Vous êtes sur la page 1sur 49

Analisa Batu Bara

SBU MINERAL
30 June 2004 / HSK

PERKENALAN

Nama: Hermawan Setia Kesuma


Tpt / Tgl Lahir: Balikpapan 29 Januari 1973
Pendidikan: S-1 Teknik Kimia UPN Veteran Surabaya
Pengalaman Kerja di PT. Sucofindo:
1.
Tahun 1999 2001, Analis, Quality Officer
Laboratorium Tanah Merah Coal Terminal (Kideco
Jaya Agung).
2.
Tahun 2001 2002, Supervisor Operasional
Laboratorium Lati.
3.
Tahun 2002 Februari 2004, Koordinator Analis
Laboratorium Lati.
4.
Maret 2004 saat ini, Coal Technology Sucofindo
Site Berau.
30 June 2004 / HSK

Apa saja yang dianalisa pada penentuan


kualitas batubara ?

Total Moisture

Proximate analysis
Calorific Value

Ultimate analysis

Ash Fusion Temperature

Ash analysis

Sizing analysis

Hardgrove Grindability
Index
Analisa lainnya

30 June 2004 / HSK

Pengkondisian
sample
Sample General Analysis dipersiapkan dengan
mengeringkan sample ukuran 4.75 mm di dalam Oven
Drying dengan temperatur oven 35 40 oC selama 5 jam.
Kemudian sample digiling sehingga didapatkan ukuran
partikel batubara 0.212 mm. Setelah itu sample dimixing
dan dibagi ke dalam plastik sample GA untuk diantar ke
laboratorium.

Di laboratorium sample diequilibrium pada ruang


equilibrium dengan kelembaban / humidity ruang antara
40 70 % dan temperatur ruang antara 25 30 oC selama
5 jam.
Setelah itu baru sample dapat di gunakan untuk analisa.

30 June 2004 / HSK

Analisa Total Moisture


Apa yang dimaksud dengan Total Moisture ?
Total Moisture adalah kadar air yang terkandung pada
permukaan luar batu bara.
Total Moisture batu bara sangat dipengaruhi oleh iklim
dan lingkungan dimana batubara itu berada, contoh :
hujan, panas, terendam air dan lain-lain.

Cara Analisa:
Menggunakan dua langkah analisa yaitu analisa Air Dry
Loss dan Residual Moisture menggunakan oven sebagai
media pemanas.

30 June 2004 / HSK

Analisa Total Moisture


PROSES AIR DRY LOSS
No.

Alat

Balance

Oven Drying

Balance

Proses

Tujuan

Timbang sample sesuai prosedur


Preparasi
Pemanasan
Temperature 35 - 40 derajat Celcius
Lama di dalam oven 6 jam
Ukuran batubara : -4.75 mm
Setelah 6 jam, timbang setiap jam
sampai konstan di luar oven.

Mencari nilai berat tray (M1) dan


berat tray + sample (M2).
Menghilangkan kadar air permukaan
pada top size 4.75 mm

Mencari nilai berat tray + sample


setelah dalam keadaan konstan
(M3)

PROSES ANALISA RESIDUAL


MOISTURE
No.

Alat

Analytical Balance

Oven MFS

Desikator

Analytical Balance

Proses

Tujuan

Timbang sample sebanyak 5 gram,


ukuran sample batubara 2.36 mm
Sample dipanaskan di dalam oven :
Temperatur : 105 - 110 o C
Waktu : 5 jam
Aliran gas : Nitrogen 400 ml/menit
Sample didinginkan di dalam
desikator selama 10 menit, dengan
dialiri gas Nitrogen
Timbang sample yang telah
didinginkan

Mencari nilai berat petridish (M1)


dan berat petridish + sample (M2).
Menghilangkan residual moisture
yang ada pada sample top size 2.36
mm
Mendinginkan petridish sebelum
ditimbang
Mencari nilai berat crusible + sample
setelah dipanaskan di dalam oven
dan didinginkan di dalam desikator

Perhitungan ADL
% ADL = (( M2 - M3 ) / ( M2 - M1 )) * 100

satuan As received

Perhitungan RM
% RM = (( M2 - M3 ) / ( M2 - M1 )) * 100

30 June 2004 / HSK

satuan As received

Perhitungan TM

% TM = ((( 100 - % ADL ) * RM ) / 100 ) + % ADL

satuan As received

Analisa

Proximate

Terdiri dari apa saja analisa Proximate


itu ?
1. Moisture in analysis
2. Ash content
3. Volatile Matter
4. Fixed Carbon

30 June 2004 / HSK

Moisture in analysis
Analisa Moisture bertujuan :
Untuk mencari nilai kadar air pada batu bara
yang di ukuran butiran 0.212 mm.

