Vous êtes sur la page 1sur 21

Abses Otak

DEFINISI
Abses otak adalah suatu infeksi fokal, ditandai dengan adanya
proses supurasi yang terlokalisir pada parekim otak disebabkan
oleh infeksi yang terjadi baik dari sekitar otak maupun yang jauh
dari otak. Dapat terjadi pada semua kelompok umur, bisa soliter
maupun multiple.

Mikroorganisme penyebab abses otak meliputi bakteri, jamur


dan parasit tertentu.
Gejala klinis abses otak berupa tanda-tanda infeksi pada
umumnya yaitu demam, anoreksia, malaise, tanda-tanda
peninggian intrakranial serta gejala neurologik fokal sesuai
lokasi abses.
Diagnosis sering terlambat karena gejala abses otak tidak khas
motalitas tetap tinggi.
Terapi abses otak terdiri dari pemberian antibiotik sesuai kausa
infeksi dan tindakan pembedahan.

Insidens

Epidemiologi

Angka kejadian yang


sebenarnya dari abses otak
tidak diketahui pasti.
Negara yang sedang
berkembang > negara maju

USA 1500-2500 kasus


abses otak tiap tahunnya
dengan insidens 1 : 100.000
orang pertahun dengan tingkat
kematian 10%.
Laki-laki lebih sering dari
pada perempuan dengan
perbandingan 3 : 1.

Berbagai mikroorganisme ditemukan pada


abses otak yaitu bakteri, jamur dan parasit.

Bakteri yang tersering adalah


Staphylococcus, Streptococcus, E.coli
dan Bacteriodes.

Jamur penyebab abses otak antara lain


Nocardia asteroides, Cladosporium
trichoides, spesies candida dan
Aspergillus.

Patofisiologi
Abses otak dapat terjadi melalui :
1. Penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi di sekitar
otak, misalnya Sinusitis paranasal, otitis media, mastoiditis.
2. Penyebaran hematogen dari infeksi yang letaknya jauh dari
otak, misalnya : jantung, paru-paru, saluran pencernaan dan
saluran kemih.
3. Secara langsung misalnya : akibat trauma kapitis dan
tindakan bedah (kraniotomi).

1.
2.
3.
4.

Abses yang terjadi oleh penyebaran hematogen dapat pada


setiap bagian otak; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya
berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus
tertentu.
Terjadinya abses dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu :
Fase serebritis dini (1-3 hari)
Fase serebritis lambat (4-9 hari)
Pembentukan kapsul dini (10-13 hari)
Pembentukan kapsul lambat (> 14 hari)

MANIFESTASI KLINIS

Pada stadium awal gambaran klinik abses


otak tidak khas, terdapat gejala-gejala infeksi
seperti demam, malaise, anoreksia dan
gejala-gejala peninggian tekanan intracranial
berupa muntah, sakit kepala dan kejang
umum atau fokal, penglihatan kabur dan
akhirnya kesadaran menurun.

MANIFESTASI KLINIS
Trias abses otak :
Peningkatan tekanan intrakranial sakit
kepala, muntah, danpapil edema.
Tanda
infeksi

demam,
menggigil,
leukositosis.
Gejala neurologik fokal kejang, gangguan
saraf kranial, afasia, ataksia, paresis.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan

Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis,
gambaran klinik,
pemeriksaan laboratorium
disertai pemeriksaan
penunjang lainnya.

Fisik

untuk evaluasi
neurologis secara
menyeluruh,
mengingat
keterlibatan
infeksinya. Perlu
ditanyakan mengenai
riwayat perjalanan
penyakit, onset, faktor
resiko yang mungkin
ada, riwayat
kelahiran, imunisasi,
penyakit yang pernah
diderita sehingga
dapat dipastikan
diagnosisnya.

Cairan serebrospinal biasanya bersifat jernih dan


steril, kecuali bila abses pecah yang akan
menyebabkan terjadinya meningitis.

Pemeriksaan cairan otak menunjukkan tanda-tanda


radang akut, subakut atau radang kronis, kadar
protein meningkat.
Pada pemeriksaan darah tepi, kadang terdapat
leukositosis. Pada stadium awal, jumlah sel
polimorfonuklear >>, bila sudah terbentuk kapsul
maka jumlah limfosit lebih banyak.

Pemeriksaan
Cairan otak

Laboratorium

Gambaran radiologi
CT Scan terlihat lesi hipodens dan bila sudah
terbentuk kapsul akan dilingkari oleh daerah dengan
densitas yang lebih tinggi (hiperdens).

Scanning otak menggunakan radioisotop technetium


dapat diketahui lokasi abses, darah abses
memperlihatkan bayangan yang hipodens daripada
daerah otak yang normal dan biasanya dikelilingi oleh
lapisan hiperdens.

Diagnosa banding
Tumor Otak dan metastase tumor
CT Scan tampak massa hipodens dengan batas yang iregular dan
berbatas tegas; nekrosis dibagian tengah lesi dengan edema
vasogenik.
2. Pada metastase tumor tampak gambaran hipodens dengan
permukaan yang iregular dan ring enchacement (-).
3. Infark Serebri
CT Scan tampak lesi hipodens tanpa kapsul, dan apabila daerah
infark cukup luas biasanya disertai dengan massa effect.
1.

penatalaksanaan

Dasar pengobatan : mengurangi efek massa dan


menghilangkan kuman penyebabnya.
Penatalaksanaan abses otak : terapi konservatif dan terapi
bedah.
Terapi konservatif : antibiotika, abses dengan diameter 0,8-2,5
cm dilaporkan bisa sembuh dengan pemberian antibiotika.
Terapi bedah : eksisi (aspirasi), drainase dan ekstirpasi.

Tindakan konservatif dilakukan pada penderita : multipel


abses, bila lesinya kecil dan sulit dicapai dengan operasi.
Pada abses multipel namun besar : aspirasi tetap dilakukan
untuk menentukan jenis mikroorganisme dan uji resistensi.
Pemberian antibiotika parenteral, minimal 4-8 minggu.
Pemberian kortikosteroid diindikasikan bila ditemukan edema
periabses, mass effect, dan tanda-tanda peninggian intrakranial.
Pemberian kortikosteroid dapat mengurangi edema dalam
waktu 8 jam, tetapi juga memiliki efek samping berupa
penekanan sistem imun dan menurunkan penetrasi antibiotika.

Prinsip Pemilihan antibiotik pada


abses otak
Etiologi

Antibiotik

Infeksi bakteri gram negative, bakteri Meropenem


anaerob, stafilokokkus dan streptokokkus.
Penyakit jantung sianotik

Penisillin dan metronidazole

Post V P-Shunt

Vancomycin dan ceptazidine

Otitis media, sinusitis, atau mastoiditis

Vancomycin

Infeksi meningitis citrobacter

Sefalosporin generasi ketiga, yang secara


umum
dikombinasi
dengan
terapi
aminoglikosida.

Drug Dose

Frekwensi dan rute

Cefotaxime (Claforan) 50-100


mg/kgBB/hari

2-3 kali per hari


IV

Ceftriaxone (Rocephin) 50-100


mg/kgBB/hari

2-3 kali per hari


IV

Metronidazole (Flagyl) 35-50


mg/kgBB/hari

3 kali per hari


IV

Nafcillin (Unipen, Nafcil) 2 gram

Setiap 4 jam

Vancomycin 15 mg/kgBB/hari

Setiap 12 jam
IV

komplikasi
Abses otak menyebabkan kecacatan bahkan
kematian. Adapun komplikasinya dalah :
1. Robeknya kapsul abses ke dalam ventrikel
atau ruang subarachnoid
2. Penyumbatan cairan serebrospinal yang
menyebabkan hidrosefalus
3. Edema otak
4. Herniasi oleh massa abses otak.

PROGNOSIS
Prognosis dari abses otak ini tergantung dari :
1. Cepatnya diagnosis ditegakkan
2. Derajat perubahan patologis
3. Soliter atau multiple
4. Penanganan yang adekuat
Pada umumnya, abses otak memiliki tingkat mortalitas yang
tinggi yaitu sekitar 15%.

Keadaan umum penderita juga menentukan prognosis.


Penderita dengan gangguan kekebalan mempunyai prognosis
yang buruk.
Sebanyak 8-10% penderita mengalami abses yang berulang,
umumnya dalam 6-24 minggu sejak pertama kali menderita.

Vous aimerez peut-être aussi