Vous êtes sur la page 1sur 10

AUDIT MANAJEMEN

KETERLAMBATAN PRODUKSI PADA PABRIK


TEKSTIL

PT. SERAT SUTRA


Di susun oleh :
Elsa Badria F
13.023.138

Informasi Latar Belakang PT. Serat Sutra

Awalnya adalah pabrik


tenun tradisional dengan
fasilitas produksi berupa
Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBN).

PT. SERAT
SUTRA

Bergerak di bidang
produksi industri
tekstil
Tanggal 13 April
1995
Direktur Utama
: Ny. Shri Utami
Direktur Akuntansi dan Keuangan : Ny. Trini Ray
Direktur Pemasaran
: Tn. Hendro Sukantja

TUJUAN DILAKUKAN AUDIT


1. Menilai kecukupan prosedur produksi tekstil yang digunakan dalam
penyelengaraan operasional perusahaan.
2.
operasi

Menilai ekoniomisasi, efisiensi, dan efektivitas proses produksi dan

3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan proses produksi


yang ditemukan.

PERMASALAHAN UMUM PERUSAHAAN


1.

Muncul di tahun 2006, dimana keluhan pelanggan meningkat begitu tinggi terutama
disebabkan pemenuhan pesanan yang selalu terlambat. Sebagai akibat dari
keterlambatan terjadi pembatalan pesanan dan beberapa pelanggan di kawasan timur
tengah. Bahkan menunda pembayaran sebagai jaminan bahwa perusahaan akan
memenuhi pesanan berikutnya. Terjadi pembatalan pesanan sebesar 15% dari rp 750
miliar total pesanan pelanggan di timur tengah dan 10% dari 575 miliar total pesanan
pelanggan di kawasan eropa selama tahun 2006.

2.

Di dalam negeri, pasar juga mengalami penurunan karena permasalahan yang sama.
perusahaan tidak mampu menempatkan barangnya di pasar tepat waktu dalam kuantitas
sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berdampak pada kinerja perusahaan di mana dua
tahun terakhir ini laba mengalami penurunan cukup signifikan. Di samping itu pasar di
dalam negeri mengalami penurunan sebesar 7,5% dari volume penjualan tahun lalu yang
mencapai 525 miliar.

KESIMPULAN AUDIT YANG DIDUKUNG DENGAN


TEMUAN

AUDIT

No
Kondisi
1 Dari catatan penerimaan
bahan tahun 2006 ratarata terjadi kekurangan
bahan baku sebanyak 15%
dari kebutuhan produksi,

Kriteria
Jadwal produksi harus terintegrasi dengan
a. Jadwal penerimaan bahan baku; bahan
baku sudah tersedia dan siap di lokasi
pabrik 6 jam sebelum proses produksi
dimulai.
b. Pemeliharaan fasilitas produksi; mesin
selalu dalam keadaan siap untuk
dioperasikan.

c. Pengiriman barang; barang jadi dikirim


paling lambat 7 hari kerja sejak pesanan
diterima.
Produksi tetap dilakukan
Jadwal produksi harus mampu
walaupun belum waktunya meminimumkan:
untuk diproses.
a. Biaya persediaan, di mana persediaan
maksimum 5% dari produksi setiap bulan
untuk setiap jenis barang,
b. Biaya penyetelan (setup) mesin,
c. Upah lembur, dan
d. Pengangguran sumber daya.
Perusahaan sulit
Jadwal produksi harus mampu
memenuhi pesanan yang
mengoptimalkan tingkat penggunaan
mendadak dari pelanggan kapasitas produksi.

Pada saat beberapa


komponen mesin
dibutuhkan sering belum
siap karena masih
diperbaiki
Perusahaan sulit

Jadwal produksi harus selaras dengan


jadwal pada fungsi-fungsi yang lain.

Penyebab
Perencanaan kebutuhan bahan
baku perusahaan (teutama
untuk produk berbahan dasar
sutra yang masih diimpor)
sering tidak tepat, sehingga
kedatangan bahan baku sering
terlambat.

Akibat
Karena keterlambatan
pengiriman bahan baku,
proses produksi hanya
mampu mencapai kuantitas
90% dari produk yang
dibutuhkan untuk
memenuhi pesanan
pelanggan sesuai dengan
jadwal pengiriman yang
telah ditetapkan.