Alat dan Bahan analisa :


- MFS Oven

- Silica gel

- Tray

- Desikator

- Crusible

- Balance

- Gas Nitrogen - Water pump

Prinsip analisa :
Pemanasan batu bara ukuran General Analysis di dalam
oven dengan suhu 105 110 oC dengan dialiri gas
Nitrogen / udara kering untuk mencari kandungan air yang
terdapat pada batu bara tersebut.

30 June 2004 / HSK

Moisture in
analysis
Proses : ASTM dan ISO
1. ASTM
Sample 1 gr analisa duplo dipanaskan di dalam oven
MFS dengan temperatur 105 - 110 oC selama 1 jam dialiri
udara kering 400 ml/menit. Dinginkan selama 10 menit
di dalam desicator, kemudian timbang crusible dan
sample
2.
ISO
Sample 1 gr analisa duplo dipanaskan di dalam oven
MFS dengan temperatur 105 - 110 oC sampai
konstan dialiri gas Nitrogen kering 400 ml/menit.
Dinginkan selama 10 menit di dalam desicator,
kemudian timbang
crusible
sample.
30 June
2004dan
/ HSK

Rumus :

Moisture in
analysis

% M wt adb = (( M2 M3)/(M2 M1)) x 100 %


Keterangan :

Contoh perhitungan :

M1 : Berat crucible kosong

M1 = 14.6012 gr

M2 : Berat crucible +
sample

M2 = 15.6020 gr

M3 : Berat crucible +
sample setelah
Maka
didapatkan Moisture :
pemanasan

M3 = 15.3723 gr

% M = 22.95 % wt adb

30 June 2004 / HSK

Ash Content
Analisa Ash content bertujuan :

Mencari nilai kandungan abu atau bahan mineral


yang tersisa dari pembakaran batu bara.
Alat dan Bahan analisa :
- Furnace

- Gegep penjepit

- Tray

- Desikator

- Crusible

- Balance

Prinsip analisa :
Pembakaran batu bara ukuran General Analysis di
dalam furnace dengan suhu 750 (ASTM) atau 815
(ISO) oC untuk mencari kandungan abu yang
terdapat pada batu bara tersebut.

30 June 2004 / HSK

Ash Content

Proses Analisa :

1.

Timbang sample seberat 1 gram pada crusible ash dan


lakukan analisa secara duplo (ganda).
Masukkan ke dalam furnace, panaskan secara
bertahap sampai 500 oC selama 1 jam selanjutnya
panaskan sampai 750 (ASTM) atau 815 (ISO) oC
sampai 2 jam.
Kemudian temperatur diturunkan atau mengikuti
program controller dari Furnace sampai 100 oC.
Sample didinginkan selama 15 menit pada desicator
dan ditimbang.
Lakukan perhitungan dari rumus.

2.

3.
4.
5.

30 June 2004 / HSK

Ash Content
Rumus:
% Ash wt adb = (( M3 M4) / ( M2 M1 )) * 100 %
Keterangan :

Contoh perhitungan:

M1 : Berat crucible kosong

M1 = 14.6434
M2 = 15.6436

M2 : Berat crucible +
sample

M3 = 14.6987
M4 = 14.6432

M3 : Berat crucible +
sample setelah
pembakaran

analisa:
Ash =
M4 Hasil
: Berat
crucible%
kosong
setelah pembakaran

5.55 % wt adb
30 June 2004 / HSK

Volatile Matter
Analisa VM bertujuan :
Untuk mencari nilai zat terbang (gas metana) yang
terdapat pada batu bara.
Alat dan Bahan analisa :
- Furnace

- Gegep penjepit

- Crusible

- Balance

- Tray

Prinsip kerja :
Pembakaran batu bara ukuran General Analysis di dalam
furnace dengan suhu 900 (ISO) atau 950 (ASTM) derajat Celcius
untuk mencari kandungan zat terbang yang terdapat pada batu
bara tersebut.

30 June 2004 / HSK

Volatile Matter

Proses Analisa :

1.

