Vous êtes sur la page 1sur 45

bab 10

variable sampling
untuk pengujian
substansif

presented by

1. agusvina tri wulandari


2. diyah ayu rohmawati
3. gitri angela

VARIABLE SAMPLING
Variable Sampling adalah teknik statistik yang digunakan auditor
untuk menguji kewajaran jumlah/saldo dan untuk mengestimasi
jumlah rupiah suatu saldo akun atau kuantitas yang lain.

Variable sampling digunakan oleh auditor jika mengalami suatu


kondisi:
1.

Klien tidak menyajikan jumlah yang dapat dianggap benar

2.

Saldo akun ditentukan dengan statistical sampling


2

VARIABLE SAMPLING UNTUK UJI


HIPOTESIS
Pengambilan sampel dalam pengujian substansif
dilakukan oleh auditor melalui 7 tahap yaitu:
1. Penentuan tujuan pengambilan sampel
2. Penentuan populasi
3. Penentuan sampling unit
4. Penentuan besarnya sampel
5. Penentuan metode pemilihan sampel
6. Pemeriksaan sampel
7. Evaluasi hasil sampel
3

Penentuan Tujuan Pengambilan Sampel

Tujuan pengambilan sampel dalam pengujian substansif adalah:


a. Menentukan jumlah saldo yang dianggap benar oleh auditor
dengan teknik penafsiran atau estimasi berdasarkan hasil
pemeriksaan sampel,
b. Menentukan apakah auditor dapat menerima bahwa perbedaan
antara jumlah yang ditaksir tersebut dengan jumlah yang
bersangkutan didalam buku secara material benar atau
menolaknya sebagai sesuatu yang secara material keliru.

Hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Uji


hipotesis

bertujuan

untuk

membedakan

kemungkinan yang saling meniadakan Ho dan


H1. Auditor harus memilih di antara 2 alternatif
berikut ini:
1. Hipotesis nol (Ho), nilai yang dicatat di dalam
buku secara material benar.
2. Hipotesis alternatif (H1), nilai yang dicatat di
dalam buku secara alternatif tidak benar.

Dalam simbol, hipotesis nol dan hipotesis alternatif dapat dinyatakan


sbb:
Ho: |AV-BV| < A
H1: |AV-BV| A
Ho
H1
BV
AV
A

: hipotesis nol
: hipotesis alternatif
: book value, nilai yang tercantum di dalam buku klien
: audited value, nilai hasil audit yang ditaksir dari pemeriksaan
terhadap sampel
: acceptable precision, besarnya penyimpangan dari saldo
populasi yang masih dapat diterima auditor
6

Contoh 1
Misalnya seorang auditor melakukan pengujian
substansif terhadap sediaan. Dia ingin menguji
kewajaran saldo sediaan yang tercantum di dalam
neraca
sebesar
Rp30.000.000.
Menurut
pertimbangannya, jika beda antara saldo sediaan
yang tercantum di dalam buku klien dengan saldo
yang dihitung dari sampel yang akan diambil
sebesar Rp2.000.000 perbedaan tersebut
dianggap material. Atas dasar data tersebut
hipotesis statistik dapat dirumuskan:
Ho: |AV Rp30.000.000|< Rp2.000.000
atau Rp28.000.000 < AV < Rp32.000.000
H1: |AV Rp30.000.000| Rp2.000.000
7

Hasil pemeriksaan terhadap sampel saldo sediaan yang tercantum di


dalam catatan klien tersebut, auditor kemudian memperkirakan saldo
sediaan populasi, AV. Jika |AV -Rp30.000.000|< Rp2.000.000, auditor
mengambil kesimpulan bahwa saldo sediaan menurut catatan sebesar
Rp30.000.000 adalah secara material benar. Jika |AV - Rp30.000.000|
Rp2.000.000, auditor berkesimpulan bahwa saldo sediaan menurut
catatan klien sebesar Rp30.000.000 tersebut secara material tidak
benar atau saldo sediaan tersebut tidak wajar.

