Vous êtes sur la page 1sur 22

PERDARAHAN UTERUS

ABNORMAL
1

DOKTER PEMBIMBING: DR. ALI MAHMUD, SP.OG

OLEH DM FK UMM KELOMPOK A19:


A D H E P U S P A R A N I
A S A D U L L A H
F I L D Z A H F E B R I A N A I S K A N D A R
M U H A M A D W I L D A N

PENDAHULUAN
2

Sangat bermanfaat bila pasien dapat MENCATAT siklus

haidnya secara baik selama periode waktu 3 bulan .


Anamnesa jumlah darah haid sangat SUBJEKTIF

Tanyakan jumlah pembalut (tampon) yang digunakan

selama haid atau saat puncak haid,


Setiap berapa lama pasien mengganti pembalut nya (
atau 2 jam sekali ?)

SIKLUS MENSTRUASI
3

Pada wanita usia masa reproduksi : diharapkan

terjadi pola siklus haid yang normal


Keterkaitan hormon reseptor site faktor
pertumbuhan inhibin dan aktivin dalam sel
granulosa dan sel teka ovarium sangat komplek.

FISIOLOGI 1
4

[estrogenrendah]hipotalamushipofisis

anteriorFSH follicle stimulating hormone


FSH:

Pertumbuhan folikel
Sel Granulosa folikel : [estrogen]

ESTROGEN:

Proliferasi endometrium: implantasi hasil konsepsi


[estrogen tinggi] : mencegah produksi FSH dan menstimulasi
produksi LH

FISIOLOGI 2
5

Puncak kadar LH : 12 jam sebelum OVULASI


Sekresi LH selanjutnya menyebabkan sel granulosa

CORPUS LUTEUM memproduksi PROGESTERON


Produksi PROGESTERON bertahan selama 10 hari,
kemudian menurun dan menyebabkan perdarahan
endometrium [ haid ]

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL


6

Perdarahan pervagina yang menyimpang dari pola haid normal.


Istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua kelainan haid

baik dalam hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinisnya


dapat berupa pendarahan dalam jumlah yang banyak atau sedikit,
dan haid yang memanjang atau tidak beraturan
Pola haid normal pada wanita dalam durasi, interval dan jumlah
darah haid yang dikeluarkan adalah TIDAK SAMA .
NORMAL :

interval rata-rata adalah 21 35 hari ;


durasi rata-rata 3 7 hari dan
jumlah darah haid berkisar antara 25 80 ml.

KLASIFIKASI PUA BERDASARKAN JENIS PERDARAHAN


8

KLASIFIKASI FIGO BERDASARKAN PENYEBAB PUA


9

BATASAN PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL


10

Hypomenorrhoea: Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang

dari biasa.
Hypermenorrhoea/Menoragia: Perdarahan uterus yang terjadi dengan

interval normal (21 35 hari) namun jumlah darah haid > 80 ml atau > 7 hari.
Metrorrhagia: Perdarahan uterus yang tidak teratur diantara siklus ovulatoir

dengan penyebab a.l penyakit servik, AKDR, endometritis, polip, mioma


submukosa, hiperplasia endometrium, dan keganasan.
Menometrorrhagia: Perdarahan uterus yang tidak teratur, interval non-siklik

dan dengan darah yang berlebihan (>80 ml) dan atau dengan durasi yang
panjang ( > 7 hari).

BATASAN PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL


11

Oligomenorrhoea: Perdarahan uterus yang terjadi dengan interval > 35 hari

dan disebabkan oleh fase folikuler yang memanjang.


Polimenorrhoea: Perdarahan uterus yang terjadi dengan interval < 21 hari

dan disebabkan oleh defek fase luteal.


Bercak intermenstrual: Bercak perdarahan yang terjadi sesaat sebelum

ovulasi yang umumnya disebabkan oleh penurunan kadar estrogen.


Perdarahan pasca menopause: Perdarahan uterus yang terjadi pada wanita

menopause yang sekurang-kurangnya sudah tidak mendapatkan haid selama 12


bulan.
Perdarahan uterus abnormal akut: Perdarahan uterus yang ditandai

dengan hilangnya darah yang sangat banyak dan menyebabkan gangguan


hemostasisis (hipotensi , takikardia atau renjatan).

ANAMNESIS
12

Frekuensi, durasi dan jumlah darah haid


Kehamilan yang lalu
Penggunaan kontrasepsi
Penyakit sistemik (lihat kotak diatas)
Obat-obat yang diminum
Riwayat pembedahan

PEMERIKSAAN FISIK
13

PEMERIKSAAN

FISIK umum secara lengkap


termasuk pemeriksaan pelvik.
Terdapat sejumlah PENYEBAB ANATOMIK yang
dapat menyebabkan perdarahan uterus.

KELAINAN UTERUS PENYEBAB PERDARAHAN UTERUS


14

Hiperplasia dan karsinoma endometrium


Mioma uteri
Polip endometrium atau endoservik
Infeksi : endometritis, servisitis
Benda asing : IUD , tampon
Gangguan kehamilan
Terapi pengganti hormonal, kontrasepsi oral

PEMERIKSAAN
15

Kelenjar Tiroid
Payudara Hepar
Adanya lesi kulit (echymosis)
Hirsuitisme
Inspeksi vulva dan vagina
Inspeksi dan palpasi servik dan uterus
Ukuran uterus
Palpasi adneksa (tumor adneksa )

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1
16

Hemoglobin dan hematokrit


Kadar zat besi dan serum ferritin
Tes fungsi hepar
Serum hCG
Fungsi tiroid
Faal hemostasis
Kadar progesteron (fase luteal)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 2
17

Prolactin,FSH, LH
Androgen serum
Melena dan hematuria
Pap smear
Ultrasonografi pangul
Histerografi
Sediaan endometrium

PENATALAKSANAAN
18

Pada sebagian besar kasus, perdarahan uterus

abnormal adalah masalah yang sering mengalami


REKURENSI dan penatalaksanaan jangka panjang
terletak pada DIAGNOSA YANG TEPAT.
Etiologi

SISTEMIK dan ANATOMIK harus


dikelola secara baik dengan terapi yang spesifik.

TERAPI MEDIKAMENTOSA
19

PROGESTOGEN

Norethisteron
5

15
mg
per
hari
atau
medroxyprogesteron acetat 10 mg 2 3 kali sehari
diberikan pada hari ke 5 25 siklus haid. Gestrinone 2.5
mg 2 dd 1 . Terapi diberikan selama 4 6 siklus haid.
ANTI INFLAMASI NON-STEROID

Dapat mencegah sintesa prostaglandin dan menurunkan


jumlah perdarahan sampai 20% dan dismenorea yang
menyertai. Asam mefenamat 3 x 500 mg (4 5 hari
sebelum haid)

TERAPI MEDIKAMENTOSA
KONTRASEPSI ORAL

20

Bila perdarahan tidak terlampau banyak dapat diberikan pil


monofasik, atau jenis progestogen dominan
DANAZOL

Dosis 200 mg / hari , ditingkatkan bila perdarahan masih


tidak berhenti Side efek : kenaikan berat badan, nyer otot,
jerawat
Antifibrinolitik

Tranexamic acid .

TERAPI PEMBEDAHAN
21

Dilatasi dan kuretase


Ablasi endometrium
Histerektomi

SEKIAN
&
TERIMA KASIH
22

Vous aimerez peut-être aussi