Timbang sample seberat 1 gram ke dalam crusible


VM dan lakukan analisa secara duplo (ganda).
Masukkan ke dalam furnace 900 oC(ISO) atau 950 oC
(ASTM) selama 7 menit.
Sample didinginkan selama 7 menit dan segera
ditimbang.
Lakukan perhitungan dari rumus.

2.
3.
4.

30 June 2004 / HSK

Volatile Matter
Rumus:
% VM wt adb = ((( M2 M3) / ( M2 M1 )) * 100 %) - M
Contoh perhitungan:

Keterangan :
M1 : Berat crucible kosong

M1 = 12.1243
gr

M2 : Berat crucible +
sample

M2 = 13.1244
gr

M3 : Berat crucible +
Nilai
Moisture
14.9
M3
=
12.5873
sample setelah
Makapembakaran
didapatkan Volatile Matter
gr:

% VM = 38.8 % wt adb

30 June 2004 / HSK

% wt adb

Fixed Carbon
Fixed Carbon didapat dari kalkulasi sebagai berikut :

% FC wt adb = 100 ( M + Ash + VM )

FC

Ash

VM
30 June 2004 / HSK

Calorific Value
Analisa CV bertujuan :
Untuk mencari nilai gross energi yang
terdapat pada batu bara.
Alat dan Bahan analisa :
- Calorimeter set

- Bom vessel

- Crusible

- Balance

- Buret

- Indikator metil red

- NaCO3

- Gas Oksigen

- Fuse

Prinsip analisa :
Pembakaran batu bara ukuran General Analysis di dalam
bom vessel berisi gas Oksigen sebesar 400 psig yang terdapat
di bucket Calorimeter. Kemudian gross energi yang
dihasilkan dari pembakaran dikalkulasi oleh Calorimeter
dengan rumus dan koreksi-koreksi dari setting alat.

30 June 2004 / HSK

Calorific Value

Proses Analisa :

1.

Timbang sample seberat 1 gram ke dalam crusible.


Pasang fuse pada bom vessel dan kenakan pada bagian
sample. Pasangkan bagian cap bom pada body bom vessel dan
kencangkan cap. Isi bom vessel dengan oksigen sebanyak 400
psig.
Masukkan bom vessel pada bucket yang telah terisi aquadest
dan masukkan pada jacket calorimeter, pasang kabel
elektroda.
Start Calorimeter dan isikan data-data yang diminta oleh
controller CV seperti Call ID, Sample ID dan berat sample.
Kemudian tunggu sampai Calorimeter selesai memproses
sample dan menampilkan nilai. Masukkan koreksi fuse, asam,
total sulfur. Sehingga didapatkan nilai gross CV. Lakukan
analisa duplo.

2.

3.

4.

30 June 2004 / HSK

Ash Fusion Temperature


Analisa AFT bertujuan :
Untuk mengetahui perubahan bentuk dari
setiap fase titik leleh abu batu bara.
Alat dan Bahan analisa :
- Furnace AFT

- Tile AFT

- Mortar penggerus

- Cetakan piramide - Gas Hydrogen -Gas Carbondioksida


- Telescope

- Tray tahan panas

Prinsip analisa :
Sample abu batubara dicetak menjadi piramide untuk
dianalisa. Piramide dipanaskan pada kondisi standar antara
range 900 1550 oC dengan gas Hydrogen dan Carbondioxide
untuk reducing dan gas Carbondioxide saja untuk Oxidizing.
Setiap perubahan fase atau bentuk yang karakteristik dicatat.

30 June 2004 / HSK

Ash Fusion Temperature

Bentuk Fase dalam AFT:


Initial Deformation Temperature
Spherical Temperature
Hemispherical Temperature
Flow / Fluid Temperature

Proses Analisa :

1.

Preparasi abu sample sesuai prosedur pengabuan.


Untuk pengabuan gunakan temperature 750 oC ( ASTM ) atau
815 oC (ISO).
Preparasi abu +/- 2 gr, tumbuk abu dengan mortar penggerus.
Tambahkan beberapa tetes air untuk membuat pasta.
Tambahkan larutan dextrin apabila pasta sukar menyatu.
Oleskan sedikit jelly pada permukaan cetakan piramide.
Menggunakan ujung spatula yang tajam, tekan pasta ke dalam
cetakan.

2.
3.

4.

30 June 2004 / HSK

Ash Fusion Temperature

Proses analisa :

5.

