Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB 7

HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

KELOMPOK 8 :
DIAN RIZKI MAHARANI
LILIS KARTIKA
SAMIRAH QATRUNNADA P
RESI JULIANA

Pengertian dan lingkup


perundang-undangan, hukum
dan lingkungan

Pengertian
a. perundang-undangan
Perundang-undangan

adalah

peraturan

tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau


pejabat berwenang dan mengikat secara umum.
Peraturan perundang-undangan memuat aturan dan
mekanisme hubungan antarwarga negara, antara
warga negara dan negara, serta antara warga
negara dengan pemerintah (pusat dan daerah), dan
antarlembaga negara.

b. hukum dan lingkungan


Hukum lingkungan dalam bidang ilmu
hukum, merupakan salah satu bidang ilmu
hukum yang paling strategis karena hukum
lingkungan mempunyai banyak segi yaitu segi
hukum administrasi, segi hukum pidana, dan
segi hukum perdata.

Ruang lingkup
a. perundang-undangan
Ruang lingkup peraturan perundang-undangan telah ditentukan
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. Dalam Pasal 7 Ayat (1) disebutkan
mengenai jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan, yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; UndangUndang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; Peraturan
Pemerintah; Peraturan Presiden; serta Peraturan Daerah.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan menyatakan tentang jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan dalam Pasal 7, yang dirumuskan sebagai berikut:
Pasal 7(1)

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah

sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
Peraturan Pemerintah;
Peraturan Presiden;
Peraturan Daerah.

(2)

Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada Ayat

(1) huruf e meliputi:


Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh dewan
perwakilan rakyat daerah provinsi bersama gubernur;
Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan
perwakilan

rakyat

daerah

kabupaten/kota

bersama

bupati/walikota;
Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh
badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama
dengan kepala desa atau nama lainnya.

b. hukum
1. Lingkungan memiliki cakupan yang luas. Manusia, hewan, tumbuh2an,
dan semua benda2 yang bersifat fisik.
2.Lingkungan mencakup hal2 yang bersifat organik (manusia, hewan,
jasad renik, tumbuh2an), anorganik (tanah, sungai, bangunan, udara) dan
sosial kemasyarakatan.
3. Ruang Lingkup menurut LL. Bernard
1)Lingkungan fisik atau anorganik, yang bergaya kosmik dan fisiogeografis
(tanah, udara, grafitasi, dsb.).
2) Lingkungan biologi atau organik, bersifat biotis berupa mikroorganisme,
parasit, hewan, tumbuh2an. Termasuk lingkungan prenatal, proses2
biologi seperti reproduksi, pertumbuhan, dsb
3) Lingkungan sosial :
4) Lingkungan fisiososial, budaya, materil, gedung, dsb.
5) Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia, interaksi dan bahan
dari sumber organik,
6) Lingkungan psikososial, sikap, tabiat, kebiasaan, agama, ideologi, dsb.

4.Ruang Lingkup Lingkungan menurut St. Munajat D.


1)
Sumber daya insani
2)
Sumber daya hewani (fauna)
3)
Sumber daya nabati (flora)
4)
-Sumber daya bendawi
5)
Sumber daya energi
6)
Sumber daya ruang
7)
Sumber daya waktu
8)
Sumber daya keane-karagaman

BENTUK , TATA URUTAN, DAN PROSEDUR PENYUSUNAN


PERUNDANG-UNDAGAN DI INDONESIA

tata urutan perundang-undangan RI adalah


1.

Undang-Undang Dasar 1945

2.

Ketetapan MPR-RI

3.

Undang-Undang

4.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ( Perpu )

5.

Peraturan Pemerintah

6.

Keputusan Presiden

7.

Peraturan Daerah

Bentuk Perundang- undangan di indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 :


Bentuk-bentuk atau macam-macam perundang-undangan :
1. Undang -Undang Dasar Pasal 3 UUD 1945
2. Undang -Undang Dasar (Pasal 5 Ayat 1 )
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang (Pasal 22 Ayat 1 UUD 1945)
4. Peraturan Pemerintah Pasal 5 Ayat 2 UUD 1945
5. Peraturan Daerah (Pasal 18 Ayat 6 UUD 1945)

Menurut ketetapan MPR


Setelah reformasi, maka pada tahun 2000 MPR menetapkan ketetapan
MPR RI No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Perundang-Undangan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Undang-Undang Dasar 1945


Ketetapan MPR-RI
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ( Perpu )
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah

Prosedur Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan Indonesia
1. Tahap Penyiapan
Undang-undang

Secara garis besar,


proses penyusunan peraturan
perundang-undangan
meliputi beberapa tahapan,
yakni sebagai berikut.

2. Tahap Peembahasan

3. Tahap Pengesahan
dan Pengundangan

1. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang


Rancangan undang-undang dapat dibuat oleh pemerintah dan
DPR. Pemerintah atau keseluruhan departemen dapat mengajukan
prakarsa pembentukan undang-undang. DPR dapat mengajukan RUU
dengan menggunakan hak inisiatif. Pengusulan RUU dengan
menggunakan hak inisiatif dapat diajukan jika disetujui oleh sepuluh
anggota DPR dari fraksi yang berbeda.
Usulan disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DPR.
Selanjutnya, dibawa ke rapat paripurna untuk dibahas. Jika disetujui,
RUU itu dilanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya, jika tidak
disetujui, berarti RUU tersebut tidak dapat ditindaklanjuti.

2. Tahap Pembahasan

Tahap pembahasan bagi rancangan undang-undang di DPR RI


ditetapkan melalui empat tingkat pembicaraan sebagai berikut :
1. Pembicaraan Tingkat I (Rapat Paripurna)
2. Pembicaraan Tingkat II (Rapat Paripurna)
3. Pembicaraan Tingkat III (Rapat Komisi)
4. Pembicaraan Tingkat IV (Rapat Paripurna)

3. Tahap Pengesahan dan Pengundangan

Hasil dari RUU yang telah disetujui DPR akan diberikan kepada presiden
melalui sekretaris negara untuk ditandatangani dan disahkan.
Kemudian, undang-undang tersebut akan diundangkan
oleh menteri negara atau sekretaris kabinet.
Pengundangan mempunyai maksud agar seluruh warga negara
mengetahui bahwa ada undang-undang
yang baru dan mengikat semua warga negara.

Vous aimerez peut-être aussi