Protein-energi Malnutrition

Oleh :
dr. Reni Zuraida, M,Si
BLOK ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2 Maret 2011

Literature
1. Almatsier S, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
2. Presentation copyright 2002 David A Bender
and some images copyright 2002 Taylor &
Francis Ltd
3. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya
untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional
4. Supariasa IM. 2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Ire land

South Am e rica

Ce ntral Am e rica

Japan

South Africa

ne ar East

Canada

Australia

Europe

UK

Ne w Ze aland

Israe l

France

Banglade sh

Papua Ne w Guine a

sub-Saharan Africa

Caribbe an

Africa

India

e ast and SE Asia

USA

Asia

MJ / day av ailable

KETERSEDIAAN PANGAN PERKAPITA PERHARI (kj/h)

16

1998

14

1961

12

10

Laju populasi dunia (1800-2100)

population, billions

12
10
8
6
4
2
0
1800

1850

1900

1950

2000

2050

2100

Laju populasi dunia (1500 - 2025)

population, billions

8
7
6

developed countries
developing countries

5
4
3
2
1
0
1950

1975

2000

2025

Laju populasi dunia (angka kelahiran dan kematian)

rate /1000

45
40

developed

35

developing

30

least developed

25
20
15
10
5
0

birth

death

Usia Harapan Hidup

Life expectancy

developed
developing

80
70
60
50
40
30
20
10
0

least developed

74.5
62.4
50.6

PROTEIN DALAM TUBUH

KOMPOSISI PROTEIN PADA TUBUH

computing

Approximate body composition

water
64%

minerals
6%

essential fat
3%
storage fat
12%
protein
15%

water
54%
essential fat
9%

minerals
5%

storage fat
19%
protein
13%

Overview
of
protein
dietary protein
80 g
metabolism
enzymes
intestinal cells
mucus
70 g

amino acids
and dipeptides

computing

body protein
(~ 10 kg)

amino acids
urine
(70 g)

faecal loss
(10 g)

metabolites

Nitrogen balance

Nitrogen balance

computing

Perbandingan antara jumlah nitrogen yang

ditahan tubuh dengan yang diekskresikan oleh
tubuh
dietary protein
80 g
enzymes
intestinal cells
mucus
70 g
amino acids
and dipeptides

faecal loss
(10 g)

body protein
(~ 10 kg)

amino acids

metabolites

urine
(70 g)

Nitrogen balance
Nitrogen
balance equilibrium
ASUPAN = EKSKRESI

computing

N balance atau kesetimbangan

Keadaan normal pd orang dewasa
Tidak ada perubahan pd protein tubuh
dietary protein
80 g
enzymes
intestinal cells
mucus
70 g
amino acids
and dipeptides

faecal loss
(10 g)

body protein
(~ 10 kg)

amino acids

metabolites

urine
(70 g)

Nitrogen balance

Positive nitrogen balance

computing

ASUPAN > EKSKRESI

Balance N positif
Peningkatan protein tubuh

Masa pertumbuhan, hamil dan penyembuhan

dietary protein
80 g
enzymes
intestinal cells
mucus
70 g
amino acids
and dipeptides

faecal loss
(10 g)

body protein
(~ 10 kg)

amino acids

metabolites

urine
(70 g)

Nitrogen balance

Negative nitrogen balance

computing

ASUPAN < EKSKRESI

Balance N Negatif
Pengurangan protein tubuh

Kondisi tidak normal; sakit, trauma atau inadekuat asupan

dietary protein
80 g
enzymes
intestinal cells
mucus
70 g
amino acids
and dipeptides

faecal loss
(10 g)

body protein
(~ 10 kg)

amino acids

metabolites

urine
(70 g)

Protein-energi malnutrition
Tidak secara spesifik kekurangan
protein
Tidak ada energi untuk
metabolisme
Sumber protein digunakan
sebagai energi
Sintesis protein di jaringan
berkurang
Sintesis protein mahal