Keluarkan cetakan piramide abu batu bara dan letakkan pada tile
AFT. Lakukan duplo pada setiap sample.
Biarkan cetakan tersebut kering dengan cara diletakkan di atas
furnace AFT selama +/- 5 menit.
Dorong tile AFT secara perlahan ke dalam tube AFT menggunakan
batang pendorong sampai batas yang telah ditentukan +/- 2 cm di
depan thermocouple furnace.
Tutup dan eratkan baut penutup kaca furnace, alirkan gas sesuai
analisa yang ditetapkan. Besarnya aliran gas 200 ml/menit. Alirkan
gas Carbondioxide terlebih dahulu baru kemudian Hydrogen. Untuk
oxidizing gunakan gas Carbondioxide saja dengan besar aliran 400 ml/
menit. Jalankan program controller furnace.
Amati perubahan setiap kenaikan 5 oC dan catat apabila ada
perubahan bentuk.
Apabila sudah melewati temperature 1200 oC maka untuk keamanan
mata gunakan pelindung cobalt blue glass.

6.
7.

8.

9.
10.

30 June 2004 / HSK

Ash Fusion Temperature


11.

Jika fase terakhir perubahan telah tercatat atau temperatur telah mencapai di atas
1550 oC, stop program. Matikan aliran gas dari Hydrogen kemudian Carbon
dioxide. Tunggu sekitar 5 menit, buka penutup furnace dan ambil tile dari dalam
tube.

30 June 2004 / HSK

Analisa Ultimate
Apa saja analisa Ultimate itu ?
1. Carbon dan Hydrogen
2. Nitrogen
3. Sulfur
4. Oxygen

30 June 2004 / HSK

Analisa Carbon & Hydrogen


Analisa C & H bertujuan :
Untuk mencari nilai Carbon dan Hydrogen yang terdapat pada batu bara.

Alat dan Bahan analisa :


- Furnace HTM

- Botol train

- Balance

- Magnesium perchlorate

- Al2O3

- NaOH

- Gas Oxygen

- Silica gel

- Desikator

Prinsip analisa :
Sample dibakar di furnace HTM dengan
temperatur 1350 derajat Celcius secara bertahap
dengan dialiri gas Oksigen. Sample ditutup
dengan Al2O3 untuk menghindari percikan selama
pembakaran berlangsung. CO2 dan uap air
diabsorbsi dalam train pengabsorbsi. Kandungan
Carbon dan Hydrogen dihitung dari
meningkatnya massa train absorbsi.

30 June 2004 / HSK

- Boat Crusible

Analisa Carbon & Hydrogen

Proses Analisa :

1.

Lakukan analisa blanko (tanpa sample) dan CRM, timbang sample seberat
0.5000 +/- 0.050 gram, ke dalam boat crusible catat beratnya. Tutup contoh
dengan +/- 0.50 g hablur Al2O3.

2.

Ambil train absorber dari desikator timbang masing-masing wadah tersebut dan
catat pada lembar kerja dan tempatkan pada ujung akhir tube.
Tempatkan crusible boat pada ujung awal tube. Sambungkan dg tabung kaca
aliran oksigen dan gunakan magnet untuk mendorong tongkat pendorong secara
bertahap setiap menit. Sampai kondisi crusible boat tepat ditengah hot zone
furnace. Semua proses berkisar selama 15 menit.
Lepaskan tabung kaca pengalir oksigen, dan keluarkan crusible boat pada
nampan logam . Lepaskan pula train absorber dan tutup lubang train.
Letakkan ke dalam desikator selama 10 menit.
Kerjakan sample sesuai urutan proses di atas.
Lakukan perhitungan dengan rumus.

3.

4.

5.
6.

30 June 2004 / HSK

Analisa Carbon & Hydrogen


Rumus:
C % wt adb = ((27.29 x (A blank )) / M ) x F
H % wt adb = ((11.19 x (B blank )) / M ) x F

Keterangan:
A : Peningkatan massa labu yang berisi NaOH dalam gram.
B : Peningkatan massa labu yang berisi Mg(ClO4)2 dalam gram.
M : Massa sample dalam gram.
F : Faktor koreksi dari Standard CRM.
30 June 2004 / HSK

Analisa Nitrogen
Analisa Nitrogen bertujuan :
Untuk mencari nilai Nitrogen yang dikandung pada batu bara.