Penentuan Populasi
Dalam menentukan populasi, auditor harus
mempertimbangkan tiga kondisi sebagai berikut:
a. Jika tujuan pengujian diarahkan untuk
mendeteksi kelengkapan unsur yang dicatat
maka populasi yang akan diperiksa oleh
auditor bukan unsur yang dicatat di buku klien.
b. Saldo debit dan saldo kredit dapat digolongkan
secara terpisah untuk tujuan pengambilan
sampel.
c. Wujud fisik suatu populasi kemungkinan tidak
mencakup semua unsur dalam suatu populasi
tersebut.

Ada kalanya auditor harus memeriksa 100% unsur


yang membentuk saldo suatu akun.
9

Penentuan Sampling Unit

Sampling unit adalah unsur-unsur secara individual yang terdapat


dalam populasi, berupa:
a. Saldo akun
b. Transaksi pembentuk saldo akun
c. Dokumen bukti adanya transaksi
Penentuan
pengambilan

sampling

unit

sampel

dan

harus

mempertimbangkan

kemungkinan

memperoleh

tujuan
hasil

bermanfaat.
10

Penentuan Besarnya Sampel


Empat

faktor

yang

harus

dipertimbangkan

auditor dalam menentukan besarnya kekeliruan


sampel yaitu:
1. Besarnya deviasi standar dalam populasi
2. Tingkat resiko yang ditanggung auditor
3. Besarnya kekeliruan yang dapat diterima
auditor
4. Kekeliruan rupiah yang diperkirakan akan
dijumpai dalam populasi

11

Statiscal sampling, dirumuskan:

n =( ) 2
dan A dihitung dengan rumus:
A=M
Untuk menghitung n, auditor harus menghitung factor-faktor berikut
ini:
SD : deviasi standar populasi
UR
: Z alfa yang dihitung pada reliability level tertentu berdasarkan
tabel Z
A
: ketetapan yang dapat diterima oleh auditor yang besarnya
dipengaruhi oleh materialistis yang dialokasikan, UR dan Z
beta
M
: materialistis yang dialokasikan kepada objek yang sedang
diperiksa oleh auditor.
12

a. Besarnya deviasi standar populasi (SD).


Semakin besar deviasi standar populasi,
semakin besar unsur populasi yang harus
diambil sebagai anggota sampel agar sampel
tersebut

cukup

mewakili

karakteristik

populasi.
b. Tingkat resiko yang ditanggung auditor (UR
dan Z beta). Menerima atau menolak jumlah
yang dihasilkan sampel memiliki dua macam
resiko yaitu: resiko alfa dan resiko beta.
13

Pengujian hipotesis dalam contoh 1 belum memperhitungkan


pengendalian terhadap kemungkinan keliru. Auditor menghadapi 4
kemungkinan hasil dari pengujian yang dilaksanakan:
1. Auditor menerima nilai yang tercantum dalam catatan klien pada
kenyataannya benar. Keputusan yang benar.
2. Auditor menolak nilai yang tercantum secara material dianggap
keliru yang pada kenyataanya benar. Kekeliruan alfa atau
kekeliruan tipe I.
3. Auditor menerima nilai yang tercantum secara material dianggap
benar yang pada kenyataanya keliru. Kekeliruan beta atau
kekeliruan tipe II.
4. Auditor menolak nilai yang tercantum secara material dianggap
keliru yang pada kenyataanya memang keliru. Keputusan yang
benar.
14

Empat kemungkinan tersebut disajikan dalam matriks sebagai


berikut:
Kondisi Sesungguhnya Nilai yang Tercantum
di Buku

Menerima nilai yang tercantum di


buku sebagai jumlah yang benar
Menerima nilai yang tercantum di
buku sebagai jumlah yang salah