Sintesis protein butuh energi besar

Makanan
Puasa

Energi yang
dikeluarkan
-

Tinggi karbohidrat + 5.7 %

Tinggi protein

+ 9.6 %

Turnover % Energi yang

g / jam
dikeluarkan
1.95

8.7 %

3.04

11.7 %

6.47

19.8 %

The fed state

The fed state

glycogen

computing

triacyglycerol

protein
glucose
triacylglycerol
in VLDL

triacylglycerol in
chylomicrons

amino acids
glucose
glycogen
protein
amino acids

The fasting state

The fasting state

computing

amino acids
glucose
triacyglycerol
protein

ketone bodies

glucose

amino acids

hormone-sensitive
lipase
glycerol

fatty acids
glycogen

fatty acids

KLASIFIKASI PEM PADA ORANG

DEWASA
INDEKS MASSA TUBUH = Kg/m2
BMI < 16

protein-energi malnutrition berat

BMI 16 - 17

protein-energi malnutrition sedang-berat

BMI 17 - 18.4

protein-energi malnutrition sedang

BMI 20 - 25 normal

Kelaparan inadekuat asupan yang berkepanjangan

Otot dan glikogen hati (< 24jam) :
peningkatan ketogenesis dari jaringan adiposa
triacylglycerol
peningkatan katabolisme dari protein otot untuk
glukoneogenesis
Setelah 2 3 minggu :
ketone bodies plasma cukup tinggi untuk dipakai oleh
SSP
Kekurangan protein otot untuk glukoneogenesis
Jaringan lemak cadangan habis :
Peningkatan katabolisme dari protein otot dan lainlain protein jaringan untuk digunakan sebagai bahan
bakar

1.2

0.8

0.6

0.4
glucose
ketone bodies
fatty acids

1
0

0.2
0

fed

40h fasting

7d starving

fatty acids, mmol /L

glucose and ketone bodies, mmol /L

Bahan bakar (energi) pada saat makan, puasa dan kelaparan

Perubahan berat badan saat keseimbangan energi negatif

1.1

relative weight

as less food is eaten:

decreased cost of digestion
decreased cost of absorption
decreased cost of synthesis of:
triacylglycerol reserves
glycogen reserves
decreased protein turnover

0.9

0.8

as body weight decreases

decreased BMR
decreased cost of physical activity

0.7

0.6

theoretical
0.5
time

Marasmus Respon akibat kelaparan

Sangat sedikit cadangan lemak
Gangguan sintesis protein
Sintesis protein butuh energi
besar
Pengurangan massa otot
death follows from loss of essential
tissue proteins

Marasmus Respon kelaparan

Gangguan sintesis protein :
Rendahnya sintesis retinol binding protein
Defisiensi fungsi vitamin A
Gangguan sintesis of immunoglobulins
greater susceptibility to infection
mild infections may be ultimate cause of
death
Hilangnya mukosa intestinal atau terjadi
pendataran villi usus
Gangguan absorbsi makanan yang ada
Diare

ngnya mukosa intestinal atau terjadi pendataran villi usus

Mukosa normal
20 40 villi / mm2
Masing-masing villi : 0.5 1.5 mm
Total absorbsi permukaan usus halus ~ 300 m2

Protein-energy malnutrition pada anak

Protein-energy malnutrition pada anak

weight for age
% of expected

no oedema

oedema

60 - 80

undernutrition

kwashiorkor

< 60

marasmus

marasmic kwashiorkor

Kwashiorkor Edema (pitting oedema)

Kwashiorkor Infiltrat lemak pada hati computing

Kwashiorkor fatty liver

Kwashiorkor : edema dan sunburn-like sooty dermatitis

computing

Kwashiorkor - dermatitis

Kwashiorkor kehilangan warna dan tekstur rambut

Kwashiorkor - hair

computing

Kwashiorkor diakibatkan oleh kekurangan protein semata

Kwashiorkor is not due to protein deficiency alone computing

Pengaruh defisiensi protein terhadap pertumbuhan tinggi badan

length for age, % of expected

100

90

80

86
70

marasmus

84.5

92

marasmic
kwashiorkor
kwashiorkor

TERIMAKASIH