Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SBU MINERAL
30 June 2004 / HSK
PERKENALAN
Total Moisture
Proximate analysis
Calorific Value
Ultimate analysis
Ash analysis
Sizing analysis
Hardgrove Grindability
Index
Analisa lainnya
Pengkondisian
sample
Sample General Analysis dipersiapkan dengan
mengeringkan sample ukuran 4.75 mm di dalam Oven
Drying dengan temperatur oven 35 40 oC selama 5 jam.
Kemudian sample digiling sehingga didapatkan ukuran
partikel batubara 0.212 mm. Setelah itu sample dimixing
dan dibagi ke dalam plastik sample GA untuk diantar ke
laboratorium.
Cara Analisa:
Menggunakan dua langkah analisa yaitu analisa Air Dry
Loss dan Residual Moisture menggunakan oven sebagai
media pemanas.
Alat
Balance
Oven Drying
Balance
Proses
Tujuan
Alat
Analytical Balance
Oven MFS
Desikator
Analytical Balance
Proses
Tujuan
Perhitungan ADL
% ADL = (( M2 - M3 ) / ( M2 - M1 )) * 100
satuan As received
Perhitungan RM
% RM = (( M2 - M3 ) / ( M2 - M1 )) * 100
satuan As received
Perhitungan TM
satuan As received
Analisa
Proximate
Moisture in analysis
Analisa Moisture bertujuan :
Untuk mencari nilai kadar air pada batu bara
yang di ukuran butiran 0.212 mm.
- Silica gel
- Tray
- Desikator
- Crusible
- Balance
Prinsip analisa :
Pemanasan batu bara ukuran General Analysis di dalam
oven dengan suhu 105 110 oC dengan dialiri gas
Nitrogen / udara kering untuk mencari kandungan air yang
terdapat pada batu bara tersebut.
Moisture in
analysis
Proses : ASTM dan ISO
1. ASTM
Sample 1 gr analisa duplo dipanaskan di dalam oven
MFS dengan temperatur 105 - 110 oC selama 1 jam dialiri
udara kering 400 ml/menit. Dinginkan selama 10 menit
di dalam desicator, kemudian timbang crusible dan
sample
2.
ISO
Sample 1 gr analisa duplo dipanaskan di dalam oven
MFS dengan temperatur 105 - 110 oC sampai
konstan dialiri gas Nitrogen kering 400 ml/menit.
Dinginkan selama 10 menit di dalam desicator,
kemudian timbang
crusible
sample.
30 June
2004dan
/ HSK
Rumus :
Moisture in
analysis
Contoh perhitungan :
M1 = 14.6012 gr
M2 : Berat crucible +
sample
M2 = 15.6020 gr
M3 : Berat crucible +
sample setelah
Maka
didapatkan Moisture :
pemanasan
M3 = 15.3723 gr
% M = 22.95 % wt adb
Ash Content
Analisa Ash content bertujuan :
- Gegep penjepit
- Tray
- Desikator
- Crusible
- Balance
Prinsip analisa :
Pembakaran batu bara ukuran General Analysis di
dalam furnace dengan suhu 750 (ASTM) atau 815
(ISO) oC untuk mencari kandungan abu yang
terdapat pada batu bara tersebut.
Ash Content
Proses Analisa :
1.
2.
3.
4.
5.
Ash Content
Rumus:
% Ash wt adb = (( M3 M4) / ( M2 M1 )) * 100 %
Keterangan :
Contoh perhitungan:
M1 = 14.6434
M2 = 15.6436
M2 : Berat crucible +
sample
M3 = 14.6987
M4 = 14.6432
M3 : Berat crucible +
sample setelah
pembakaran
analisa:
Ash =
M4 Hasil
: Berat
crucible%
kosong
setelah pembakaran
5.55 % wt adb
30 June 2004 / HSK
Volatile Matter
Analisa VM bertujuan :
Untuk mencari nilai zat terbang (gas metana) yang
terdapat pada batu bara.
Alat dan Bahan analisa :
- Furnace
- Gegep penjepit
- Crusible
- Balance
- Tray
Prinsip kerja :
Pembakaran batu bara ukuran General Analysis di dalam
furnace dengan suhu 900 (ISO) atau 950 (ASTM) derajat Celcius
untuk mencari kandungan zat terbang yang terdapat pada batu
bara tersebut.
Volatile Matter
Proses Analisa :
1.
2.
3.
4.