Secara Material Benar

Secara Material Salah

Keputusan Benar

Kesalahan Beta
(Kesalahan Tipe II)

Keputusan alfa

Keputusan Benar
(Kesalahan Tipe I)

Kesalahan beta secara kuantitatif dihitung dengan rumus


Kesalahan beta =
15

Contoh 2
Berdasarkan pertimbangan, auditor menentukan
resiko yang akan ditanggung (R) adalah 5% bahwa
suatu saldo akun atau suatu golongan transaksi berisi
kekeliruan moneter yang akan menyebabkan
penyajian laporan keuangan yang secara material
keliru. Auditor meletakkan kepercayaan yang moderat
terhadap struktur pengendalian intern dalam
mendeteksi kekeliruan material, sehinggan IC
ditetapkan sebesar 0,30. Auditor juga meletakkan
kepercayaan yang moderat terhadap review analitik
dan pengujian substansif rinci dalam mendeteksi
kekeliruan material, sehingga AR ditetapkan sebesar
0,30. Berdasarkan berbagai risiko tersebut besanya
kekeliruan beta dihitung sebagai berikut:
Risiko beta = R : (IC x AR)
= 0,50 : (0,30 x 0,30)
Risiko beta = 0,55 atau 55%

16

c.

Materialistis yang dialokasikan kepada objek yang diperiksa (M).


Auditor harus memperkirakan berapa besar kekeliruan dalam
populasi yang diperiksa dianggap material. Jumlah kekeliruan
dapat diperkirakan dengan:
1. Kesalahan rupiah populasi
2. Auditor dapat mempertimbangkan tipe akun yang diperiksa
3. Auditor dapat menggunakan pengujian yang serupa untuk
memperkirakan kekliruan rupiah

d. Ketepatan yang dapat diterima oleh auditor (A). Hal ini


dipengaruhi oleh besarnya kekeliruan yang mempengaruhi
secara material pembaca laporan keuangan, besarnya risiko
beta, dan besarnya risiko alfa.
Rumus perhitungan ketepatan yang dapat diterima:

A=M

17

Penentuan Metode Pemilihan Sampel


Metode pemilihan sample adalah :
1. Judgment sampling
2. Systematic sampling
3. Random sampling
Pemeriksaan

Sampel

Prosedur pemeriksaan yang digunakan adalah sama tidak


dipengaruhi oleh teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh
auditor. Auditor menghitung rerata dan deviasi standar sampel
dengan rumus:
X=
SD =
18

Evaluasi Hasil Sampel


Evaluasi
atas pemeriksaan sampel ditentukan

teknik pengambilan sampel yang digunakan
auditor. Dalam evaluasi sampel dilakukan
langkah sebagai berikut:
a. Menghitung standard error
SE =
b. Menghitung achieved precision A
A = UR.SE.N
c. Jika A tidak sama dengan A maka auditor
menghitung A
A = A. M (1-)

19

d.

Mengambil keputusan mengenai kewajaran saldo akun


sediaan dengan membuat kriteria keputusan sebagai berikut:
Menerima Ho jika |AV BV| < A
Menolak Ho jika |AV BV| A
Catatan:
AV = . N
BV = book value nilai buku klien

20

Contoh
Penggunaan Variable Sampling dalam

Pengujian Hipotesis
Contoh 3
Seorang auditor merencanakan pengujian substantif
terhadap piutang. Ia akan menggunakan variabel
sampling untuk menguji kewajaran saldo piutang
usaha yang dicatat oleh klien dalam kartu piutang
usaha. Langkah yang ditempuh oleh auditor tersebut
sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan pengambilan sampel.
Sampel ini dilakukan untuk menguji kewajaran
saldo pitang sebesar Rp1.200.000 yang
dicantumkan oleh klien dalam neraca.
Ho: |AV Rp1.200.000| A
HI : |AV Rp1.200.000| A
A adalah ketepatan yang dapat diterima
(accceptable Precision) yang akan disesuaikan
pada langkah ke 7
21

2.

