Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
GUILLAIN BARRE
OLEH:
Ayu Azlina 1110312059
PRESEPTOR:
Dr. Syarif Indra, Sp. S
LATAR BELAKANG
SGB
Dulu
INSIDEN:
1 2 per 100.000 populas
Laki-laki lebih sering dengan
perbandingan 3 : 2i
di seluruh dunia dilaporkan 0,62,4 kasus per 100.000 per tahun
Batasan masalah
definisi,
epidemiologi, etiologi,
klasifikasi, patofisiologi, manifestasi,
diagnosis, dan tatalaksana sindroma
guillain barre.
Tujuan =
- salah satu syarat menjalani kepaniteraan
klinik di bagian neurologi RSUP. Dr. M. Djamil
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang
-
Metode =
tinjauan kepustakaan yang merujuk
kepada berbagai literatur, termasuk
buku teks dan makalah ilmiah.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
SINONIM:
Epidemiologi
sekitar
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
GEJALA KLINIS
tahap
kelemahan
DIAGNOSIS
DD
Poliomielitis
Myositis
Akut
Myastenia gravis
CIPD
TATALAKSANA
terapi
PROGNOSIS
85% berhasil sembuh dengan penyembuhan
fungsi dalam 6-12 bulan
Penyembuhan maksimal dalam 18 bulan
setelah onset, walaupun beberapa pasien
memiliki kelemahan yang menetap,
arefleksia, dan parestesia
Sekitar 7-15% pasien memiliki gejala
neurologist sisa yang menetap termasuk
bilateral footdrop
kematian <5% pada pengobatan yang
professional
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama: Ny. F
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Alamat : Ulak Karang
Riwayat Penyakit
Sekarang
Lemah
Rasa
Pemeriksaan Fisik:
Umum:
Kesadaran : CMC
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 37,50C
Kulit
Tenggorok
: uvula di tengah, arkus faring tidak
hiperemis, Tonsil T1-T1
Raut Wajah : Lipatan plikanasolabialis simetris,
deviasi lateral tidak ada
Dada :
Paru :Inspeksi : normochest, retraksi tidak ada.
Palpasi: fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki kasar -/-, wh-/-
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC 5
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada
Abdomen :
Inspeksi : distensi tidak ada
Palpasi
: supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi ` : timpani
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Korpus Vertebrae
Inspeksi : deformitas (-)
Palpasi
: gibbus (-)
Status Neurologis
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Kaku Kuduk
Tanda
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
N. I
Penciuman
Subjektif
Objektif (dengan
Kanan
Baik
Tidak
bahan)
dilakukan
Kiri
Baik
Tidak
dapat
dilakukan
N. II
Penglihatan
dapat
Kanan
Kiri
Tajam penglihatan
Baik
baik
Lapangan pandang
Normal
Normal
Melihat warna
Baik
Baik
Funduskopi
Normal
Normal
N. III
Kanan
Kiri
Bola mata
Bulat
Bulat
Ptosis
Gerakan bulbus
Bebas
ke
arah
Strabismus
Nistagmus
Ekso/endotalmus
Pupil
Bentuk
Isokor
Isokor
Refleks cahaya
Refleks akomodasi
Refleks konvergensi
segala
N. IV
Kanan
Kiri
Sikap bulbus
Ortho
Ortho
Diplopia
N. VI
Kanan
Kiri
Sikap bulbus
Ortho
Ortho
Diplopia
N. V
Kanan
Kiri
Motorik
Membuka mulut
Menggerakkan rahang
Menggigit
Mengunyah
Sensorik
Divisi oftalmika
Refleks kornea
Sensibilitas
Divisi maksila
Refleks masetter
Sensibilitas
Divisi mandibula
Sensibilitas
N. VII
Kanan
Kiri
Raut wajah
Simetris
Simetris
Fissura palpebra
Menggerakkan dahi
+
+
Menutup mata
Mencibir/ bersiul
Memperlihatkan gigi
Hiperakusis
N. VIII
Kanan
Suara berbisik
Kiri
+
Detik arloji
Rinne tes
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Weber tes
Tidak diperiksa
Schwabach tes
Tidak diperiksa
Memanjang
Memendek
Nistagmus
Pendular
Vertikal
Siklikal
Pengaruh posisi kepala
N. IX
Sensasi
lidah
1/3
Kanan
Kiri
belakang
Refleks muntah
N. X
Kanan
Kiri
Arkus faring
Simetris
Simetris
Uvula
Simetris
Simetris
Menelan
Artikulasi
Jelas
Jelas
Suara
Nadi
Regular
Regular
N. XI
Kanan
Kiri
Menoleh ke kanan
Menoleh ke kiri
N. XII
Kedudukan lidah dalam
Kedudukan
dijulurkan
Tremor
Fasikulasi
Atropi
lidah
Kanan
Deviasi -
Kiri
Deviasi -
Deviasi -
Deviasi -
Pemeriksaan Koordinasi
Cara berjalan
Normogait
Normogait
Romberg tes
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Ataksia
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
SISTEM REFLEKS
a. Fisiologis
Kanan
Kiri
Biseps
++
++
Berbangkis
Triseps
++
++
Laring
KPR
++
++
Masetter
APR
++
++
Dinding
Bulbokvernos
Kornea
Kanan
Kiri
(+)
(+)
perut
Atas
us
Cremaster
Tengah
Sfingter
Bawah
b.Patologis
Kanan
Kiri
Lengan
HoffmannTromner
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Babinski
(-)
(-)
Chaddocks
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Klonus paha
(-)
(-)
Klonus kaki
(-)
(-)
Tungkai
(-)
(-)
Fungsi otonom
Miksi : unhibited bladder Defekasi
: baik
Sekresi keringat : baik
Pemeriksaan Penunjang
Hb
: 13,2 gr/dl
Ht
: 39%
Leukosit : 9.720/mm3
Trombosit
: 317.000/mm3
Na/K/Cl : 145/3,9/96 mmol/L
Klorida serum : 112 mmol/L
Kesan
: klorida meningkat
TATALAKSANA
Umum :
IVFD Asering 12 jam/ kolf
Diet Makanan Biasa 1800 Kkal
Fisioterapi
Khusus:
Dexamethason 4x10 mg (iv) tapp of
Ranitidin 2x50 mg (iv)
Metylcobalamin 1x1 amp (iv)
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationum : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Selasa, 22 November 2016
S/ - Lemah keempat anggota gerak (+)
- Kebas pada ujung kaki dan tangan (+)
- Rasa panas dan nyeri pada telapak
- Rasa panas dan nyeri pada telapak kaki
sampai lutut, terparah di lutut
O/ KU Kes TD
Nd Nf T
Sdg CMC 110/70 89 20 37,1
FOLLOW UP
Rabu, 23 November 2016
S/ - Lemah keempat anggota gerak (+)
- Kebas pada ujung kaki dan tangan (+)
berkurang
- Rasa panas dan nyeri pada telapak kaki
sampai lutut, terparah di lutut
O/ KU Kes TD
Nd Nf T
Sdg CMC 110/80 80 20 36,8
A/
P/
Dexamethason 4x10 mg (iv) tapp of
DISKUSI
Diagnosis
Bagian
Kelemahan
Sebelum
Sedangkan
TERIMAKASIH