Volatile Matter
Rumus:
% VM wt adb = ((( M2 M3) / ( M2 M1 )) * 100 %) - M
Contoh perhitungan:
Keterangan :
M1 : Berat crucible kosong
M1 = 12.1243
gr
M2 : Berat crucible +
sample
M2 = 13.1244
gr
M3 : Berat crucible +
Nilai
Moisture
14.9
M3
=
12.5873
sample setelah
Makapembakaran
didapatkan Volatile Matter
gr:
% VM = 38.8 % wt adb
% wt adb
Fixed Carbon
Fixed Carbon didapat dari kalkulasi sebagai berikut :
FC
Ash
VM
30 June 2004 / HSK
Calorific Value
Analisa CV bertujuan :
Untuk mencari nilai gross energi yang
terdapat pada batu bara.
Alat dan Bahan analisa :
- Calorimeter set
- Bom vessel
- Crusible
- Balance
- Buret
- NaCO3
- Gas Oksigen
- Fuse
Prinsip analisa :
Pembakaran batu bara ukuran General Analysis di dalam
bom vessel berisi gas Oksigen sebesar 400 psig yang terdapat
di bucket Calorimeter. Kemudian gross energi yang
dihasilkan dari pembakaran dikalkulasi oleh Calorimeter
dengan rumus dan koreksi-koreksi dari setting alat.
Calorific Value
Proses Analisa :
1.
2.
3.
4.
- Tile AFT
- Mortar penggerus
Prinsip analisa :
Sample abu batubara dicetak menjadi piramide untuk
dianalisa. Piramide dipanaskan pada kondisi standar antara
range 900 1550 oC dengan gas Hydrogen dan Carbondioxide
untuk reducing dan gas Carbondioxide saja untuk Oxidizing.
Setiap perubahan fase atau bentuk yang karakteristik dicatat.
Proses Analisa :
1.
2.
3.
4.
Proses analisa :
5.
Keluarkan cetakan piramide abu batu bara dan letakkan pada tile
AFT. Lakukan duplo pada setiap sample.
Biarkan cetakan tersebut kering dengan cara diletakkan di atas
furnace AFT selama +/- 5 menit.
Dorong tile AFT secara perlahan ke dalam tube AFT menggunakan
batang pendorong sampai batas yang telah ditentukan +/- 2 cm di
depan thermocouple furnace.
Tutup dan eratkan baut penutup kaca furnace, alirkan gas sesuai
analisa yang ditetapkan. Besarnya aliran gas 200 ml/menit. Alirkan
gas Carbondioxide terlebih dahulu baru kemudian Hydrogen. Untuk
oxidizing gunakan gas Carbondioxide saja dengan besar aliran 400 ml/
menit. Jalankan program controller furnace.
Amati perubahan setiap kenaikan 5 oC dan catat apabila ada
perubahan bentuk.
Apabila sudah melewati temperature 1200 oC maka untuk keamanan
mata gunakan pelindung cobalt blue glass.
6.
7.
8.
9.
10.
Jika fase terakhir perubahan telah tercatat atau temperatur telah mencapai di atas
1550 oC, stop program. Matikan aliran gas dari Hydrogen kemudian Carbon
dioxide. Tunggu sekitar 5 menit, buka penutup furnace dan ambil tile dari dalam
tube.
Analisa Ultimate
Apa saja analisa Ultimate itu ?
1. Carbon dan Hydrogen
2. Nitrogen
3. Sulfur
4. Oxygen
- Botol train
- Balance
- Magnesium perchlorate
- Al2O3
- NaOH
- Gas Oxygen
- Silica gel
- Desikator
Prinsip analisa :
Sample dibakar di furnace HTM dengan
temperatur 1350 derajat Celcius secara bertahap
dengan dialiri gas Oksigen. Sample ditutup
dengan Al2O3 untuk menghindari percikan selama
pembakaran berlangsung. CO2 dan uap air
diabsorbsi dalam train pengabsorbsi. Kandungan
Carbon dan Hydrogen dihitung dari
meningkatnya massa train absorbsi.
- Boat Crusible
Proses Analisa :
1.
Lakukan analisa blanko (tanpa sample) dan CRM, timbang sample seberat
0.5000 +/- 0.050 gram, ke dalam boat crusible catat beratnya. Tutup contoh
dengan +/- 0.50 g hablur Al2O3.
2.
Ambil train absorber dari desikator timbang masing-masing wadah tersebut dan
catat pada lembar kerja dan tempatkan pada ujung akhir tube.