Menentukan populasi
Populasi yang akan diambil sampelnya adalah saldo piutang pada
setiap debitur yang tercantum pada setiap kartu piutang usaha.
Misalnya jumlah piutang klien kepada debitur sebesar 1.300
3. Menentukan sampling unit
Auditor memilih saldo piutang kepada setiap debitur yang
tercantum dalam kartu piutang usaha sebagai sampling unit
4. Menetukan besarnya sampling
Besarnya sampel (n) ditentukan dengan rumus
n =
Adjusment untuk populasi yang terbatas (finite population)

22

n =

A dihitung dengan menggunakan rumus:

A = M.
Langkah penentuan besarnya sampel (n)
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan deviasi standar (SD) populasi
Auditor mengambil sampel 30 kartu piutang
dan menghitung rerata saldo piutangnya
b. Menentukan
risiko
kekeliruan
yang
ditanggung oleh auditor
Auditor memilih reliability level sebesar 95%
atau risiko alfa 5%. Berdasarkan table Z UR
atau Z alfa pada reliability level 95% adalah
1,96

23

c. Menentukan risiko beta dengan rumus:


Risiko beta =R :(IC x AR)
Contoh: Auditor menentukan R= 5%, IC= 20%, dan AR= 80%.
Dengan demikian risiko beta dapat dihitung:
Risiko beta = 5% : (20% . 80%) = 0,3125
Auditor mencari daerah kurva normal yang luasnya 0,5-0,3125 =
0,1875 Zbetanya 0,49.
d. Menentukan materialitas yang dialokasikan kepada sediaan (M)
Besarnya kekeliruan yang dianggap material dalam populasi
sediaan diperkirakan Rp50.000
24

e.
Penentuan ketepatan yang dapat diterima
oleh auditor (A)
degan rumus sebagai
berikut:
A = M.
A = 50.000.
A = 40.000
f.

Penentuan
besarnya
dengan rumus:
n =
n =

sampel

(n)

n = 365

25

Adjustment besarnya sampel karena auditor menghadapi finite


population adalah:
n=
n=
n = 355

5. Menentukan metode pemilihan sampel


Setelah besarnya sampel (n) ditentukan 355, auditor memilih
355 kartu piutang dari 13.000 yang dimiliki kliennya.
26

6.
Memeriksa sampel

Auditor mencatat saldo piutang tiap kartu


kemudian menghitung rerata saldo dan
deviasi standarnya.
Misalnya: auditor
mendapat rerata (X) Rp90 dan deviasi standar
Rp35

7. Mengevaluasi hasil sampel.


Melalui empat sebagai berikut:
a. Menghitung
rumus:

standard

error

dengan

SE =
Dari hasil sampel sebanyak 355 kartu
piutang
SE =
SE =1.86

27

b.

Menghitung achieved precision A dengan rumus:


A = UR.SE.N
Dari perhitungan diatas
A = 1,96.1,86.13000
A = Rp 46.741

c. Karena A A maka auditor kemudian menghitung A dengan


rumus :
A = A.M
A =46.741x50.000
A = Rp 38.315

28

d.

Mengambil keputusan mengenai kewajaran saldo akun piutang


usaha dengan membuat kreteria keputusan sebagai berikut:
Audited value = AV =
AV = Rp90 x 13.000 = Rp1.170.000
Menerima Ho jika |Rp1.170.000-Rp1.200.000|< Rp38.315
Menolak Ho jika |Rp1.170.000-Rp1.200.000| Rp38.315
Karena selisih antara audited value dengan book value sebesar
Rp30.000 |Rp1.170.000-Rp1.200.000|lebih kecil dari Rp38.315,
maka Ho diterima, yang berarti saldo akun piutang usaha yang
tercantum dalam buku klien tidak berisi kekeliruan yang material.