Alat dan Bahan analisa :


- Alat Digestion

- Labu kjeldahl

- Alat destilasi

- Analytical Balance - Labu erlenmeyer - Pipet


- NaOH

Prinsip analisa : - CuSO4

- K2SO4

- Buret
- Ruang asam
- H2SO4

Sample didestruksi dengan H2SO4 pekat dan campuran katalis untuk mengubah
Nitrogen yang ada pada sample menjadi (NH4)2SO4. / Ammonium sulfat. Kemudian
NH3 / Ammonia dibebaskan secara destilasi dengan adanya larutan alkali dan
ditampung dalam absorban H2SO4. Kelebihan H2SO4 dititrasi dengan NaOH untuk
menentukan kandungan N2

30 June 2004 / HSK

Analisa Nitrogen

Proses Analisa :

1.

Timbang sample 1.0000 +/- 0.1000 gr dan catat beratnya sebagai


M.dan tambahkan CuSO4 2.5 gr serta K2SO4 10 gr.

2.

Tambahkan 30 ml H2SO4 pekat secara perlahan-lahan ke dalam Labu


Kjeldhal, homogenkan secara hati-hati. Semua proses ini dilakukan di
ruang asam.
Panaskan labu kjeldahl tadi pada pemanas dengan posisi sudut 45
derajat sampai warna larutan berubah menjadi biru jernih. Setelah
berubah dinginkan labu kjeldahl tersebut.
Setelah dingin, tambahkan 200 ml air dan 125 ml NaOH 40 % dan
batu didih ke dalam labu tersebut.
Pasang labu kjeldahl ke bagian alat destilasi, pasang pula adaptor
pada labu dan kondensor.
Siapkan 25 ml larutan H2SO4 0.05 N pada erlenmeyer dengan diberi 3
tetes indikator metil red sebagai labu penampung destilat.
Nyalakan pemanas alat destilasi secara perlahan sampai larutan
dalam labu kjeldahl mendidih. Lanjutkan pendidihan sampai destilat
yang ditampung 200 ml.

3.

4.
5.
6.
7.

30 June 2004 / HSK

Analisa Nitrogen
8.

Setelah itu bilas kondensor dan pembilasnya ke dalam labu destilat.

9.

Titrasi destilat dengan NaOH hingga warna berubah menjadi kekuningan. Catat Volume
penitar sebagai V1.

10.

Lakukan duplo dan gunakan Sukrosa sebagai blanknya. Catat volume titrasi sebagai V2.

11.

Kerjakan pula sample CRM sebagai data verifikasi.

Rumus:
N % wt adb = (( 1.4 x N x (V2 V1 )) / M ) x 100 %
Keterangan:
N

: Normalitas NaOH

V 1 : Volume titrasi sample ( ml )


V 2 : Volume titrasi Blank ( ml )
M : Berat sample ( gr ).

30 June 2004 / HSK

Total Sulfur
Analisa TS bertujuan :
Untuk mencari nilai kandungan Total
sulfur dari batu bara

Alat dan bahan yang digunakan :


- Leco analyzer.
- Boat crusible
- Gas Oksigen
- Balance
- Magnesium perchlorate unhydrate

Prinsip analisa :
Mendeteksi sulfur yang ada pada batubara
dengan membakarnya pada temperatur
1350 derajat Celcius dan mengkalkulasi
secara komputer, intensitas cahaya sel
infra merah yang berkurang. Penetapan
nilai dengan perbandingan CRM batu
bara standar yang telah dikalibrasi.

30 June 2004 / HSK

Total Sulfur

Proses Analisa :

1.

Masukkan data sample yang akan


dianalisa, timbang sample seberat 0.2000
+/- 0.0010 gram pada boat crusible.
Tekan tombol analize sample dan
masukkan sample ke dalam furnace Leco
dengan temperatur 1350 oC, aliran gas
Oksigen Measure flow 3 l/menit dan Purge
flow 2.5 l/menit sampai batas stop boat.
Dan kondisi IR cell 8.5 volt.
Tunggu sampai analisa berakhir secara
otomatis dan menampilkan hasil analisa
TS.
Lakukan analisa duplo.

2.

3.

4.

30 June 2004 / HSK

Oxygen
N M

O
C

Besarnya kebutuhan oxigen pada


pembakaran dan untuk memprediksi gas
buangan yang dihasilkan setelah
pembakaran batubara.
Oxygen = Dari hasil kalkulasi
= 100 - ( M+Ash+TS+N+C+H )
30 June 2004 / HSK

Ash

Ash analysis
Analisa AAS bertujuan :
Untuk mencari nilai kandungan asam logam dan basa logam pada abu
batubara.