Tempatkan crusible boat pada ujung awal tube. Sambungkan dg tabung kaca
aliran oksigen dan gunakan magnet untuk mendorong tongkat pendorong secara
bertahap setiap menit. Sampai kondisi crusible boat tepat ditengah hot zone
furnace. Semua proses berkisar selama 15 menit.
Lepaskan tabung kaca pengalir oksigen, dan keluarkan crusible boat pada
nampan logam . Lepaskan pula train absorber dan tutup lubang train.
Letakkan ke dalam desikator selama 10 menit.
Kerjakan sample sesuai urutan proses di atas.
Lakukan perhitungan dengan rumus.
3.
4.
5.
6.
Keterangan:
A : Peningkatan massa labu yang berisi NaOH dalam gram.
B : Peningkatan massa labu yang berisi Mg(ClO4)2 dalam gram.
M : Massa sample dalam gram.
F : Faktor koreksi dari Standard CRM.
30 June 2004 / HSK
Analisa Nitrogen
Analisa Nitrogen bertujuan :
Untuk mencari nilai Nitrogen yang dikandung pada batu bara.
- Labu kjeldahl
- Alat destilasi
- K2SO4
- Buret
- Ruang asam
- H2SO4
Sample didestruksi dengan H2SO4 pekat dan campuran katalis untuk mengubah
Nitrogen yang ada pada sample menjadi (NH4)2SO4. / Ammonium sulfat. Kemudian
NH3 / Ammonia dibebaskan secara destilasi dengan adanya larutan alkali dan
ditampung dalam absorban H2SO4. Kelebihan H2SO4 dititrasi dengan NaOH untuk
menentukan kandungan N2
Analisa Nitrogen
Proses Analisa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Analisa Nitrogen
8.
9.
Titrasi destilat dengan NaOH hingga warna berubah menjadi kekuningan. Catat Volume
penitar sebagai V1.
10.
Lakukan duplo dan gunakan Sukrosa sebagai blanknya. Catat volume titrasi sebagai V2.
11.
Rumus:
N % wt adb = (( 1.4 x N x (V2 V1 )) / M ) x 100 %
Keterangan:
N
: Normalitas NaOH
Total Sulfur
Analisa TS bertujuan :
Untuk mencari nilai kandungan Total
sulfur dari batu bara
Prinsip analisa :
Mendeteksi sulfur yang ada pada batubara
dengan membakarnya pada temperatur
1350 derajat Celcius dan mengkalkulasi
secara komputer, intensitas cahaya sel
infra merah yang berkurang. Penetapan
nilai dengan perbandingan CRM batu
bara standar yang telah dikalibrasi.
Total Sulfur
Proses Analisa :
1.
2.
3.
4.
Oxygen
N M
O
C
Ash
Ash analysis
Analisa AAS bertujuan :
Untuk mencari nilai kandungan asam logam dan basa logam pada abu
batubara.
Prinsip analisa :
Abu batu bara dilebur menjadi gel dengan bantuan Lithium tetraborat dan pemanasan
pada shu 950 derajat Celcius. Hasilnya diencerkan dengan ditambahkan Lanthan
Chloride. Hasil pengenceran dibaca dengan Atomic Absorbtion Spectrometer setiap
unsurnya.
Ash analysis
Proses Analisa :
Ash analysis
Proses Analisa :
Ash analysis
Proses Analisa :
Ash analysis
Proses Analisa :
Unsur-unsur yang dibaca adalah : asam logam (SiO2, Al2O3 dan TiO2) dan Basa logam (
Fe2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O) serta Mn3O4.
NB : Untuk TiO2 juga dapat dibaca dengan spectrophotometer UV / VIS
Analisa Phospor
Analisa Phospor bertujuan :
Untuk mencari nilai kandungan phospor pada abu batubara.
- pipet
- H2SO4
- HF - Ammonium Molibdate - Larutan standard
- Aquadest
- Standard CRM - Asam askorbat - Antymony Pottasium Tetrate
Prinsip analisa :
Abu batu bara didegest dengan asam, kemudian diberi reagen untuk pembentukan
warna. Setelah itu di baca absorbancenya dengan spectrophotometer UV/VIS.
Analisa Phospor
Proses Analisa :
Analisa Phospor
Proses Analisa :
Analisa HGI
Analisa HGI bertujuan :
Untuk mencari nilai index kekerasan batubara.
- Sieve
- Stopwatch
- Coffe mill
-
Drying oven.
