakan 4 (empat)
model adaptif, yaitu
fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependen.

Roy (1984) menyampaikan


bahwa secara umum tujuan
pada intervensi
keperawatan adalah untuk
mempertahankan dan
mempertinggi perilaku
adaptif dan mengubah
perilaku inefektif menjadi
adaptif.
Penentuan tujuan dibagi
atas tujuan jangka panjang
dan tujuan jangka pendek.

Intervensi keperawatan
dilakukan dengan tujuan ,
mengubah atau
memanipulasi stimulus
fokal, kontekstual dan
residual, juga difokuskan
pada koping individu atau
zona adaptasi.

Evaluasi merupakan
penilaian efektifitas
terhadap intervensi
keperawatan sehubungan
dengan tingkah laku pasien.

First Level
Assessment

Second Level
Assessment

Nursing
diagnosis

(behavior in each
adaptive mode)

(focal, contextual ,
and residual stimuli)

(Statement of
adaptive and
ineffective
behavior with
most relevant
influencing factors
or summary label)

Goal Setting
(behavior
outcome)

Evaluation

Intervention

(judgement of
effectiveness of
intervention)

(approach to
promote
adaptation by
managing
stimuli)

Pengkajian I
Input
(Stimuli, Adaptation
level)

Pengkajian II
Control process
(Coping
mechanisms,
Regulator, Cognator)

Feedback

Pengkajian III
Effectors
(Physiological
function, Self
Concept, Role
function
Interdependenc
e)

Goal Setting,
Evaluation
Output
(Adaptive and
Ineffective
responses)

Perbandingan antara Proses Keperawatan


yang umum digunakan para perawat dan
Proses Keperawatan menurut Teori
Calista Roy :
Proses
Proses Keperawatan
Keperawatan yang dengan teori Calista
umum digunakan
Roy
1. Pengkajian

5. Evaluasi

3. Planning
4. Implementasi

1. Pengkajian Kebiasaan : a. Tahap 1


b. Tahap
2
2. Pengkajian faktor-faktor yang
berpengaruh :
identifikasi stimulus
fokal,kontekstual dan
residual.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Penentuan Tujuan
5. Intervensi
6. Evaluasi.

CONTOH KASUS dan APLIKASI TEORI


CALLISTA ROY DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN
Klien Ny. Z, usia 21 tahun bertempat
tinggal Jl. Hos Cokroaminoto No. 31
Simpang Kawat, klien masuk rumah sakit
tanggal 13 April 2008 dirawat baru
pertama kalinya dengan keluhan sering
mendengar suara mantan suaminya, klien
merasa pusing, stress karena ditinggalkan
oleh suaminya, klien mengurung diri dalam
kamar dalam waktu yang lama dan sering
duduk sendirian. Keluarga merasa tidak
mampu untuk merawatnya dan akhirnya
dibawa ke RSJ dengan alasan mau diajak
jalan-jalan. Dari hasil observasi didapat
data tentang klien yaitu rambut kurang
rapi, baju diganti 1x sehari, klien

A. Pengkajian Identitas Klien


Inisial
: Ny. Z
Agama
: Islam
Umur
: 21 Tahun
Status
: Menikah
Jenis kelamin
: Perempuan
Ruang
: Teta
Tgl. Masuk RS
: 13 Maret 2007 Dx
Medis
: Kehilangan
Alamat
: Jl. Hos Cokroaminoto No. 31
Simpang Kawat 2

B. Pengkajian Kebiasaan (Assessment of


Behaviour)
Menurut Roy, pengkajian tahap pertama
berdasarkan 4 mode adaptasi:
Model Fisiologis
Tekanan Darah, Heart Rate, Respiratory Rate, Suhu
Model Konsep Diri
Citra Tubuh, Identitas Diri, Ideal Diri, Harga Diri
Model Fungsi Peran
Klien mengalami perubahan fungsi peran
Model Interdependen (Kemandirian)
Segala kebutuhan klien dipenuhi oleh ayah dan
kakaknya.

C. Pengkajian Faktor-Faktor yang Berpengaruh


(Assessment Of Influencing Factors)
Menurut Roy, pengkajian tahap kedua adalah
mengkaji 3 stimulus yang ada pada klien,
diantaraya adalah:
1.Stimulus Fokal
Perubahan konsep diri karena berduka
2. Stimulus Kontekstual
- Internal : Alam perasaan klien
- Eksternal : Lingkungan keluarga klien
3. Stimulus Residual
klien bisa berbagi cerita tentang pengalaman
masa lalunya

D. Diagnosis Keperawatan (Nursing


Diagnosis)
1. Berduka berhubungan dengan defresi
kehilangan : kematian suami
2. Defresi kehilangan : kematian suami
berhubungan koping individu tidak efektif
3. Tidak efektifnya penatalaksanaan terapeutik
berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan
kurangnya motivasi

E. Penentuan Tujuan (Goal Setting)


Penentuan Tujuan (Goal Setting)
1. Bina dan tingkatkan hubungan saling percaya.
2. Identifikasi kemungkinan faktor yang
menghambat proses berduka
3. Kurangi atau hilangkan faktor penghambat
proses berduka
4. Beri dukungan terhadap respon kehilangan klien
5. Tingkatkanya rasa kebersamaan antara anggota
keluarga

E. Intervensi (Intervention)
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal, maupun non verbal,
perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien
dan nama panggilan yang disukai.
2. Bersama klien mendiskusikan hubungan klien dengan
orang atau objek yang pergi atau hilang - Menggali pola
hubungan klien dengan orang yang berarti.
3. Bersama klien mengidentifikasi cara mengatasi perasaan
berduka dimasa lalu, menilai cara yang efektif dan tidak
efektif
4. Menjelaskan kepada klien atau keluarga bahwa sikap
menghargai, marah, defresi dan menerima adalah wajar
dalam menghadapi kehilangan
5. Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti,
mendorong klien agar mau menggali perasaannya bersama
anggota keluarga klien
6. Terapi medik : CPZ 100 mg 3 x 1 THP 2 mg 3 x 1 Ledomer
2 mg 3 x 1 14.

F. Evaluasi (Evaluation)
1. Perawatan diri dan personal hygine klien sudah teratasi
2. Masalah klien mengenai berduka tentang kehilangan
suami telah teratasi
3. Klien sudah mampu mengatasi emosi diri
4. Perbaikan koping individu masih dilanjutkan
5. Perbaikan koping keluarga direvisi

Vous aimerez peut-être aussi