29

VARIABLE SAMPLING UNTUK ESTIMASI


Tiga cara pengambilan sampel:
1. Nonstatisical sampling
2. Classical statistical sampling
3. Probability proportional to size statistical
sampling
Model statistika dalam variable sampling
untuk etimasi
Model statistika yang digunakan oleh auditor
dalam memperkirakan sejumlah terdiri dari :
4. Unstratified mean per unit (unstratified
MPU)
5. Statified mean per unit (stratified MPU)
6. Difference estimation
7. Retio estimation
30

Unstratified Mean Per Unit


Unstratified

MPU digunakan untuk memperkirakan suatu jumlah


berdasarkan hasil perhitungan rerata sampel.
Tahap-Tahap Variable Sampling untuk Estimasi
1. Menentukan tujuan pengambilan sampel
Tujuan untuk estimasi ditujukan untuk menghitung saldo
populasi berdasarkan rumus:
Saldo populasi yang seharusnya
EAV A
catatan:
EAV adalah expected audited value, yang dihitung dengan rumus:
EAV =
A adalah achieved precision, yang dihitung pada langkah ke-7b
31

2.
Menentukan populasi.
Populasi yang akan diambil sampelnya adalah
saldo sediaan yang tercantum dalam tiap
kartu sediaan. Misalnya jumlah kartu sediaan
klien adalah 2.000
3. Menentukan sampling unit
Auditor memilih saldo sediaan yang
tercantum dalam kartu sediaan sebagai
sampling unit.
4. Menetukan besarnya sampel
Besarnya sampel (n) ditentukan dengan
rumus
n =
Adjusment untuk populasi yang terbatas
(finite population)
n=
32

Langkah penentuan besarnya sampel (n)


a. Menentukan deviasi standar (SD) populasi
Auditor mengambil sampel 30 kartu sediaandan menghitung
rerata saldo sediaan. Misalnya saldo sediaan tersebut Rp5.000
dengan deviasi standar Rp200
b. Menetukan UR berdasarkan reability level yang telah ditetapkan
oleh auditor
Auditor memilih reliability level sebesar 95%. Berdasarkan tabel
UR pada reliability level 95% adalah 1,96
c. Penentuan ketepatan yang dapat diterima oleh auditor (A)
berdasarkan pertimbangan auditor. Misalnya auditor menetapkan
A sebesar Rp70.000
33

c.

Penentuan besarnya sampel (n) dengan


rumus

n =
n =
n = 125
Adjustment besarnya sampel karena auditor
menghadapi (finite population)

n=
n=
n =118

5. Menentukan metode pemilihan sampel


Setelah besarnya sampel (n) ditentukan 118,
auditor memilih 88 kartu sediaan tambahan
(di luar 30 kartu sediaan awal) dari 2.000 kartu
sediaan.

34

6.
Memeriksa sampel
Auditor mencatat saldo sediaan tiap kartu kemudian menghitung
rerata saldo dan deviasi standarnya. Misalnya: auditor mendapat
rerata (X) Rp4.750 dan deviasi standar Rp175
7. Mengevaluasi hasil sampel. Dilakuakn oleh auditor melalui 4
langkah sbb:
a.
Menghitung standard error dengan rumus:
SE =
Dari hasil sampel sebanyak 118 kartu sediaan
SE =
SE =16

35

b.

Menghitung achieved precision A dengan


rumus:

A= UR.SE.N

Dari perhitungan diatas

A = 1,96.16.2.000
A = Rp60.842

c. Karena A lebih kecil dari A maka auditor tidak


perlu menambah besarnya sampel.
d. Menghitung expected audited value (EAV)
EAV =
EAV =
e. Estimasi saldo sediaan dalam populasi dengan
menggunakan interval estimate
AV A

36

Saldo sediaan di dalam catatan klien


Rp9.500.000Rp60.842 sampai dengan Rp9.500.000 + Rp60.842
atau diantara Rp9.439.150 Rp9.560.842
f. Menarik

kesimpulan

mengenai

populasi

atas

dasar

hasil

pemeriksaan terhadap sampel.