- Standard CRM
Prinsip analisa :
Metoda ini untuk menentukan Grindability Index dari kekerasan batubara yang
menggunakan mesin Wallace Hardgrove. Sebuah sample dari penyebaran ukuran yang
specifik di bawah kondisi yang ditentukan. Grindability index dihitung dari analisa
saringan dari ground product dibandingkan ke data kalibrasi dari sebuah set sample
-sample rujukan bersertifikasi
Analisa HGI
Penyiapan sample Kering.
Siapkan sample minimum 1 kg berukuran partikel paling besar (top size)
adalah 4.75 mm. sample dikeringkan hingga beratnya konstan.
1.
3.
Fraksi + 1.18 mm dihancurkan dalam coffee mill hingga lolos saringan 0.6
mm. Caranya, produk coffee mill dicampur ulang, saring dengan saringan 1.18
mm. Fraksi -1.18 mm di coffee mill dengan setting yang paling kasar (no.1).
Produk antara -1.18 mm sampai 0.6 mm dihancur ulang dengan setelan no.2.
Ulangi lagi dengan setelan no.3 , no.4, dan no.5.
4.
Saring dengan saringan 0.6 mm. Timbang dan catat berat fraksi + 0.6 mm
dan fraksi - 0.6 mm. Perhatikan jika fraksi + 0.6 mm kurang dari 50 % , maka
beritahukan ke koordinator karena kemungkinan pengujian akan diulang.
Analisa HGI
Dedusting
5. Campur dengan benar seluruh sample sisa fraksi +1.18 dengan fraksi + 0.6 mm,
kemudian bagi dengan riffle , dan dispot kira-kira 120 gram (+ 10 gram).
6. Dedusting fraksi + 0.6 mm selama 5 menit (+10 detik) , dengan menggunakan Rotap
sieve shaker.
7. Bongkar susunan saringan, timbang , catat fraksi +0.6 mm dan fraksi -0.6 mm.
8. Lakukan lagi dedusting sebagai duplo.
10. Tempatkan bola-bola tersebut ke dalam mangkuk dan tumpahkan sebanyak 50 gram
fraksi + 0.6 mm kedalam mangkuk, pastikan tidak ada sample yang berada diatas bola.
11. Pasang tutup mangkok dan kunci ke dalam posisi mesin.
12. Setel putaran mesin sebesar 60 putaran (+0.25 putaran), dalam waktu 1 menit (setel
pada timer).
13. Setelah selesai , keluarkan mangkuk dari mesin.
14. Pasang saringan 8 mm ( yang menahan bola), dan 0.075 mm (khusus untuk hasil HGI).
Analisa HGI
15.
Sikat secara hati-hati tutup mangkuk, bersihkan tiap bola dan keluarkan dari saringan 8
mm.
16.
Tempatkan tutup diatas saringan 0.075 mm, kemudian dedusting atau goyang selama 10
menit (+10 detik) dengan rotap sieve shaker.
17.
Jika telah selesai , lepas dari shaker, cabut tutupnya, miringkan saringan 0.075 mm diatas
tadahnya, sikat permukaan dan bawah saringan hingga partikel masuk ke tadah.
18.
Letakkan kembali fraksi +0.75 mm ke saringan 0.75 dan goyang lagi selama 5 menit (+ 10
detik).
19.
20.
Bersihkan saringan , dan timbang berat fraksi + 0.075 mm dan -0.075 mm sampai akurasi
0.01 gr. Hitung berapa berat yang hilang dari 50 gram semula. Perhatikan jika berat hilang
lebih besar dari 0.5 gram maka pengujian harus diulang.
21.
22.
Sisa dari dedusting 120 gram simplo dan duplo yang telah di test HGI agar di analisa
Residual Moisture.
Analisa HGI
Analisa Sizing
Analisa Sizing bertujuan :
Untuk mencari persentase fraksi butiran batu bara mulai dari ukuran + 50 mm
sampai dengan 0.50 mm
Prinsip analisa :
Metode ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran partikel batubara menggunakan
saringan square hole. Sampel batubara dikeringkan dan disize sesuai dengan prosedur
yang specific dan hasil-hasilnya diexpresikan dengan istilah percentase berat dari masingmasing fraksi ukuran
Analisa Sizing
+ 50 mm
a %
+ 40 mm
b %
+ 31,5 mm
c %
+ 22,4 mm
d %
+ 11,2 mm
e %
+ 6.7 mm
f %
+ 4,75 mm
g %
+ 2,00 mm
h %
+ 1,00 mm
I %
+ 0,5 mm
j %
- 0,5 mm
k %