Vous êtes sur la page 1sur 11

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA


SPINALIS

Disusun oleh
Berkah Melati Andriani
Dede Imammudin
Deden Wiyoga
Semester 7
Prodi Ilmu Keperawatan
STIKes Mahardika Cirebon
2014

Definisi
Trauma yang terjadi pada jaringan medula
spinalis yang dapat menyebabkan fraktur atau
pergeseran satu atau lebih tulang vertebra
atau kerusakan jaringan medula spinalis
lainnya termasuk akar-akar saraf yang berada
sepanjang medula spinalis sehingga
mengakibatkan defisit neurologi, akibat
trauma seperti jatuh dari ketinggian,
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga,
dan sebagainya. (Arif Muttaqin, 2005)

Etiologi
cedara modulas spinalis dikelompokan akibat trauma dan non trauma
misalnya :
trauma
a.kecelakaan lalu lintas
b.terjatuh
c.kegiatan olahraga
d.luka tusuk atau tembak

Adapun non trauma sebagai berikut:


a.spondilitis serfikal
b. ruang miolopati
c. myelitis
d. osteoporosis
e.tumor.

Pathway

Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala adalah sebagai
berikut;
1.tergantung tingkat dan lokasi kerusakan,
2Perubahan reflex,
3Spasme otot Autonomic dysreflesia,
4Gangguan fungsi seksual

Komplikasi
Neurogenik shock
Hipoksia
Gangguan paru-paru
Instabilitas spinal
Orthostatic hypotensi
Ileus paralitik
Infeksi saluran kemih
Kontraktur
Dekubitus
Inkontinensia bladder
Konstipasi

Pemeriksaan Penunjang
1. Foto rongcen : adanya fraktur vertebrata.
2. CT Scan : adanya edema medula spinalis
3. MRI : kemungkinan adanya kompresi,
edema medula spinalis.
4.Serum kimia : adanya hiperglikemia atau
hipoglikemia ketidak seimbangan elektrolit,
kemungkinan menurunnya Hb dan
hemotoktrit.
5. Urodinamik : proses pengosongan bladder.

Penatalaksanaan Medis
Prinsip penatalaksanaan medik trauma medula spinalis adalah sebagai berikut:
1. Segera dilakukan imobilisasi.
2.Stabilisasi daerah tulang yang mengalami cedera seperti dilakukan pemasangan collar
servical
3.Mencegah progresivitas gangguan medula spinalis misalnya dengan pemberian oksigen,
cairan intravena, pemasangan NGT.
4.Terapi Pengobatan :
-Kortikosteroid seperti dexametason untuk mengontrol edema.
-Antihipertensi seperti diazolxide untuk mengontrol tekanan darah akibat autonomic
hiperrefleksia akut.
-Kolinergik seperti bethanechol chloride untuk menurunkan aktifitas bladder.
-Anti depresan seperti imipramine hyidro chklorida untuk meningkatkan tonus leher bradder.
-Antihistamin untuk menstimulus beta reseptor dari bladder dan uretra.
-Agen antiulcer seperti ranitidine
-Pelunak fases seperti docusate sodium.
5.Tindakan operasi, di lakukan dengan indikasi tertentu seperti adanya fraktur dengan
fragmen yang menekan lengkung saraf.
6.Rehabilisasi di lakukan untuk mencegah komplikasi, mengurangi cacat dan mempersiapkan
pasien untuk hidup di masyarakat.

Pengkajian

Data subyektif
1. Pengetahuan pasien tentang penyakit (cedera dan akibat
dari gangguan neurologis)
2. Inforasi tentang kejadian cidera, bagaimana sampai terjadi
3. Adanya dyspnea
4. Sensasi yang tidak biasannya (parasthesia)
5. Riwayat hilangnya kesadaran
6. Tidak adanya sensasi - gangguan sensorik
Data Obyektif
7. Tingkat Kesadaran (Sadar/tidak sadar), GCS, pupil
8. Status respirasi (Bervariasi)
9. Orientasi tempat, waktu dan orang
10. Sikap tubuh pasien, kekuatan motorik
11. TTV (TD, Temp, Nadi), Integritas kuli
12. Distensi bowel dan bladder

Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d kerusakan tulang

punggung ,disfungsi neurovascular, kerusakan


system muskuloskletal.
Penurunan cardiac output b.d hilangnya tonus
vasomotor
Nyeri b.d agen cedera fisik
Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan
neurovascular.
Defisit perawatan diri (mandi,gigi, berpakaian)
yang berhubungan dengan imobilisasi.

Rencana Asuhan
Keperawatan
Dx: Nyeri berhubungan dengan cedera fisik
Tujuan Setelah dilakukan tindakan 3x24jam dengan tujuan Nyeri hilang/berkurang
(terkontrol) dan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi.pasien tampak rileks.
Intervensi:
a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan kaji skala nyeri (0-10). Catat faktor-faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
b. Berikan posisi yang nyaman, dan diistirahatkan
c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan analgetik.
d. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan rasa nyaman
Rasional
a. Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan
program.
b. Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan di
bagian yang sakit.
c. Untuk mengurangi rasa nyeri.
d. dukungan keluarga merupakan factor pendukung kesembuhan

Vous aimerez peut-être aussi