Auditor mengambil kesimpulan, dengan tingkat keyakinan 95%,
auditor percaya bahwa Rp9.439.150 Rp9.560.842 berisi saldo
sediaan yang seharusnya.

37

Stratified Mean Per Unit


Stratified

MPU digunakan untuk populasi yang


diperkirakan tidak memiliki variasi yang besar.
Variable Sampling untuk Estimasi Stratified
Mean Per Unit
1. Menentukan tujuan pengambilan sampel.
Saldo populasi yang seharusnya

EAV A
catatan:
EAV adalah expected audited value, yang
dihitung dengan rumus:

.Ni
A adalah achieved precision
i

38

2.
Menentukan populasi
Strata

Batas Strata

Ni

0 300

5.500

301 800

2.000

801 1.600

500

1.602 3.000

300

3. Menentukan sampling unit


Auditor memilih saldo sediaan dalam kartu sediaan sebagai
sampling unit.
4. Menentukan besarnya sampel

39

Langkah penentuan besarnya sampel untuk setiap strata populasi


(ni)
a. Penentuan deviasi standar tiap strata populasi (Sdi)
Auditor mengambil sampel 30 untuk tiap strata populasi,
kemudian menghitung rerata dan deviasi standar saldo sediaan.
Strata

Batas Strata

Ni

Xi

SD

0 300

5.500

230

24

301 800

2.000

540

50

801 1.600

500

1.400

100

1.602 3.000

300

2.300

400

40

Menentukan UR berdasarkan reliability level


yang telah ditetapkan oleh auditor
Auditor memilih reliability level sebesar 95%.
Berdasarkan tabel Z, UR pada reliability level
95% adalah 1,96
c. Menentukan ketetapan yang dapat diterima
oleh auditor (A) berdasarkan pertimbangan
auditor.
Misalnya auditor menetapkan A Rp70.000
d. Menentukan besarnya sampel untuk tiap
strata populasi (ni) dengan rumus:
b.

41

Str
ata

Batas
Strata

Ni

Xi

SD

0 300

5.50
0

230

24

301 800

2.00
0

540

50

801
1.600

500

1.40
0

1.602
2.30
4
300
Perhitungan
ni
tiap
strata
3.000
0

= 40
= 30

SDi2

Ni.SDi

Ni.SDi2

576

132.000

3.168.00
0

2.500

100.000

5.000.00
0

10
0

10.000

50.000

5.000.00
0

40
0

160.00
0

120.000

48.000.0
00

402.000

61.168.0
00

= 15

42

= 36
5. Menentukan metode pemilihan sampel
Setelah besarnya sampel (ni) ditentukan,
auditor memilih kartu sediaan tambahan (di
luar 30 kartu sediaan awal).
6. Memeriksa sampel
Auditor mencatat saldo sediaan tiap kartu
kemudian menghitung rerata saldo dan
deviasi standarnya.
7. Mengevaluasi hasil sampel
a. Menghitung achieved precision A
dengan rumus:
A = 1,96
A = 18,068
b. Jika A lebih kecil dari A maka auditor
tidak perlu menambah besarnya sampel.
43

c.

Menghitung expected audited value (EAV) dengan rumus:


i

EAV = 3.775.000
d. Estimasi saldo sediaan dalam populasi dengan menggunakan
interval estimate dengan rumus:
EAV A
3.775.000 18.068
e. Menarik kesimpulan mengenai populasi atas dasar hasil
pemeriksaan terhadap sampel
Auditor mengambil kesimpulan, dengan tingkat keyakinan
tertentu (misalnya 95%), auditor percaya bahwa interval
Rp3.756.932-Rp3.793.068 berisi saldo sediaan yang seharusnya.
44

TERIMA KASIH

45

Vous aimerez peut-être aussi