Alat dan bahan yang digunakan :

- Instrument AAS - Furnace Ash - Hotplate dan stirrer - Analytical balance


- Labu ukur plastik dan kaca - Beaker glass - pipet - magnet stirrer - crsible platina
- Bulb karet - Corong kaca - Lampu katoda - Compressor.
- Aquadest - HCl - Lithium tetraborat - Lanthan chloride - Larutan standard
- Standard CRM - Gas acetylene - Gas Nitrous

Prinsip analisa :
Abu batu bara dilebur menjadi gel dengan bantuan Lithium tetraborat dan pemanasan
pada shu 950 derajat Celcius. Hasilnya diencerkan dengan ditambahkan Lanthan
Chloride. Hasil pengenceran dibaca dengan Atomic Absorbtion Spectrometer setiap
unsurnya.

30 June 2004 / HSK

Ash analysis

Proses Analisa :

Masukkan ke dalam furnace crucible platina bersih


dengan temperatur 950 oC selama 15 menit. Dinginkan
selama 5 menit. Timbang crucible platina tersebut, catat
beratnya sebagai M1.
Timbang sample abu batu bara seberat 0.125 +/- 0.005
gr, catat sebagai M2. Masukkan ke dalam furnace
kembali selama 15 menit. Keluarkan dan dinginkan
selama 5 menit.
Timbang kembali crucible dan sample dan catat sebagai
M3.
Tambahkan Lithium tetraborat seberat 0.5000 gr.
Geruslah abu batu bara dan lithium sehingga
tercampur secara homogen dan halus.
Tambahkan lagi Lithium seberat 0.5000 gr. Bersihkan
penggerus dengan kertas saring dan sertakan di dalam
crucible untuk dibakar kembali di Furnace.

30 June 2004 / HSK

Ash analysis

Proses Analisa :

Masukkan ke dalam furnace selama 15 menit. Setelah itu


keluarkan dari furnace dan didinginkan selama 5 menit.
Perhatikan apakah gel sudah terbentuk dengan baik.
Apabila sudah maka bersihkan bagian bawah crucible
dengan aquadest.
Masukkan crucible ke dalam beaker glass dan tambahkan
larutan HCl 5 %. Di dalam crucible dimasukkan magnet
stirrer untuk mengaduk gel.
Tempatkan beaker glass pada hotplate stirrer dan mulai
untuk dipanaskan dan diputar stirrernya. Catatan : HCl
jangan sampai mendidih, selama +/- 30 menit.
Setelah gel larut semua, segera turunkan beaker glass
untuk didinginkan.
Masukkan ke dalam labu ukur 200 ml. Dan himpitkan
sampai tanda dengan HCl 5 %. Kocok botol sampai
homogen.

30 June 2004 / HSK

Ash analysis

Proses Analisa :

Encerkan larutan sample tadi menjadi pengenceran 2 x,


10 x, 20 x dan 50 x. Dengan menambahkan Lanthan
Cloride 1/10 bagian dari volume labu ukur untuk
pengenceran 2 x dan 10 x. Larutan 20 dan 50 x diambil
dari larutan pengenceran 10 x, tanpa harus menambah
Lanthan Chloride lagi.
Himpitkan dengan HCl 5 % sampai tanda untuk semua
labu ukur yang berisi larutan untuk pengenceran.
Siapkan alat AAS dengan setting sesuai unsur yang akan
dibaca. Yang perlu disetting adalah Burner, Lampu
Katoda, Wave length, Slit, dan Optimizing lamp.
Buka kran gas Asetilen, Nitrous serta udara dari
compressor. Hidupkan alat dan aspirasikan aquadest
selama 10 menit.

30 June 2004 / HSK

Ash analysis

Proses Analisa :

Lakukan pembacaan dengan didahului mengkalibrasi pembacaan dengan standard


Larutan unsur, kemudian setelah didapat persamaan linier dilakukan pembacaan
blank dan larutan SCRM. Baru setelah itu dibaca sample yang akan dicari
kandungannya.
Lakukan hal yang sama seperti prosedur di atas untuk unsur-unsur yang lain.
Semua data absorbance yang terbaca di catat di lembar kerja.
Setelah semua sample terbaca, aspirasikan kembali Aquadest selama 10 menit
dengan burner tetap menyala. Kemudian matikan burner dan nyala lampu katoda
serta alat. Matikan pula aliran gas, compressor dan blower.
Masukkan data-data absorbance ke dalam program AAS untuk mengkonversi
absorbance menjadi % berat dalam ash.
Laporkan hasil analisa tersebut.

Unsur-unsur yang dibaca adalah : asam logam (SiO2, Al2O3 dan TiO2) dan Basa logam (
Fe2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O) serta Mn3O4.
NB : Untuk TiO2 juga dapat dibaca dengan spectrophotometer UV / VIS

30 June 2004 / HSK

Analisa Phospor
Analisa Phospor bertujuan :
Untuk mencari nilai kandungan phospor pada abu batubara.

Alat dan bahan yang digunakan :


- Instrument Spectrophotometer - Hotplate / water bath - Analytical balance
- Labu ukur
- Bulb karet

- Botol poli propilene


- Corong kaca.

- pipet

- H2SO4
- HF - Ammonium Molibdate - Larutan standard
- Aquadest
- Standard CRM - Asam askorbat - Antymony Pottasium Tetrate

Prinsip analisa :
Abu batu bara didegest dengan asam, kemudian diberi reagen untuk pembentukan
warna. Setelah itu di baca absorbancenya dengan spectrophotometer UV/VIS.

30 June 2004 / HSK

Analisa Phospor

Proses Analisa :

Timbang abu seberat 0.0500 gr dan masukkan ke


dalam botol poli propilene.
Tambahkan 2 ml H2SO4 10 N dan 2 ml HF 20 N,
proses ini dilakukan di ruang asam.
Digest larutan tersebut di atas hot plate atau
waterbath di dalam ruang asam selama 30 menit.
Proses ini akan membentuk uap Asam sulfat putih.
Dinginkan botol tersebut. Tambahkan H2SO4 10 N
sebanyak 0.5 ml. Panaskan lagi selama 5 menit. Dan
dinginkan kembali.
Tambahkan 20 ml aquadest dan didigest selama 30
menit. Kemudian dinginkan kembali.
Pindahkan larutan dari botol ke labu ukur 100 ml.
Bilas dengan aquadest dan himpitkan sampai tanda.
Selanjutnya larutan ini disebut larutan A.

30 June 2004 / HSK

Analisa Phospor

Proses Analisa :

Siapkan larutan blank (tanpa sample), proses sama seperti di atas.


Siapkan 4 buah labu ukur 50 ml.
- Labu ukur 1 : 10 ml larutan A
- Labu ukur 2 : 10 ml larutan blank
- Labu ukur 3 : 10 ml larutan standard Phosphor.
- Labu ukur 4 : belum diberikan.
Pipet 5 ml larutan reagen ke dalam masing-masing labu ukur, aduk larutan selama
penambahan. Himpitkan sampai tanda batas dengan aquadest. Biarkan 20 menit
sampai timbul warna.
Baca absorbance dari empat larutan tadi dengan Spectrophotometer UV/VIS pada
panjang gelombang 710 nm.
Semua pembacaan dicatat pada lembar kerja. Hasil pencatatan di olah dengan
program komputer untuk mendapatkan persen berat P2O5.

30 June 2004 / HSK

Analisa HGI
Analisa HGI bertujuan :
Untuk mencari nilai index kekerasan batubara.

Alat dan bahan yang digunakan :


- Mesin HGI

- Mesin rotap sheaker


- Kuas

- Sieve
- Stopwatch

- Coffe mill
-

Drying oven.
- Standard CRM

Prinsip analisa :
Metoda ini untuk menentukan Grindability Index dari kekerasan batubara yang
menggunakan mesin Wallace Hardgrove. Sebuah sample dari penyebaran ukuran yang
specifik di bawah kondisi yang ditentukan. Grindability index dihitung dari analisa
saringan dari ground product dibandingkan ke data kalibrasi dari sebuah set sample
-sample rujukan bersertifikasi

30 June 2004 / HSK

Analisa HGI
Penyiapan sample Kering.
Siapkan sample minimum 1 kg berukuran partikel paling besar (top size)
adalah 4.75 mm. sample dikeringkan hingga beratnya konstan.
1.

Penyiapan fraksi 1.18 menjadi menjadi 0.6 mm dengan menggunakan


coffee mill.
Bagi menjadi 5 porsi , masing-masing porsi sebesar 200 gram disaring
dengan saringan 1.18 mm.
2.