Karena proses produksi harus


berjalan terus, supervisor
memerintahkan untuk

Terjadi penumpukan
persediaan rata-rata sampai
15% untuk produk nonsutra.

Jadwal produksi tidak


disesuaikan dengan terjadinya
pemesanan dari pelanggan
yang sifatnya mendadak,
sehingga belum termasuk
dalam jadwal produksi yang
telah ditetapkan.
pemeliharaan mesin tidak
selalu tepat dengan jadwal
penggunaannya.

Pesanan pelanggan yang


mendadak, menyebabkan
tertundanya pengiriman
barang yang terjadwal ratarata 2 hari untuk setiap
pesanan.

Terjadinya waktu tunggu


rata-rata 1 jam dalam setiap
hari.

Perusahaan harus memiliki pedoman

Jadwal penerimaan bahan

Jika terjadi perubahan

REKOMENDASI
Dari hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen
dimasa yang akan datang, yaitu:
1. Keterlambatan pengiriman terjadi karena keterlambatan proses produksi.
2. Keterlambatan proses produksi terjadi karena belum adanya kesesuaian antara:
A. Perencanaan kebutuhan dan pembelian bahan baku yang belum tepat.
B. Pemeliharaan fasilitas produksi yang kurang sesuai.
3. Penumpukan persediaan terjadi karena jadwal produksi yang kurang sesuai.
4. Belum adanya prosedur tertulis untuk perubahan jadwal produksi yang diakibatkan oleh adanya
tambahan (perubahan) permintaan pelanggan.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan
yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1). Perusahaan perlu menyusun jadwal produksi dengan menyesuaikan antara bagian produksi,
pembelian bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas produksi untuk mencegah terjadinya keterlambatan
produksi.
a. Pembelian bahan baku perlu disesuaikan dengan pesanan pelanggan atau dengan
memprediksi pesanan yang sering dipesan
oleh pelanggan sehingga dapat menyesuaikan rencana
pemesanan bahan baku termasuk estimasi jadwal pengiriman bahan baku
terutama untuk bahan
impor, sehingga bahan baku dapat tepat waktu digunakan untuk proses produksi.

b. Ada baiknya perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas produksi seperti mesin sesuai dengan
kapasitas produksi. Perusahaan perlu menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
pemeliharaan
berkala mesin-mesin produksi agar tidak terjadi ketidaksiapan mesin saat akan digunakan
untuk proses
produksi. Selain itu, karena operator mesin dan bagian pemeliharaan dikendalikan oleh orang yang
berbeda, diperlukan juga adanya penyesuaian jadwal di antara keduanya.
2). Jika integrasi antara bagian produksi, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas produksi telah
dapat disesuaikan dengan baik, perusahaan dapat menerapkan sistem produksi secara just in time dengan
hanya memproduksi barang sesuai dengan pesanan pelanggan sehingga meminimalkan penumpukan
persediaan yang dapat menyebabkan meningkatnya biaya persediaan.
3). Perusahaan perlu membuat pedoman tertulis mengenai kemungkinan perubahan jadwal produksi jika
terjadi tambahan (perubahan) permintaan pelanggan yang mendadak. Perusahaan sebaiknya selalu siap
terhadap kemungkinan-kemungkinan penambahan atau perubahan pesanan pelanggan yang terjadi secara
mendadak dengan mempersiapkan juga bahan baku serta dapat memanfaatkan kapasitas mesin yang masih
menganggur sebagai antisipasi perubahan pesanan tersebut.
4). Perusahaan juga perlu melakukan evaluasi atas prosedur yang telah dilaksanakan sebagai tolak ukur dari
keberhasilan dan ketepatan produksi, baik dalam hal waktu, kuantitas, maupun kualitas produk.

RUANG LINGKUP AUDIT


AUDIT
YANG
DILAKUKAN
HANYA
MELIPUTI
MASALAH
KETERLAMBATAN PRODUKSI PT SERAT SUTRA PERIODE TAHUN
2006.
AUDIT
INI
MENCAKUP
PENILAIAN
ATAS
SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN PROSES PRODUKSI, SERTA AKTIVITAS
PRODUKSI ITU SENDIRI.

Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi