Vous êtes sur la page 1sur 12

Assessment and Risk Management of

Potential Hazards by Failure Modes and


Effect Analysis (FMEA) Method in Yazd Steel
Complex

William Fernando (2115105058)


Hairun Apriadi (2113106008)

Latar belakang
Setiap hari di Amerika Serikat, terjadi kecelakaan kerja yang berakibat
penyakit, cedera bahkan kematian. Berdasarkan insiden pada tahun 2011
dimana terjadi kecelakaan yang menewaskan 14 orang dan melukai 5 orang
dan pentinganya industri baja serta pelestarian tenaga kerja, maka
dibutuhkan studi komprehensif yang ditargetkan. Studi ini membahas
sistem manajemen risiko pada yazd steel dengan tujuan mengidentifikasi
bahaya, menilai risiko dan pengendaliannya, mencegah kecelakaan
potensial dan untuk mempromosikan keselamatan menggunaakan metode
failure modes and effect analysis (FMEA). Metode FMEA dapat digambarkan
sebagai metode struktur untuk mengidentifikasi, menentukan, dan
menghilangkan kegagalan, masalah ataupun kesalahan yang telah diketahui
dalam sebuah program dan system sebelum mencapai pelanggan.

Tujuan
Sistem manajemen risiko bertujuan untuk menghilangan
dan meminimalkan risiko kecelakaan pada yazd steel.

Metodologi
Metode yang digunakan :
Metode FMEA.
Penilaian dengan mengevaluasi setiap proses pada bagian yang kompleks dan
membaginya
menjadi subproses atau komponen. Kemungkinan, tingkat keparahan dan
frekuensi terjadinya risiko
pada setiap subproses diamati secara detail.
Penilaian menggunakan metode risk priority number (RPN). RPN merupakan
produk matematis dari tingkat keparahan kegagalan, probabilitas terjadinya, dan
probabilitas deteksi. Nomor ini digunakan untuk mengidentifikasi mode
kegagalan yang paling kritis yang mengarah ke tindakan korektif..
Hasil evaluasi kegagalan dari sistem dibuat dalam lembar kerja proceed failure
mode effects analysis (PFMEA).

SEVERITY (Keparahan)
Peringkat sesuai dengan keseriusan efek dari sebuah
kegagalan.

OCCURRENCE (Keseringan)
jumlah relatif dari kegagalan selama umur subsistem atau
komponen

DETECTION (kemungkinan)
peringkat sesuai dengan kemungkinan bahwa metode ini
akan mendeteksi kegagalan yang potensial sebelum
produk dirilis untuk produksi untuk desain atau untuk
proses sebelum meninggalkan fasilitas produksi

RPN= Severity Occurrence x Detection


Level 1: Normal level (RPN < 70).
the corrective/preventive action could be presented
Level 2: Semi-critical level (70 < RPN < 140).
corrective/preventive action is essential
Level 3: Critical level (RPN > 140)
obvious and clear that it has a corrective/preventative
action

Hasil
Contoh FMEA worksheet yang digunakan adalah pada
subproses pembuatan baja pada unit of lime dan IC
unit-ingot casting. Saat proses pembuatan baja di unit
of lime, terdapat beberapa pekerjaan yang memiliki
nilai RPN tinggi (>140) dan masuk ke dalam kategoris
kritis seperti operator tungku yang berpotensi
kerusakan paru-paru akibat debu (RPN=175), jatuhnya
keranjang netscape saat proses pengisian biji mentah
yang berpotensi kematian (RPN= 300), kerusakan
pendengaran
akibat
suara
bising
pada
saat
pemindahan beban (RPN=168) dan potensi kerusakan
paru-paru saat proses keluaran kapur (RPN=280) dan
saat pemindahan beban akibat banyak debu
(RPN=180). Dengan diketahui risiko tersebut, maka
dilakukan tindakan pencegahan seperti menggunakan
masker pernapasan, menggunakan ear plug dan
membuat pengamanan. Tindakan rekomendasi ini
meminimalisir nilai RPN hingga ke level normal
(RPN<70) dan semi kritis (70<RPN<140).

Pada proses pembuatan baja di unit ingot casting, semua


proses memiliki RPN tinggi (>140) dan berpotensi bahaya
antara lain saat proses memasukkan pasir ke blasting tank
yang berisiko kejatuhan karung pasir yang berpotensi
kematian (RPN=150), saat proses casting yang berisiko
katarak akibat sinar inframerah (RPN=280) dan berisiko
luka bakar akibat temperature tinggi (RPN=216), saat
proses pengecekan pembakaran tungku yang berisiko
kematian akibat terjepit (RPN=200) dan saat proses kerja
pembuatan baja yang berisiko kerusakan paru-paru akibat
debu (RPN=180) dan kerusakan pendengaran akibat suara
bising (RPN=252). Tindakan yang direkomendasikan untuk
mengurangi bahaya risiko adalah dengan membuat alarm
atau detector pada proses pengecekan dan pengisian
pasir serta menggunakan alat keselamatan kerja seperti
ear plug, masker pernapasan, pelindung wajah, pelindung
tubuh, hekm dan sarung tangan. Tindakan yang
direkomendasikan ini mengurangi nilai RPN hingga ke level
normal dan semi kritis.

Kesimpulan
Metode FMEA dapat mengidentifikasi lebih banyak risiko
dibanding dengan metode lain dalam menentukan risk
assessment.
Memilih metode yang tepat adalah peranan penting
dalam mengidentifikasi risiko untuk mencegah
kecelakaan potensial dan meningkatkan keselamatan
dalam proses industri.
Penambah alat pengawasan seperti rekaman
dokumentasi dan melakukan perawatan preventif dapat
mengurangi kemungkinan kegagalan peralatan dan

Vous aimerez peut-être aussi