3.
Fraksi + 1.18 mm dihancurkan dalam coffee mill hingga lolos saringan 0.6
mm. Caranya, produk coffee mill dicampur ulang, saring dengan saringan 1.18
mm. Fraksi -1.18 mm di coffee mill dengan setting yang paling kasar (no.1).
Produk antara -1.18 mm sampai 0.6 mm dihancur ulang dengan setelan no.2.
Ulangi lagi dengan setelan no.3 , no.4, dan no.5.
4.
Saring dengan saringan 0.6 mm. Timbang dan catat berat fraksi + 0.6 mm
dan fraksi - 0.6 mm. Perhatikan jika fraksi + 0.6 mm kurang dari 50 % , maka
beritahukan ke koordinator karena kemungkinan pengujian akan diulang.

30 June 2004 / HSK

Analisa HGI
Dedusting
5. Campur dengan benar seluruh sample sisa fraksi +1.18 dengan fraksi + 0.6 mm,
kemudian bagi dengan riffle , dan dispot kira-kira 120 gram (+ 10 gram).
6. Dedusting fraksi + 0.6 mm selama 5 menit (+10 detik) , dengan menggunakan Rotap
sieve shaker.
7. Bongkar susunan saringan, timbang , catat fraksi +0.6 mm dan fraksi -0.6 mm.
8. Lakukan lagi dedusting sebagai duplo.

Grinding dengan mesin HGI.


9.

Siapkan mesin HGI , terutama bersihkan mangkuk dan bolanya.

10. Tempatkan bola-bola tersebut ke dalam mangkuk dan tumpahkan sebanyak 50 gram
fraksi + 0.6 mm kedalam mangkuk, pastikan tidak ada sample yang berada diatas bola.
11. Pasang tutup mangkok dan kunci ke dalam posisi mesin.
12. Setel putaran mesin sebesar 60 putaran (+0.25 putaran), dalam waktu 1 menit (setel
pada timer).
13. Setelah selesai , keluarkan mangkuk dari mesin.
14. Pasang saringan 8 mm ( yang menahan bola), dan 0.075 mm (khusus untuk hasil HGI).

30 June 2004 / HSK

Analisa HGI
15.

Sikat secara hati-hati tutup mangkuk, bersihkan tiap bola dan keluarkan dari saringan 8
mm.

16.

Tempatkan tutup diatas saringan 0.075 mm, kemudian dedusting atau goyang selama 10
menit (+10 detik) dengan rotap sieve shaker.

17.

Jika telah selesai , lepas dari shaker, cabut tutupnya, miringkan saringan 0.075 mm diatas
tadahnya, sikat permukaan dan bawah saringan hingga partikel masuk ke tadah.

18.

Letakkan kembali fraksi +0.75 mm ke saringan 0.75 dan goyang lagi selama 5 menit (+ 10
detik).

19.

Ulangi langkah 17 dan 18 (5 menit +10 detik).

20.

Bersihkan saringan , dan timbang berat fraksi + 0.075 mm dan -0.075 mm sampai akurasi
0.01 gr. Hitung berapa berat yang hilang dari 50 gram semula. Perhatikan jika berat hilang
lebih besar dari 0.5 gram maka pengujian harus diulang.

21.

Ulangi langkah 9 - 20 sebagai duplo.

22.

Sisa dari dedusting 120 gram simplo dan duplo yang telah di test HGI agar di analisa
Residual Moisture.

30 June 2004 / HSK

Analisa HGI

30 June 2004 / HSK

Analisa Sizing
Analisa Sizing bertujuan :
Untuk mencari persentase fraksi butiran batu bara mulai dari ukuran + 50 mm
sampai dengan 0.50 mm

Alat dan bahan yang digunakan :


- Sieve / ayakan
- Top Balance
- Ember penampung
- Lantai penjemur
- Garpu sizing

Prinsip analisa :
Metode ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran partikel batubara menggunakan
saringan square hole. Sampel batubara dikeringkan dan disize sesuai dengan prosedur
yang specific dan hasil-hasilnya diexpresikan dengan istilah percentase berat dari masingmasing fraksi ukuran

30 June 2004 / HSK

Analisa Sizing

+ 50 mm

a %

+ 40 mm

b %

+ 31,5 mm

c %

+ 22,4 mm

d %

+ 11,2 mm

e %

+ 6.7 mm

f %

+ 4,75 mm

g %

+ 2,00 mm

h %

+ 1,00 mm

I %

+ 0,5 mm

j %

- 0,5 mm

k %

30 June 2004 / HSK

Terima kasih atas


perhatiannya.

30 June 2004 / HSK

Vous aimerez peut-être aussi