Merupakan makrolid polyene amfoterik, tak larut air,
sediaan suspensi koloidal dgn Na desoxycholate IV; sediaan baru dikemas dengan liposome. Peroral tak diserab, diindikasikan untuk jamuran di saluran cerna. Untuk penyakit jamur sistemik, diberikan IV, 0.5 mg/kg/hari yg hasilkan kadar plasma 0.3-1.0 g/ml, >90% terikat lipoprotein plasma, t1/2 sekitar 15 hari, tak dimetabolisme di hati atau ginjal, tak di hemodialisis, distribusi luas ke jaringan kecuali ke CSF, untuk meningitis berikan intrathecal.
Ikat ergosterol membran sel jamurtimbulkan
poripermeabilitas membran naikbocor molekul kecil mudah masuk/keluarsel mati. Resistensi timbul bila ergosterol sedikit/tak terbentuk. Efek samping: 1)segera, ikuti infus obat (demam, menggigil, kaku otot, muntah sakit kepala, hipotensi), dapat dikurangi bila infus diperlambat/dosis dikurangi atau beri premedikasi dgn antipiretik, antihistamin, meperidine, atau steroid; 2) lambat, penurunan fungsi ginjal pd hampir semua penerima, reversible dan kemudian irreversible, gejala mulai dgn azotemia yg diikuti oleh renal tubular acidosis yg disertai kehilangan K, Mg dan erythropoietin. ES lain: kejang dan arachnoiditis.
neoforman; jamur penyebab endemic mycosis yaitu Histoplasma capsulatum, Blastomyces dermatitidis, Coccidioides immitis; Aspergillus fumigatus. Karena fungisid dan berspektrum lebar, amphotericin B terpilih utk berbagai infeksi jamur berat. Merupakan terapi awal utk infeksi jamur berat, kemudian dilanjutkan dgn obat baru yg lebih aman. Terapi empirik pd penderita immunocompromised yang diduga terinfeksi jamur. Diberikan lokal pd keratitis/ulcus cornea, intrathecal pd meningitis.
Flucytosine
Analog pyrimidine, mirip fluorouracil (5FU), tak
antineoplastik tetapi antifungus kuat. Larut air, diserap baik peroral, ikatan protein rendah, distribusi ke seluruh jaringan termasuk ke CSF. Difiltrasi oleh glomeruli, t1/2 3-4 jam, dihemodialisis, ekskresi terganggu pd gagal ginjal. Diikat oleh cytosine permease5FU5 flurodeoxyoridine monophosphate (5-dUMP)fluouridine triphosphate (FUTP) hambat sintesis DNA&RNA. Sel manusia tak punya cytosine permease. Synergi dgn amphotericin B, krn tingkatkan permeabilitas/masuknya flocytosine ke dalam sel. Resistensi dapat timbul pada monoterapi, karena perubahan metabolisme fluocytosine.
ES: flora intestinal dapat rubah
flucytosin jadi 5FUdepresi SST. Spektrum sempit, terbatas utk Cryptococcus neoformans, bbrp spesies candida, dan jamur penyebab chromoblastomycosis.
Timbulkan interaksi obat. Dikenal sbg metabolic inhibitor (ketoconazole, itraconazole) krn hambat CYP 3A4, tingkatkan kadar berbagai obat yng dimetabolisme melalui CYP 3A4 (statin, benzodiazepine, anti HIV, antagonis kalsium); kadarnya turun bila diberi bersama metabolic inducer, rifampicin. Ketoconazole kurang disukai karena hepatotoksik, hambat sintesis kortikosteroid, dan merupakan metabolic inhibitor kuat.
Itraconazole: terpilih utk histoplasma, blastomyces, dan
sporothrix; luas digunakan utk dermatophytosis dan onychomycosis; penetrasi ke CSF buruk. Fluconazole: bioavailabilitas tinggi, penetrasi baik ke CSF, paling rendah sifat metabolic inhibitor nya, indeks terapi lebar hingga dosisnya progresif, tersedia oral dan IV; obat terpilih utk pencegahan sekunder cryptococcal meningitis; setara dgn amphotericin B utk candidemia, banyak digunakan utk mucocuteneous candidiasis, tak efektif thd aspergillus atau jamur sejenis, sbg profilaksis penyakit jamur pada transplantasi SST, penderita HIV. Variconazole: timbulkan ganguan penglihatan sementara, absorpsi peroral baik, ikatan protein plasma rendah, tak hambat CYP, spektrum sama dgn fluconazole.
Caspofungin
Hambat sintesis (1-3) glucan di
dinding sel jamur, hanya IV, untuk aspergillosis yg gagal diobati dgn amphotericin B, aktif pula thd candidiasis sistemik.
Griseofulvin dan Terbinafine
Adalah obat sistemik utk infeksi jamur mukokutan.
Griseofulvin adalah fungistatik, sediaan mikrokristal agar absorpsi baik, terikat lama dgn keratin, cegah infeksi ulang, diberikan 2-6 minggu regenerasi kulit, sampai keratin yg terinfeksi diganti dengan keratin baru: ES: hipersensitifitas, induksi metabolisme warfarin, dan phenobarbital hambat absorpsi griseofulvin. Terbinafine: hambat sequalene epoxidase jamur, kumulasi squalene yg toksik, fungisid, keratofilik, khusus utk onychomycosis,lebih efektif dari griseofulvin.
Antijamur Topikal
Nystatin: tak diserab peroral, diindikasikan utk
candidiasis kulit dan saluran cerna. Clotrimazole dan miconazole: utk candidiasis kulit, dermatophytes yg mencakup tinea corporis, tinea capitis, dan tinea corporis. Ketoconazole tersedia topikal sbg shampoo utk seborrhoeic dermatitis dan tinea versicolor. Terbinafine dan naftiline: krem topikal utk tinea cruris dan tinea corporis. Lain-lain: haloprogin oxalamine, tolnaftate, asam salisilat (keratolitik)+asam benzoat (fungistatik), undecylinic acid.