Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DEFESIENSI BESI
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Anak NA
Jenis kelamin
: Perempuan
: 780608
Tanggal lahir
: 24-09-2013
Umur
: 4 tahun 1 bulan
Alamat
: Jl. Indah 3 LR 1
Masuk RS
: 27-11-2016
ANAMNESIS (Alloanamnesis)
Riwayat Penyakit Sekarang : Diperhatikan sejak 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Tidak demam, ada
riwayat demam sejak 9 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak terus-menerus. Tidak kejang, ada batuk sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Tidak sesak. Tidak muntah,ada riwayat muntah 1 kali berisi sisa makanan. Anak mau
makan dan minum. Buang air kecil kuning lancar, buang air besar biasa kuning.
Riwayat anak lahir cukup bulan dengan berat badan lahir 2600 gram, panjang badan lahir tidak diketahui, dan
tidak mendapatkan asi .
Riwayat imunisasi belum lengkap
Alergi : tidak ada.
Riwayat kehamilan : ibu rutin kontrol ke puskesmas dan minum vitamin. Ibu riwayat 5 kali keguguran.
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak ada
Riwayat pengobatan belum ada
Riwayat kecacingan tidak ada
Riwayat jarang makan sayur dan daging.
Riwayat sering bermain dipasir tanpa alas kaki disangkal
Pemeriksaan Fisis
KU : Sakit berat/ Gizi Buruk Composmentis GCS 15 (E4M6V5)
Status Gizi :
2212
2122
2212
2122
Lanjutan
THORAX
Bentuk : Simetris kiri sama dengan kanan, ada iga gambang
Payudara : Tidak ada Kelainan
JANTUNG
PP : Ictus Cordis Tidak tampak
PR : Ictus cordis tidak teraba, thrill tidak teraba
PK : Batas atas intercostal III Kiri
Batas kanan linea parasternalis kanan
Batas Kiri linea Mediaoclavicularis Kiri
PD : Bunyi Jantung I/II Murni Reguler
Bising Jantung Tidak ada.
Lanjutan
Paru :
PP : Simetris kiri sama dengan kanan
PR : Sela iga kiri sama dengan kanan
PK : Batas paru hepar intercostal VI kanan
Batas paru belakang kanan v. Thorakal X
Batas paru belakang kiri v. Thorakal XI
PD : Bunyi napas vesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi tidak ada , wheezing tidak ada.
Lanjutan
Abdomen :
PP : datar, ikut gerak napas
PD : Peristaltik ada, kesan normal
PR : Lien tidak teraba
Hepar tidak teraba
Massa tidak ada
PK : Timpani
Lanjutan
Kelenjar Limfa : Limfadenopati tidak ada
Alat kelamin : tidak ada kelainan
Status pubertas : A1M1P1
Anggota gerak : wasting muscle tidak ada
Kol. Vertebralis : Scoliosis tidak ada, gibbus tidak ada
Refleks Fisiologis :
KPR : ada/ada
BPR : ada/ada
APR : ada/ada
TPR : ada/ada
Pemeriksaan laboratorium
Hematologi Rutin
Analisa Feces
RBC : 3.440.000(4.000.000-6.000.000)
Konsistensi: lunak;
warna : kuning, lendir :
negatif; darah: negatif
Eritrosit : negatif
Leukosit: negatif
PLT : 185.000/uL(150.000-400.000)
Amoeba : negatif
Cacing: negatif
Assesment
Anemia Defisiensi Besi
Nutritional Marasmus
Penatalaksanaan
Planning
Tata laksana gizi buruk
Tatalaksana Anemia
Penatalaksanaan
Fase stabilisasi hari I:
Energi (80) = 80x 10 =800 kkal
Protein (1) = 10 gram
Susu F75 = 8x130 ml
Vitamin A 200.000 IU/oral
Asam folat 5 mg/oral dilanjutkan
1 mg/24 jam/oral
B kompleks 1 tablet /24 jam/oral
Vitamin c 50 mg/12 jam/oral
Fe elemental 3 mg/kg/bb/hari=30 mg/hari
Ferlin syrup 10 ml/ 24 jam/oral( setelah 14 hari
tatalaksana gizi buruk)
ANJURAN :
- Makan makanan yang mengandung tinggi zat besi seperti
daging merah
- Penyuluhan gizi untuk medorong konsumsi makanan yang
membantu
absorbsi
besi
seperti
makanan
yang
mengandung vitamin C dan asam amino, serta mengurangi
makanan yang dapat menghambat absorbsi besi seperti
teh, telur.
- suplementasi besi terutama untuk segmen penduduk yang
rentan seperti ibu hamil dan anak balita
- Fortifikasi bahan makanan dengan besi
- Kesehatan lingkungan misalnya tentang pemakaian
jamban, pemakaian alas kaki.
- pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber
perdarahan kronik paling sering di daerah tropik
ANEMIA
DEFESIENSI BESI
ANEMIA
Berkurangnya kadar hb atau jumlah eritrosit dalam darah
tepi dibawah nilai normal sesuai umur dan jenis kelamin
Kadar Hb normal (g/dl) :
Darah tali pusat : 13,5-20,5
Hari pertama
: 15,0-23,5
2-3 bulan
: 9,0-12,5
6 bulan-6 tahun : 11,0-14,5
6 tahun-14 tahun
: 12,0-15,5
Peningkatan destruksi
eritrosit
Intrinsik(Intrakospuskuler)
Gangguan Pembentukan
Sel
Darah
Merah
Kegagalan Sumsum Tulang
Anemia berdasarkan
Anemia Normositik Normokrom
Morfologi
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan lebih 50% ADB mengenai bayi, anak
sekolah, ibu hamil dan menyusui
Data SKRT tahun 2007 menunjukkan prevalens ADB.
Angka kejadian anemia defisiensi besi (ADB) pada
anak balita di Indonesia sekitar 40-45%.
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan,
bayi 6-12 bulan, dan anak balita berturut-turut
sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.
Sering dijumpai pada anak 6 bulan 2 tahun
ETIOLOGI
1. Suplai besi berkurang
a. Simpanan besi waktu lahir tidak cukup
-. BBLR, prematur, gemeli
-. Ibu menderita anemia defesiensi berat
-. Foetus kehilangan darah : perdarahan retroplasental, transfusi feto-maternal
b.
-.
-.
-.
c.
-.
-.
-.
Gangguan Absorpsi Fe :
Diare kronik
Sindroma malabsorpsi
Kelainan saluran cerna
Bayi
Anak
Normal 0 4 bulan
Hb normal
40 % - 80 %
Ibu Anemia
??
PATOFISIOLOGI
2. Laju pertumbuhan
I.
II.
III.
Cadangan
Plasma
Eritrosit
Besi
DIAGNOSTIK
1. Anamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu : riwayat kecacingan
c. Riwayat gizi
d. anamnesis mengenai lingkungan, pemaparan bahan
kimia, dan fisik serta riwayat pemakaian obat
e. riwayat keluarga
f. Riwayat psikososial : menggunakan alas kaki,
menggunakan jamban.
g. Riwayat faktor predisposisi dan etiologi
-. Riwayat ibu meminum Fe saat hamil
-. Asupan nutrisi baik saat ibu hamil
-. Kebutuhan meningkat secara fisiologis
-. Masa pertumbuhan cepat
-. Infeksi kronis
-. Kurangnya besi yang diserap
-. Asupan besi pada makanan yang kurang
-. Perdarahan
-. Cepat lelah, lemah, pusing, pucat
MANIFESTASI
MANIFESTASIKLINIK
KLINIK
1. Gejala-gejala penyebab
2. Gejala-gejala hematologik
sama dengan anemia pada umumnya
3. Gejala-gejala non-hematologik:
- perubahan perilaku
anoreksia, mudah marah, cengeng
- gangguan intelektual/kognitif
persepsi & prestasi menurun
Gejala klinis
1.Otak
Pusing, kunang-kunang,
Ngantuk, lesu
Konsentrasi belajar
menurun
2. Jantung
3. Otot
Gejala klinis
4. Gastrointestinal
Mual, Obstipasi,
Kembung
6. Kuku
Vili
Lidah
LABORATORIUM
LABORATORIUM
- Hemoglobin berkurang
- Hapusan darah tepi:
anisositosis, poikilositosis, hipokromi,
mikrositosis
- MCV & MCH/MCHC
- Hematokrit
- Retikulosit
- Besi serum (SI)
- MIBT (TIBC)
- Saturasi transferin < 16%
- Feritin serum < 12 g/liter
- FEP (free erythrocyte protoporphyrin) RBC
HAPUSAN DARAH
TEPI
Hapusan darah tepi:
anisositosis, poikilositosis,
hipokromi, mikrositosis
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
DASAR PENGOBATAN:
PENGOBATAN:
DASAR
1. Koreksi
Koreksi faktor
faktor penyebab
penyebab
1.
2. Preparat
Preparat Fe
Fe sesuai
sesuai diperlukan
diperlukan
2.
3. Pantau
Pantau respon
respon pengobatan
pengobatan
3.
4. Obati
Obati komplikasi
komplikasi
4.
PRINSIP PENGOBATAN
PENGOBATAN BESI:
BESI:
PRINSIP
1. Dosis
Dosis berdasarkan
berdasarkan kadar
kadar elemen
elemen besi
besi
1.
2. Diberikan
Diberikan peroral
peroral
2.
3. Lama
Lama pengobatan:
pengobatan:
3.
3-4 bulan
bulan setelah
setelah Hb
Hb normal
normal
3-4
EFEK SAMPING FE
SEDIAAN BESI:
BESI:
SEDIAAN
Dosis Fe:
Fe: 33 mg
mg elemen
elemen Fe/kg
Fe/kg BB/hari
BB/hari
Preparat
besi
dapat Dosis
mengendap
sehingga
diberikan dalam
dalam 11 dosis
dosis sehari
sehari oral
oral
menyebabkan
gigi
hitam, diberikan
tetapi tidak permanen.
Kandungan Fe:
Fe:
Kandungan
1. Ferro-sulfat:
Ferro-sulfat: 20%
20%
1.
Warna tinja juga berubah
pilihan
pilihan utama
utama
menjadi hitam, hal ini tidak
perlu dikhawatirkan
2. Ferro-fumarat:
Ferro-fumarat: 33%
33%
2.
3. Ferro-suksinat:
Ferro-suksinat: 22%
22%
3.
4. Ferro-glukonat:
Ferro-glukonat: 12%
12%
4.
Intoleransi Fe
Fe
Intoleransi
5. Ferro-laktat:
Ferro-laktat: 36%
36%
5.
mual
- mual
muntah
-- muntah
nyeri epigastrium
epigastrium
-- nyeri
diare atau
atau konstipasi
konstipasi
-- diare
PENCEGAHAN
Pemberian suplemen preparat besi di samping pemberian ASI dan tidak
memberikan susu sapi pada tahun pertama kehidupan,
penyuluhan secara rutin tentang pentingnya diet mengandung besi
yang adekuat sejak bayi sampai remaja.
Bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah yang mendapat ASI
membutuhkan suplemen besi elemental sekitar 2 mg/kgBB/hari yang
diberikan sejak umur 1 bulan.
Pada bayi dengan berat badan 1000-1500 g membutuhkan 3
mg/kgBB/hari pada bayi dengan berat badan kurang dari 1000 g
membutuhkan 4 mg/kgBB/hari
Pemberian ASI eksklusif pada bayi sesudah 4-6 bulan masih dapat
menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi, sehingga suplementasi
besi perlu diberikan.
PENCEGAHAN
Pemberian suplemen besi juga dapat ditambahkan pada bahan
makanan, garam ataupun susu formula.
Pemberian garam yang difortifikasi dengan iodine dan ferri fosfat
memberikan kenaikan yang bermakna terhadap hemoglobin, status
besi, dan cadangan besi tubuh.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan
pemberian susu formula yang difortifikasi besi (berisi 4-12 mg/L besi)
sejak lahir sampai usia 12 bulan pada bayi-bayi yang tidak mendapat
ASI, sedangkan bayi yang mendapat ASI dianjurkan diberikan formula
yang difortifikasi besi sejak usia 4 bulan.
Kejadian anemia juga dapat menurun dengan pemberian produk
yang difortifikasi besi dan konsumsi makanan yang mempunyai
bioavailabilitas besi yang baik.
Pemberian susu formula yang difortifikasi besi pada bayi yang
pemberian ASI telah dihentikan pada usia 4 bulan memberikan
keuntungan yang sama dengan pemberian sereal yang difortifikasi